Arsip Tag: Entrepreneur

Studium Generale ITB, Dirut BNI Dorong Generasi Muda Jadi Entrepreneur

Bandung:(Globalnews.id)-UMKM dan para entreperneur sukses adalah tulang punggung dan motor pertumbuhan perekonomian negara. Terbukti, UMKM sebagai sektor produktif mampu menopang perekonomian Indonesia bahkan pada saat pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Royke Tumilaar dalam Studium Generale atau Kuliah Umum di Institut Teknologi Bandung, Rabu (21/2/2024).

Menurut Royke, generasi muda harus memiliki semangat entrepreneurship karena tingkat kewirausahaan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga. Rasio kewirausahaan Indonesia di ASEAN hanya tercatat sebesar 3,47%, jauh di bawah negara tetangga yakni Singapura yang telah mencapai 8,76%.

Di samping itu, ketersediaan lapangan kerja tidak sebanding dengan supply tenaga kerja di pasar, merupakan aktualisasi diri dan dapat menjadi agent of development.

Oleh sebab itu, penting bagi generasi muda khususnya milenial mulai memiliki pemikiran dan minat berwirausaha dalam berkontribusi terhadap pembangunan negeri.

“Ini artinya kita punya potensi. Ayo semua generasi milenial dan gen Z agar memiliki semangat entrepreneurship untuk membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi semakin baik dan kompetitif, memiliki semangat membuka lapangan pekerjaan, bukan mencari pekerjaan”, kata Royke.

Selain itu, Royke menegaskan bahwa kewirausahaan, khususnya UMKM, merupakan motor pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusi UMKM terhadap GDP Nasional tercatat sebesar 61% atau senilai Rp 9.580 triliun dari total jumlah UMKM di Indonesia yang tercatat sebanyak 65,5 juta.

Kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga jerja juga sangat besar yaitu mencapai 96,9% atau menyerap seesar 135,5 juta tenaga kerja dimana 32,44% masuk ke Ekosistem Digital, sementara itu kontribusi UMKM terhadap Ekspor Nasional yang tercatat sebesar 15,7%.

“Peluang untuk Milenial dan Gen Z menjadi entreperneur sangat terbuka. Tentunya bukan hanya untuk memanfaatkan potensi pasar dalam negeri, tetapi juga pasar luar negeri yang saat ini semakin terintegrasi,” katanya.

Selanjutnya, pada kesempatan kuliah umum tersebut, juga dilaksanakan Penyerahan secara simbolis CSR pembangunan Unit Layanan Terpadu (ULT) ITB dari Direktur Utama BNI, Bapak Royke Tumilaar kepada Rektor ITB Prof. Reini D Wirahadikusumah, M.Sc., Ph.D.

Bantuan CSR pembangunan ULT ITB ini merupakan bentuk nyata kepedulian BNI terhadap dunia pendidikan, sehingga dengan adanya ULT ini dapat membantu ITB dalam mewujudkan peningkatan kualitas layanan informasi pendidikan serta mewujudkan digitalisasi di lingkungan kampus ITB.

Pada kesempatan yang sama Royke juga meresmikan Outlet Tematik Banking Café yang berlokasi di dalam kampus ITB Ganesha.

Dengan hadirnya Outlet Tematik diharapkan mampu memberikan layanan yang semakin berkualitas serta efektif mewujudkan digitalisasi transaksi baik bagi, Mahasiswa (Nasabah Milenial atau Gen Z), Dosen, Karyawan, UMKM Mitra binaan ITB serta selurih civitas akademika ITB.

Rangkaian acara Kuliah umum, Penyerahan CSR ULT ITB dan peresmian Outlet tematik ini juga dihadiri oleh Direktur Institutional Banking BNI Muhammad Iqbal, Direktur Network and Services BNI Ronny Venir beserta jajaran manajemen BNI dan Jajaran Pimpinan di ITB. (Jef)

Indonesia Perlu Lahirkan Entrepreneur dan Wujudkan Ekonomi Baru Berbasis Inovasi dan Teknologi

Jakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menekankan Indonesia perlu melahirkan lebih banyak entrepreneur dan mewujudkan ekonomi baru melalui pendekatan inkubasi berbasis inovasi dan teknologi untuk menghasilkan produk baru yang kompetitif.

“Di negara maju seperti Jepang dan Korsel, UMKM menjadi bagian dari ‘Supply Chain Industry’ atau rantai pasok industri,” kata MenkopUKM, Teten Masduki, pada acara Kick-Off bjbPreneur, di Jakarta, Kamis (1/2).

Menteri Teten pun mengajak asosiasi-asosiasi dalam pengembangan UMKM mulai melirik penggunaan inovasi dan teknologi. Karena, untuk melahirkan entrepreneur baru, maka harus memiliki kompetensi inovasi dan teknologi.

“Ini yang kita harus bangun. Ini yang sedang kita pelajari di berbagai negara tentang startup. Dari situ saya punya catatan, kita tidak memiliki ekosistem yang cukup untuk mengembangkan startup berbasis inovasi dan teknologi. Kita belum memiliki itu, karena harus menghubungkan riset dari BRIN dan perguruan tinggi, serta pembiayaan,” kata Menteri Teten.

Sebab, Menteri Teten menyebut, UMKM tidak mungkin ada lompatan teknologi kalau tidak tergabung dalam industri (rantai pasok). “Yang ideal, bagaimana UMKM sebagian besar harus menjadi bagian dari rantai pasok industri. Industri maju UMKM-nya juga ikut maju,” kata MenkopUKM.

Menurut MenkopUKM, Indonesia memiliki potensi menjadi negara maju dengan minimum pendapatan perkapita 13.000 dolar AS. Kalau tidak ada perubahan, tidak mungkin bisa mencapai pendapatan itu untuk menuju 2045. “Yang kita butuhkan adalah bagaimana kita ada lompatan untuk ke arah sana,” kata Menteri Teten.

Oleh karena itu, MenkopUKM berharap muncul entrepreneur baru yang terdidik dari kampus. “Kita perlu pendekatan entrepreneur seperti ini, tidak bisa hanya pelatihan-pelatihan sepintas. Kita harus pilih telur yang bagus untuk dierami dan dibesarkan,” kata Menteri Teten.

Dan untuk mengembangkan lembaga inkubator di kampus, MenkopUKM ingin agar hal ini ditekankan oleh kampus-kampus. “Survei kami menyebutkan 72 persen mahasiswa ingin menjadi entrepreneur. Ini sedang didiskusikan untuk dikembangkan bersama para rektor perguruan tinggi,” kata Menteri Teten.

Lebih dari itu, MenkopUKM menekankan investasi asing harus bermitra dengan UMKM. Perusahaan besar mencari startup yang bisa bekerja sama dengan mereka, bukan mengambil alih yang kecil.

