Arsip Kategori: koperasi dan ukm

PLUT Sulsel, Sumbar dan Subang, Jadi yang Terbaik dalam Kompetisi PLUT KUKM 2022

Jakarta:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyelenggarakan Kompetisi Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM 2022 untuk memotivasi pembina, pengelola, konsultan pendamping, dan UMKM binaan PLUT KUMKM atau PLUTers yang telah berjuang dalam mengimplementasikan New PLUT KUMKM.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, sejak 3 Oktober 2022, Presiden meluncurkan Gerakan Kemitraan Inklusif UMKM Naik Kelas yang dimaksudkan sebagai agregator percepatan pembentukan ekosistem bisnis dengan tumpuan utama adalah para pelaku UMKM.

“Dari sinilah kemudian, peran PLUT KUMKM menjadi sangat vital untuk mengawal perubahan mendasar dan struktural bagi sistem perekonomian nasional dengan re-design PLUT KUMKM sebagai implementasi PP 7/2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan KUMKM. Pembaharuan PLUT KUMKM ini menjadi tindak lanjut dari arahan Presiden untuk mengevaluasi seluruh kebijakan di KemenKopUKM terkait upaya meningkatkan jumlah entrepreneur dan mendorong UMKM naik kelas,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Puncak Kompetisi PLUT KUMKM 2022 di Jakarta, Senin malam (12/12).

New PLUT KUMKM merupakan transformasi pengelolaan PLUT KUMKM ke dalam konsep optimalisasi dan penambahan kebaruan pada layanan PLUT KUMKM yang telah ada sebagai upaya untuk mempercepat UMKM naik kelas.

Bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Telkom Indonesia, Shopee, Tokopedia, Du Anyam, Google, Kompas.com, Gojek, Grab, Shipper, Bhinneka, CrediBook, Najogi Travel, dan Coca Cola Indonesia, Kompetisi PLUT KUMKM 2022 melahirkan 6 PLUT Terhebat dan 6 Konsultan PLUT Terinovatif.

Untuk PLUT Terhebat peringkat pertama ialah Sulawesi Selatan, kedua Sumatera Barat, dan ketiga Subang. Untuk harapan pertama ialah Pacitan, harapan kedua Sukoharjo, dan harapan ketiga Sumatera Utara.

Sementara itu, konsultan PLUT Terinovatif peringkat pertama ialah Bhakti Darmawan dari Jember, kedua Bobby dari Cianjur, dan ketiga Fitria Agustin Sri Arwandi dari Yogyakarta. Selanjutnya, harapan pertama diraih oleh Luh Putu Diah Puspayanthi dari Kabupaten Jembrana, harapan kedua Marlina Ramli dari Kota Batam, dan harapan ketiga Alan Wahyu Hafiludin dari Kota Batu.

Lebih lanjut, New PLUT KUMKM dikatakan menjadi strategi akselerasi dan solusi bagi penyediaan program unggulan bagi pelaku usaha, karena di dalamnya terdapat pendampingan dan konsultasi, inkubasi, bussiness matching, transformasi digital, hingga showcase bagi produk UMKM dan/atau wirausaha baru.

Menurutnya, tanpa peran PLUTers yang berdedikasi tinggi, selalu berinovasi dan meningkatkan keterampilan membangun kemitraan dengan berbagai pihak, progres untuk re-design UMKM dengan peningkatan rasio kewirausahaan, kualitas pelaku usaha sehingga terjadi peningkatan daya saing nasional mustahil terjadi.

“Oleh karena itu, malam ini menjadi momen yang istimewa sebagai wujud apresiasi dan penghargaan kami, KemenKopUKM kepada para garda terdepan pemberdaya, pendamping, pembina, dan mitra UMKM kita hingga ke pelosok negeri,” kata Menteri Teten.

Dia juga mengapresiasi kegiatan untuk meredesign PLUT, Menteri Teten juga berharap ini bukaan sekedar ceremonial namun merupakan salah satu langkah yang kongret.

“Bukan untuk PLUT KUMKM dan Konsultan Pendamping berkompetisi saling menjatuhkan, tetapi menemukan model-model pemberdayaan UMKM yang efektif dengan berbagai karakter dan lanskap sosial masyarakat yang ada di Indonesia. Hal ini sebagai bukti nyata dari inovasi kebijakan tematik, integratik, dan holistik terkait kerja sama urusan konkuren Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang berdampak langsung kepada masyarakat,” tuturnya.

Dia berharap, kegiatan ini tidak sekadar kegiatan selebrasi dan berhenti saat ini saja. Kegiatan semacam ini dikatakan harus dapat menjadi momentum yang tepat untuk pengembangan ekosistem antar PLUT KUMKM di semua wilayah atau 74 PLUT KUMKM di Indonesia.

Kegiatan ini sekaligus dapat menjadi ajang training of trainer untuk para konsultan PLUT KUMKM. Menurutnya, para konsultan-konsultan terbaik dapat saling mengisi sesuai dengan keahlian masing-masing.

Di tempat yang sama, Direktur Pengembangan UMKM dan Koperasi Kementerian PPN/Bappenas Ahmad Dading Gunadi menambahkan dirinya sangat terpukau dengan inovasi yang dilakukan oleh pengelola PLUT KUMKM dari berbagai daerah.

“Saya belum pernah melihat seperti ini. Luar biasa, saya bergembira hari ini bagaimana pengelola atau pendamping menyampaikan inovasi dan pengembangan (PLUT KUMKM). Ini penting agar PLUT KUMKM berjalan. Ini kompetisi sehat karena semua bersaing dengan caranya sendiri dan akan sangat unik inovasinya. Sangat berbeda. Inovasi di daerah sangat hebat tanpa pendanaan dari pusat. Saya ucapkan terima kasih atas acara ini dan saya sangat mengapresiasi,” ucap Dading.

