Arsip Tag: inkubator wirausaha

KemenKopUKM Gelar Inkubator Award 2023 Fasilitasi Tumbuhnya Wirausaha dan Start-Up Baru

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) memberikan penghargaan kepada lembaga inkubator yang telah berhasil mendampingi dan membina tenant-tenant wirausaha baru dan start-up sehingga tumbuh menjadi pelaku ekonomi yang berkualitas.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah menyampaikan, salah satu strategi yang dilaksanakan untuk mencapai target pertumbuhan wirausaha baru dan start-up yaitu melalui lembaga inkubator.

“Salah satu kunci untuk meningkatkan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) adalah dengan menciptakan ekosistem kewirausahaan yang inklusif untuk pemuda. Dan strategi yang bisa dilakukan untuk mencapai target pertumbuhan wirausaha baru dan start-up yaitu melalui lembaga inkubator,” kata Siti Azizah, dalam keterangan resminya, di Jakarta (9/12).

Azizah mengatakan, lembaga inkubator merupakan wahana yang efektif untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan, kemampuan, jejaring, dan wawasan berusaha.

”Lembaga Inkubator berperan penting karena pada umumnya wirausaha pemula sangat rentan terhadap kegagalan usaha terutama di fase awal merintis bisnis,” katanya.

Peran Lembaga Inkubator saat ini akan terus ditingkatkan oleh Pemerintah dengan diperkuatnya regulasi penyelenggaraan inkubasi usaha ke dalam Undang-Undang Cipta Kerja Tahun 2020 dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 dan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Pengembangan Kewirausahaan.

”Dengan adanya regulasi tersebut pastinya akan semakin memperkuat peran Lembaga Inkubator sebagai strategi untuk mewujudkan target Pertumbuhan wirausaha baru dan start-up,” ucapnya.

Lebih lanjut, Azizah menjelaskan saat ini KemenKopUKM terus melakukan sinergi dengan semua stakeholder inkubasi di Indonesia agar dapat menyelenggarakan program dan kegiatan pengembangan inkubasi di tanah air.

Dari 2021 sampai dengan 2023, KemenkopUKM telah bersinergi dengan 26 Lembaga Inkubator yang menginkubasi sekitar 580 tenant. KemenKopUKM juga telah membina dan mengembangkan kurang lebih 100 lembaga inkubator di seluruh Indonesia. “Kami berharap pada 2024, akan terjalin sinergi dengan lebih banyak Lembaga Inkubator untuk membina lebih banyak tenant-tenant yang berkualitas,” ucap Siti Azizah.

Pada acara ini, terpilih 15 lembaga inkubator yang mendapatkan peringkat A, selain itu juga ada 3 lembaga inkubator dan pemerintah daerah yang menerima Inkubator Award 2023 yakni Inkubator Unit Bisnis (IUB) LPPM Universitas Negeri Semarang, Smesco Labo Inkubator LLP KUKM, dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

“Selamat kepada para inkubator yang terpilih, semoga dengan adanya pemeringkatan ini dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan inkubasi sehingga dapat dijadikan best practice dan menginspirasi lembaga inkubator lainnya,” ucap Azizah.

Pada kesempatan tersebut, Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha KemenKopUKM Cristina Agustin menyampaikan, pelaksanaan kegiatan Inkubator Award 2023 dimaksudkan untuk mengumummkan hasil pemeringkatan lembaga inkubator dan memberikan penghargaan kepada lembaga inkubator.

“Proses pemeringkatan lembaga inkubator 2023 ini sudah dimulai sejak awal tahun ini dengan penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan pemeringkatan lembaga inkubator,” kata Cristina.

Pelaksanaan kurasi dan pleno pemeringkatan lembaga inkubator dilakukan oleh Tim Assesor independen yang berjumlah tiga orang dari kalangan praktisi lembaga inkubator. “Tim kurasi ini telah menandatangani pakta integritas untuk menjamin obyektivitas penilaian pemeringkatan Lembaga inkubator,” kata Cristine.

Berdasarkan hasil kurasi dan pleno pemeringkatan yang dilakukan kepada 31 Lembaga Inkubator, diperoleh rekapan peringkat yaitu Peringkat A sebanyak 15 lembaga inkubator, peringkat B sebanyak 13 lembaga inkubator, peringkat C sebanyak 2 lembaga inkubator, dan 1 lembaga inkubator belum dapat diperingkat.(Jef)

KemenKopUKM Fasilitasi Kampus Permudah Cetak Wirausaha Baru

Makassar:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggandeng sejumlah perguruan tinggi salah satunya Universitas Hasanuddin (UnHas) di Makassar untuk mendorong peningkatan rasio wirausaha muda terutama dari kalangan mahasiswa atau milenial.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan sejumlah regulasi saat ini juga memungkinkan semakin mudahnya dalam berwirausaha.

“Dengan terbitnya Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan, pemerintah bersama swasta, akademisi dan multi stakeholder lain akan bersama untuk mendukung pengembangan ekosistem kewirausahaan,” kata Menteri Teten Masduki dalam Dialog Entrepreneur Hub dengan tema Wirausaha Mudah di Universitas Hasanuddin di Makassar, Kamis (19/10).