Terkait digitalisasi, MenkopUKM mengatakan akan terus mendorong upaya UMKM go digital. “Jangan, mereka hanya jualan saja. Hanya payment saja, tidak menggunakan IoT di hulu. Jadi, tidak melahirkan ekonomi baru,” kata Menteri Teten.

Lebih dari itu, Menteri Teten juga terus mendorong digital ekonomi agar tidak dikuasai platform global. “Digital ekonomi kita harapkan tidak hanya berjualan di e-commerce, tapi juga meningkatkan penggunaan aplikasi digital untuk mengagresi usaha kecil,” ucap MenkopUKM.

Di KemenKopUKM, ada yang namanya Entrepreneur Hub, yang akan bekerja sama dengan Korsel, Jepang, dan Belanda. “Ada 500 startup yang docking di kami, kita inkubasi untuk lebih ke hulu agribisnis dan aquaculture,” kata Menteri Teten.

*Agribisnis dan Aquaculture*

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Komersial dan UMKM Bank BJB Nancy Adistyasari menyatakan, strategi Bank BJB dalam mengembangkan UMKM sejalan dengan KemenkopUKM, dimana fokusnya pada upaya menumbuhkan UMKM di sektor agribisnis dan aquaculture.

“Selain itu, kami menerapkan pola kemitraan, dan saat ini sudah ada 80 offtaker di bidang agribisnis. Sehingga, ini tentu sejalan dengan strategi yang sudah dijalankan KemenkopUKM,” kata Nancy.

Nancy menambahkan, program bjbPreneuer merupakan upaya pengembangan UMKM yang dibantu Bank BJB untuk tumbuh dengan mengembangkan inovasi dan bisa meningkatkan daya saing.

“Kegiatan yang diikuti sekitar 2000 peserta ini, kami harapkan bisa memacu pengusaha baru dan berusia muda. Karena yang penting bagaimana kita mengembangkan jiwa entrepreneur sejak dini,” kata Nancy.

Sebab, kata Nancy, program bjbPreneur yang dilaksanakan pada Februari-Mei 2024 ini merupakan strategi pemberdayaan untuk melakukan pengembangan kompetensi dan penciptaan pengusaha baru.

Bank BJB juga bekerja sama dengan 100 perguruan tinggi yang tersebar di 5 wilayah kantor Bank BJB, yakni Universitas Parahiyangan Bandung (Wilayah 1), Universitas Esa Unggul Jakarta (Wilayah 2), Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon (Wilayah 3), Universitas Bina Nusantara Tangerang (Wilayah 4), dan Universitas 11 Maret Solo/UNS (Wilayah 5).

“Fokus kita di tiga pilar, yaitu Womenpreneur, Agripreneur, dan Digipreneur,” kata Nancy.

Nancy pun menjelaskan, dari 2000 peserta bjbPreneur, pihaknya melakukan pelatihan daring sebanyak 500 orang. Di sini, ada pembelajaran, riset, branding, digitalisasi, dan inovasi khususnya tentang pembangunan berkelanjutan.

Tahap berikutnya, masuk dalam tahap mentoring, dimana ada 100 peserta yang mendapatkan pendampingan secara langsung. “Kami mempertajam untuk melakukan ekspor, kurasi, dan memastikan pelatihan yang sebelumnya bisa terimplementasi dengan baik,” kata Nancy.

Selanjutnya, akan ada 20 UMKM yang masuk ke tahap penjurian. “Yang kita harapkan dari 20 orang yang terpilih, bisa menularkan semangat baru untuk berinovasi, berkembang, dan berusaha,” ujar Nancy.(Jef)

MenKopUKM Dorong Kampus Jadi “Pabrik” Entrepreneur

Jakarta:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mendorong Perguruan Tinggi termasuk Ikatan Alumni Kampus untuk menjadi “Pabrik Entrepreneur” yang mampu mencetak wirausaha sekaligus melahirkan inovasi dan ide baru dalam dunia bisnis.

MenKopUKM Teten Masduki menginginkan agar lebih banyak entrepreneur dicetak dari kampus atau perguruan tinggi termasuk salah satunya di UPN Veteran Yogyakarta.

“Saya memberikan apresiasi atas terselenggaranya Forum Bisnis Ikatan Alumni UPN Veteran Yogyakarta yang dimaksudkan untuk memperkuat kewirausahaan, UMKM, dan ekonomi nasional,” Kata MenKopUKM Teten Masduki dalam sambutannya pada pembukaan Forum Bisnis (Forbiz) Ikatan Alumni (IA) UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) di Smesco Indonesia, Jakarta, Sabtu (29/7/2023).

Acara yang diikuti ratusan UMKM alumni UPNVY itu juga dihadiri Ketua MPR Bambang Soesatyo, Rektor UPNVY Mohamad irha, Ketua Umum Ikatan Alumni UPNVY Zahrul Azhar, Ketua Umum IA UPNVY Jawa Timur Bramastyo, para Dekan Fakultas UPN Veteran Yogyakarya
dan para tokoh Alumni UPN Veteran Yogyakarta.

MenKopUKM menyampaikan berbagai peluang dalam industri 5.0 ada di tangan anak muda. Begitupun dengan potensi ekonomi digital yang besar dimana 41 persen total transaksi ekonomi digital di ASEAN berasal dari Indonesia.
“Peluang lainnya yaitu tingginya minat pelaku UMKM untuk mempraktikkan bisnis hijau atau ramah lingkungan yang mencapai 94-95 persen,” kata MenKopUKM.

Sejalan dengan itu, untuk pertama kalinya Indonesia memiliki instrumen kebijakan yang kuat, dalam hal ini Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Kewirausahaan Nasional. “Artinya, target meningkatkan kewirausahaan nasional telah menjadi prioritas utama seluruh komponen bangsa,” kata MenKopUKM.

Karena itulah, peran kampus dan alumninya sangat strategis untuk bersama pemerintah terus mendorong dan mendampingi generasi muda menjadi wirausaha sukses.

Hal itu karena berdasarkan data BPS, 64 persen penduduk Indonesia adalah anak muda. Selain itu 73 persen anak muda Indonesia berminat berwirausaha sebagaimana riset SMERU pada 2022.

Dan yang menggembirakan, 81persen anak muda (17 sampai 35 tahun) tertarik menjalankan bisnis ramah lingkungan sesuai survei Indikator 2021.

Lebih lanjut MenKopUKM mengatakan, pemerintah secara konsisten terus memperbaiki ekosistem UMKM dan koperasi. “Saat ini, pendataan UMKM dan koperasi kita sudah jauh lebih baik. Tahun 2024 targetnya sebanyak 65 juta UMKM terekam ke dalam data base yang akan memudahkan pendampingan,” kata MenKopUKM.

