Koperasi Pengelola Pasar Rakyat Harus Profesional

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)-Kementerian Koperasi dan UKM ingin Pasar Rakyat yang akan dibangun benar-benar bermanfaat bagi para pelaku UKM, termasuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Pasar rakyat juga harus dikelola oleh Koperasi secara profesional.

Pasar Rakyat dari hari ke hari harus berproses semakin baik. Pada 2020, Kemenkop dan UKM berencana membangun 49 pasar rakyat, yang terdiri 20 di daerah perbatasan, 27 di daerah reguler dan 2 pasar tematik. Selain itu juga akan dibangun sarana dan prasarana bagi PKL di samping pasar.

“Kita ingin memperkaya wawasan dan kapasitas para pembina pusat dan daerah untuk memberdayakan koperasi supaya dapat mengelola pasar secara profesional,” kata Deputi bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria br Simanungkalit saat membuka Rakornis penetapan alokasi calon peserta program tugas perbantuan Tahun Anggaran 2020, Jakarta.

Para pembina di daerah diharapkan juga dapat mempromosikan produk-produk unggulan di daerah tersebut, sehingga pemasarannya tidak hanya kepada masyarakat setempat tapi juga melalui jejaring koperasi antar provinsi. Dengan demikian lalu lintas dan jejaring koperasi antar provinsi semakin bergairah dan perputaran uang di antara koperasi semakin besar.

“Kita berharap ada kolaborasi program dengan kedeputian lain, maupun pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas pengelola koperasi melalui pendampingan, sehingga profesionalismenya makin baik,” jelas Vicky, demikian ia akrab disapa.

Selain dengan Deputi yang lain, imbuhnya, pihaknya juga akan bekerjasama dengan Kementerian Lembaga lainnya, semacam Kominfo, Kemendes maupun PUPR. “Kerjasama dengan KL lain itu supaya ada akses jalan, akses internet, maupun fasilitas lain, sehingga produknya bisa dipasarkan ke daerah lain dengan menggunakan tekhnologi,” jelas Vicky.

Acara ini dihadiri oleh para Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM kabupaten/kota seluruh Indonesia.

Salah satu pembicara pada Rakornis tersebut adalah Member MBA Institut Teknologi Bandung Sabar Situmorang. Menurutnya untuk mengembangkan pasar rakyat potensi asli yang ada di daerah itu harus diberdayakan. “Jangan hanya sekedar mencontoh produk dari luar, di daerah tersebut yang diminati apa maka itulah yang harus diberdayakan. Jadi harus berangkat dari karakter di daerah tersebut, selebihnya baru penambahan produk dari daerah lain,” paparnya.

Setelah pemberdayaan hasil pertanian dan perkebunan, semisal sayuran, ikan, buah dan lain-lain, baru mengembangkan pada makanan olahan yang dikemas dengan baik supaya ada nilai tambah. Barang-barang yang dipasarkan, imbuhnya, juga harus bisa bersaing dengan pemain lain semacam supermarket dan produknya harus lengkap, supaya pembeli tidak lari ke tempat lain.

“Jangan lupa juga pembaruan produk dan jangan hanya fokus pada hasil alam,” pinta Sabar Situmorang.

Sebelumnya, ketua panitia yang juga Asdep Pemasaran pada Deputi Propasar Destry Anna Sari mengatakan, selain merevitalisasi pasar rakyat di daerah perbatasan, daerah tertinggal dan daerah pasca terkena bencana, Kemenkop dan UKM juga ingin meminimalisir kemungkinan kendala-kendala di lapangan saat pelaksanaan program nanti. “Kita berharap program Kemenkop dan UKM yang dialokasikan ke daerah tepat sasaran dan dapat berjalan dengan efektif,” harap Destry. (jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.