Sistem Online Pemasaran Smesco Bakal Dikembangkan

Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga memecahkan kendi menandai pelepasan Ekspor Produk KUKM Furniture Etnik dan Rustik ke Amerika Serikat, didampingi Wakil Bupati Kab.Probolinggo Timbul prihandoko, Pengrajin Furniture Etnik Irianto dan Dirut LLP-KUMKM Ahmad Zabadi. Probolinggo Sabtu (8/4/2017)
Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga memecahkan kendi menandai pelepasan Ekspor Produk KUKM Furniture Etnik dan Rustik ke Amerika Serikat, didampingi Wakil Bupati Kab.Probolinggo Timbul prihandoko, Pengrajin Furniture Etnik Irianto dan Dirut LLP-KUMKM Ahmad Zabadi. Probolinggo Sabtu (8/4/2017)

SEMARANG (Globalnews.id)- Pemasaran via sistem online yang selama ini dijalankan Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) Kementerian Koperasi dan UKM di Galeri Indonesia WOW bakal dikembangkan.

“Bila selama ini kita membidik hanya pasar lokal, ke depan website kita akan lebih diarahkan untuk menggaet buyer di luar negeri. Intinya, kita akan meluaskan pangsa pasar”, ungkap Dirut LLP Kemenkop dan UKM Ahmad Zabadi usai mendampingi Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga bertemu dengan Wakil Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Semarang Irwan Malik dan eksportir UKM furnitur asal Jepara, Ponco Suhirno, di Semarang, Minggu (23/4).

Menurut Zabadi, tujuan dari pertemuan itu untuk bertukar pikiran dengan eskportir yang sudah berpengalaman di bisnis online untuk menembus pasar global, khususnya Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Australia.

“Kita memiliki ribuan UKM dengan ratusan ribu item produk unggulan dan berkualitas. Di sistem online ini, bila ingin menembus pasar luar, kita harus sedikit mengubah spesifikasi produknya. Dimana kategori per produknya harus jelas”, jelas Zabadi.

Zabadi mengakui, sebenarnya sistem pemasaran online yang selama ini dijalani sudah mengarah kesana. Hanya saja, masih sebatas menyasar pasar dalam negeri saja. “Nah, dengan bantuan dari teman-teman eksportir ini kita akan menyasar juga ke pasar luar. Kita akan minta masukan hal-hal apa saja yang musti diubah agar lebih bisa diterima buyer di pasar luar, khususnya AS, Eropa, dan Australia”, tandas Zabadi.

Dalam kesempatan yang sama, Irwan Malik menjelaskan bahwa pasar tiga kawasan tersebut lebih berminat produk furnitur berupa kayu solid (jati dan mahoni) asal Indonesia, ketimbang furnitur berbahan kayu plywood asal China. “Bagi orang AS, Eropa, dan Australia, produk furnitur asal Indonesia itu menyangkut cita rasa tinggi. Bagi mereka, membeli furnitur asal Indonesia itu karena dianggap barang berharga, untuk investasi, sekaligus gaya hidup. Sedangkan produk dari China lebih banyak diserap pasar lokal”, kata Irwan.

Sedangkan Ponco Suhirno yang biasa ekspor furnitur ke Prancis dan Inggris mengatakan bahwa saat ini sudah muncul pesaing baru di bisnis furnitur untuk pasar Eropa. Yaitu, dari negara-negara Eropa Timur seperti Rumania, Bulgaria, dan Polandia.

“Dengan harga lebih murah karena faktor kedekatan geografis, dengan bahan baku kayu pinus, ceri, dan sebagainya. Itulah pesaing kita saat ini di Eropa. Hanya saja, produk furnitur itu masih unggul karena unik dan mahal. Produk furnitur kita di Eropa masuk ke dalam kelas Masterpiece”, pungkas Ponco. (jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.