Empat Kabupaten se Madura Plus Kediri, Gelar Pameran Produk UMKM di Smesco Indonesia

JAKARTA: (Globalnews.id)- Menkop dan UKM Puspayoga memberikan apresiasi kepada Bupati se Madura (Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, Sampang) ditambah Kab Kediri Jawa Timur, yang membawa para UMKM nya ke Jakarta dan menggelar acara “Madura Menjemput Asa Menembus Batas”, yang diadakan di Smesco Indonesia, selama dua hari pada 28-29 November 2018.

“Saya memberikan apresiasi dan mengucapkan terimakasih atas dukungan yang luar biasa dari para Bupati se Madura didukung Bupati Kediri, dalam membina dan mensupoort UMKM nya agar bisa menambah daya saing sekaligus membuka akses pasar dengan mengggelaar acara ini,”kata Menteri Puspayoga dalam sabutannya pada acara Ragam Kriyanusa Jawa Timur dalam Etnik Kontemporer di Era Revolusi Industri 4.0, Madura Menjemput Asa Menembus Batas, di gedung Smesco Indonesia,Jakarta, Rabu (28/11/2018}.

Menteri Puspayoga mengharapkan setelah inisiatif dari Bupati se Madura dan Kab Kediri ini,Smesco Indonesia akan semakin sering dipakai sebagai ajang promosi bagi UMKM seluruh Indonesia. “ Smesco Indonesia kini hadir dengan wajah baru dimana ketika kita masuk ke sini maka akan langsung melihat seluruh produk UMKM se Indonesia dari Sabang sampai Merauke, karena di lantai satu dan dua, ada produk UMKM selindo dengan harga langsung dari pengrajin,pebeli hanya dikenai tambahan PPn saja,” katanya. Lantai satu sampai tiga, juga difungsikan sebagai sarana sosial dimaan UMKM maupun koperasi bisa menggelar acara disini tanpa dipungut biaya.

Puspayoga mengatakan di Smesco Indonesia, pembeli tak hanya bisa membei secara eceran namun dimungkinkan membeli secara grosir, karena pengelola Smesco Indonesia sudah memiliki database lengkap menyangkut pengarjin ang memasok produknya di Smesco. “Adanya revolusi industri 4,0, saya harap malah bisa menjadikan dorongan untuk maju, karena kita masih membutuhkan pemasaran offline, misalnya Bukalapak saja malah membuka tokonya di sini, meskipun space nya tidak terlalau luas,namun intinya offline tetap menjadi suatu kebutuhan ditengah era revolusi industri,’tambahnya.

Madura Seutuhnya

Sementara itu Dirut LLP KUKM pengelola Smesco Indonesia, Emilia Suhaemi mengatakan, event ini tentu strategis dan penting utamanya ketika kita mengangkat tema Madura, karena kebanyakan masyarakat kita memiliki pemahaman , yang tidak lengkap tentang masyarakat dan budaya Madura. Bukan hanya karapan yang terkenal dari madura, tetapi banyak lagi produk unggulan yang perlu diperkenalkan kepada masyarakat luas.

LLP-KUKM bergerak di bidang layanan pemasaran KUKM dengan merevitalisasi paviliun propinsi menjadi tempat display permanen, pusat promosi & pemasaran produk unggulan KUKM daerah yang berciri identitas daerah, Local Heritages dan Keunikan dari 34 provinsi di Indonesia..

Festival daerah merupakan bagian dari usaha revitalisasi pavilion provinsi yang merupaka ajang ekspose semua potensi unggulan daerah mulai dari produk, pariwisata, budaya dan kuliner khas daerah yang mencirikan identitas daerah, local heritage dan keunikan, sehingga menjadi referensi terbaik untuk mendapatkan produk unggulan KUMKM Indonesia.

