Arsip Kategori: koperasi dan ukm

Kolaborasi KemenKopUKM-WWF Indonesia Kendalikan Populasi Sampah Plastik Melalui Koperasi

Bogor:(globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkolaborasi dengan organisasi lingkungan World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia untuk mengendalikan populasi sampah plastik melalui wadah koperasi.

“Ini menjadi langkah konkret melalui kesepakatan kerja sama antara KemenKopUKM dengan WWF Indonesia, selain untuk mengakselerasi pembinaan usaha kecil serta koperasi dengan penguatan kelembagaan, juga menjadi ikhtiar bersama mengendalikan populasi sampah plastik yang terus bertambah,” kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim saat membuka Forum Diskusi Terpumpun Layanan Pengelolaan Aspirasi, di Bogor, Kamis (30/11).

Menurut Arif, Koperasi dan Bank Sampah memiliki kaitan erat dalam konteks pengelolaan sampah plastik dan pembangunan berkelanjutan. Di mana koperasi dapat terlibat dalam pendirian dan pengelolaan bank sampah, sekaligus menjadi motor penggerak dalam pendirian bank sampah di tingkat komunitas.

“Anggota koperasi dapat bersama-sama menciptakan bank sampah sebagai langkah untuk meningkatkan pengelolaan sampah, sekaligus menciptakan sumber daya tambahan untuk anggota koperasi,” ujar Arif.

Arif mengungkapkan, pentingnya kelembagaan berbasis koperasi untuk mengurangi populasi sampah plastik juga d ilatarbelakangi oleh peningkatan sampah yang terjadi setap tahunnya. Sebagai contoh, Arif menyebut Provinsi DKI Jakarta yang jumlah sampahnya telah mencapai 7,4 ribu ton setiap harinya.

“Pemerintah mencari berbagai solusi, dan salah satu cara yang banyak diterapkan saat ini adalah membuat sebuah tempat pengolahan sampah berskala kecil hingga besar yang disebut Bank Sampah,” kata Arif.

Dalam konteks keberlanjutan produk plastik, Arif menyebutkan bahwa konsep ekonomi sirkular dapat diterapkan melalui beberapa cara, Mulai dari daur ulang, upcycling plastik sebagai campuran aspal, hingga mengubah plastik bernilai ekonomi rendah menjadi bahan bakar atau energi.

Berdasarkan data dari Kementerian PPN/Bappenas, Arif mengungkapkan bahwa pendekatan ekonomi sirkular memberikan dampak berarti bagi ekonomi, lingkungan, dan sosial. Di mana dari segi ekonomi berpotensi menumbuhkan PDB senilai Rp593 triliun sampai Rp638 triliun pada 2030. “Dari jumlah ini sektor lingkungan dapat mengurangi volume sampah hingga 18,53 persen pada 2030 dan menyerap tenaga kerja 4,4 juta orang,” ungkap Arif.

Arif juga mengapresiasi WWF Indonesia atas komitmennya dalam memperhatikan pengelolaan sampah dan daur ulang hingga tingkat komunitas, khususnya pada praktik pengelolaan sampah secara berkelanjutan.

Pada kesempatan yang sama, CEO Yayasan WWF Indonesia Aditya Bayunanda mengatakan bahwa WWF Indonesia telah meluncurkan program “Plastic Smart Cities” dengan misi mendorong kota hingga pusat kegiatan pesisir untuk mengurangi kebocoran sampah plastic ke alam hingga 30 persen pada tahun 2030.

“WWF Indonesia melalui Plastic Smart Cities berkomitmen untuk mendukung dan berkolaborasi memajukan setiap usaha yang dijalankan oleh mitra-mitra kami dalam kelembagaan Koperasi,” ucap Aditya.

Aditya menambahkan, koperasi sebagai soko guru perekonomian bukan hanya sekadar menjadi entitas bisnis, namun juga menjadi pilar ekonomi berkelanjutan yang akan banyak membantu kemajuan kegiatan usaha, salah satunya bank sampah.(Jef)

Business Matching untuk 4 Klaster Usaha di Ajang Cerita Nusantara

Jakarta:(globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) memfasilitasi kegiatan business matching bagi pelaku bisnis di empat klaster yakni subsektor kriya, agriculture/aquaculture, digital aplikasi, serta fesyen dan kecantikan dalam acara Cerita Nusantara: Unveiling the Essence of Indonesia Artistry.

“Khusus untuk sektor kriya diikuti oleh 15 peserta yang antara lain berasal dari Bandung, Banda Aceh, Cirebon, Lombok Timur, Sedang Bedagai, Tanah Datar, dan Surakarta,” kata Deputi Bidang Kewirausahaan KemenkopUKM, Siti Azizah, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (30/11).

Untuk sektor agriculture/aquaculture diikuti oleh 38 peserta yang antara lain berasal dari Malang, Banjarnegara, Musi Banyuasin, Pati, Ngada, Mataram, Bogor, Tangerang, dan Surabaya.

Sementara sektor digital aplikasi diikuti 40 peserta yang antara lain berasal dari Medan, Semarang, Denpasar, Sleman, Sukabumi, dan Garut. Untuk sektor fasyen dan kecantikan diikuti oleh 28 peserta yang antara lain berasal dari Pemalang, Bandung, Surakarta, Jakarta Selatan, dan Banda Aceh.

“Para peserta start-up atau wirausaha ini akan dipertemukan dengan sejumlah investor. Tujuannya agar bisnis mereka bisa naik kelas, salah satunya karena mereka mendapatkan pendanaan sesuai kebutuhan,” katanya.

Azizah mengungkapkan, dalam gelaran Cerita Nusantara, KemenKopUKM juga mengundang pihak asing agar pesan yang ingin disampaikan bahwa Indonesia, terutama untuk kriya dan wastranya sudah siap untuk menembus pasar global. Dua sektor terakhir, kata Azizah, menjadi prioritas yang turut dikembangkan KemenkopUKM karena kriya dan wastra merupakan klaster usaha terbesar di Indonesia.

Di sisi lain, kriya dan wastra juga sudah menjadi bagian perjalanan dari acara Cerita Nusantara. Awal kisahnya, Azizah mengatakan Cerita Nusantara ini ingin mendampingi para pelaku wastra di seluruh Indonesia pada 2021. Kemudian pada 2022, acara itu mengangkat para wirausaha kriya.