Ke depan, dia menegaskan masih terdapat ratusan PLUT KUMKM yang menanti untuk dibangun. Menurutnya, dukungan dari daerah akan sangat penting bagi Bappenas agar dapat terbangun PLUT KUMKM lebih banyak lagi.

“Bappenas mendukung penguatan prasarana dan kegiatan PLUT KUMKM ini. Kita sudah usulkan dana alokasi khusus untuk PLUT KUMKM, pada 2023 kita akan bangun 13 PLUT KUMKM untuk sektor pariwisata. Dukungan daerah sangat penting agar Bappenas mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) terkait pembangunan PLUT KUMKM ini,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan Kompetisi PLUT KUMKM 2022 telah dimulai sejak 18 Oktober 2022 dengan 2 kategori penilaian yaitu PLUT Terhebat dan Konsultan Terinovatif.

“Selain untuk memotivasi PLUT KUMKM agar lebih mengoptimalkan kinerjanya, kompetisi ini juga bertujuan untuk mengapresiasi para pengelola dan konsultan pendamping yang telah berjuang mengimplementasikan New PLUT KUMKM,” kata Siti Azizah.(Jef)

MenKopUKM Ajak Pelaku Ekonomi Kreatif Ciptakan Future SMEs

Jakarta(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengajak para pelaku UMKM, terutama para pelaku ekonomi kreatif termasuk yang tergabung dalam Indonesia Creative Cities Network (ICCN) untuk bersama-sama melakukan evolusi UMKM dengan menciptakan future SMEs.

“Evolusi UMKM sangat diperlukan mengingat perannya sebagai penopang ekonomi nasional,” kata MenKopUKM Teten Masduki saat menyampaikan keynote speechnya dalam penyelenggaraan Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2022 di Kendari secara daring, Senin (12/12).

Saat ini diakui Menteri Teten, jumlah UMKM sangat besar di Indonesia, namun produktivitasnya masih kurang optimal dan produknya juga masih memiliki daya saing yang relatif rendah.

“Perlu dilakukan evolusi dengan dukungan bersama. Sudah banyak evolusi UMKM dilakukan di berbagai negara lewat peran universitas dan anak-anak muda. Evolusi bukan hanya skala usahanya, tetapi juga evolusi kualitas produknya menjadi produk unggul berbasis teknologi dan inovasi,” ucap MenKopUKM.

Menteri Teten mengapresiasi semangat para anggota ICCN dan menyambut baik ajang ICCF 2022 sekaligus berharap, akan lahir beragam kolaborasi yang turut berdampak baik bagi tumbuhnya UMKM kreatif unggul Indonesia.

Dirinya juga mengapresiasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya Dinas Pariwisata Sultra yang telah mendukung penuh kegiatan ICCF 2022. Di mana tahun 2021, Menteri Teten telah menekankan perihal krusialnya mempersiapkan UMKM masa depan, future SME yang berbasis kreativitas dan teknologi.

Seperti saat ini Korea Selatan (Korsel) yang ditopang oleh ekonomi kreatif (ekraf), meyakini bahwa ekraf turut menjadi fondasi perekonomian di masa yang akan datang. Korsel hadir dengan K-Pop dan K-Drama yang kini tampil justru hampir melampaui negara tetangganya yaitu Jepang.

“Korsel dari nation brandingnya Dynamic Korea menjadi Creative Korea, terbukti berbagai merek dan produk mereka masuk pasar global dan menjadi kekuatan ekonomi Asia,” ujarnya.

Hari ini, di penghujung pandemi, narasi tersebut semakin menguat, tidak lepas dari potensi ekonomi digital Indonesia yang disebut-sebut mencapai nilai Rp5.600 triliun di tahun 2030, atau tumbuh setidaknya 5 kali lipat dari 2021 yang senilai Rp1.042 triliun.

“Saya percaya, melalui kreativitas, khususnya oleh rekan-rekan ICCN ini, potensi ekonomi digital Indonesia harus dapat dioptimalkan sepenuhnya oleh masyarakat khususnya UMKM Indonesia,” ucap Teten.

MenKopUKM saat mengunjungi Buton Tengah, telah memetakan potensi Sultra yang sangat menjanjikan. Salah satunya potensi laut baik dari sisi komoditas, hingga potensi pariwisata dan pengembangan produk kreatif.

Daya tarik wisata alam perlu dikonservasi untuk memastikan keberlanjutannya, sehingga sinergi lintas stakeholder sangat penting untuk dilakukan dalam hal pemanfaatan wisata bahari. “Banyak gua-gua di bawah laut yang belum tergarap dengan baik oleh Sultra, sehingga potensi wisata alamnya perlu dikonservasi, dengan melakukan kerja sama tingkat stakeholder,” katanya.

Ia juga telah mendapatkan laporan terkait inisiatif bersama Pemerintah Daerah Sultra dengan Smesco di tahun 2023. Di mana Smesco saat ini menjadi sayap dagang dari KemenKopUKM, selaras dengan semangat mendorong produk unggul UMKM Indonesia Timur mendapat pembiayaan dan tampil mendunia.

MenKopUKM juga menyambut gelaran ICCF yang juga diwarnai dengan selebrasi kolosal Molulo Nusantara, menyertakan partisipasi 50.000 masyarakat Kendari. Kegiatan ini jadi contoh nyata, bagaimana komunitas kreatif dapat memicu civil society movement, menghadirkan solusi atas permasalahan urban, dan berdampak positif secara ekonomi ke masyarakat luas.

“Saya berharap inisiatif Molulo Nusantara menjadi inspirasi dan lalu menjadi oleh-oleh paling berharga untuk jejaring kreatif yang telah hadir dari seluruh belahan Indonesia. Saya percaya, cuma soal waktu Kendari bisa menjadi salah satu kiblat kreativitas di wilayah Indonesia Timur,” ucapnya.