Sementara dari sisi pembiayaan, anggaran kredit KUR terus ditingkatkan setiap tahunnya. “Tahun 2023 alokasi KUR mencapai Rp450 triliun, jauh lebih besar dari tahun 2022 yang sebesar Rp365 triliun,” ucap MenKopUKM.

Partisipasi UMKM di pasar digital juga memberikan gambaran yang baik dimana saat ini sudah mencapai 22 juta UMKM yang terhubung ke pasar digital, sebelumnya saat pandemi hanya 8 juta dan target di 2024 adalah 30 juta.

“Akhirnya saya berharap semoga acara Forum Bisnis Ikatan Alumni UPN “Veteran” Yogyakarta 2023 ini berjalan dengan lancar sebagai sumbangsih Kewirausahaan dan UMKM sebagai pilar dalam memajukan perekonomian IIndonesia kedepannya,” ucap MenKopUKM.(Jef)

KemenkopUKM Tingkatkan Akses Pembiayaan Berbasis Ekosistem Klaster Wirausaha Melalui EFF 2023

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) kembali menyelenggarakan Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) tahun 2023 yang akan fokus pada pengembangan ekosistem kewirausahaan dengan meningkatkan akses pembiayaan berbasis ekosistem klaster wirausaha.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan, melalui EFF 2023 KemenKopUKM akan memperkuat akselerasi wirausaha dan start-up dalam mendapatkan akses pembiayaan dan permodalan.

“Kami memiliki beberapa inovasi dari tahun sebelumnya, dengan berkerja sama empat Corporate Akselerator (CA) yang berpengalaman dan memiliki latar belakang sebagai akselerator untuk para wirausaha dan start-up,” ucap Deputi Bidang Kewirausahaan Siti Azizah, pada acara EFF 2023 dengan tema Acceleration Day: Akselerasi Percepatan Pembiayaan Wirausaha, di Jakarta, Senin (17/7).

Upaya ini kata Azizah, diharapkan dapat mengakselerasi lebih cepat lagi akses pembiayaan dan permodalan bagi para wirausaha.

Sementara keempat CA tersebut adalah LBS Urun Dana, Arqam, Siger Hub, dan MBN Consulting. Detailnya, program akselerasi wirausaha dari LBS Urun Dana melalui unit bisnis bisnismaaliyyah dan advicee ini merupakan upaya untuk meningkatkan kelayakan bisnis wirausaha.

Tujuannya, agar dapat diminati investor crowd-funding dalam bentuk pendanaan sukuk maupun saham, dengan tahapan akselerasi berupa open call, webinar, bootcamp, mentoring, dan listing pendanaan dalam platform.

Kemudian, Arqam merupakan lembaga akselerator dari Hijra Group yang mendukung UMKM Indonesia melalui pembinaan, pelatihan keterampilan bisnis yang sistematis, dan berbagai dukungan dan bimbingan lainnya bagi UMKM terpilih.

Sedangkan Siger Innovation Hub adalah lembaga inkubator berbasis koperasi pertama di Indonesia, yang berkantor pusat di Lampung. Siger Hub menginkubasi start-up, koperasi, dan UMKM yang menjadi wadah pengembangan bisnis.

CA berikutnya, MBN Academy, merupakan suatu program yang dirilis untuk membantu para pelaku UMKM dalam tahapan naik kelas bisnis dengan tujuan dapat melakukan ekspansi bisnis lebih meluas lagi serta berkesinambungan.

Program MBN ini memiliki visi untuk menaikkan kelas UMKM melalui digitalisasi bisnis. Sehingga, mempermudah transisi UMKM dalam proses pengembangan usaha.

“Inovasi lainnya, dalam percepatan pertumbuhan rasio kewirausahaan nasional, EFF 2023 difokuskan kepada ekosistem klaster wirausaha yang saling terintegrasi dalam supply chain dan telah memiliki offtaker sebagai konsolidator ekosistem klaster wirausaha,” kata Azizah.

Azizah menjelaskan, proses scouting ekosistem klaster wirausaha EFF 2023, telah dimulai sejak Januari 2023 dengan pendekatan 2 metode. Pertama, fasilitasi dengan pola jemput bola langsung kepada wirausaha atau start-up yang potensial. Metode kedua, open call (walk in) untuk menjaring ekosistem klaster wirausaha baru.

Dari proses scouting terjaring kurang lebih 22 ekosistem klaster wirausaha potensial. Keberhasilan dari kegiatan ini mencakup proses fase scouting, fase akselerasi, dan sampai kepada fase deals (penyerahan pembiayaan dan permodalan).

Azizah berharap ini akan menjadi momentum semakin banyaknya wirausaha potensial yang terintegrasi ke dalam ekosistem klaster yang meningkat kapasitas bisnisnya melalui peningkatan akses pembiayaan dari lembaga perbankan atau non-bank.

Lebih dari itu, Azizah pun berkomitmen melakukan akselerasi dengan bank penyalur KUR untuk mendanai ekosistem klaster mitra binaan.

“Pembiayaan KUR klaster, akan menjadi insentif lebih untuk para pelaku start-up dan wirausaha pemula dalam mengembangkan ekosistemnya. Dengan tingkat suku bunga yang rendah sebesar 6 persen, diharapkan terjadi peningkatan kapasitas bisnis dari para pelaku usaha,” kata Azizah.

Sedangkan untuk equity fund, Azizah tidak membatasi jenis usahanya. Namun, Azizah berharap akan tetap terjadi kesepakatan dalam penyertaan saham yang bertujuan untuk akselerasi pelaku usaha itu sendiri.

“Dimana kita ketahui, rata-rata pelaku usaha di start-up atau wirausaha belum memiliki aset yang cukup untuk menjadi agunan dalam pengajuan pendanaan ke perbankan,” kata Azizah.(Jef)

KemenKopUKM Ajak Mahasiswa ITB Jadi Enterpreneur Milenial

Bandung:(Globalnews.id)- Sebagai upaya mengakselerasi Indonesia menjadi negara maju, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mengajak mahasiswa khususnya dari ITB untuk menjadi entrepreneur milenial.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan untuk menjadi negara maju salah satu syaratnya yaitu rasio kewirausahaan minimal 4 persen dari total penduduk suatu negara. Tingkat rasio kewirausahaan Indonesia saat ini masih tertinggal dibandingkan Malaysia, Singapura, Korea Selatan, dan lainnya yang sudah berada di atas 4 persen.

Menteri Teten mengatakan saat ini generasi muda khususnya lulusan perguruan tinggi perlu menjadi seorang job creator, bukan lagi menjadi job seeker. Untuk itu pemerintah menargetkan di tahun 2024 mendatang rasio kewirausahaan nasional menjadi 3,95 persen dan penumbuhan wirausaha baru sebesar 4 persen.