Selama dua tahun, KemenkopUKM telah mendampingi kurang lebih 10.000 wirausaha di bidang kriya dan wastra. “Tahun ini kita tutup dengan Cerita Nusantara, sebetulnya ide yang ingin kita tampilkan adalah semua ekosistem di kriya dan wastra yang ada termasuk teman-teman yang saat ini sudah mengembangkan aplikasi-aplikasi start-up juga untuk mendukung pelaku UMKM,” katanya.

Dengan business matching ini, Azizah optimistis program business matching yang dilakukan KemenkopUKM bisa berkembang. Terlebih program ini sudah dijalankan sejak lama, tak hanya berlaku untuk event Cerita Nusantara saja.

Business matching yang dilakukan untuk sektor kriya, kata Azizah, bisa mendorong program Entrepeneur Hub, klaster fesyen dan kecantikan juga bisa mendorong program Entrepreneur Development, sektor pertanian bisa mendorong program Entrepreneur Financial Fiesta (EFF), sementara bidang digital aplikasi bisa mendorong program digitalisasi start-up.

Khusus untuk program Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) yang sudah dirilis pada 2023 oleh Deputi Bidang Kewirausahaan, hingga 27 November 2023 telah memfasilitasi pendanaan bagi 253 start-up sebesar Rp 83,2 miliar. Angka ini melampaui target tahun 2023 sebesar Rp 30 miliar atau naik 278 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Azizah merinci, sebanyak Rp24,8 miliar pendanaan diberikan kepada 208 start-up oleh Fintech P2P, sebanyak Rp1,95 miliar diberikan kepada 14 start-up lewat KUR, sebanyak Rp21,3 miliar diberikan kepada 5 start-up dalam bentuk equity, dan sebesar Rp35,2 miliar diberikan kepada 26 start-up dalam bentuk pinjaman.

Azizah mengatakan, sebetulnya total peserta yang mengikuti program business matching ini mencapai 965 wirausaha atau start-up dengan total kebutuhan Rp621 miliar. “Hanya saja setelah dilakukan kurasi dan business matching dengan sejumlah lembaga, akhirnya terpilih 253 wirausaha dengan nilai pendanaan Rp83,2 miliar,” kata Azizah.

Pembiayaan tersebut, kata Azizah, diberikan kepada start-up yang berlokasi di 23 provinsi. “Rata-rata dealnya mencapai Rp327 juta,” kata Azizah.

Azizah mengungkapkan, KemenkopUKM melibat empat corporate accelerator dalam menjalankan business matching. Keempat corporate accelerator tersebut adalah MBN Consulting, ARQAM, SIGER, dan LBS Urun Dana.(Jef)

MenkopUKM Berikan Apresiasi kepada 12 Wirausaha Inovatif, Kreatif, dan Growth Oriented

Jakarta:(globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) memberikan apresiasi kepada 12 peserta Program Kewirausahaan yang berkriteria inovatif, kreatif, dan growth oriented, sebagaimana ditetapkan masing-masing program melalui Entrepreneur Award 2023.

“Apresiasi ini diberikan kepada 12 wirausaha dan start-up dengan kriteria Best Product Innovation dan Business Impact,” kata Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki dalam acara Entrepreneur Award 2023 di sela gelaran Cerita Nusantara di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (28/11).

Masing-masing 12 wirausaha tersebut berasal dari program Entrepreneur Financial Fiesta, program EntrepreneurHub, program Entrepreneur Development, serta program Digitalisasi dan Start-up Tahun 2023.

Menteri Teten mengatakan, pihaknya akan terus berupaya menjadi bagian dalam penciptaan dan penumbuhan 1 juta wirausaha hingga akhir 2024. Salah satunya melalui Program Entrepreneur Award Tahun 2023. Kegiatan ini juga merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari agenda Cerita Nusantara yang berkolaborasi dengan Dekranas dan OASE KIM.

“Entrepreneur Award bertujuan memberikan apresiasi kepada wirausaha/start-up yang telah mengikuti program kewirausahaan dan sebagai upaya menumbuhkan wirausaha yang inovatif, berorientasi tumbuh, berjejaring, dan terhubung dengan ekosistem wirausaha,” kata MenkopUKM.

Menteri Teten menyebutkan, Indonesia di tahun 2045 diprediksi berbagai lembaga dunia akan menjadi negara maju. Suatu negara dikatakan sebagai negara maju jika rasio kewirausahaannya mencapai 12 persen sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

“Saat ini, kita dihadapkan dengan rasio kewirausahaan yang masih rendah di 3,47 persen. Dan rasio kewirausahaan berpotensi terus ditingkatkan, di antaranya dengan penumbuhan iklim usaha yang kondusif melalui kemudahan dan insentif penguatan sinergi antar stakeholder, serta penumbuhan ekosistem kewirausahaan,” kata MenKopUKM.

Di samping itu, melalui kegiatan Entrepeneur Financial Fiesta 2023, juga telah terdistribusi sebesar kurang lebih Rp94,5 miliar. Rinciannya, pembiayaan kepada 208 wirausaha sebesar Rp24 miliar oleh Arqam, pembiayaan kepada 13 wirausaha sebesar Rp19 miliar oleh LBS Urun Dana, pembiayaan kepada 4 wirausaha sebesar Rp22 miliar oleh MBN, serta pembiayaan wirausaha kepada 28 wirausaha sebesar Rp13 miliar oleh Siger Innovation Hub.

Tak ketinggalan, pembiayaan wirausaha kepada Kelompok Peternak Broiler X sebesar Rp9 miliar oleh Investree, hingga pembiayaan wirausaha kepada Grenpace sebesar Rp7,5 miliar oleh PT Panca Berkah Bumi.

MenkopUKM berharap momentum ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh para wirausaha dan start-up yang telah mengikuti serangkaian acara business matching dan entrepreneur award.

“Kami harap ada tindak lanjut untuk business matching ini agar dapat terhubung dengan pasar dan investor. Jangan berhenti untuk terus berinovasi dan menjadi inspirasi bagi kita semua,” kata Menteri Teten.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenkopUKM Siti Azizah menjelaskan, para peserta juga telah berkesempatan untuk mengikuti business matching yang terbagi ke dalam empat sektor, yaitu kriya, agriculture/aquaculture, fashion and beauty, serta digital/aplikasi.

Azizah menambahkan, Entrepreneur Hub sebagai salah satu program kolaborasi dalam pengembangan ekosistem kewirausahaan bahkan telah terlaksana pada 20 kabupaten/kota di 14 provinsi, serta Meet The Investor di Jakarta yang mencatat potensi investasi bagi wirausaha yang tergabung dalam Entrepreneur Hub Jakarta sebesar Rp57,32 miliar.

