Arsip Tag: BNI xpora

BNI Xpora Bawa UMKM Kopi Indonesia ke Amsterdam Coffee Festival 2024

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melalui BNI Xpora kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong UMKM Indonesia menembus pasar global. Kali ini, BNI Xpora memberangkatkan lima produk UMKM kopi unggulan Indonesia ke Amsterdam Coffee Festival 2024 yang akan diselenggarakan pada 4-6 April 2024 di Westergas, Amsterdam.

Lima produk UMKM kopi yang diberangkatkan BNI Xpora menawarkan berbagai macam kopi asal Indonesia dengan citra rasa lokal dan produk pendukung industri kopi. Jenis kopi yang dipamerkan meliputi robusta dan arabika yang berasal dari Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Flores, dan Sulawesi Utara.

Direktur Retail Banking BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan, partisipasi ini bertujuan untuk mempromosikan produk kopi lokal dan produk pendukung industri kopi ke pasar global. “Keikutsertaan mereka merupakan langkah strategis untuk menembus pasar global dan memperkenalkan kekayaan rasa kopi Indonesia kepada dunia,” ujar Corina.

Amsterdam Coffee Festival merupakan salah satu festival kopi terbesar di dunia. Lebih dari 100 merek kopi akan dihadirkan oleh roaster profesional, barista ahli, dan pakar kopi, serta pecinta kopi dari berbagai negara. Festival ini menarik lebih dari 10.000 pengunjung setiap tahunnya, termasuk para pelaku industri kopi seperti distributor, perusahaan kopi, dan kafe.

Pada dua hari pertama, festival ini diperuntukkan bagi para profesional industri kopi terpilih. Kemudian pada akhir pekan, seluruh pengunjung dapat menikmati berbagai kopi terbaik dari seluruh dunia.

BNI Xpora tidak hanya memperkenalkan produk kopi unggulan Indonesia di Amsterdam Coffee Festival, tetapi juga menjembatani UMKM kopi dengan potential buyer dari Belanda dan negara-negara lainnya. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi ekspor dan membuka peluang pasar baru bagi UMKM kopi Indonesia.

“Kami optimis bahwa partisipasi UMKM kopi Indonesia di Amsterdam Coffee Festival 2024 akan membuka peluang baru untuk meningkatkan ekspor kopi Indonesia dan meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar global,” pungkas Corina. (jef)

Jembatani Diaspora, BNI Sukses Bawa UMKM Sidoarjo Ekspor Keripik Singkong ke Belanda

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI proaktif mengantarkan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkan bisnisnya menembus pasar internasional.

Melalui BNI Xpora, UMKM asal Sidoarjo, Jawa Timur, PT Indorasa Utama, berhasil mengekspor 1 container berukuran 40 feet yang berisikan 1.360 box produk snack olahan singkong ke Rotterdam, Belanda. Selain itu juga terdapat 400 box snack produk olahan teri dan 2.800 box produk olahan bawang ke negara yang sama.

Pengiriman perdana ini merupakan hasil business matching yang dijembatani BNI Xpora, antara PT Indorasa Utama di Sidoarjo dengan Diaspora Buyer Ben Helen Trading yang merupakan anggota Asosiasi Pengusaha Indonesia (ASPINA) di Amsterdam, Belanda.

Acara serah terima produk UMKM tersebut dilakukan di Daxel Warehousing, Rotterdam, Netherland, *akhir Januari 2024.*

Hadir dalam acara Wakil Duta Besar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag Freddy Martin Panggabean, Atase Perdagangan Sabbat Christian Jannes Sirait, Anggota Presidium Asosiasi Pengusaha Indonesia (ASPINA) Belanda Lubis, Head of Amsterdam Office BNI Amsterdam Dwi Wibowo, serta Benny dan Helen dari Ben Helen Trading Belanda.

Dalam keterangannya, Direktur Retail Banking BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan, upaya perseroan dalam menjembatani para pelaku UMKM dan diaspora di Belanda kini menunjukkan hasil yang nyata. Hal ini membuktikan bahwa produk-produk UMKM Indonesia memiliki kualitas yang mumpuni sehingga diminati di pasar global.