“Kita ingin menyiapkan entrepreneur baru terutama dari kalangan terdidik salah satunya dari mahasiswa di kampus ITB. Kita ingin kampus menjadi inkubator, sehingga sejak mahasiswa sudah bisa dipersiapkan agar mereka punya rencana bisnis dan didampingi terus usahanya, sehingga begitu lulus sudah punya usaha,” tutur MenKopUKM, Teten Masduki, saat menyampaikan Kuliah Umum dengan tema Kebijakan Pemerintah Bagi Pengembangan Kewirausahaan Millenial di Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Senin (12/6).

Dalam Kuliah Umum ini juga hadir Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah, Asisten Deputi Pengembangan Ekosistem Bisnis Irwansyah Putra, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Jaka Sembiring, Ketua Prodi Sarjana Kewirausahaan SBM ITB Sonny Rustiadi, dan Sekretaris Senat Akademik ITB Wawan Dhewanto.

Menteri Teten mengatakan pelaku UMKM khususnya dari kalangan terdidik harus mulai merintis usaha dengan berbasis potensi domestik dan berbasis teknologi. Dengan dua modal dasar ini akan menjadikan produk UMKM yang diciptakan lebih memiliki daya saing yang tinggi. Terlebih jika produknya berdasarkan hasil riset dan pengembangan.

“Kalau mau memulai bisnis semua harus berbasis digital mulai dari pencatatan hingga proses produksi, semua perlu didigitalisasikan karena dalam perkembangannya bukan lagi aset tapi rekam jejak digital usaha. Jadi semakin sehat akan semakin mudah mendapatkan modal usaha,” kata Menteri Teten.

Untuk mengakselerasi peningkatan rasio kewirausahaan ini, Menteri Teten menyatakan bahwa pemerintah telah menerbitkan Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional. Dengan Perpres 2/2022 pemerintah berusaha memperbesar dukungan bagi para wirausaha muda.

Bentuk dukungan ini meliputi akses pasar dengan program pengadaan barang/jasa pemerintah dan BUMN, memfasilitasi lokasi usaha di area komersial pada infrastruktur publik, kemudahan akses pembiayaan, pendaftaran dan perizinan usaha secara online melalui OSS (online single submission).

Selanjutnya pemerintah juga menyediakan program pendampingan dan pengembangan usaha melalui inkubasi bisnis, di mana salah satunya dengan melibatkan perguruan tinggi.

Selain itu disiapkan juga program insentif untuk mempercepat pengembangan kewirausahaan nasional, antara lain berupa keringanan dalam hal perpajakan dan subsidi bunga pinjaman pada kredit program pemerintah.

“Kita punya program Enterpreneur Hub dimana nanti kita akan koneksikan dengan market dan pembiayaan bagi mahasiswa yang ingin berusaha. Jadi sekarang ini untuk menjadi pengusaha ini kita permudah agar mereka tidak lagi menjadi pekerja informal lagi,” kata Menteri Teten.

Di tempat yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Jaka Sembiring mengungkapkan bahwa ITB saat ini memiliki prodi khusus Kewirausahaan. Sebagai prodi yang terbilang baru diharapkan bisa turut membantu pencapaian target rasio kewirausahaan yang ditetapkan pemerintah.

“Pengembangan kewirausahaan akan terus kita lakukan demi kemajuan bangsa sebab kewirausahan menjadi kunci untuk memajukan perekonomian nasional terutama dalam penciptaan lapangan kerja,” kata Jaka.

Dia sepakat bahwa UMKM menjadi kunci utama bagi ketahanan perekonomian nasional. Pada saat krisis moneter 1998 UMKM menjadi penyelamat ekonomi nasional.

Untuk itu ITB memastikan akan fokus dalam membina dan mendampingi para mahasiswanya agar mulai berwirausaha dengan berbasis teknologi.

“Untuk itu pendidikan kewirausahaan menjadi sangat penting agar terus meningkatkan daya saing di tingkat global. Kita akan terus mendorong UMKM dan kewirausahaan yang kita dampingi harus melibatkan sains dan teknologi,” kata Jaka.(Jef)

MenKopUKM Dukung Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Bangun Ekonomi Umat Lewat Entrepreneurship

Yogyakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mendukung pengembangan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, terutama agar bisa menjadi center of execellent yang menyiapkan benih-benih enterpreneur untuk memajukan ekonomi keumatan.

“Kami coba kolaborasikan dengan program yang ada di Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan swasta. Kami sudah punya semacam model dengan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, bagaimana ini supaya berkelanjutan dalam membangun ekosistem entrepreneurship,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam acara ground breaking ceremony Mu’allimin Sport Center Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (3/6).

Dalam menyiapkan entrepreneur ditegaskan Teten, harus by design sejak muda agar ekosistem bisa disiapkan dalam bentuk inkubasi sehingga melahirkan entrepreneur berdaya saing dan juga berkemampuan inovasi, terutama menguasai teknologi.

Menteri Teten mengatakan, Muhammadiyah melalui Madrasah Mu’allimin sudah sejak
lama melahirkan para tokoh bangsa, menjaga bangsa ini dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kebangsaan.

“Saya melihat bahwa Madrasah Mu’allimin bisa menjadi center of execellent, menyiapkan benih-benih enterpreneur untuk memajukan ekonomi keumatan,” ungkapnya.

Ia mengatakan, dalam menyiapkan entrepreneur diperlukan dua skema, yakni melalui inkubasi dan juga lembaga pembiayaan.

“Ini persis seperti yang dilakukan KemenKopUKM dengan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, lembaga pembiayaan dihubungkan dengan market yang dipersiapkan seperti e-commerce dan offtaker lainnya,” kata MenKopUKM.

Yang terpenting, melahirkan entrepreneur bagi Madrasah Mu’allimin juga dalam rangka mempersiapkan Indonesia menjadi negara maju pada 2045, dengan rasio kewirausahaan minimum sebesar 4 persen.

“Saat ini kita baru mencapai 3,47 persen, Muhammadiyah memiliki jaringan kampus yang sangat besar. Diharapkan Muhammadiyah menjadi di depan melahirkan entrepreneur-entrepreneur berkualitas,” kata MenKopUKM.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir berterima kasih atas dukungan Pemerintah dalam mengembangkan Madrasah Mu’allimin.

“Terima kasih kepada Pak Teten yang akan membuka akses kewirausahaan bagi para pelajar. Hal ini sebagaimana komitmen Presiden Joko Widodo untuk memajukan ekonomi bangsa salah satunya lewat Muhammadiyah melalui sekolah atau madrasah,” ucapnya.