“Kami juga melaporkan terkait adanya kemitraan antara Perempuan Tangguh Indonesia dengan Dana melalui kegiatan disabilitas berkarya dan ditindaklaniuti dengan kerja sama melalui MoU dengan aktivitas pendanaan, mentoring, workshop, dan merchandise hasil karya teman-teman disabilitas,” kata Azizah.(Jef)

INABUYER EV 2023 Perluas Peluang UMKM Masuk Rantai Pasok Industri Kendaraan Listrik

Jakarta:(Globalnews.id)- Perhelatan pameran sepeda motor listrik dan ekosistem pendukung kendaraan listrik terbesar di Indonesia, INABUYER Elektronik Vehicle (EV) Expo 2023 resmi digelar selama 3 hari pada 28 – 30 November 2023, sebagai ajang memperluas peluang UMKM masuk rantai pasok industri EV.

Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Hanung Harimba Rachman mengatakan, ajang INABUYER merupakan peluang bagi UMKM sebagai start up, dealer, bengkel konversi, jasa swap baterai atau pengisian listrik dan rantai pasok komponen. Kegiatan mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan dan mengatasi perubahan iklim melalui moda transportasi.

“Pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat UMKM melalui pengembangan ekosistem yang mendukung, memajukan industri sepeda motor listrik lokal dan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), serta kapasitas produksi nasional,” kata Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman, saat memberikan sambutan pada acara INABUYER EV Expo 2023 di Gedung SMESCO Jakarta, Selasa (28/11).

Acara ini, kata Deputi Hanung, merupakan bukti nyata kolaborasi pemerintah, BUMN, dan swasta untuk mendorong penggunaan motor listrik di kalangan masyarakat guna menekan emisi karbon yang menyebabkan polusi udara.

“Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai Kendaraam Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Pemerintah Pusat dan Daerah,” ujar Deputi Hanung.

Deputi Hanung menjelaskan, tantangan Indonesia ke depan adalah meningkatkan peran UMKM dalam rantai nilai global.

“Saat ini, keterlibatan sektor UMKM Indonesia dalam rantai nilai global masih tergolong rendah dibandingkan negara-negara ASEAN sebesar 4,1 persen, jauh di banding negara-negara lain yaitu Vietnam 20 persen dan Malaysia 46,2 persen,” kata Deputi Hanung.

Untuk itu Hanung mendorong agar pelaku UMKM memanfaatkan kebijakan yang mengatur agar Pemerintah Pusat/Daerah dan BUMN berbelanja produk UMKM.

“Potensi belanja barang dan jasa Pemerintah mencapai Rp500 triliun, BUMN Rp500 triliun, IKN Rp500 triliun, dan usaha besar Rp400 triliun,” kata Hanung.

Ia juga optimistis, ajang INABUYER EV Expo 2023 mampu mendorong ekosistem kemitraan yang ideal untuk kedua belah pihak, yakni UMKM dan industri dengan usaha besar.

“Hal ini memberikan peluang bagi UMKM menjadi pemasok bahan pendukung dan bahan utama, serta memberikan pendampingan standardisasi produk bagi UMKM. Sehingga, kita optimistis mampu membuka lapangan pekerjaan kelas menengah yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan lebih luas, menghasilkan inovasi teknologi, dan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Deputi Hanung.

Mewakili Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatkan, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon 358 juta ton CO2 ekuivalen di tahun 2030. Oleh sebab itu untuk mencapai target itu membutuhkan peta jalan yang baku, salah satunya melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik dengan melibatkan sektor UMKM.

“Untuk menumbuhkan minat masyarakat terhadap kendaraan listrik, pemerintah telah menetapkan kebijakan seperti pemberian insentif subsidi pembelian kendaraan listrik sebesar Rp7 juta hingga insentif PPn Ditanggung Pemerintah (PPn DTP) untuk produk dengan tingkat TKDN minimal 30 persen,” kata Airlangga.

Ia juga menegaskan, acara ini dapat memacu dan menavigasi UKM di Indonesia dengan progresif untuk meningkatkan kinerja serta tanggung jawab yang ada.

“Kami berharap seluruh UKM menjadi bagian dari ekosistem kendaraan listrik, terutama untuk motor listrik dan diharapkan bisa menjadi pemasok komponen-komponen motor listrik,” ujar Airlangga.

Senada disampaikan, Staf Khusus Menteri ESDM Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan, emisi gas buang saat ini terus meningkat lantaran penggunaan kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM) terus bertambah. Berdasarkan laporan International Energy Agency, emisi dari sektor transportasi dari tahun 1990 hingga 2022, naik dengan rata-rata 1,7 persen per tahun.

Di Indonesia, pada 2022 total jumlah kendaraan bermotor mencapai lebih dari 148 juta unit, yang didominasi oleh unit kendaraan roda dua lebih dari 125 juta unit. Jika dari total 125 juta unit kendaraan roda dua ini sekitar 20 persen dilakukan konversi menjadi motor listrik, maka potensi penghematan BBM dapat mencapai 51,6 juta barel/ tahun.

“Ini juga akan mampu menurunkan emisi karbon sebesar 16,8 juta ton CO2/ tahun. Oleh karena itu peluang bagi UKM pada program konversi ini terletak di bengkel konversi. Banyak UKM bengkel yang bisa dilatih untuk mengonversi motor berbasis BBM ke listrik,” tutur Agus.

*Potensi Ekspor Tinggi*

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga juga turut mengapresiasi penyelenggaraan INABUYER EV 2023. Menurutnya ajang ini menjadi peluang untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor terutama dari produksi otomotif berbasis tenaga listrik. Dengan begitu surplus perdagangan yang selama 42 bulan terjadi bisa dilanjutkan.

“Kita mendukung, kita mengapresiasi ajang INABUYER EV 2023. Ini adalah salah satu acara untuk mempromosikan produk-produk yang ramah lingkungan seperti kendaraan listrik. Jadi kita harus bangga karena ini adalah produk-produk lokal, produk-produk Indonesia yg diolah di sini, diproduksi di sini, dan bisa diekspor ke mancanegara,” kata Jerry.

Hingga Oktober 2023, Jerry mengatakan surplus perdagangan secara kumulatif mencapai 31,22 miliar dolar AS. Hal ini menandakan kinerja ekspor Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan impor. Untuk itu diperlukan kebijakan yang afirmatif untuk mendukung kinerja perekonomian nasional seperti kemudahan ekspor hingga Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).