“Ini adalah hasil business matching yang telah kita arrange di tanggal 10 Juli 2023 secara daring dan kita berhasil mewujudkannya. Semoga ini menjadi awal yang baik,” ujarnya.

Putrama menjelaskan, proses business matching tersebut dilakukan melalui tahapan yang panjang, dari mulai pembahasan spesifikasi produk, packaging, kirim sampel produk, penentuan harga produk, dan pembahasan sales contract untuk kerjasama jangka panjang, hingga akhirnya pengiriman dilakukan pada tanggal 13 November 2023 melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dan tiba di Rotterdam pada Senin, 22 Januari 2024. Ben Helen Trading akan mendistribusikan produknya melalui beberapa toko Asia yang ada di sekitar Belanda.

Putrama menambahkan, melalui BNI Xpora, perseroan mendukung peningkatan potensi UMKM Indonesia agar dapat mengembangkan bisnisnya menuju UMKM GO Productive, Go Digital, dan Go Global. Tak hanya itu, melalui channel tersebut, BNI siap melayani para diaspora Indonesia yang berprofesi sebagai pengusaha di luar negeri untuk menemukan potential supplier di Indonesia.

“Semoga semakin banyak produk-produk lokal Indonesia bisa go global, sehingga para pelaku UMKM bisa naik kelas,” pungkasnya. (Jef)

Ecovivo Kembangkan Bisnis Sampo dan Sabun Ramah Lingkungan

Jakarta:(Globalnews.id)-Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) semakin proaktif menerapkan konsep bisnis berkelanjutan demi mendukung program besar penjagaan lingkungan nasional.

Ecovivo merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak pada bidang produk perawatan diri, khususnya sabun dan sampo dengan keunggulan pada bahan baku alami yang mengandung antioksidan tanpa aditif bahan kimia penyebab tumor dan kanker.

Founder Ecovivo Tri Suhartini mengatakan bahwa bisnis ini bermula dari kegemarannya berkebun dengan memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumahnya di Magelang, Jawa Tengah.

Tanaman yang dia miliki di antaranya bunga edible dan aromatic yang bisa dikonsumsi. Dari tanaman tersebut Tri terinspirasi membuat produk perawatan tubuh mulai dari sampo cair hingga sabun ramah ramah lingkungan.

Ecovivo juga proaktif menciptakan produk dengan bentuk yang lebih ramah lingkungan. Sampo produksi Ecovivo berbentuk padat guna mengurangi konsumsi packaging plastik masyarakat.

“Kami bersyukur dapat menjadi pelaku UMKM yang berkontribusi pada penjagaan lingkungan ini. Memang awalnya saya terinspirasi dari kampung halaman dengan lahan yang terbatas jadi saya menanam tanaman yang aromatic dan edible, yang kemudian saya buat jadi produk perawatan tubuh yang ramah digunakan dan ramah juga terhadap lingkungan,” paparnya.

Saat pandemi Covid-19 masuk Indonesia, Tri bercerita dirinya menemukan ide untuk memanfaatkan tanaman edible flower yang ada di sekitar rumahnya. Dia pun berpikir menjadikan tanaman tersebut menjadi teh untuk memperkuat daya tahan tubuh.

“Karena pada saat pandemi butuh sesuatu untuk memperkuat, jadi semua tanaman edible dan aromatic kami bikin teh yang bagus dan rempahnya untuk memperkuat daya tahan tubuh,” katanya.

Tri menyampaikan bahwa pihaknya juga bekerja sama dengan petani guna mendapatkan rempah untuk bahan baku pembuatan sabun dan sampo ramah lingkungan serta teh yang berasal langsung dari pekarangan petani.

Selain itu, pihaknya juga menggandeng perajin di wilayah Magelang untuk memasok kemasan produknya.

“Kami bekerja sama dengan petani untuk memasok bahan baku. Untuk sabun dan sampo rempahnya melalui petani. Untuk teh berasal dari tanaman pekarangan petani yang diolah dengan gabah jadi tidak diroasting dengan mesin. Kami juga bekerja sama dengan perajin sekitar Magelang untuk memasok kemasan hand made yang eco-friendly,” jelasnya.