Terkait pembangunan Mu’allimin Sport Center, Haedar mengatakan, fasilitas pengembangan Madrasah Mu’allimin sebelumnya ada kampus, masjid, juga hadir tempat olahraga. Sehingga kebutuhan rohani, intelektual, dan fisik bisa tumbuh seimbang bagi generasi penerus bangsa.

“Dari sisi entrepreneur, sejak dahulu umat Islam sudah punya kekuatan usaha, bahkan Muhammadiyah basis kekuatannya juga berbasis wirausaha, sehingga terintegrasi maupun kolaborasi terus dilakukan dalam membangun sisi intelektual, fisik jasmani, maupun ekonomi. Mempersiapkan embrio dalam menghasilkan umat yang berkualitas,” ujar Haedar.

Senada, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berharap, Madrasah Mu’allimin menjadi cikal bakal dari pemikiran tentang bangsa. Generasi muda yang bermanfaat serta patriotif dalam memajukan Indonesia menjadi Indonesia Emas tahun 2045.

“Apa yang dikembangkan Muhammadiyah bukan hanya tentang Islam, tapi bagaimana seluruh ekosistem kehidupan menjadi lebih maju,” kata Budi.

Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta melakukan ground breaking pembangunan Mu’allimin Sport Center. Di mana fasilitas tersebut didukung penuh oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Mu’allimin Sport Center dibangun di kawasan Madrasah Mu’allimin yang memiliki total lahan mencapai 7,4 hektare (ha).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut MenKopUKM Teten Masduki, Menhub Budi Karya Sumadi, serta Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan pergurruan PP Muhamadiyah.(Jef)

KemenKopUKM Fasilitasi Generasi Muda Berwirausaha Melalui Program Entrepreneur Development

Jakarta:(Globalnews.id) – Dalam rangka mengakselerasi pengembangan kewirausahaan nasional dan pencapaian rasio kewirausahaan, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) meluncurkan program Entrepreneur Development sebagai wadah sharing goals yang memfasilitasi konsultasi bisnis dan pendampingan usaha bagi wirausaha di sektor agrobisnis, kriya, jasa, dan teknologi.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah dalam rilisnya, Jakarta, Rabu (31/5), mengatakan saat ini sebanyak 2300 wirausaha telah dinyatakan lolos assessment untuk mengikuti entredev 2023, dimana 800 orang akan mendapatkan fasilitasi konsultasi bisnis dan 1500 orang akan mendapatkan fasilitasi pendampingan usaha dari 32 provinsi.

“Kementerian Koperasi dan UKM melakukan evolusi program yang awalnya berupa sharing knowledge berupa pelatihan-pelatihan menjadi sharing goals untuk pencapaian target jangka pendek wirausaha untuk scale up dan perbaikan tata kelola perusahaan” ucap Siti Azizah.

Grand Opening Entrepreneur Development Melalui Konsultasi Bisnis 2023 diselenggarakan secara luring, dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Kewirausahaan Siti Azizah dengan dihadiri para peserta Entrepreneur Development, Konsultan, Fasilitator dan Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi di 32 provinsi.

Peserta Entrepreneur Development melalui Konsultasi Bisnis ditetapkan berdasarkan hasil assessment, dimana peserta mengisi hal-hal terkait eksistensi usaha, bisnis model, laporan laba rugi, rencana strategi bisnis, dan kontribusi bisnis pada Sustainable Development Goals (SDGs).

“Kegiatan Entreprenuer Development melalui konsultasi bisnis melibatkan 16 konsultan yang semuanya adalah praktisi bisnis di sektor agrobisnis, jasa dan teknologi, serta kriya,” ucap Azizah.

Program ini melibatkan 20 fasilitator yang berperan sebagai value orchestrator untuk mengobservasi, memetakan, dan menghubungkan permasalahan ke konsultan maupun ekosistem yang telah terbangun.

Adapun tahapan kegiatan Entreprenuer Development Melalui Konsultasi Bisnis meliputi pembahasan tematik dan konsultasi online, growth sprint untuk mencapai target pertumbuhan jangka pendek, offline consultation, dan networking untuk membantu akselerasi bisnis wirausaha.

“Sedangkan kegiatan Entrepreneur Development melalui pendampingan usaha akan dimulai pada pertengahan Juni 2023,” kata Azizah.

Sebagai teaser pelaksanaan pendampingan usaha, KemenKopUKM menyelenggarakan Peningkatan Kapasitas Wirausaha Penunjang Ekonomi Kreatif di Grand Pasundan Convention Hotel pada 30 Mei 2023. Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid, diikuti oleh 100 peserta offline dan 380 peserta online. Peserta kegitan tersebut sebagian besar atau 70 persen di antaranya merupakan peserta yang telah dinyatakan lolos assement Entrepreneur Development melalui pendampingan usaha 2023.

Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Usaha Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Destry Anna Sari mengatakan kegiatan ini bukan hanya pemberian materi sehari saja, namun merupakan awal dari program pendampingan usaha entrepreneur development yang akan dilaksanakan selama 5 bulan kedepan.

Di kesempatan yang sama, Sean Bunjamin Impact Hub Jakarta memberikan pemahaman mengenai model bisnis berdampak atau lestari dalam rantai pasok usaha.

Salah satu peserta kegiatan Siska, De Honje Home Spa, baru menyadari bahwa tahapan usaha yang dilakukannya telah menerapkan model bisnis usaha lestari yaitu dalam proses produksi scrub yang menggunakan bahan baku kulit jeruk dan ampas kopi sisa konsumsi masyarakat sekitar lokasi usahanya.

Melalui pemaparan dari Impact Hub Jakarta ini, para peserta menjadi sadar untuk mengurangi limbah dari setiap tahapan proses usaha yang dilakukannya.

Di sesi kedua Ridha Nurul Azizah dari PT. Gama Inovasi berdikari memberikan pemahaman mengenai founder dan entrepreneur mindset, yang terdiri dari beberapa aspek yaitu motif, keterampilan, sikap, perilaku, dan pengetahuan. Selain itu, komitmen untuk pengembangan produk dan pelayanan dengan orientasi kepada pelanggan yang harus terus ditingkatkan.

“Dalam berwirausaha harus pandai melihat peluang, agar mampu sustain atau bertahan dalam jangka waktu lama serta mampu mendominasi pasar. Selain itu, dalam membangun super tim disuatu usaha diperlukan adanya komunikasi yang baik, dan penerapan SOP,” ujar Ridha Nurul.(Jef)

MenKopUKM: Indonesia Butuh Lebih Banyak Wirausaha dari Kalangan Mahasiswa

Medan:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan, Indonesia membutuhkan lebih banyak entrepreneur-entrepreneur muda baru, terutama yang datang dari kalangan terdidik atau mahasiswa, agar mampu bersaing dan mewujudkan Indonesia menjadi jajaran negara maju di tahun 2045.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang mempersiapkan Indonesia menjadi negara maju. Di mana selain membangun infrastruktur, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi sangat penting dalam proses menyiapkan entrepreneur menuju negara maju.