“Jadi nggak benar kalau kita itu sedikit-sedikit impor. Kita juga tidak hanya ekspor raw material tapi kita kirim barang yang diproses. Mudah-mudahan motor listrik ini juga diekspor,” kata Jerry.

Ketua Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan, pihaknya telah melakukan ekspor perdana kendaraan listrik ke Malaysia belum lama ini sebanyak 2.000 unit dengan nilai mencapai sekitar Rp80 miliar. Pihaknya bersama para produsen EV lokal berkomitmen untuk menjajaki pasar ekspor lainnya di kawasan Asia.

Dengan kemampuan ekspor produk EV, Budihardjo meyakini industri nasional kompetitif di pasar global. Namun dia berharap untuk pasar domestik bisa menjadi prioritas agar tidak dimanfaatkan oleh produsen EV mancanegara.

“Jadi kita bertahap. Jadi, sebenarnya merek otomotif lokal kita malah sudah ekspor. Yang kita ekspor merek United,” kata Budihardjo.(Jef)

Panggung Cerita Nusantara Optimalkan Ekosistem Rantai Pasok UMKM Melalui RPB

Jakarta:(globalnews.id)- Sebagai upaya mengoptimalkan ekosistem rantai pasok UMKM dari hulu hingga ke hilir, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggelar Panggung Cerita Nusantara yang menjadi momentum bagi UMKM memanfaatkan Rumah Produksi Bersama (RPB) atau Factory Sharing untuk memproduksi wastra dan kriya melalui dukungan pembiayaan KUR Klaster.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (25/11) mengatakan pengembangan RPB yang dibangun dengan standar industri untuk mengelola UMKM secara terpadu dengan didukung pembiayaan dari KUR Klaster perlu didukung dengan momentum seperti acara panggung Cerita Nusantara.

“Secara megah acara ini menampilkan ide-ide brilian, inklusivitas dalam keragaman, daya saing ekosistem lokal, karya seni rupa, kerajinan tangan, tekstil, juga inovasi digital, setelah melalui perjalanan panjang dari tanah Indonesia hingga panggung internasional,” kata MenKopUKM.

Acara yang merupakan hasil kolaborasi KemenKopUKM bersama Dekranas dan OASE itu telah berjalan sejak 2021 dengan Perjalanan Cerita Wastra dan Cerita Kriya dan kini bermuara di panggung Cerita Nusantara.

“Dalam panggung Cerita Nusantara, kita mengapresiasi setinggi-tingginya setiap ekosistem kriya dan wastra yang telah bersinar, berjejaring, dan berhasil lebih jauh membawa karya terbaik dan kisah memukau dari Nusantara,” katanya.

Lebih lanjut, menurut dia, acara-acara seperti itu diperlukan untuk mengoptimalkan berjalannya konsep rumah produksi bersama yang memang hadir untuk para pelaku UMKM agar lebih mudah mengelola bahan mentah menjadi produk jadi secara bersama sehingga kontinyuitas produk juga terjaga.

“Pada awalnya rumah produksi bersama dihadirkan untuk membuat produksi lebih mudah dalam skala massal dan menciptakan standar tinggi, ketika sudah berjalan lebih dari satu semester, terlihat ada dampak positif lainnya setelah rumah produksi bersama hadir,” kata Menteri Teten.

Rumah produksi bersama secara nasional ditargetkan akan mencapai 18 titik hingga 2024 dan selain meningkatkan kinerja UMKM dalam memproduksi barang juga diharapkan mampu mendorong praktik UMKM Hijau.

Dari beberapa RPB yang diinisiasi oleh KemenKopUKM, terdapat RPB Kulit Garut yang berlokasi di Jawa Barat. Pembangunan RPB tersebut menjadi salah satu upaya untuk memperkuat hilirisasi produk fesyen berbasis kulit domba asal garut.

KemenKopUKM akan bekerja sama dengan pihak lain, terutama dengan para desainer produk-produk kulit, agar SDM di Jawa Barat semakin berkembang.

“Saya bersama desainer Poppy Dharsono dan Bupati Garut akan mengembangkan hilirisasi produk kulit asli Garut, agar kualitas produknya jauh lebih baik,” kata Menteri Teten.

RPB Kulit Garut juga diharapkan bisa memfasilitasi para pelaku usaha mikro untuk membuat produk-produk kerajinan dari kulit, Mulai dari sepatu maupun aksesoris dari kulit lainnya. Sehingga ke depan, produsen kulit Jawa Barat dapat berdaya saing dengan produk kulit di daerah lain, hingga berdaya saing dengan produk luar.

Selain RPB Garut, KemenKopUKM juga membangun RPB Bambu di Manggarai Barat, Labuan Bajo sebagai hub penghasil bambu. Bambu-bambu yang ada nantinya akan dipilah dan dimanfaatkan untuk berbagai produk seperti kemasan pengganti plastik, furnitur, bahan bangunan untuk rumah, hotel, restoran, hingga sepeda bambu.

Selain itu, RPB juga dibangun di Sukoharjo, Jawa Tengah yang Sebagian besar warganya mengandalkan pembuatan kerajinan rotan sebagai mata pencaharian utama. RPB ini menjadi upaya untuk mengatasi beragam permasalahan UMKM perajin rotan, seperti masalah bahan baku furniture dan kerajinan, sekaligus menguatkan UMKM dari sisi hulu, produk, pemasaran, hingga kelembagaan.

Pengembangan RPB didukung kemudahan dalam akses pembiayaan yang dapat diterapkan oleh sebuah ekosistem bisnis yakni melalui KUR Klaster. Pelaku UMKM yang tergabung dalam ekosistem atau klaster memiliki manfaat kolektif untuk mengakses pembiayaan dan akses pasar untuk meningkatkan skala ekonomi.

Hal tersebut pula yang dapat diterapkan oleh ekosistem atau klaster dalam industri fesyen, di mana industri fesyen memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Tercatat, 18 persen PDB Nasional berasal dari sektor ini, bahkan industri fesyen juga menyumbang 66 persen dari total nilai ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia.

Salah satu ekosistem fesyen yang sudah berkembang stabil di Indonesia adalah Jakarta Clothing Expo (Jakcloth). Oleh karena itu, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki berharap agar Jakcloth bisa mengakses pembiayaan KUR Klaster. Melalui KUR Kluster, setiap orang dapat mengakses pembiayaan hingga Rp500 juta.