Ia berharap pula, agar ICCN senantiasa mencetak figur-figur kreatif level nasional yang selalu haus dalam menciptakan perubahan positif bagi Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum ICCN Fiki Satari mengatakan, ICCN hadir sebagai organisasi yang menjaring berbagai komunitas untuk mengembangkan ekonomi kreatif, serta diskusi pengembangan daerah. Untuk itu, pihaknya tetap optimistis, ICCN kan terus bertumbuh dan bermanfaat bagi pengembangan UMKM kreatif di daerah-daerah.

“Kita sudah berada di jalur yang tepat. Kalau banyak yang menilai kurang merangkul mereka tidak tahu bagaimana proses yang dijalani menggandeng beragam lintas industri kretaif yang di kota-kota di Indonesia,” ujarnya.

Hal yang dipikirkan ke depan kata Fiki, ICCN fokus menghadirkan jejaring kuat untuk saling mendukung, menjaga, dan mengakuisisi berbagai lokomotif kepentingan. Mulai dari tokoh, komunitas, dan Pemerintah agar mampu mewujudkan ekonomi kreatif yang mapan dan mandiri secara ekonomi.

“Kami juga sudah membangun governance yang baik, serta memiliki pengelolaan data jejaring atau dashboard yang mumpuni. Terutama dalam mengawal regulasi ekraf, kami juga ditunjuk menjadi leading project terkait IP Financing atau pembiayaan berbasis hak kekayaan intelektual oleh Kemenparekraf,” ucap Fiki.(Jef)

INDONESIA CREATIVE CITIES FESTIVAL (ICCF) 2022 MENANDAI TUTUP TAHUN SERTA MASA KEPEMIMPINAN PENGURUS PUSAT INDONESIA CREATIVE CITIES NETWORK (ICCN) DENGAN SINERGI DAN KOLABORASI DI KENDARI, SULAWESI TENGGARA

Jakarta:(Globalnews.id)-Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2022 yang dihadiri ratusan delegasi jejaring Indonesia Creative Cities Network (ICCN) diselenggarakan pada penghujung tahun ini di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Sulawesi Tenggara Creative Forum (SCF) dipercaya sebagai tuan rumah dan panitia lokal dari acara ICCF 2022 tersebut. Bertepatan pula dengan berakhirnya masa jabatan Ketua Umum ICCN periode 2019-2022, akan digelar Kongres ICCN untuk pemilihan Ketua Umum periode berikutnya.

“Molulo Nusantara” atau “Nusantara Bersatu” sebagai tema ICCF 2022 di Kendari ini diharapkan dapat merepresentasikan ekspresi kreativitas dan kolaborasi dalam keragaman, yang jelas menjadi modal utama kita bersama sebagai satu bangsa Indonesia, dalam menghadapi berbagai tantangan masa kini dan yang akan datang. “ICCF tidak hanya merayakan kreativitas dan pencapaian para pelaku Ekonomi Kreatif suatu kota/kabupaten, tetapi juga sesungguhnya menghimpun potensi kekuatan dari seluruh elemen masyarakat untuk ditampilkan kepada khalayak luas. Terlebih untuk membuktikan kekuatan dan dampak sektor Ekonomi Kreatif yang meningkatkan nilai industri berbasis budaya dan kreativitas melalui langkah-langkah connect, collaborate, commerce/celebrate yang dimulai dari skala lokal,” jelas Ketua Sulawesi Tenggara Creative Forum, Muhammad Isra.

Rangkaian kegiatan ICCF 2022 di Kendari pada tanggal 11-13 Desember 2022 ini terdiri dari Indonesia Creative Tour ke beberapa sentra Ekonomi Kreatif dan Pariwisata, Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) dengan keynote speakers representasi elemen Hexa Helix, sampai Kongres ICCN sebagai kegiatan internal jejaring yang akan menentukan masa depan simpul jejaring organisasi kreatif se-Indonesia yang telah terhimpun sejak tahun 2015, hingga kini ICCN telah berhasil menjaring lebih dari 250 anggota forum lintas komunitas yang menyebar di seluruh penjuru negeri.

Indonesia Creative Tour yang mengawali rangkaian kegiatan ICCF 2022 pada hari pertama membawa para delegasi ICCN yang berkumpul di Kendari ke Desa Wisata Sumber Sari, Air Terjun Moramo dengan pertunjukan tarian daerah khas Konawe Selatan, Kota Tua Kendari, Kebun Raya Kendari, dan Masjid Al-Alam. Kegiatan Indonesia Creative Tour ini diakhiri dengan berkumpul di Kendari Water Sport, sekaligus untuk menghadiri pembukaan Festival Teluk Kendari 2022.

Hari kedua dalam rangkaian ICCF 2022 akan diisi dengan Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) di Hotel Claro Kendari, dengan beragam sesi panel, yang terdiri dari; Creative Leaders Forum, Creative Cities Champions, UNESCO Creative Cities Network (UCCN) Focal Point, Dialog Hexa Helix, dan Keynote Speakers dari para tokoh pemimpin nasional dan bisnis hingga level internasional; antara lain Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Abdullah Azwar Anas; Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki; CEO GDP Venture, Martin Hartono; Ketua Dewan Pengarah ICCN & Komisaris Utama Telkomsel, Wishnutama Kusubandio; Direktur Utama SMESCO Indonesia, Leonard Theosabrata; Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Dr. Itje Chodidjah; serta para focal points kota-kota kreatif UNESCO dari Mannheim Kota Musik, Bangkok Kota Desain, Pekalongan Kota Kriya dan Seni Rakyat, Bandung Kota Desain, Ambon Kota Musik dan Jakarta Kota Literatur.