Dalam memasarkan produknya, Ecovivo memanfaatkan media sosial dan marketplace untuk pemasaran online, sementara penjualan secara offline di Workshop yang terletak di Banyurojo, Magelang. Selain itu, Ecovivo juga bekerja sama dengan toko organik dan salah satu hotel di Yogyakarta dalam menjual sabun, sampo, dan teh.

Kapasitas produksi Ecovivo mencapai 300 pcs per bulan dengan harga produk yang dijual berkisar dari Rp20.000 hingga Rp150.000. Adapun negara tujuan ekspor produk ramah lingkungan ini di antaranya Singapura, Jepang, dan Belgia.

Ecovivo merupakan salah satu peserta di pameran Inacraft on October 2023. Ajang tersebut didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI yang turut menyediakan layanan konsultasi bisnis go global melalui BNI Xpora.

Melalui BNI Xpora, pelaku UMKM bisa on boarding ke digital dan berkesempatan mengikuti berbagai program pelatihan, pendampingan, business matching, hingga event pameran di luar negeri. (Jef)

Berprinsip Ndeso Rasa Bule, Yudi Eko Santosa Bawa Kaytama Ekspor ke Mancanegara

BANJARSARI, CIAMIS:(Globalnews.id)- Yudi Eko Santosa, membangun bisnisnya, Kaytama, dari Jalan Cigayam, Sukasari, Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Terpaut sekitar 308 kilometer dari pusat bisnis Jakarta, Kawasan Sudirman. Namun, usahanya yang berbasis kayu itu tidak ciut, malah berkibar hingga mancanegara.

Bagi Yudi, membangun sebuah bisnis bukan tergantung pada kantor operasi yang harus berlokasi di pusat bisnis, tetapi rasa cintanya pada bisnis itu yang akan menguatkan. Itulah mengapa, Yudi berpegang pada prinsip “Ndeso Rasa Bule”, yang bisa diartikan, meski dari pedesaan yang jauh dari Kota metropolitan Jakarta, dia bisa membawa produk – produknya ke 17 negara, Dimana 35 kliennya berada.
Justru, katanya, dengan tetap berkantor di desa, dirinya sekaligus dapat menantang para UMKM lainnya untuk membangun bisnis dari desa.

“Kami memiliki tagline Ndeso rasa bule, karena biasanya eksportir itu berkantor pusat di Jalan Jendral Sudirman di Jakarta. Nah, teman buyer saya nggak pernah mau saya ajak kesini (Banjarsari) karena gurauan mereka: tempat kamu itu ga ada di google map. Namun, Alhamdulillah, saya bukannya minder, malah justru sering menantang teman-teman dari kota-kota besar, Ayo, saya saja yang di kampung bisa,” ujar Yudi.

Adapun tentang negara – negara yang menjadi sasaran ekspor produknya, Yudi menambahkan, “Alhamdulillah kami telah mengekspor kayu olahan ke berbagai negara seperti Australia, New Zealand, Korea Selatan, USA, Germany, Polandia, Belanda, Belgia, Prancis, Slovakia, Yunani, Ukraina, China, Vietnam, Singapura, Taiwan dan UAE,” paparnya.

Saat ini, Kaytama adalah pemasok produk kayu olahan yang menawarkan berbagai macam jenis kayu dalam berbagai bentuk produk jadi seperti. Mulai dari Exterior Decking (R1F/E4E/Groove/AntiSkid), Structural Engineered Timber Products (Glue Laminated & Plywood), Solid Timber Panel (Edge Glued & Finger Jointed Panels) dan Industrial components (Laminated Scantlings, Beams, Door Jambs & Frames).

Produk kayu olahan produksi Kaytama sudah dilengkapi dengan Sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) No. : 0133-VLK-MMS-017- IDN dengan Tanda SVLK No. : VLHH-32-09-0004. Saat ini, Kaytama juga telah menjadi perwakilan resmi perusahaan Australia.

‘Kami bangga bahwa seluruh fasilitas kami telah mematuhi skema yang merupakan implementasi dari Voluntary Partnership Agreement (VPA) on Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) yang ditandatangani oleh Negara-negara Uni Eropa,” jelasnya.