Emilia menjelaskan, event ini Madura ini merupakan kerjasama antara smesco INDONESIA dengan Pemda Jatim khususnya Pemda 4 Kabupaten se Madura dan Kediri dengan tema Madura Menyambut Asa Menembus Batas. Acaranya adalah menggelar pameran aneka Produk Unggulan dan dimeriahkan oleh fashion show Seset Art, Tarian Songsong Senom, drama tari “Panji Asmarantaka”, dan berbagai demo seperti; demo membatik, demo lukis kain, demo lukis tas, demo ukiran/warangka keris, demo lukis bakar, serta kuliner khas Madura.

Kepopuleran ramuan tradisional Madura memang tidak dapat diragukan lagi, lebih dikenal sebagai solusi manjur untuk mengatasi persoalan gangguan seksual. Namun demikian, sejatinya ramuan Madura tidak hanya berfungsi afrodisiak, melainkan juga terbukti berkhasiat ampuh untuk perawatan kesehatan tubuh. Berbagai jamu produk ukm madura ditampilkan dan bisa didapatkan pada kesempatan langka ini.

Begitu pula Rujak Bubur atau dalam bahasa Madura Jek Tajjin, kuliner yang hanya muncul di bulan Ramadhanpun juga disuguhkan. “Pendek kata, inilah saatnya kita berkangen kangenan, bergembira dalam suasana citarasa madura dan kediri,” tambahnya.

Lebih Sering Lagi

Bupati Kab Sumenep KH Ahmad Busyro Karim mengatakan acara seperti ini harus banyak dikembangkan, karena sedikit banyak akan membantu kendala pengembangan UMKM yang ada di Madura.

Menurut Bupati Busyro, setidaknya ada dua kendala yang dihadapi UMKM di Pamekasan dan Madura pada umumnya yaitu, kemasan (packaging) yang masih sederhana sehingga sulit untuk menembus pasar global. Dan yang kedua, masalah pemasaran yang kalah bersaing dengan perusahaan besar, akibat biaya produksi yang rata=rata lebih besar dibanding perusahaan besar untuk profuk sejenis.

Namun tegas Bupati,kendala-kendala itu bukan menjadi alasan bagi Kepala Daerah untuk berhenti membina UMKM. Di Pakemasan misalnya, Bupati Busyro telah menetapkan program 1.000 wirausaha muda, dengan alokasi biaya APBD sekitar Rp 15 miliar pertahunnnya, dan dilengkapi dengan inkubator. “Ide atau gagasan seperti pameran ini adalah upaya kami untuk bisa memberikan ruang bagi produk UMKM nenembus pasar nasional bahna internasional,” ujarnya.

Secara khusus Bupati Sumenep memberikan apresiasi kepada Menkop dan UKM Puspayoga yang tak kenal lelah berupaya memberikan support pada pengembangan produk UMKM khususnya di Madura.” Beliau sering berkunjung ke Sumenep dan Madura hanya untuk melihat pembuatan batik maupun keris, ini sangat luar biasa bagi kami,” akunya.

Sementara itu Bupati Bangkalan Baddrut Tamam selaku Inisiator acara Madura Menjemput Asa Menembus Batas mengatakan, secara umum empat Kabupaten di Madura (Sampang, Bangkalan, Sumenep dan Pamekasan) masih tertinggal dibanding wilayah lain. Di pulau ini, ada 52.200 UMKM, 3.625 Koperasi dan 7.080 perajin batik dan total jumlah penduduk 4 juta jiwa. “Saya pikir jika pembinaan kepada mereka dilakukan secara kontinyu, maka saya optimis Madura akan mampu mengejar ketertinggalan dibanding wilayah lain di Indonesia,” tegasnya.

Ia memberi contoh, batik madura yang hampir semuanya merupakan batik tulis,namun masih kalah populer dibanding batik Solo maupun Jogja. “Batik Madura kualitasnya sangat bagus,namun kurang promosi. Ini yang kami harapkan ada campur tangan dari pemerintah pusat bagaimana agar batik Madura ini bisa terangkat, misalnya dalam seminggu sekali, pegawai diwajibkan memakai batik Madura,” tambahnya. (jef).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.