Kongres ICCN sebagai penutup rangkaian ICCF 2022 mengangkat agenda kepemimpinan Pengurus Pusat ICCN periode 2022-2025, dan memastikan masa depan jejaring ICCN yang dipersatukan kekompakan untuk memajukan talenta dan Ekonomi Kreatif lokal. “Saya beserta jajaran Pengurus Pusat ICCN sampai akhir masa kepengurusan ini terus berusaha membuka pintu dan akses, membentangkan kesempatan, membangun jembatan koneksi, serta jabat tangan kolaborasi, agar seluruh jejaring ICCN dapat mengoptimalkan jejaring ICCN untuk pemajuan pengembangan ekonomi kreatif di daerahnya yang berkelanjutan,” tegas Ketua Umum ICCN Fiki Satari.(Jef)

SesKemenKopUKM Ajak UMKM Manfaatkan Factory Sharing Untuk Meningkatkan Nilai Tambah

Kutai Kartanegara:(Globalnews.id)- Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim menekankan bahwa bila pembangunan sebuah Factory Sharing bisa diselesaikan dan dioperasikan, maka masyarakat UMKM bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkannya.

“Bahkan, selain produksi, keberadaan Factory Sharing juga bisa dimanfaatkan sebagai rumah kemasan,” ucap SesKemenKopUKM, saat meninjau pembangunan Factory Sharing di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (10/12).

Arif mengaku mendapat kepastian langsung dari pihak kontraktor bahwa pembangunan akan selesai pada akhir tahun ini dan segera beroperasi pada 2023 mendatang. “Saya sudah mengecek langsung dan mendapat kepastian itu,” kata SesKemenKopUKM.

Arif berharap dengan adanya Factory Sharing tersebut, warga dan para pelaku UMKM di Kaltim tidak lagi menjual produk bahan mentahan, atau bahan baku.

“Misalnya, jahe. Di Factory Sharing bisa diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai tambah. Sehingga, ketika dipasarkan, hasilnya bisa lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucap SesKemenKopUKM.

Selain meninjau pembangunan Factory Sharing, SesKemenkopUKM melakukan kegiatan evaluasi dan monitoring PK2UMK DAK Nonfisik di Kota Samarinda, Kaltim.

“Tujuannya adalah untuk memastikan kegiatan-kegiatan prioritas UMKM bisa terjabar dari atas sampai ke bawah dan bersinergi bersama,” ucap Arif.

Dalam kesempatan itu, SesKemenKopUKM memaparkan evaluasi kegiatan UMKM, agar bisa satu arah dari pusat ke daerah untuk mencapai target dan diwujudkan bersama.

“Misalnya, terkait koperasi moderen, kami memiliki target secara nasional, juga diharapkan bisa diwujudkan bersama. Harapannya, itu bisa meningkatkan pendapatan APBD,” ucap SesKemenKopUKM.

Sementara itu, Plt Kepala DKUMKMP Kota Balikpapan Rosdiana berharap adanya peningkatan UMKM di Kota Balikpapan. “”Meningkat dari segi hasil produksi dan yang utama bisa mensejahterakan pelaku usaha mikro yang ada di daerah dan Kota Balikpapan khususnya,” kata Rosdiana. (Jef)

Seleksi Lembaga Inkubator 2023, LPDB-KUMKM Fokus Inkubasi Koperasi

Jakarta:(Globalnews.id)-Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus memperkuat Program Inkubator Wirausaha dengan melakukan seleksi lembaga inkubator untuk tahun 2023 mendatang.

Seleksi ini dilakukan dengan pemaparan profil dan juga program kerja oleh para calon lembaga inkubator yang mendaftar untuk menjalankan Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM Tahun 2023.

Seleksi ini diikuti oleh 12 calon lembaga inkubator, dan akan dipilih sebanyak 10 lembaga inkubator yang akan menjalankan Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM tahun 2023.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengungkapkan hingga tahun 2022 Program Inkubator Wirausaha Kementerian Koperasi dan UKM bersama LPDB-KUMKM telah menghasilkan bisnis deals sebesar Rp37 miliar, dan sampai dengan 2025 ditargetkan mencapai Rp100 miliar.

“Ini merupakan tantangan bagi teman-teman inkubator wirausaha, karena dari sisi target meningkat, dan inkubasi kepada koperasi juga perlu ditingkatkan agar bisa mendapatkan penyaluran dana bergulir dari LPDB-KUMKM,” ujar Supomo di Jakarta, Kamis (8/12/2022).

Supomo optimis, target dalam dua tahun mendatang untuk mencapai bisnis deals sebesar Rp100 miliar bisa dicapai oleh Program Inkubator Wirausaha.

“Harus tetap semangat, agar target ini bukan sekedar target saja tetapi harus kita kawal, kita harus direncanakan dengan baik, sampai dengan 2023 ini dari LPDB-KUMKM menghasilkan bisnis deals Rp23 miliar, dan dari Kementerian Koperasi dan UKM Rp14 miliar, dan total harus achive Rp100 miliar di tahun 2025,” kata Supomo.

Inkubasi Koperasi

Sementara itu, Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM Oetje Koesoema Prasetia mengharapkan, peserta inkubasi program inkubator pada tahun 2023 mendatang bisa lebih banyak mengakses dana bergulir dari LPDB-KUMKM, dan lembaga inkubator yang terpilih pun yang terbaik dan memiliki jaringan komunitas inkubasi yang baik.

“Saya harap agar inkubasi ke depan prioritas untuk dapat mengakses dana bergulir, seperti ada yang sudah berhasil Inkubator Sigerhub Lampung yang salah satu mitranya yakni Koperasi Sarana Bangun Lampung (Sabalam) sudah mendapatkan pinjaman dana bergulir, sehingga tidak bias, apa yang kamu support bisa memberikan kontribusi kepada LPDB-KUMKM,” ujar Oetje.

Tim Seleksi dan Supervisi Lembaga Inkubator LPDB-KUMKM Tahun 2023 Indera Marwan Bayu Wicaksono memaparkan, tahapan seleksi lembaga inkubator telah dilaksanakan mulai dari seleksi administrasi, hingga hari ini proses wawancara dan pemaparan.