“Hal ini seiring dengan upaya Pemerintah Indonesia untuk mengkampanyekan pengakuan yang lebih luas khususnya untuk produk kayu olahan di pasar lain,’ sambungnya.

*Saat Memulai*

Muncul pertanyaan, bagaimana Yudi membangun Kaytama pada saat – saat awalnya berbisnis? Mantan karyawan Perhutani ini pun mengakui, pada awal dirinya mengawali usaha kayu olahan, ada bank yang membantunya memberi modal awal, sebesar Rp 150 juta pada tahun 2014. Saat itu perusahannya baru dari tahap merintis usaha jasa ekspor impor kayu olahan.

Bank yang Yudi maksud adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI. Beruntung, bank ini tidak hanya menyalurkan kredit, tetapi juga membangun sebuah program yang khusus didesain untuk membantu para pelaku UMKM agar mengglobal, yaitu BNI Xpora.

Dari BNI Xpora inilah, ujar Yudi, dia memperoleh bonus berupa informasi terkait calon buyer di luar negeri. Kaytama dapat terhubung dengan para buyer di luar negeri melalui business match-making yang diinisiasi oleh BNI Expora melalui jaringan kantor cabang BNI di luar negeri.

“Kami selaku perusahaan ekportir sangat terbantu dengan hadirnya BNI Expora, dimana kami bisa mendapatkan informasi apa saja yang dicari dan dinginkan buyer di luar negeri,” ujarnya.

Yudi menyebutkan akan terus menjalin kerja sama dan terus berharap mendapatkan dukungan dari BNI. Terbaru, Yudi berujar telah memperoleh pinjaman sebesar Rp 1,5 miliar dari bank yang sama.

“Saya dibesarkan oleh BNI sejak tahun 2014, dan kini sudah jalah 10 tahun, ini sebuah penghormatan dan penghargaan bagi saya dan perusahaan saya. Kedepan kami berharap terus mendapatkan dukungan dari BNI, untuk mewujudkan cita-cita dan impian kami,” ungkapnya.

Dia ingin BNI dapat terus mendukung Kaytama terutama dalam mewujudkan impiannya yakni memiliki pabrik pengolahan kayu sendiri.

“Impian kami ingin memiliki pabrik Industri Penggergajian dan Pengolahan Kayu, kami sudah memiliki rencana untuk membangun pabrik tersebut di daerah Lamongan, Jawa Timur,” harapnya.

Sementara itu, Branch Service Manager BNI Kantor Cabang Banjar, Yoli Rinadi mengatakan, BNI Expora merupakan satu dari sejumlah inovasi dan transformasi yang dilakukan BNI untuk mendukung UMKM menembus pasar global.

Dalam BNI Expora ini, lanjutnya, BNI memaksimal kekuatan kantor cabang luar negeri yang berada di pusat-pusat perdagangan dunia, seperti Inggris, Singapura, Hong Kong, Seoul, New York, hingga sub branch di Osaka.

Kaytama merupakan salah satu mitra BNI dari empat UMKM terbesar yang ada di Banjar. Kisah sukses Kaytama ini diharapkan bisa menjadi pemicu UMKM lainnya di Kabupaten Ciamis dan sekitarnya.

“Tentunya kami berharap keberhasian Pak Yudi bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Banjar,” ungkapnya. (Jef)

Produk Kerajinan Tangan HABE Sukses Tembus Pasar Global

Jakarta:(Globalnews.id)-PT HABE menjadi pelaku UMKM ekspor yang berhasil menembus pasar global. Salah satu bukti nyatanya adalah menjadi peserta pameran prestisius bertaraf global oleh The Korean Importer Association (KOIMA).

HABE didirikan pada November 2013. Awalnya mereka merupakan Perusahaan Modal Asing (PMA) yang dirintis Hendra Budiman bersama dua orang rekannya Warga Negara Belanda yang berdomisili di Kota Klaten. Perusahaan ini bergerak di bidang kerajinan tangan yang memiliki berbagai produk.