Di dalam Perpres ini disebutkan pemerintah menargetkan rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,95 persen dan pertumbuhan wirausaha baru sebesar 4 persen di tahun 2024.

Untuk mempercepat realisasi ini KemenKopUKM menggandeng banyak Kampus atau Universitas di Indonesia salah satunya dengan Universitas Hasanuddin (UnHas) melalui program Enterpreneur Hub (E-Hub).

“Kami memang bekerja sama dengan kampus kampus salah satunya dengan UnHas untuk mencetak entrepreneur-entrepreneur muda dari kalangan mahasiswa atau perguruan tinggi untuk menambah persentase kewirausahaan nasional. Kita butuh sekitar 1 juta wirausaha baru dan kita ingin itu dari kalangan kampus,” ujarnya.

Menteri Teten menegaskan pemerintah akan memberikan dukungan berupa pendampingan (inkubasi) hingga akses pendanaan bagi wirausahawan muda terutama dari kalangan mahasiswa dengan syarat memiliki ide atau inovasi pengembangan bisnis yang prospektif.

Dijelaskannya bahwa saat ini sudah banyak enabler atau inkubator bisnis yang siap memberikan pendampingan secara menyeluruh terhadap siapa saja yang memiliki rencana bisnis yang prospektif. Apalagi jika rencana bisnis yang digagasnya dipadukan dengan teknologi informasi.

“Sekarang ini banyak aplikasi, banyak tools yang bisa dimanfaatkan bagi kita yang mau memulai bisnis. Bahkan tidak perlu punya pabrik atau rumah produksi sendiri, dengan ekosistem yang kita bangun seperti rumah produksi bersama atau maklon orang sudah bisa memiliki usaha,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten meminta para mahasiswa yang sedang dan akan memulai bisnis untuk melihat potensi keunggulan di daerahnya. Sebab dengan mapping yang tepat, perjalanan bisnis yang digeluti akan memiliki daya saing yang tinggi.

“Jadi kalau para inkubator bisnis ini bisa memetakan potensi usaha di masing-masing daerah lalu menghubungkan dengan pembiayaan dan menghubungkan dengan buyer maka akan memudahkan mereka untuk memulai bisnis,” kata Menteri Teten.

Demi mempercepat pencapaian target rasio kewirausahaan ini, Menteri Teten mendorong agar kampus atau universitas mulai mengubah pola pikirnya agar anak didiknya kian kreatif untuk menciptakan ide bisnis di tengah studi yang dijalani. Perubahan pola pikir ini bisa dilakukan dengan memasukkan studi khusus kewirausahaan di dalam kurikulum mata kuliahnya.

“Kita harus mulai berbenah dan kita sudah mulai bicara dengan berbagai kampus untuk mengubah kurikulumnya agar tidak menciptakan sarjana menjadi pegawai tapi harus jadi pabrik enterpreuner,” ucap Menteri Teten.

Di tempat yang sama Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah menambahkan bahwa dari target penambahan 1 juta wirausaha baru di tahun depan, saat ini telah tercapai 593 ribu. Dia optimistis di sisa waktu yang ada target akan terpenuhi.

Dia menambahkan bahwa di UnHas banyak potensi dari para mahasiswa yang telah memulai bisnis. “Beberapa wirausahawan muda dari UnHas yang terpilih, nanti mereka akan kita undang untuk melakukan business matching atau financial matching. Nanti kita minta mereka mempresentasikan bisnis plannya jadi dihadapan para calon mitra atau investor,” kata Siti Azizah.

Rektor UnHas, Jamaluddin Jompa, mengatakan pihaknya menyambut baik inisiatif KemenKopUKM yang menjadikan kampus UnHas sebagai salah satu inkubator bagi pengembangan model bisnis mahasiswa atau kaum milenial.

Di UnHas, kata Jamaluddin, bakal ada kurikulum baru untuk memberikan peluang bagi para wirausahawan muda atau mahasiswa untuk mengembangkan diri menjadi enterpreneur selama satu semester. Dengan kurikulum ini diharapkan lulusan UnHas bisa menjadi wirausahawan yang andal.

“Kami mewajibkan di prodi ekonomi untuk ada kewirausahaan, kami juga memiliki direktorat inkubator teknologi dan kewirausahaan. Selain itu kami juga memiliki science technopark untuk memastikan proses-proses inovasi yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa,” kata Jamaluddin.

Sementara itu Founder CV Kreasi Laut Indonesia dengan Brand Tambakmi, Fikrang (26) menyatakan siap berkolaborasi dengan berbagai stakeholder termasuk dengan KemenKopUKM dalam upaya pengembangan bisnis petani udang vaname di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan.

Dengan aplikasi digital yang diciptakan, para petani tambak udang akan terbantu dalam perawatan, masa panen hingga memasarkan udang vaname. Saat ini berkat inovasi bisnisnya para petani tambak udang bisa menembus pasar ekspor ke beberapa perusahaan besar di Jepang dan Eropa.