“Meski UMKM kita sangat besar mencapai 64 juta pelaku, tetapi rasio jumlah wirausaha baru 3,47 persen. Padahal untuk menjadi negara maju minimal mencapai 4 persen rasio kewirausahaan. Presiden pun meminta dari kalangan terdidik, mahasiswa, sarjana, untuk terjun menjadi wirausaha karena persaingan industri saat ini persaingan ide kreatif,” ucap MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Entrepreneur Hub di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Senin (15/5).

Tiap tahun, ada setidaknya 3,5 juta lulusan pendidikan yang berebut masuk mencari kerja. Kalau pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen yang terserap hanya 2 juta, sisanya 1,5 juta tidak bisa ditampung. “Di kampus, mahasiswa harus diubah pola pikirnya yaitu untuk mencetak lapangan kerja bukan mencari kerja,” ujarnya.

Indonesia yang tahun ini memegang keketuaan ASEAN ingin membawa Asia Tenggara menjadi kawasan yang memiliki peran penting bagi negara kawasan dan dunia. Salah satunya menjadikan wilayah ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di dunia.
Misi yang tertuang dalam gelaran ASEAN Summit dengan tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur ini menjadi momentum yang tepat.

MenKopUKM menekankan, untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia, Indonesia juga punya tugas internal untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di dalam negeri menjadi 1 juta wirausaha baru, sesuai amanat Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024.

Menteri Teten menyebut, Pemerintah terus berkomitmen untuk mendukung penumbuhan wirausaha di Indonesia, salah satunya adalah penumbuhan ekosistem wirausaha melalui Entrepreneur Hub. “Survei di dalam negeri maupun di Asia Tenggara, sebanyak 72 persen mahasiswa ingin menjadi pengusaha,” katanya.

Hal itu pula, kata MenKopUKM, yang menjadi dasar bagi Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dalam membidik entrepreneur dari kalangan perguruan tinggi, mengingat persaingan kedepan semakin kompetitif sehingga wirausaha harus punya kemampuan bersaing di pasar global.

“Salah satunya kenapa di USU? Kota Medan sejarahnya memang dibangun oleh para pebisnis, di mana tembakau kualitas unggul di dunia ada di Sumatera Utara, Medan. Sebanyak 3.800 petani tembakau dari Eropa mengelola tembakau yang kemudian ekspor. Medan punya sejarah panjang sebagai kota bisnis,” ujar Menteri Teten.

Saat ini, menjadi entrepreneur pun sangatlah mudah. Diungkapkan MenKopUKM, sudah banyak platform digital yang bisa membantu untuk memulai bisnis dengan mudah, misalnya melalui Entrepreneur Hub ini. “Menjadi wirausaha itu mudah asal punya ide, banyak platform digital yang tersedia,” ucapnya.

Dari data startupranking.com per April 2023, Indonesia kini berada di posisi ke-6, sebagai negara dengan jumlah startup dan wirausaha baru terbanyak di dunia. Tak hanya unggul secara kuantitas, secara kualitas saat ini setidaknya Indonesia telah memiliki dua startup dengan status Decacorn dan 9 Startup dengan status Unicorn.

“Data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia punya potensi besar melahirkan entrepreneur baru yang lebih besar lagi. Untuk itu saya mengajak untuk terus mengembangkan diri, menjadi future entrepreneur, menciptakan inovasi-inovasi baru, melahirkan UMKM berbisnis model inovatif untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045,” kata Menteri Teten.

*Startup Kampus*

Wakil Rektor I USU Edy Ikhsan menuturkan, USU berkomitmen dan semakin optimistis menyalakan semangat dalam mempersiapkan entrepreneur-entrepreneur muda dalam memimpin perekonomian Indonesia di kancah global.

“USU bertransformasi menjadi entrepreneur university dan terus berupaya memperluas jejaring kerja sama dan meningkatkan kualitas kemitraan, baik dengan Pemerintah, dunia industri dan lembaga-lembaga profesi, sehingga dapat memberikan dukungan dan memfasilitasi lahirnya wirausahawan unggul dari kampus yang nantinya semakin memperbesar ekosistem kewirausahaan di negeri ini,” katanya.

Kegiatan bersama KemenKopUKM kata Edy, menjadi starting atau kick off mendorong penciptaan wirausaha baru. Diharapkan ke depan kegiatan itu akan mampu memberikan penguatan terhadap kinerja riset dan inovasi untuk menghasilkan produk-produk unggulan yang bermanfaat.

Di mana dalam kerja sama ini para peserta atau startup yang berasal dari USU, yang merupakan salah satu dari 6 startup yang lolos seleksi kementerian (dari 15 universitas yang ikut serta) akan didampingi oleh tim dari KemenKopUKM melalui program business matching, hingga mendapatkan investor atas produk-produk yang dihasilkan.

Sementara itu, Wali Kota Medan Bobby A Nasution mengatakan, Kota Medan terus berbenah dalam membangkitkan kegiatan ekonomi daerahnya. Terutama pascapandemi COVID-19 yang memberikan dampak yang sangat besar. Pihaknya mendorong, agar UMKM Medan bisa kuat di sektor hilirisasi yang menjadi keunggulan dalam bersaing dengan UMKM daerah lainnya.

“Masalah akses masih menjadi kendala, banyak warga Medan yang kreatif. Namun ada banyak pandangan kalau mau sukses harus keluar dulu dari Medan. Padahal hari ini, Medan begitu banyak menyumbang ide tingkat nasional yang menjadi bekal kuat dalam membangun ekonomi Medan,” kata Bobby.

Tak hanya itu, pihaknya bekerja sama dengan USU sedang membangun plaza UMKM yang rencananya tahun ini mulai dibangun. “Harapannya seluruh tenant yang buka nanti, berasal dari pelaku UMKM Kota Medan dan sekitarnya. Bahkan nanti bukan hanya tempat jualan, tetapi juga mengasah jiwa entrepreneur dan membentuk ekosistem usaha. Mau tenang mau enak hidupnya ya jadi pengusaha,” ucapnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Bidang Wirausaha Baru Dekranas Endang Budi Karya turut menyambut baik strategi yang dilakukan dalam mendukung ekosistem usaha. Mendukung maju dan berkembangnya UMKM terutama di sektor kerajinan.