“Pada hari ini diundang 12 lembaga inkubator, dan yang menjadi konsentrasi kami adalah yang bisa menginkubasi koperasi, kalau sebelumnya dominan UMKM, dan tahun 2023 fokus tenant-nya kepada koperasi, supaya ke depan koperasi bisa sejajar dengan startup jadi transisi koperasi lama menjadi koperasi modern,” ungkap Bayu.

Bayu menjelaskan, dalam tahapan seleksi ada tiga tujuan utama dari LPDB-KUMKM, yakni pembiayaan, investasi, dan kerja sama, dan seluruh inkubator harus memiliki kriteria tersebut. “Jadi mereka punya jaringan investor, punya jaringan lembaga pembiayaan, dan jaringan offtaker untuk menyalurkan produk-produk koperasi dan UMKM yang diikubasi,” pungkas Bayu.(Jef)

KemenKopUKM Terus Dorong K/L, Pemda, Pengelola Infrastruktur Publik Sediakan Tempat Promosi bagi UMKM

Surabaya:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mendorong seluruh Kementerian/Lembaga (K/L), Pemda, dan pengelola infrastuktur publik untuk menyediakan tempat promosi dan pendampingan Usaha Mikro dan Kecil minimal 30 persen, guna memperluas pemasaran produk UKM dan meningkatkan ekonomi lokal.

Hal tersebut berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021, di mana dalam Pasal 60 ditegaskan bahwa K/L dan Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD dan/atau Badan Usaha Swasta wajib menyediakan tempat promosi dan pengembangan Usaha Mikro dan Usaha Kecil paling sedikit 30 persen total luas lahan area komersial, luas tempat perbelanjaan, dan/atau tempat promosi yang strategis pada infrastruktur publik meliputi terminal, bandar udara, pelabuhan, stasiun kereta api, tempat istirahat, dan pelayanan jalan tol.

“Program ini mendukung percepatan pemulihan dan penguatan UMKM dan pemerintah juga terus memperkuat ekosistem bisnis UMKM dan koperasi yang kondusif, agar lebih berdaya saing,” kata Deputi Bidang Usaha Kecil Dan Menengah KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman dalam acara Evaluasi Kebijakan Penyediaan Tempat Promosi dan Pengembangan Usaha Bagi UMKM pada Infrastruktur Publik, di Surabaya, Jumat (9/12).

Ia menyebut, penyediaan tempat promosi dan pengembangan Usaha Mikro dan Usaha Kecil pada infrastuktur publik telah memberikan kontribusi sebesar 41,6 persen atau 263.459 m2 lahan komersial infrastruktur publik, yang dialokasikan untuk UMKM serta terdapat 2.500 UMKM pada 117 Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) sepanjang tol Trans Jawa.

“Ke depan para pengelola perlu mengaktivasi lahan area infrastruktur publik sebagai tempat promosi untuk UMKM. Seperti menyediakan tempat untuk aktvitas fashion show, komunitas seni, atau media expose,” kata Hanung.

Hanung menjelaskan beberapa tantangan UMKM dalam infrastruktur publik antara lain, kurangnya sinergi antara Pemda dan pengelola infrastruktur, tarif sewa belum memenuhi ketentuan, produk UMKM yang dijual cenderung sejenis, dan perlu pelibatan Pemda dalam kurasi produk UMKM.

Tahun 2022 ini, kata Hanung, KemenKopUKM bersama Sekretariat Kabinet telah melakukan pemantauan langsung pada beberapa area infrastruktur publik.

Adapun hasil pemantauan antara lain, alokasi 30 persen pemanfaatan infrastruktur publik bagi UMKM telah terpenuhi. Kemudian ketentuan tarif sewa belum memenuhi ketentuan PP 7 tahun 2021. Serta pelaku UMKM belum membentuk koperasi pada berbagai infrastruktur publik.

Ia berharap, melalui kegiatan ini berkembang diskusi terbuka untuk optimalisasi pemanfaatan ruang promosi pada infrastruktur publik, dan dapat menghasilkan solusi atas tantangan yang masih dihadapi ke depan.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan kementerian terkait, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten/Kota terpilih di Provinsi Jawa Timur, dan pengelola infrastruktur publik terpilih (stasiun, bandara, pelabuhan, terminal, dan rest area) serta perwakilan pejabat Kementerian Koperasi dan UKM.

“Pada kesempatan ini, juga dilakukan pemantauan langsung oleh Tim Sekretariat Kabinet pada beberapa area infrastruktur publik di sekitar wilayah Jawa Timur,” ucap Hanung.(Jef)

SesKemenKopUKM: Wirausaha Produktif Harus Dicetak Sejak Dini

Yogyakarta:(Globalnews id)- Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mengungkapkan bahwa untuk menjadi wirausaha produktif harus dibentuk, dicetak, dan dipupuk sejak dini karena keberhasilan menciptakan wirausaha bukan hanya karena faktor keturunan.

“Dan ini menjadi tanggung jawab kami sebagai pemerintah untuk menciptakan program-program yang bisa membantu generasi muda menjadi wirausaha,” ucap SesKemenKopUKM Arif Rahman saat dialog interaktif di sela-sela acara Young Entrepreneur Wanted di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta, Kamis (8/12).

Tujuan kegiatan ini, kata Arif, tidak lain untuk menjaring dan mengubah pola pikir para mahasiswa agar setelah lulus nanti tergerak dan berminat menjadi wirausaha. “Terlebih lagi, KemenKopUKM memang diberikan mandat untuk bisa menumbuhkan 1 juta wirausaha produkif di Indonesia,” kata SesKemenKopUKM.

SesKemenKopUKM berharap para mahasiswa yang dulu trennya selalu ingin menjadi pegawai sekarang sudah banyak yang mengubah cita-cita ingin menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan menjadi wirausaha.