Hendra menyampaikan, perseroan memiliki beberapa klaster produk, di antaranya kerajinan dari kayu jati, produk kerajinan dengan bahan dasar daun-daunan dan bunga, bambu, kayu albasia, batu alam, hingga koleksi dream catcher.

Seluruh produk yang diproduksi HABE diekspor ke luar negeri dan omzetnya pada tahun lalu mencapai USD 2,1 juta atau setara Rp32,77 miliar, dan telah banyak menyerap tenaga kerja.

“Kalau omzet setahun terakhir sekitar USD 2,1 juta untuk tahun 2023, tentu kami berharap ini dapat terus tumbuh untuk mendorong penguatan kinerja UMKM Indonesia,” sebutnya.

HABE melakukan kerja sama dengan berbagai vendor untuk mendapatkan bahan yang akan diolah menjadi berbagai produk kerajinan tangan.

Untuk kayu jati, pihaknya bekerja sama dengan beberapa vendor dari wilayah Jawa Timur, seperti Ngawi dan Bojonegoro. Untuk bahan daun-daunan seperti pelepah pisang dan eceng gondok didapatkan dari vendor di Bantul.

Kemudian, untuk kayu albasia yang akan diolah menjadi bentuk ikan dan kuda laut bahannya berasal dari Bali. Lalu, bahan baku pembuatan dream catcher berasal dari Madura, dan bambu serta rotan berasal dari Magelang dan Klaten.

“Vendor kita lebih dari 50. Kemudian, produk-produk itu setengah jadi, kemudian dikirim ke HABE kita perbaiki kualitasnya, kemudian dipacking,” ujar Hendra.

Hendra menambahkan bahwa PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI juga memiliki kontribusi yang besar dalam kesuksesan mereka, khususnya lewat program BNI Xpora.

Hendra menuturkan, sejak awal berdiri pada 2013, pihaknya telah bekerja sama dengan BNI, mulai dari pengelolaan keuangan perusahaan hingga mendapat dukungan pada business matching dan pelatihan.

“Kita menggunakan baik itu payroll sampai jual beli valas di BNI. Untuk transaksi keuangan lainnya ke customer kita menggunakan BNIDirect. BNI juga support business matching, acara-acara pelatihan tertentu itu kita juga disupport oleh BNI,” pungkasnya. (Jef)

Didukung BNI Xpora,Cau Chocolates Sukses Jangkau Pasar Global

Jakarta:(Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI konsisten mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar naik kelas dan berorientasi ekspor melalui BNI Xpora.

Cau Chocolates merupakan salah satu UMKM yang merasakan manfaat dari BNI Xpora mulai dari permodalan hingga menjangkau pasar luar negeri.

Founder sekaligus CEO Cau Chocolates, Kadek Surya Prasetya Wiguna mengatakan, selain pembiayaan, bisnisnya juga dibantu untuk meluaskan pasar ke luar negeri melalui diaspora Indonesia.

“BNI menjadi partner bank utama kami. BNI Xpora itu banyak menghubungkan kita dengan diaspora-diaspora luar negeri yang berpotensi untuk menjual cokelat. Itu yang sangat membantu kami,” ujarnya.

Kadek Surya menceritakan, Cau Chocolates didirikan pada tahun 2017 di Bali berawal dari keresahan banyaknya kakao Indonesia yang diekspor ke luar negeri dalam bentuk mentah dan kembali ke Tanah Air dalam bentuk berbagai produk olahan. Menurutnya, hal ini tidak menguntungkan karena negara lain yang mendapatkan nilai tambah.

Dia menceritakan, pada saat pertama kali Cau Chocolates didirikan, cokelat atau kakao di Indonesia itu kita produsen nomor 3 di dunia.

Pada tahun 2017 mereka menyadari bahwa produk Indonesia banyak diekspor dalam bentuk biji, dan kembali masuk ke Indonesia dalam bentuk produk jadi yakni cokelat yang memiliki add value tinggi.

Di samping itu, Kadek Surya menambahkan, pabrik cokelat di Bali didominasi perusahaan asing karena lebih unggul dari sisi teknologi. Hal ini yang membuat dirinya ingin memberdayakan kakao Indonesia sebagai produk olahan cokelat asli Bali.