Dukungan yang diperlukan tak hanya dari Pemerintah, tetapi juga pihak lain seperti kampus. Kerja sama UMKM dengan perusahaan dan startup sangat diperlukan dalam menjembatani UMKM. Dukungan perajin atau wirausaha baru agar masyarakatnya mencintai produk karya anak bangsa sendiri.

“Kepada para calon usaha baru di sektor kerajinan, termasuk para mahasiswa, hendaknya membekali diri dengan berbagai keterampilan di bidang kreatif agar semakin berdaya saing,” katanya.(Jef)

KemenkopUKM Dorong Entrepreneur Hub Lahirkan Inovasi Kewirausahaan dari Kampus

Jakarta:(Globalnews.id)- Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) Siti Azizah berharap pelaksanaan Entrepreneur Hub yang dijadwalkan sampai Juni 2023 mampu melahirkan inovasi-inovasi kegiatan dalam pengembangan kewirausahaan terutama dari kalangan perguruan tinggi atau kampus.

“Perguruan tinggi diharapkan dapat melakukan hilirisasi riset yang telah dikembangkan, sehingga apa yang telah dihasilkan betul-betul dapat dirasakan manfaatnya bagi wirausaha-wirausaha muda,” kata Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Azizah pada acara Entrepreneur Hub Jakarta 2023 Sesi II di Universitas Agung Podomoro, Jakarta, Jumat (12/5).

Azizah juga berharap kalangan perguruan tinggi dapat membantu para pelaku wirausaha dengan memberikan akses atau fasilitasi pada hal-hal yang krusial dan sangat dibutuhkan. “Entrepreneur Hub mampu menjadi wadah kolaborasi dari berbagai pihak yang memiliki visi dan misi yang sama terkait pengembangan kewirausahaan, dan diharapkan agenda ini terus berjalan dan berkembang,” ujar Azizah.

Azizah pun mengapresiasi Universitas Agung Podomoro yang pada Sesi II ini mengambil inisiatif untuk menjadi host acara. Terutama, saat para dosennya bersedia menjadi bagian dari aktivitas coaching, dengan tema-tema terkait inovasi dan teknologi, keuangan, pemasaran, desain, kuliner, serta hukum dan legalitas.

“Dukungan seperti ini harus terus diperkuat dan diharapkan mampu menjadi pemantik bagi stakeholder lainnya untuk berbuat lebih dari Universitas Agung Podomoro,” ucap Azizah.

Azizah menjelaskan, Entrepreneur Hub dibentuk untuk memfasilitasi para pelaku usaha untuk mampu membangun dan mengembangkan usahanya. Bukan hanya memberikan pelatihan, namun juga membantu para pelaku usaha dengan memberikan mentoring, pendampingan, dan akses pada pembiayaan dan perbankan.

“Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki untuk menciptakan 1 juta wirausaha baru di tahun 2024 menuju negara maju,” kata Azizah.

Menurut Azizah, dengan adanya Entrepreneur Hub ini bisa terus meningkatkan jumlah dan peran pemangku kepentingan dalam pengembangan kewirausahaan. “Yang pada akhirnya akan meningkatkan angka rasio kewirausahaan di Indonesia,” ujar Azizah.

Melalui acara ini, sebanyak 100 orang tengah melakukan proses mentoring bersama masing-masing mentor secara online. “Meskipun dilakukan secara online, program mentoring berlaku sangat intens, terutama saat berdiskusi terkait bagaimana setiap usaha harus melalui tantangan-tantangan eksternal yang selalu datang,” kata Siti Azizah.

Selain itu, para pelaku usaha juga telah menyusun profil singkat usaha yang nantinya akan dibuat dalam sebuah e-katalog untuk memudahkan para investor dan pihak lain melihat profil mereka.

*Program Inovatif*

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Agung Podomoro Bacelius Ruru menekankan bahwa Entrepreneur Hub dilakukan untuk memfasilitasi wirausaha dalam membangun dan mengembangkan usaha. “Program ini menjadi peluang yang sangat baik, utamanya bagi mahasiswa di Prodi Wirausaha. Ini sesuai dengan visi dari Universitas Agung Podomoro,” ucap Ruru.

Bahkan, bagi Ruru, Entrepreneur Hub menjadi program yang inovatif untuk pengembangan kewirausahaan nasional. “Masuknya kolaborasi perguruan tinggi dalam pengembangan kewirausahaan nasional menjadi hal yang positif untuk diapresiasi,” kata Ruru.

Melalui program ini, kata Ruru, mahasiswa juga dapat mengambil peran aktif mengedukasi masyarakat melalui ilmu yang didalami, serta mampu menjadi poros penting penciptaan 1 juta wirausaha baru hingga tahun 2024.

“Era sekarang menjadi pelaku usaha tidak dibatasi usia. Universitas Agung Podomoro terus melengkapi mahasiswa agar siap menjadi wirausaha sejak dini. Hal tersebut sejalan dengan cita-cita Presiden RI menumbuhkan perekonomian melalui pemuda di Indonesia,” ucap Ruru.

Ruru menambahkan, yang terpenting adalah pola pikir yang mendasari tindakan untuk menjalankan nilai-nilai kewirausahaan dalam diri mahasiswa. “Mari kita bersama membangun Indonesia maju melalui ekosistem kewirausaahaan untuk mewujudkan wirausaha mapan, inovatif, dan berkelanjutan,” ujar Ruru.(Jef)

KemenKopUKM Berupaya Lahirkan Wirausaha Andal Melalui Entrepreneur Hub

Jakarta:(Globalnewss.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggandeng berbagai pihak atau kolaborator dalam meningkatkan rasio kewirausahaan hingga 3,95 persen di tahun 2024 sehingga diharapkan mampu melahirkan entrepreneur yang andal, inovatif, dan kompetitif dalam persaingan global, salah satunya melalui platform Entrepreneur Hub.

KemenKopUKM menginisiasi lahirnya platform Entrepreneur Hub, bekerja sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi DKI Jakarta, Komunitas Tangan Di Atas, Perguruan Tinggi diantaranya Universitas Bina Nusantara, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Mercu Buana, Universitas Podomoro, dan Universitas Trisakti. Maupun sektor swasta lain di antaranya BTPN, PVG, Rumah Zakat Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, Indonesia perlu menyiapkan entrepreneur andal, meskipun jumlah UMKM cukup banyak mencapai 64 juta, tetapi sebagian besar masih berskala usaha mikro atau ekonomi subsisten.

“Yang perlu disiapkan betul-betul adalah keinginan menjadi entrepreneur. Di negara maju rasio kewirausahaannya mencapai 10 hingga 12 persen. Indonesia harus mampu melahirkan anak muda berpendidikan tinggi yang masuk dunia bisnis, mendorong anak muda atau educated people berbisnis, supaya pengusaha kita bisa bersaing di kancah dunia,” ucap MenKopUKM Teten Masduki dalam kegiatan Entrepreneur HUB Jakarta bertajuk ‘Pengembangan Ekosistem Kewirausahaan untuk Mewujudkan Wirausaha Mapan, Usaha yang Inovatif dan Berkelanjutan,’ di Jakarta, Rabu (5/4).