Arif pun menggambarkan kondisi terkini dimana lulusan SLTA setiap tahun itu ada lebih dari 1,9 juta yang tidak tertampung ke perguruan tinggi. Kemudian, lulusan perguruan tinggi tiap tahunnya ada 1,2 juta yang juga akan masuk ke dunia kerja.

“Tentunya, ini membutuhkan lapangan pekerjaan. Kalau kita semua orientasinya mencari pekerjaan, lantas siapa yang menciptakan pekerjaan,” ujar Arif.

Oleh karena itu, KemenKopUKM membuat struktur organisasi yang baru, yang salah satunya ada Deputi Bidang Kewirausahaan bertugas khusus membangun dan menumbuhkan kewirausahaan. “Sehingga, kita gulirkan kebijakan-kebijakan untuk bisa menumbuhkan wirausaha baru yang targetnya 1 juta,” kata SesKemenKopUKM.

Arif meyakini para mahasiswa ISI Yogyakarta bisa membantu meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia hingga bisa menembus level 5 persen. “Saya yakin karena wajah-wajah pengusaha tampak pada mahasiswa di sini yang terlihat kreatif dan inovatif. Jadi, sudah bisa kelihatan yang bisa menciptakan produk-produk,” kata SesKemenKopUKM.

Setelah Young Entrepreneur Wanted ini, Arif mendorong ISI Yogyakarta memiliki inkubator, sebagai tempat yang diandalkan untuk para mahasiswa menjadi wirausaha.

“Saya mendapat informasi dari Rektor ISI, inkubator bisnis sudah mulai berproses. Jadi, ISI berkomitmen untuk menelurkan untuk menghasilkan calon-calon entrepreneur lebih banyak lagi,” kata Arif.

Nantinya, melalui inkubator ini ke depan ISI mulai menata program untuk mewujudkan mahasiswa menjadi wirausaha. Bahkan, SesKemenkopUKM menyarankan dari awal harus diketahui, mana yang mau menjadi dosen dan mana yang mau menjadi pengusaha.

“Yang mau jadi pengusaha juga sudah dipersiapkan sejak awal. Tinggal mencari dan dipersiapkan skema pemodalnya,” ucap Arif.

*Memperbanyak Portofolio*

Dalam kesempatan yang sama, Program Director Djarum Foundation Primadi Serad sepakat bahwa Indonesia memang membutuhkan lebih banyak wirausaha baru. “Kami mencoba memberi sedikit bekal ilmu ketika nanti para mahasiswa lulus,” kata Primadi.

Yang terpenting, bagi Primadi, adalah portofolio. “Jadi, selama kuliah jangan sia-siakan waktu, jangan buang-buang waktu, perbanyak portofolio sedini mungkin, kalau nanti mau jadi entrepreneur,” ucap Primadi.

Narasumber lainnya, CEO Mil&Bay Rico Rindoko menjelaskan bahwa jika ingin menjadi pengusaha, harus menyiapkan diri dari sejak di bangku kuliah.

“Di dunia pekerjaan, skill apa yang harus digali lagi. Mahasiswa harus menyiapkan personal brandingnya. Branding dari awal, kalau kita sedang menyiapkan usaha. Mulai melakukan market research, dan sebagainya,” ucap Rico.(Jef)

KemenkopUKM Terima Pengunjuk Rasa yang Menolak Koperasi diawasi OJK

Jakarta:(Globalnews.id)- Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesmenkopUKM) Arif Rahman Hakim menegaskan KemenKopUKM membuka dan siap menyerap aspirasi publik seluas-luasnya dari seluruh elemen masyarakat dan gerakan koperasi demi terwujudnya regulasi atau produk perundang-undangan koperasi yang ideal dan semakin baik termasuk model bisnis dan sistem pengawasan agar koperasi semakin maju dan dipercaya masyarakat.

Hal itu disampaikan SesmenkopUKM Arif Rahman Hakim saat menerima aspirasi sejumlah pengunjuk rasa yang menuntut adanya pengaturan koperasi pada Rancangan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU PPSK) di Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) beberapa waktu yang lalu.

Arif menjelaskan, Kementerian Koperasi dan UKM menampung dan menyetujui kelima tuntutan yang disampaikan oleh pengunjuk rasa.

Adapun tuntutan tersebut yakni pertama, terkait pengaturan perihal tata kelola usaha sektor keuangan koperasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagaimana diatur di dalam RUU PPSK agar dicabut dan ditiadakan.

“Terkait dengan tuntutan pertama, hal tersebut sudah sejalan dengan hasil pembahasan bersama Komisi XI agar pengaturan terkait Koperasi Simpan Pinjam (KSP) akan diarahkan ke RUU Perkoperasian,” ujar Arif.

Tuntutan selanjutnya terkait pengaturan tata kelola usaha sektor keuangan yang dilakukan oleh koperasi dikembalikan kepada Undang-Undang Perkoperasian, kemudian terkait pengaturan semua lembaga jasa keuangan termasuk lembaga keuangan mikro yang dapat berbadan hukum koperasi atau boleh dimiliki badan hukum koperasi pada RUU PPSK juga dimintakan untuk dicabut dan ditiadakan.

“Tuntutan kedua dan ketiga tersebut juga telah diakomodir, khususnya pada tuntutan ketiga yang akan membutuhkan waktu karena substansinya akan diatur dalam RUU Perkoperasian yang saat ini masih dalam proses,” kata Arif.

Tuntutan berikutnya, adalah pengaturan usaha sektor keuangan yang saat ini sudah dilakukan oleh koperasi untuk melayani masyarakat bukan anggota diberikan kesempatan untuk tetap menjadi badan hukum koperasi.

Menanggapi tuntutan tersebut, Arif menyebutkan pihaknya membutuhkan partisipasi dari gerakan koperasi dan masyarakat agar melaporkan mana saja lembaga keuangan yang mengatasnamakan diri sebagai koperasi.