“Tentu harus ada badan hukumnya yaitu koperasi. Saya ambil contoh di Bali ada toko oleh- oleh Krisna, di dalamnya ada pemasok barang dagangannya sekitar 360 UMKM, mereka itu lalu membentuk koperasi dan lantas dihubungkan dengan KUR klaster. Jadi, nanti para tenant Jakcloth bisa mengambil itu juga. Pengalaman selama 14 tahun dan 30 event dalam setahunnya itu sudah menunjukkan bahwa produksinya stabil. Jadi nanti kita coba Jakcloth menjadi bagian KUR klaster,” kata Menteri Teten.

Meski demikian ia mengingatkan Jakcloth maupun produsen pakaian dalam negeri untuk terus memperhatikan pengembangan R&D (Research & Development), mengingat gaya hidup dalam busana itu cepat sekali berubahnya atau sangat dinamis.

Sampai dengan April 2023, telah terealisasi KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok sebesar Rp538,7 miliar kepada 50 Klaster dengan anggota klaster sebanyak 5.310 UMKM oleh 9 Penyalur KUR. Teten berharap, lembaga keuangan dapat memperluas skema KUR Klaster.

Secara total ekspektasi yang akan ikut dalam penyerahan KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok sebesar Rp1,34 triliun yakni 117 klaster dengan anggota klaster sebanyak 15.776 UMKM.

“Untuk itu, upaya-upaya terobosan, termasuk melalui program KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok penting dijalankan sebagai bagian dari upaya meningkatkan akses penyaluran kredit bagi pelaku ekonomi kerakyatan,” kata MenKopUKM.(Jef)

KemenKopUKM Pacu Keunggulan Kolaboratif Koperasi

Jakarta:(globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mendorong koperasi untuk tidak tumbuh kembang secara sendiri – sendiri, melainkan dengan memanfaatkan keunggulan kolaboratif.

“Koperasi perlu membangun keunggulan kolaboratif, yakni keunggulan yang dicapai dan dihasilkan dari kerja sama antara satu dengan koperasi lainnya,” kata Deputi Perkoperasian KemenKopUKM Ahmad Zabadi di Jakarta, Sabtu (25/11).

Pemanfaatan keunggulan kolaboratif, kata Zabadi dapat diaplikasikan dengan berbagai opsi sesuai amanat RUU (Rancangan Undang-Undang) Perkoperasian yang saati ini sedang menunggu pembahasannya di DPR RI.

“RUU ini adalah upaya sistemik untuk membangun koperasi Indonesia agar lebih besar dan kuat. Terlebih lagi, saat ini sebagian besar atau hampir 80 persen koperasi skalanya mikro. Dengan skala mikro ini, manfaat bagi anggota tidak optimal. Di sisi lain koperasi tidak hidup di ruang hampa. Sebaliknya, berada pada pasar yang penuh persaingan. Sehingga koperasi harus meningkatkan skala permainannya,” jelas Zabadi.

Beberapa opsi yang dapat digunakan koperasi salah satunya adalah tindakan peleburan (merger) atau penggabungan (amalgamasi). Perusahaan swasta lain sering menggunakan opsi merger atau amalgamasi tersebut untuk meningkatkan skala perusahaan, jangkauan pasar, efisiensi operasional, penguatan rantai pasok, dan sebagainya. Opsi semacam itu perlu dibiasakan di koperasi.

“Banyak koperasi besar di Indonesia merupakan hasil merger atau amalgamasi dari beberapa koperasi. Itu membuktikan opsi merger atau amalgamasi terbukti valid dalam meningkatkan usaha koperasi,” ujar Zabadi.

Opsi lain yang didorong lewat RUU Perkoperasian ini adalah aliansi strategis dalam bentuk kerja sama jaringan atau kemitraan.

“Bahkan untuk Koperasi Simpan Pinjam (KSP), hal ini kita wajibkan. Di mana KSP harus menjadi anggota dari sekunder, asosiasi, atau jaringan lainnya. Selama ini banyak KSP yang bergerak sendirian, stand alone, hasilnya kapasitas dan kapabilitas tumbuh secara lambat,” papar Zabadi.

Dengan kerja sama tersebut, koperasi dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya. Di sisi lain kerja sama juga menjadi salah satu prinsip koperasi internasional. Pemerintah akan mengamplifikasi prinsip tersebut dalam pembangunan dan pengembangan koperasi ke depan.

“Melalui kerja sama, banyak hal bisa dilakukan. Swasta saja melakukan co-opetition, koperasi yang tak perlu bersaing antarsesama, bisa sepenuhnya co-operation,” kata Zabadi.

Tidak berhenti di situ, dengan RUU Perkoperasian sebagai perubahan ketiga terhadap UU Nomor 25 Tahun 1992 ini, pemerintah akan merekognisi dan mendorong pengintegrasian melalui apex koperasi. Lembaga apex saat ini telah berkembang alamiah di dalam gerakan koperasi. Dalam RUU ini keberadaan koperasi direkognisi dan diperkuat. Tujuannya agar terbentuk berbagai apex untuk menjawab kebutuhan di lapangan.

“Fungsi apex sangat variatif dan mendukung usaha koperasi. Fungsi itu seperti pooling fund untuk mendukung likuiditas antaranggota, riset dan pengembangan, serta standardisasi pada produk, layanan, merek, pemasaran, teknologi, dan lainnya. Bahkan apex kita libatkan untuk menentukan dapat melakukan pemeriksaan keuangan, pemeringkatan atau penilaian kesehatan, serta pengawasan koperasi dalam jaringan,” tutup Zabadi.

Secara terpisah, Akademisi Universitas Bakrie sekaligus Anggota Tim Asisitensi RUU Perkoperasi Suwandi berpendapat koperasi di Indonesia saat ini masih beroperasi dengan skala usaha kecil disertai SDM dan tata kelola yang sulit untuk maju.

“Sementara pasar dan kebutuhan anggota berubah cepat, pada posisi ini antisipasi koperasi lambat,” ujar Suwandi.

Menurut Suwandi, mengubah tradisi ini bagi koperasi tentu tidak mudah, apalagi semua keputusan mengandung risiko. Namun, pilihannya cuma satu.

“Cooperation built in cooperatives. Koperasi Indonesia, mesti menggerakkan kerja sama antar koperasi meski ini lagu lama. Tugas pemerintah harus endorced terus agar koperasi dari sekadar operation, tapu mampu bekerja secara cooperation,” kata Suwandi.