Selain itu, KemenKopUKM kata Teten, juga memiliki target ambisius di mana 1 juta wirausaha baru bisa lahir di tahun 2024 dalam proses menuju negara maju. Namun masih ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan kerja keras, guna mengantarkan Indonesia menjadi negara maju.

“Selama ini kami juga mendorong pengembangan ekosistem entrepreneur. Misalnya ekosistem yang terhubung ke digital supaya para pelaku UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan. UMKM juga terhubung ke rantai pasok industri, menjadi pemasok komponen bahan baku, serta barang jadi. Sehingga UMKM tidak terpinggirkan, tetap menjadi rantai pasok industri, bagian dari industrialisasi,” ucap Menteri Teten.

Ia menyebut, saat ini baru sekitar 7 persen UMKM yang masuk rantai pasok indutri. Untuk itu perlunya didorong ekosistemnya dengan pembentukan KUR Klaster. Mereka yang sudah terhubung ekosistem digital ke rantai pasok, akan memudahkan perbankan dalam memberikan pinjaman.

“Termasuk mendorong konsolidasi usaha-usaha kecil ke koperasi. Pelaku usaha mikro susah naik kelas kalau berbisnis sendiri-sendiri, dengan bergabung ke koperasi akan memudahkan usaha mikro tumbuh berkembang. Belanja Pemerintah sebesar 40 persen ke produk UMKM juga menjadi bagian dari ekosistem dalam menjamin UMKM punya captive market,” katanya.

Pembiayaan juga kata MenKopUKM, masih menjadi masalah utama, lantaran gap pemberian kredit yang masih besar. Di mana kredit perbankan ke UMKM baru sekitar 21 persen, sementara lapangan kerja diciptakan 90 persen oleh UMKM. “Hal ini mesti di-adressed. Perbankan mengurangi risiko bisnis UMKM lantaran NPL yang tinggi. Kita bisa buat ekosistem tadi supaya gap pembiayaan bisa diminimalisir,” katanya.

MenKopUKM menambahkan KemenKopUKM juga terus mendorong UMKM untuk go digital, di mana UMKM yang mengalami kesulitan aset akan di-match dengan agenda besar dengan kemudahan pembiayaan UMKM melalui credit scoring. Diharapkan ekosistem sama-sama dimunculkan inkubator bisnis di berbagai daerah dan kampus.

“Kita harapkan Entrepreneur Hub ini bisa terus implementatif, inovatif dan berkelanjutan, serta meningkatkan jumlah dan peran pemangku kepentingan dalam pengembangan kewirausahaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan angka rasio kewirausahaan di Indonesia,” kata Menteri Teten.

Di kesempatan yang sama, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah menjelaskan, Entrepreneur Hub merupakan sinergi berbagai pihak yang telah sukses mengkurasi sebanyak 100 orang pelaku UMKM berkompeten yang merupakan usulan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi DKI Jakarta, Komunitas Tangan Di Atas, dan 5 Perguruan Tinggi.

Kegiatan ini akan dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai dari kick-off pada 4-6 April 2023. Agenda kick off berisi pelatihan dan mentoring peserta yang akan dibekali dengan materi dalam 11 modul berkelanjutan. Di mana modul-modul ini nantinya akan dilaksanakan dalam lima sesi utama secara bertahap. Acara itu mendapat dukungan penuh dari BTPN, PVG, dan Rumah Zakat Indonesia.

Untuk matchmaking forum, kata Azizah, para peserta bertemu dengan beberapa mitra pengusaha yang telah berhasil untuk membangun ekosistem usaha, sehingga mereka dapat belajar ataupun membangun kolaborasi dengan tujuan untuk pengembangan usaha.

“Dalam forum ini juga akan dilaksanakan on-boarding produk peserta di platform para mitra digital, seperti PaDi UMKM, BUMN, start-up, dan e-commerce, serta e-katalog LKPP,” kata Azizah.

Selanjutnya Meet the Investor forum, di mana para peserta akan dipertemukan dengan para calon investor dan melakukan pitching dengan tujuan agar bisa mendapatkan dukungan pembiayaan ataupun investasi jangka panjang.

Azizah merinci, setiap sesi akan difasilitasi oleh pemangku kepentingan yang terlibat. Di antaranya, pelatihan Sesi I difasilitasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM, pelatihan Sesi II yang difasilitasi oleh Universitas Podomoro, pelatihan Sesi III akan difasilitasi oleh Universitas Mercu Buana, Match Making Forum yang akan difasilitasi oleh Asdep Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha (PTIIU).

Kemudian, pelatihan Sesi IV yang akan difasilitasi oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, KUKM DKI Jakarta, Pelaksanaan Mentoring Forum Akhir yang akan difasilitasi oleh Universitas Trisakti, dan Sesi VII sekaligus Meet the Investor yang akan difasilitasi oleh Asisten Deputi Pembiayaan, Deputi Bidang Kewirausahaan.

“Entrepreneur HUB Jakarta menjadi salah satu rangkaian program Entrepreneur Hub secara keseluruhan. Program menjadi salah satu kegiatan unggulan dari Deputi Kewirausahaan yang tujuan utamanya untuk menumbuhkan wirausaha muda Indonesia melalui pengembangan ekosistem usaha di daerah,” katanya.

Hal ini dilaksanakan berdasarkan pada amanat Perpres Nomor 2 Tahun 2022 terkait Pengembangan Kewirausahaan Nasional, sekaligus upaya pencapaian target pertumbuhan wirausaha nasional, yaitu 3,95 persen pada 2024.

Wakil Walikota Jakarta Selatan Edi Sumantri turut mengapresiasi KemenKopUKM yang menginisiasi Entrepreneur Hub, yang dinilainya sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM terutama dalam pengembangan usaha dengan investasi.

“Hal ini sejalan dengan upaya Pemprov DKI Jakarta dalam menumbuhkan wirausaha terpadu melalui JakPrenuer, platform pengembangan kewirausahaan di Jakarta, melalui pendaftaran, pelatihan, pendampingan, perizinan, pemasaran, laporan keuangan, dan akses permodalan,” tutur Edi.

Saat ini, DKI Jakarta melalui JakPreneur juga telah membina 300 ribu anggota pelaku UMKM. Ke depan diharapkan program JakPreneur mampu bersinergi dengan program Pemerintah Pusat melalui KemenKopUKM, salah satunya melalui Enterprenuer Hub yang melibatkan 100 UMKM.(Jef)