“Kami berharap dapat diberikan masukan mana saja yang bukan koperasi tapi lembaga keuangan, kemudian sesuai kesepakatan mereka akan diberikan kesempatan selama satu tahun untuk berbenah, hal ini nantinya juga akan diatur dalam RUU Perkoperasian,” kata Arif.

Sedangkan tuntutan terakhir adalah pembuatan dan penyusunan RUU Perkoperasian untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian yang saat ini sedang diproses di DPR agar melibatkan gerakan koperasi yang sehari-hari bersinggungan dengan pelaku koperasi.

“Terkait dengan tuntutan tersebut, kami sangat terbuka kepada teman-teman gerakan koperasi, bahkan sangat berterima kasih kalau teman-teman bersedia meluangkan energi dan waktu untuk turut serta membahas RUU Perkoperasian bersama-sama,” kata Arif.

Arif menegaskan, antara KemenKopUKM dan gerakan koperasi sejatinya memiliki orientasi yang sama untuk mewujudkan kemajuan koperasi di Indonesia, hanya saja kerap kali memiliki jalan masing-masing untuk mencapainya.(Jef)

KemenKopUKM: Melalui Kemitraan dengan Aggregator dan Usaha Besar Pemerintah Dorong Ekspor UKM

Yogyakarta:(Globalnews.id)- Deputi Bidang UKM, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Hanung Harimba Rachman mengatakan saat ini pemerintah mengajak industri yang berbasis nilai tambah untuk digerakkan menjadi pendorong kinerja ekspor melalui sejumlah insentif.

“Seperti, industri kreatif yang di dalamnya termasuk furniture, homedecor, dan homeware yang memiliki keunggulan kompetitif dibanding negara lain, karena di dunia tidak ada negara yang memiliki limpahan bahan baku sebagaimana di Indonesia,” ucap Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Hanung Harimba Rachman saat membuka acara SME-X 2022 : The Excellence Craftmanship Of Indonesia, di Yogyakarta, Kamis (8/12).

Lebih lanjut, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor furnitur dari kayu nasional pada September 2022 mencapai 395,5 juta dolar AS atau sekitar Rp5,62 triliun.

Guna meningkatkan capaian ekspor dari sektor furnitur ini, Hanung menegaskan, diperlukan juga kemitraan antara usaha besar dan pelaku UMKM.

“Sesuai arahan Presiden untuk membentuk kemitraan UMKM dengan usaha besar dalam rantai produksi global meningkatkan peluang UMKM naik kelas. Saya mengharapkan kemitraan ini tercipta pada level yang sama dan diharapkan agar menguntungkan kedua belah pihak, memberikan peluang bagi UKM untuk masuk pada rantai pasok utama, tidak terbatas pada supply bahan pendukung, dan memberikan transfer teknologi dan pendampingan kualitas produk UKM,” ucap Hanung.

Hanung menekankan pelaku UMKM perlu diberi kesempatan untuk membuat produk baru yang sesuai dengan spesifikasi produk pasar Internasional dan Usaha Besar.

Maka dari itu, perlu juga dilakukan pembinaan UMKM dan bantuan uji coba membuat prototype oleh K/L teknis dan perguruan tinggi serta pendampingan sertifikasi, pembiayaan, dan desain produk.

“Hubungan kemitraan ke depan dapat membentuk dan memperkuat ekosistem hexahelix rantai pasok yaitu pemerintah, perguruan tinggi, pengusaha, komunitas, media, dan perbankan,” tuturnya.

Dia berharap, rangkaian kegiatan ini dapat mendorong sinergi dan kolaborasi antar pelaku UKM dan antara UKM dengan aggregator agar pelaku UKM mampu menciptakan produk–produk yang dapat bersaing dan diterima pasar global.

Di kesempatan yang sama Kepala Dinas Koperasi dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Srie Nurkyatsiwi mewakili Gubernur DIY mengatakan: “Upgrading UKM dapat ditempuh melalui peningkatan kemitraan usaha antar usaha mikro kecil dan usaha menengah besar; peningkatan kapasitas usaha dan akses pembiayaan bagi wirausaha; peningkatan penciptaan peluang usaha dan start up; serta optimalisasi pemanfaatan teknologi digital dan industri 4.0”.

“Saya mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan SME-X 2022: The Excellence Craftmanship of Indonesia, yang dilaksanakan di Jogjakarta. Semoga kegiatan ini dapat menjadi momentum perluasan pasar ekspor produk UKM, melalui keterlibatan perusahaan besar, aggregator, eksportir, distributor, agen, maupun melalui fasilitasi pameran dalam dan luar negeri,” ucap Siwi.(Jef)

MenKopUKM: Sudah Waktunya Kampus Ciptakan Enterpreneur Unggul dan Kreatif

Yogyakarta:(Globalnews id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengimbau kepada universitas di Tanah Air untuk mengubah pola pikir melalui kurikulumnya, menghadirkan kampus untuk bisa berperan sebagai laboratorium wirausaha, menciptakan enterpreneur unggul berbasis kreativitas dan inovasi teknologi.

“Tak hanya menjadi laboratorium wirausaha, kita harapkan juga universitas termasuk Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta memiliki inkubator bisnisnya serta pusat riset,” ucap MenKopUKM Teten Masduki saat memberikan kuliah umum secara daring dalam acara Young Entrepreneur Wanted yang diselenggarakan di Kampus ISI Yogyakarta, Kamis (8/12).

Apalagi di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sebut MenKopUKM, terdapat matching fund yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa. Sehingga pengembangan kewirausahaan mahasiswa bisa dikoneksikan dengan riset di universitas. Nantinya hasil riset bisa dihilirisasi dan komersialisasi menjadi sebuah produk unggulan para enterpreneur muda yang lahir dari universitas.