Suwandi menekankan kemitraan dan investasi juga bisa menjadi salah satu pilihan untuk menguatkan kerja koperasi, meluaskan produksi dan pasar, menekan risiko dan mengembangkan peran partisipasi, membendung residu arus pasar global, serta teknologi digital yang mereduksi peran koperasi.(Jef)

MenKopUKM Dukung Langkah Konkret Sarinah Jadi Agregator Batik Lokal Mendunia

Jakarta:(Globslnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki memberikan dukungan dan apresiasi terhadap PT Sarinah (Persero) yang berkomitmen membuka peluang bagi UMKM lokal untuk semakin berkembang.

“Upaya ini memberikan wadah serta memfasilitasi UMKM dalam memperluas pasarnya baik di dalam maupun luar negeri,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Panggung Karya Nusantara yang mengusung tema Batik Indonesia Era Sukarno di Sarinah, Jakarta, Jumat (24/11/2023).

Salah satu wujud konkret tersebut yakni melalui penyelenggaraan Panggung Karya Nusantara yang menghadirkan dan memamerkan 30 karya batik langka di era Presiden Pertama Indonesia, Sukarno.

“Sarinah bukan hanya menjadi rumah bagi karya anak bangsa yaitu UMKM lokal, saat ini Sarinah juga menjadi panggung bagi batik langka Tanah Air sehingga mampu menjadi daya tarik wisata dan memperkuat sektor ekonomi kreatif kita,” ucapnya.

MenKopUKM mengatakan, Sarinah selama dua tahun bertransformasi juga aktif melakukan berbagai kegiatan dan menyelenggarakan event yang mampu menarik masyarakat untuk berkunjung. “Setiap ada tamu dari luar negeri datang ke Sarinah, kagum dengan karya anak bangsa yang ditampilkan di sini. Sarinah tak hanya menjadi mall tapi juga menjadi tempat wisata belanja,” ujarnya.

Dikatakan Teten, selama ini batik warisan leluhur, terutama di era Sukarno sangat monumental di tengah perkembangan batik di Tanah Air. “Saya kagum betul dengan sosok Presiden Sukarno yang menggunakan batik sebagai simbol persatuan. Hari ini, batik sudah digunakan sehari-hari oleh masyarakat indonesia,” katanya.

Batik adalah salah satu jenis wastra Indonesia yang paling terkenal, dengan beragam teknik pembuatan, motif, serta masing-masing memiliki makna filosofis.

Indonesia begitu kaya, memiliki lebih dari 300 motif batik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Harus ada perlindungan terhadap kekayaan intelektual atau motif batik yang menjadi ciri khas daerah.

Berdasarkan Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Kementerian Perindustrian, ada 3.159 unit usaha batik yang tercatat di seluruh Indonesia.

Industri batik skala besar-sedang berjumlah 208 unit. Usaha batik mikro-kecil menengah berjumlah 2.951 unit. UMKM batik memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Kontribusinya sebesar 1,2 persen terhadap PDB Indonesia dan menyerap 3,5 juta tenaga kerja.

“Nilai ekspor batik pada 2022 mencapai Rp1 triliun dan diekspor ke lebih dari 100 negara di dunia. Target pemerintah adalah mencapai ekspor hingga 100 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp1,5 triliun pada 2023,” ucap Teten.

MenKopUKM mendorong batik untuk menggunakan unsur TKDN lebih tinggi (karena selama ini menggunakan katun impor). Salah satunya melalui fasilitasi sinergi Asia Pacific Rayon sebagai produsen viscose rayon lokal dengan koperasi perajin batik di Pekalongan.

“KemenKopUKM juga mendorong perajin batik untuk mengoptimalkan ekosistem agregator. Dalam hal ini, Sarinah sudah sangat tepat, untuk mengambil peran sebagai super agregator untuk di subsektor wastra dan kriya nusantara, khususnya batik,” ucapnya.

Melalui model bisnis agregasi diharapkan pembatik dapat terkonsolidasi, kualitas produksi dan manajemen meningkat, sampai akses pengetahuan, teknologi, pembiayaan serta akses pasar semakin terbuka.

“Indonesia harus mampu memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi untuk membangkitkan kejayaan batik melalui berbagai event internasional dan event nasional seperti Panggung Karya Nusantara,” kata MenKopUKM.

Terkait hal tersebut, Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati mengatakan, sejak transformasi hampir 2 tahun lalu, segala kegiatan dan event di Sarinah dilakukan salah satunya Panggung Karya Nusantara yang menjadi trademark sebagai panggung karya unggulan UMKM Indonesia.

“Sarinah sudah menggelar banyak event bersama UMKM. Saat ini kami telah bekerja sama dengan 500 UMKM dengan 500 event, performance yang dilaksanakan. Sarinah hadir melalui langkah konkret bagi para kreator,” ucapnya.

Panggung Karya Nusantara digelar pada 24-29 November 2023 di lantai 6 Gedung Sarinah. Event tersebut digelar sebagai event signature dan menjadi ikon yang diharapkan bisa diulang setiap tahun.

“Mudah-mudahan event bisa menjadi benchmark bagi para penggemar batik dan kreator batik. Dan tahun depan diharapkan menjadi gerakan batik nasional,” katanya.(Jef)

MenKopUKM: Cerita Nusantara Jadi Panggung Apresiasi dan Selebrasi Ekosistem Wastra dan Kriya Indonesia

Jakarta:(globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama dengan Dewan Kerajinan Seni Nasional (Dekranas) dan OASE menggelar program bertajuk Cerita Nusantara sebagai ajang memperkenalkan kekayaan Nusantara, sekaligus mengapresiasi kehadiran ekosistem wastra dan kriya di tanah air.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) dalam konferensi pers Cerita Nusantara di Jakarta, Kamis (23/11) mengungkapkan, program tersebut akan menjadi ajang untuk apresiasi dan selebrasi seluruh ekosistem di sektor wastra dan kriya, terkait dengan peranan mereka yang sangat strategis sebagai agregator bagi UMKM dalam negeri.

“Dalam struktur ekonomi kita yang didominasi oleh UMKM, peran agregator menjadi penting, dan dalam Cerita Nusantara inilah kami suguhkan agregator-agregator yang sudah nyata menjaga eksistensi dan keberlanjutan bisnis wastra dan kriya di Indonesia,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten menyatakan, melalui Cerita Nusantara pihaknya ingin memberikan gambaran menyeluruh terkait inisiatif dalam membangun ekosistem usaha wastra dan kriya yang luar biasa, dan dihadirkan dalam satu waktu dan tempat secara bersamaan.