“Setelah kami melihat itu, kami menyadari bahwa ini ada peluang besar yang seharusnya bisa digarap oleh masyarakat lokal. Jadi itulah kemudian dasar kami di Cau Chocolates untuk mencoba pertama kali membangun pabrik cokelat milik orang Bali pertama yang betul-betul kita miliki sendiri,” jelasnya.

Adapun, produk olahan cokelat milik Cau Chocolates kini jumlahnya mencapai 200 jenis, di mana produk yang paling diminati adalah produk cokelat jadi yaitu cokelat batang yang sebagian besar dijual melalui toko oleh-oleh khas Bali untuk di dalam negeri dan juga dijajakan di sejumlah Duty Free yang ada di beberapa negara. Tidak hanya itu, Cau Chocolates juga memiliki toko sendiri dengan nama Chocoland Bali.

Untuk mendapatkan kakao yang akan diolah menjadi cokelat, Kadek Surya menyampaikan, pihaknya kebun kelolaan sendiri. Selain itu, Cay Chocolates juga bekerja sama dengan sejumlah petani kakao lokal.

“Kalau di Cau Chocolates ada dua instrumen yang kita gunakan untuk mendapatkan kakao. Pertama, bisa berasal dari kebun inti yang dimiliki perusahaan. Kedua, kebun mitra adalah yang diusahakan dan dikerjasamakan dengan masyarakat sekitar. Jadi, ada petani mitra dan berasal dari kebun inti,” pungkasnya.

Dengan semangat untuk terus meningkatkan kualitas produk oleh Cau Chocolates ini, BNI Xpora juga berkomitmen membukakan akses pasar ke luar negeri dengan mengajak Cau Chocolates untuk ikut dalam berbagai event eksibisi di dalam dan luar negeri serta business matching dengan para Diaspora maupun Global Buyer dari berbagai negara.(Jef)

Sambut 2024, BNI Komitmen Perkuat Diaspora Berbisnis Melalui BNI Xpora

Jakarta:(Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI berkomitmen untuk terus memperkuat layanan BNI Xpora guna membantu para diaspora Indonesia lebih produktif di negara tinggalnya.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menuturkan, 2024 merupakan periode yang penuh dengan kesempatan, termasuk untuk para diaspora dalam menjalankan berbagai rencana bisnisnya.

Melalui BNI Xpora, perseroan berupaya menyediakan layanan komprehensif bagi para diaspora untuk mendapat pembinaan hingga pembiayaan.

“Di 2024, kami ingin lebih memperkuat dukungan pada diaspora. Hal ini sejalan dengan arahan dari Kementerian BUMN untuk mendorong BNI go global. Melalui BNI Xpora kami terus memberikan solusi komprehensif untuk bisnis dari para diaspora seluruh dunia,” katanya.

Royke menyampaikan, melalui BNI Xpora para diaspora juga akan mendapat sejumlah fasilitas dalam memajukan usahanya, mulai dari pendanaan hingga pemasarannya.

BNI memberikan bantuan mulai dari ruang showroom, jasa pengiriman, hingga link untuk jasa pergudangan yang terjangkau berkat jaringan Kantor Luar Negeri BNI yang tersebar di 7 negara.

“Tentunya kita ajak mereka mencari partner untuk mereka membantu bagaimana pengirimannya ekspedisi maupun logistik supaya lebih efisien, supaya bisa harganya juga masuk kita bantu,” jelasnya.

Royke melanjutkan, dengan jumlah diaspora Indonesia yang berada di luar negeri mencapai 8 juta orang, BNI Xpora dapat berperan menjadi perantara jika diaspora ingin membuka usaha hingga investasi.

“Diaspora kita kan kurang lebih seluruh dunia itu adalah lebih catatan kami ada 8 juta, nah ini sebenarnya ada potensi buat diaspora ini untuk membantu juga untuk selain diaspora para pekerja migran tentunya juga banyak diaspora ingin memberikan sesuatu kepada Indonesia atau mereka juga ingin investasi di Indonesia. Nah, itu juga salah satu bentuk yang kita ingin tampung,” kata Royke. (Jef)

Sasar Pasar Korea Selatan dan Jepang, BNI dan BI Kembangkan Xpora

Jakarta:(globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkobalorasi dengan Bank Indonesia (BI) mengembangkan produk BNI Xpora dalam rangka mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menembus pasar global.