“Karena kalau kita lihat sekarang ini, anak muda sangat berminat untuk menjadi enterprenuer. Melihat data dari Asia Pasifik Young Enterpreneur Survei tahun 2021, menunjukkan 72 persen generasi Z dan milenial berkeinginan menjadi wirausaha. Nah berbeda dengan generasi saya dan Pak Rektor dulu. Banyak anak mudanya justru ingin jadi pegawai, baik pegawai Pemerintah maupun pegawai swasta,” ucap MenKopUKM.

Seperti ISI Yogyakarta ini kata Menteri Teten, di mana para mahasiswa yang masuk, adalah mereka yang ingin terjun di sektor ekonomi kreatif. Berdasarkan riset Deloitte UK menyebutkan, industri kreatif adalah faktor kunci bagi pertumbuhan ekonomi dari sebuah bangsa dalam jangka panjang.

Jika melihat dari negara tetangga seperti Korea Selatan (Korsel) sebut Teten, sukses dengan nation branding mereka di industri kreatif. Korea Selatan sukses melalui budaya K-Pop-nya, yang kemudian mendorong Korsel masuk dalam ekonomi dunia.

“Kita sebenarnya punya potensi ekonomi kreatif yang juga luar biasa. Boleh dikatakan dan banyak juga orang yang mengatakan bahwa, DNA seni budaya kita jauh lebih tinggi dibandingkan bangsa lain. Tinggal saya kira bagaimana ini menjadi kekuatan yang nyata,” ucapnya.

MenKopUKM mengutip data dari Focus Economy Outlook 2021 dan Kemenparekraf bahwa, potensi ekonomi industri kreatif di Tanah Air menyumbang sekitar Rp1,91 triliun terhadap PDB Indonesia tahun lalu. Bahkan di tengah ekonomi Indonesia yang sedang mengalami pandemi, kenaikan rata-rata pertumbuhannya itu mencapai 5,76 persen.

Hal ini menurut Teten, menunjukkan ekonomi kreatif merupakan suatu opportunity ekonomi yang sangat baik. Karena itu penting universitas saat ini bagaimana mengubah mindset melalui kurikulumnya dan bagaimana kampus, bisa berperan sebagai laboratorium wirausaha menciptakan entrepreneur unggul berbasis kreativitas dan inovasi teknologi.

“Saya sudah berbicara dengan beberapa rektor. Mestinya kita sudah selesai, tidak harus lagi memperdebatkan gagasan tersebut. Seperti ISI memang harus melahirkan para seniman, tapi bagaimana juga bisa melahirkan seniman enterpreneur,” ucapnya.

Tak hanya itu, dikatakan MenKopUKM, hal ini juga terkait dengan kemampuan ekonomi Indonesia dalam menyerap lapangan kerja. Setiap tahun, ada 3,5 juta lulusan sekolah baru yang akan masuk ke dunia kerja dan 1,7 juta di antaranya adalah sarjana.

Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata normalnya di kisaran 5 persen, yang hanya terserap lapangan kerja hanya sebanyak 2 juta orang. Untuk itu katanya, penting menyiapkan lulusan kampus melahirkan sarjana bukan lagi sebagai pencari kerja, justru menjadi pencipta lapangan kerja atau job creation, sehingga tak banyak pengangguran di Indonesia.

Pasalnya pada 2045, Indonesia diprediksi menjadi empat kekuatan ekonomi dunia setelah Amerika Serikat (AS), China, dan India. Salah satunya untuk menjadi negara maju adalah dengan meningkatkan jumlah wirausaha, di mana saat ini Indonesia baru sekitar 3,47 persen, dari target minimum adalah 4 persen.

“Target kita seusai arahan Presiden Jokowi, mencetak 1 juta wirausaha baru dari kalangan anak muda terdidik, sehingga bisa tumbuh berkembang model bisnisnya yang inovatif dan produknya bisa berdaya saing. Itu kenapa, kami menyasar mahasiswa di kampus berkerja sama menghadirkan inkubator bisnis,” kata Menteri Teten.

Di banyak negara kata Teten, evolusi UMKM terjadi dari awalnya produk berteknologi rendah, model bisnisnya sederhana bahkan bisa dibilang kurang inovatif. Yang kemudian bertransformasi dari universitas di luar negeri seperti Australia dan AS, hadir berperan menciptakan evolusi kewirausahaan menjadi bisnis model yang inovatif dan unggul.

“Dalam inovasi di kampus, harus mulai menumbuhkan ilmuwan yang mendorong anak-anak muda melahirkan wirausaha yang kreatif. Sudah banyak contoh anak muda Indonesia dengan produk inovasinya berkiprah di dunia. Seperti Nadiem Makariem dengan Gojek-nya, William Tanuwijaya melalui Tokopedia, hingga Muhammad Yuka dengan produk Brodo-nya,” sebut MenKopUKM.

Menteri Teten berharap, melalui kerja sama dengan ISI Yogyakarta dan beberapa kampus, pihaknya bersama-sama dapat mengambil peran menciptakan The Future Enterpreneur yang mampu menguasai ekonomi digital dunia.

Pada kesempatan yang sama Rektor ISI Yogyakarta Agus Burhan mengucapkan terima kasih atas kerja sama dengan KemenKopUKM dan juga dipilihnya ISI Yogyakarta untuk menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum Young Entrepreneur Wanted.

“Semoga kegiatan Young Entrepreneur Wanted ini dapat menggugah harapan dan semangat baru para calon wirausahan muda dan tentunya juga yang hadir di sini,” ucap Agus.

Selanjutnya, Agus menambahkan dalam hal inilah program KemenKopUKM tersebut sejalan dengan semangat dan program ISI Yogyakarta untuk bisa memberikan kesadaran pada mahasiswa-mahasiswa calon wirausaha di bidang ekonomi kreatif yang menjadi core keahlian dari sumber daya manusia di ISI Yogyakarta.

“Demikian juga acara ini tentu menjadi semangat yang berkelanjutan dalam upaya ISI Yogyakarta untuk membangun inkubator bisnis mahasiswa khususnya di bidang ekonomi kreatif,” kata Agus.(Jef)