“Dari sini nanti kita bisa melihat sejarahnya, bagaimana masing-masing ekosistem memberdayakan usaha dari yang tidak bernilai menjadi berharga, ini yang ingin kita hadirkan,” ujar Menteri Teten.

Menurutnya, wastra dan kriya yang menjadi bagian dari gaya hidup sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sehingga bila tidak cepat diantisipasi melalui enabler-enabler yang andal untuk menggerakkan industri tersebut, maka Indonesia akan kehilangan momentum.

Maka Menteri Teten mengungkapkan, pentingnya mengembangkan ekosistem bisnis yang berkelanjutan itu dengan melakukan pendekatan secara klaster. “Klaster itu bisa dari produknya maupun klaster wilayah. Contoh di Garut, kita bangun pabrik konveksi untuk produk hilir kulit seperti jaket, sepatu, tas, dan sebagainya,” kata Menteri Teten.

Selain itu, dari sisi pembiayaan juga sudah terdapat KUR klaster. Klasterisasi menurut Menteri Teten juga membuat pengembangan pelatihan pada UMKM menjadi lebih mudah. “Mereka tidak lagi harus memikirkan cara mengembangkan produknya, bahan baku dari mana karena bisa langsung dipasok, hingga didukung marketingnya,” ujar Menteri Teten.

Sementara itu, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengungkapkan, perjalanan Cerita Nusantara telah dimulai sejak 2021 melalui Cerita Wastra yang berkeinginan mendampingi pelaku wastra, dan dilanjut dengan menyelenggarakan Cerita Kriya pada tahun 2022.

Azizah menambahkan, program tersebut telah berhasil memberdayakan lebih dari 10 ribu perajin selama dua tahun terakhir ini. “Di Cerita Nusantara, terdapat semua kolaborator dari ekosistem kriya dan wastra, termasuk start-up yang telah mendukung UMKM,” kata Azizah.

Cerita Nusantara yang akan digelar pada 28 November 2023 di Jakarta Convention Centre (JCC) ini, mengusung tema “Unveiling The Story of Indonesia Artistry.”

Panggung Cerita Nusantara diharapkan dapat memberikan ruang yang leluasa bagi ekosistem kreatif yang ada di dalamnya seperti Jakcloth, Brightspot, Inacraft, BRIlianpreneur, Alun Alun Indonesia, Sarinah, M-Bloc, IdeaFest, Kriyanusa, MUFFEST, JFW, PINTU Incubator, OOA, Wall of Fades, JSD, USS, JakartaXBeauty, Rumah Tenun Magelang, IFFINA, Krealogi, Piazza Firenze by Poppy Dharsono, Karya Kreatif Indonesia, hingga Gerakan Revolusi Lokal untuk berekspresi, berjejaring, dan untuk membawa karya-karya terbaiknya agar lebih dikenal luas.

“Nanti akan ada showcasing para kolaborator yang menjadi pendukung acara. Ada juga acara talkshow dengan tiga tema yang memberikan informasi dan dialog interaktif mengenai ekonomi digital, branding, dan pemasaran produk untuk go global,” kata Azizah.

Tak ketinggalan, kata Azizah, ada business matching dan financial pitching bagi pelaku usaha start-up agar dapat mengakses pembiayaan, lalu ditutup dengan entrepreneur awarding kepada para pelaku usaha sebagai bentuk apresiasi atas berbagai kontribusi yang diberikan.

Dalam kesempatan yang sama, Svida Alisjahbana dari Jakarta Fashion Week (JFW) mengaku mendapatkan kehormatan bisa berpartisipasi di acara ini. “Kami tidak berdiri sendiri, melainkan berkolaborasi dengan berbagai pihak dan organisasi untuk mengembangkan kapasitas para desainer,” kata Svida

Sementara Handaka Santosa dari Out of Asia (OOA) mengatakan, pihaknya memulai usaha dari sesuatu yang terkesan tidak berarti menjadi sesuatu yang dilihat oleh mata dunia. “Kami memulai dengan enceng gondok, tanah teras kota, anyaman rotan, dan lainnya. Dan itu dimulai dari desa-desa. Kami tidak mengambil karyawan bekerja di showroom, tapi dari desa-desa,” ucap Handaka.

Bagi Handaka, pembinaan adalah hal yang sangat penting. “Juga, apresiasi KemenkopUKM yang selalu memberikan semangat yang sangat berarti bagi kami,” kata Handaka.

Handaka melalui OOA telah membina masyarakat di desa dan mendidik 50-60 pekerja di satu daerah. “Kami terus meningkatkan desain karena menjadi faktor yang utama. Kami juga bersama-sama mendiskusikan tren ke depan akan seperti apa,” ujar Handaka.(Jef)

KemenKopUKM Apresiasi Garda Transfumi Dampingi UMKM Dapatkan NIB

Yogyakarta:(globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) kembali memberikan apresiasi atas capaian Program Transfumi (Transformasi Formal Usaha Mikro) dan peran aktif para relawan Garda Transfumi dalam mendampingi pelaku usaha mikro informal, khususnya dalam mendapatkan perizinan dan sertifikasi produk bagi pelaku usaha mikro di Indonesia.

“Kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi kepada relawan Garda Transfumi agar terus semangat dalam mendampingi usaha mikro supaya tetap berdaya saing di tengah maraknya produk impor,” kata Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Yulius dalam acara Transfumi Summit 2023 bertajuk ‘Bela Negeri Tunjukkan Bakti’ di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu malam (22/11).

Yulius mengatakan Garda Transfumi berperan mendorong dan mendampingi pelaku usaha mikro untuk masuk dalam program hilirisasi produk nasional melalui pemenuhan aspek-aspek legalitas dan sertifikasi dalam menunjang kegiatan berusaha.

Pada 2023, pemerintah menargetkan penerbitan 2,5 juta Nomor Induk berusaha (NIB) dan 1 juta sertifikasi halal. Saat ini, capaian nasional penerbitan NIB sebanyak 3.423.864 NIB dan sertifikasi halal tercapai 1.003.304 sertifikat.

“Sebanyak 376 Garda Transfumi aktif di tahun ini berhasil mendampingi penerbitan lebih dari 370 ribu NIB dan 55 ribu sertifikat halal atau meningkat tiga kali lipat dari tahun lalu,” kata Yulius.

Selain itu, pemerintah terus menumbuhkan ekosistem yang kondusif bagi UMKM dengan memberikan kemudahan berusaha bagi koperasi dan UMKM, melalui tranformasi usaha dari informal ke formal, transformasi ke dalam rantai pasok, modernisasi koperasi, penumbuhan wirausaha produktif dan sinergi pentahelix, serta peningkatan daya saing produk usaha mikro.