Dalam kesempatan ini, BNI Wilayah 02 bersama BI Perwakilan Sumatera Barat menggelar Seminar and Business Matching dengan tema Unlocking Opportunities in South Korea and Japan Market yang digelar di Gedung Anggun Nan Tongga Bank Indonesia, Padang, Rabu (22/11/2023).

Dalam acara tersebut, BNI Xpora bekerja sama dengan Atase Perdagangan Seoul Korea Selatan dan Jepang melakukan business matching antara UMKM dan calon buyer dari Korea Selatan dan Jepang.

Lebih dari 150 pelaku UMKM berpartisipasi untuk memperkenalkan produk mereka kepada para buyer dari Korea dan Jepang. Agenda ini juga bertepatan dengan pre-event Sumbar Creative Fest.

Hadir dalam acara Pemimpin Wilayah BNI 02 (Area Sumbar, Riau dan Kepri) Khairul Salam, Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatera Barat Endang Kurnia Saputra, perwakilan dari Atase Perdagangan Seoul Korea Selatan Eko Aprilianto Sudarajat, Atase Pertanian Tokyo Jepang Muhammad Muharram Hidayat, ITPC Osaka Jepang RM Dicky Farabi, perwakilan dari Bea Cukai Hery Syamsul Bahtiar, dan Kepala Kewirausahaan Universitas Andalas Nofialdi.

*Dalam keterangannya, Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo* mengungkapkan, program peningkatan kapasitas ini menunjukkan bahwa BNI Xpora akan terus menjadi salah satu pemberdayaan UMKM Indonesia untuk terus maju dan diharapkan dapat memajukan UMKM Indonesia di pasar internasional.

“BNI Xpora akan terus mendukung kinerja ekspor produk lokal dan mengantarkan UMKM lokal go global,” pungkasnya.

Dia menyampaikan, BNI dan BI mendukung UMKM agar bisa menembus pasar Korea Selatan dan Jepang. Dengan metode one on one, business matching ini diharapkan dapat menjadi jembatan untuk memasarkan produk-produk UMKM Indonesia di negara tersebut.

Okki menyampaikan, dengan jaringan kantor luar negeri BNI yang tersebar di tujuh negara, BNI Xpora terus mengoptimalkan peran sebagai channel BNI dalam menembus akses pasar ke luar negeri.

“Di sisi lain, perseroan berharap program ini dapat meningkatkan volume transaksi ekspor dan pendapatan devisa negara, serta memperkenalkan produk-produk buatan Indonesia ke Korea dan Jepang,” katanya. (Jef)

BNI Xpora Dorong Kayu Produksi Ciamis Diekspor Hingga Mancanegara

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) terus mendorong kinerja ekspor debitur UMKM melalui program Xpora. Kali ini BNI berhasil mengantarkan produk kayu Kaytama dari Ciamis, Jawa Barat hingga ke berbagai negara asing.

Pemilik Kaytama, Yudi Eko Santosa mengatakan bahwa Kaytama menyediakan berbagai macam produk kayu jadi seperti ubin kayu/exterior decking, finger joint laminating, tiang, balok, hingga kusen, pintu dan jendela.

Kaytama juga dapat memproduksi produk olahan kayu secara custom berdasarkan permintaan dari customer.

“BNI telah banyak berkontribusi dalam perjalanan Kaytama. Tidak hanya memberikan pembiayaan, BNI semakin mempermudah Kaytama untuk memperluas pangsa pasarnya ke luar negeri melalui business matching dari Xpora,” ujar Yudi.

Hingga saat ini, Kaytama telah melakukan ekspor ke Singapura, China, Korea Selatan, Australia, New Zealand, Amerika, UAE, hingga berbagai negara Eropa.

Kinerja BNI Xpora tersebut turut mendapatkan apresiasi dari Anggota Komisi XI DPR RI Agun Gunandjar Sudarsa.

“UMKM merupakan salah satu kontributor utama perekonomian nasional, sehingga perlu untuk mendapatkan dukungan yang maksimal dari kita semua. Melalui Xpora, BNI secara konsisten memudahkan UMKM lokal untuk merambah pasar di luar negeri,” ujar Agun.

Agun juga mengatakan, UMKM juga menjadi penyerap utama tenaga kerja. Dengan semakin banyak bisnis UMKM yang berkembang hingga ke luar negeri, diharapkan dapat semakin banyak tenaga kerja yang terserap sehingga turut mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.

“Bahkan selama pandemi Covid-19, terbukti UMKM yang menyelamatkan perekonomian nasional kita. BNI tidak hanya memberi dukungan ekspor kepada UMKM, bahkan banyak membantu masyarakat melalui CSR di Kabupaten Ciamis, Kota Banjar hingga Pangandaran,” tutup Agun(Jef).

BNI Xpora Jadi Jembatan UMKM Indonesia dengan Eksportir dari Belanda

Jakarta:(Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus mendorong peran BNI Xpora sebagai jembatan untuk mempermudah UMKM Indonesia menuju go global.

Melalui Kantor Luar Negeri (KLN) Amsterdam, BNI mengakomodir terhubungnya produk UMKM Indonesia ke pasar Negeri Kincir Angin melalui Nesia Food Amsterdam, Belanda.

Adapun, Nesia Food merupakan perusahaan milik Takim Santosa yang memasok beragam produk Indonesia, mulai dari makanan ringan, mi instan, teh kemasan, sambal, sampai produk segar seperti sayur dan rempah. Setiap bulan, minimal dua sampai tiga peti kemas penuh berisi barang-barang dikirim dari Indonesia ke Belanda.

Takim menyampaikan, usaha ini dibangun sejak 2017 setelah sempat menimba pengalaman bekerja di perusahaan eksportir lain. Sebelum memulai bisnis sendiri, dia banyak belajar semua hal administrasi seperti sertifikasi dan perizinan.

Menurutnya, BNI banyak membantu memfasilitasi Nesia Food untuk kebutuhan transaksi, hingga business matching. “Melalui Nesia Food, kami ingin lebih banyak mempopulerkan makanan dan produk Indonesia di Amsterdam dan di Eropa. Sejauh ini produk-produk Indonesia tersebut sudah dipasarkan hingga ke luar pasar Belanda, mulai dari Yunani, Finlandia, Swedia, Jerman, hingga Prancis,” katanya.

Takim menambahkan, produk yang dipasok tersebut sampai ke pengepul toko-toko berikutnya untuk dapat menjangkau pemasaran yang lebih baik.

“Produk yang kami jual tidak hanya dari pabrik, tetapi UMKM juga banyak. Seperti snack-snack tradisional seperti tampa, dan cobek yang itu semua berasal dari UMKM,” katanya.

Head of International Banking and Financial Institutions Division BNI Rima Cahyani mengatakan, melalui program BNI Xpora, maka jalan untuk UMKM Indonesia menuju go global semakin mudah.

Saat ini, BNI memiliki puluhan ribu mitra UMKM yang dapat dihubungkan dengan para diaspora produktif yang ada di Belanda.

“Jadi kalau Pak Takim sudah jelas beliau butuh apa saja, BNI selalu siap untuk mencari produk yang dibutuhkan. Bahkan, terakhir kami memfasilitasi setengah ton gula kelapa untuk Pak Takim, sedang dalam perjalanan,” jelas dia.

Sejalan dengan hal tersebut, program BNI Xpora telah menjadi wadah digital yang memudahkan business matching antara pelaku UMKM yang ingin ekspor dengan pembeli di luar negeri. Tidak hanya menjadi penghubung, melalui BNI Xpora, perseroan juga mampu memberi solusi untuk UMKM secara menyeluruh.

“Selain memperluas akses pasar, sejumlah program seperti pelatihan, promosi dan layanan keuangan seperti pendanaan juga diberikan kepada para pelaku UMKM,” sebutnya. (Jef)