Di kesempatan yang sama, Asisten Deputi Perlindungan dan Kemudahan Usaha Mikro KemenKopUKM Muhammad Firdaus menambahkan, tahun ini program Garda Transfumi telah memasuki tahun ke-3 dalam upaya mendukung kemudahan perizinan dan sertifikasi usaha bagi pelaku usaha mikro di Indonesia.

Dalam pelaksanaannya, para relawan Garda Transfumi mendedikasikan waktu dan tenaga dalam mendampingi para pelaku usaha informal di berbagai wilayah Tanah Air. “Di mana relawan Garda Transfumi telah terbentuk di 17 wilayah di seluruh Indonesia,” katanya.

KemenKopUKM menjalankan program Garda Transfumi sebagai wujud memberikan kemudahan terhadap Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Ke depan pihaknya berharap agar fungsi dan keberadaan Garda Transfumi menjadi semangat bakti dalam pemberdayaan usaha mikro untuk naik kelas.

Senada dengan hal tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono turut mendukung kehadiran Garda Transfumi dan berharap besar terhadap pendampingan para pelaku usaha mikro sehingga mereka lebih mudah mengakses perizinan usaha, sertifikasi produk pembiayaan yang mendukung kelangsungan usahanya.

“Transformasi usaha menjadi formal, sebagai langkah awal produk UMKM melakukan ekspansi yang bukan hanya di pasar online dan offline, tetapi juga meningkatkan kepercayaan konsumen untuk memperoleh produk dengan jaminan aman, sehat, dan halal,” katanya.

Beny mengatakan, berdasarkan data pusat statistik, jumlah UMKM di Yogyakarta pada 2023 mencapai 1,2 juta unit usaha atau sekitar 97,7 persen merupakan UMKM. “Besarnya penyerapan tenaga kerja oleh UMKM sebagai solusi bagi masyarakat kecil untuk memulai usaha, dan menjadi salah satu sarana untuk keluar dari kemiskinan,” katanya.

Dalam ajang Transfumi Summit 2023, diberikan apresiasi kepada relawan Garda Transfumi yang telah berhasil menerbitkan NIB dan SJPH terbanyak. Capaian wilayah penerbitan perizinan berusaha tertinggi diiraih oleh Jawa Barat (172.557 NIB), diikuti oleh NTB (71.917 NIB), dan Sulawesi Selatan (71.153 NIB).

Selain itu, apresiasi juga diberikan kepada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan NTB yang dinilai memberi dukungan maksimal kepada Garda Transfumi.

Melalui acara tersebut juga KemenKopUKM, Kementerian Agama, BPJPH, GoTo Group, BNI dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sepakat meluncurkan program Kita Halalin 2024 sebagai upaya mewujudkan mandatory halal 2024, yang merupakan langkah konkret manfaat setelah kepemilikan NIB bagi pelaku usaha mikro.(Jef)

KemenKopUKM: Pembangunan IKN Perlu Gunakan Pendekatan Pemberdayaan UMKM

Balikpapan:(globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menilai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan wilayah di sekitarnya perlu menggunakan pendekatan pemberdayaan UMKM agar pertumbuhan ekonomi yang tercipta berlandaskan pada partisipasi masyarakat dan sektor riil.

“Dalam arti, program strategis nasional tersebut harus melibatkan pelaku UMKM lokal dan koperasi. Bahkan, dengan segala potensi yang dimiliki IKN, harus juga dengan mengangkat komoditas unggulan asal Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur,” kata Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro Rulli Nuryanto, saat mewakili MenKopUKM, pada acara Nusantara Now Festival 2023 dan Dialog Kebangsaan dengan tema Dukungan Pemerintah dalam Pemberdayaan UMKM untuk Memperkuat Kesejahteraan Masyarakat, di Kota Balikpapan, Kalimantan timur, Rabu (22/11).

Rulli menjabarkan berbagai program strategis KemenKopUKM yang dapat diakses dan dikolaborasikan untuk pemberdayaan pelaku UKM dan koperasi di IKN, seperti program Rumah Produksi Bersama (Factory Sharing), Rumah Kemasan, hingga pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas usaha para pelaku UKM dan koperasi.

“Dengan adanya program Rumah Produksi Bersama yang bisa dimanfaatkan secara bersama oleh para pelaku UMKM misalnya, kami ingin meningkatkan kualitas produk UMKM agar sesuai dengan keinginan dan selera pasar,” ucap Rulli.

Lebih dari itu, kata Rulli, pengelolaan terpadu UMKM melalui Rumah Produksi Bersama, bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan kepastian tersedianya pasokan bahan baku, serta penguatan pasar dalam negeri dan peningkatan ekspor.

“Sehingga, ini akan menaikkan pendapatan daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan devisa negara,” ucap Rulli.

Selain Rumah Produksi Bersama, Rulli juga menunjuk program Rumah Kemasan yang bisa diakses dan dimanfaatkan pelaku UMKM. “Dengan kemasan yang bagus dan baik, akan menarik minat pembeli lebih banyak dan lebih luas. Bahkan, nilai produk akan meningkat dengan kemasan yang bagus, unik, dan eye catching,” katanya.

“Tahun ini ada 13 rumah kemasan yang dikembangkan di beberapa daerah termasuk yang menyatu dengan Pusat Layanan Usaha Terpadu atau PLUT KUKM,” kata Rulli.

Terkait pelatihan-pelatihan, Rulli memastikan hal itu bisa diakses, baik secara offline maupun online melalui platform edukukm.kemenkopukm.go.id. “Saya juga mengajak para mahasiswa untuk bisa mengakses akun media sosial @kemenkopukm termasuk di instagram dan facebook untuk bisa lebih jauh mengetahui program KemenKopUKM,” kata Rulli.

Dalam kesempatan yang sama, Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto berharap IKN di Kaltim bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru Indonesia. “IKN diharapkan dapat menciptakan pusat-pusat ekonomi baru, mendukung pemerataan ekonomi, dan memperkuat kinerja pemerintah,” kata Sidarto.

Sidarto mengharapkan pembangunan di IKN akan terus berjalan dengan baik dan segala permasalahan yang ada bisa diselesaikan sebaik-baiknya. “Dan pada konteks pembangunan IKN, perlu dilakukan berbagai program untuk peningkatan SDM agar tidak timbul kesenjangan sosial,” kata Sidarto. (Jef)