“Saya harap dengan sinergi, bisa terbuka lagi pasar kami yang tadinya hanya tiga bisa mencapai minimal 9 perusahaan yang bisa kita pasok. Kami harap para petambak tradisional juga bisa kita padukan dengan teknologi untuk mempermudah dalam bisnis prosesnya,” ucapnya.

Selain itu terdapat local entrepreneur lainnya seperti Ahlul Nasar yang memiliki usaha pelet pakan alternatif untuk udang budidaya yang memanfaatkan limbah maggot dan nanopartikel kalsium cangkang kepiting bernama Pakanre. Lalu, Ahmad Azhar pemilik usaha PT Sitinaja Global Ekspor yang merupakan perusahaan ekspor produk olahan serabut kelapa.

Kemudian Aria salah satu mahasiswa UnHas yang memiliki usaha kreatif dengan nama Shoesi Shepatu. Serta Adnan Yatim founder dari Helper Indonesia yang membuat platform menyediakan layanan asisten pribadi dan layanan jasa.(Jef)

MenKopUKM Dorong Kampus Jadi “Pabrik” Entrepreneur

Jakarta:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mendorong Perguruan Tinggi termasuk Ikatan Alumni Kampus untuk menjadi “Pabrik Entrepreneur” yang mampu mencetak wirausaha sekaligus melahirkan inovasi dan ide baru dalam dunia bisnis.

MenKopUKM Teten Masduki menginginkan agar lebih banyak entrepreneur dicetak dari kampus atau perguruan tinggi termasuk salah satunya di UPN Veteran Yogyakarta.

“Saya memberikan apresiasi atas terselenggaranya Forum Bisnis Ikatan Alumni UPN Veteran Yogyakarta yang dimaksudkan untuk memperkuat kewirausahaan, UMKM, dan ekonomi nasional,” Kata MenKopUKM Teten Masduki dalam sambutannya pada pembukaan Forum Bisnis (Forbiz) Ikatan Alumni (IA) UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) di Smesco Indonesia, Jakarta, Sabtu (29/7/2023).

Acara yang diikuti ratusan UMKM alumni UPNVY itu juga dihadiri Ketua MPR Bambang Soesatyo, Rektor UPNVY Mohamad irha, Ketua Umum Ikatan Alumni UPNVY Zahrul Azhar, Ketua Umum IA UPNVY Jawa Timur Bramastyo, para Dekan Fakultas UPN Veteran Yogyakarya
dan para tokoh Alumni UPN Veteran Yogyakarta.

MenKopUKM menyampaikan berbagai peluang dalam industri 5.0 ada di tangan anak muda. Begitupun dengan potensi ekonomi digital yang besar dimana 41 persen total transaksi ekonomi digital di ASEAN berasal dari Indonesia.
“Peluang lainnya yaitu tingginya minat pelaku UMKM untuk mempraktikkan bisnis hijau atau ramah lingkungan yang mencapai 94-95 persen,” kata MenKopUKM.

Sejalan dengan itu, untuk pertama kalinya Indonesia memiliki instrumen kebijakan yang kuat, dalam hal ini Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Kewirausahaan Nasional. “Artinya, target meningkatkan kewirausahaan nasional telah menjadi prioritas utama seluruh komponen bangsa,” kata MenKopUKM.

Karena itulah, peran kampus dan alumninya sangat strategis untuk bersama pemerintah terus mendorong dan mendampingi generasi muda menjadi wirausaha sukses.

Hal itu karena berdasarkan data BPS, 64 persen penduduk Indonesia adalah anak muda. Selain itu 73 persen anak muda Indonesia berminat berwirausaha sebagaimana riset SMERU pada 2022.

Dan yang menggembirakan, 81persen anak muda (17 sampai 35 tahun) tertarik menjalankan bisnis ramah lingkungan sesuai survei Indikator 2021.

Lebih lanjut MenKopUKM mengatakan, pemerintah secara konsisten terus memperbaiki ekosistem UMKM dan koperasi. “Saat ini, pendataan UMKM dan koperasi kita sudah jauh lebih baik. Tahun 2024 targetnya sebanyak 65 juta UMKM terekam ke dalam data base yang akan memudahkan pendampingan,” kata MenKopUKM.

Sementara dari sisi pembiayaan, anggaran kredit KUR terus ditingkatkan setiap tahunnya. “Tahun 2023 alokasi KUR mencapai Rp450 triliun, jauh lebih besar dari tahun 2022 yang sebesar Rp365 triliun,” ucap MenKopUKM.

Partisipasi UMKM di pasar digital juga memberikan gambaran yang baik dimana saat ini sudah mencapai 22 juta UMKM yang terhubung ke pasar digital, sebelumnya saat pandemi hanya 8 juta dan target di 2024 adalah 30 juta.

“Akhirnya saya berharap semoga acara Forum Bisnis Ikatan Alumni UPN “Veteran” Yogyakarta 2023 ini berjalan dengan lancar sebagai sumbangsih Kewirausahaan dan UMKM sebagai pilar dalam memajukan perekonomian IIndonesia kedepannya,” ucap MenKopUKM.(Jef)

MenKopUKM: Kerja Sama Pintu Incubator dan Prancis Perkuat Industri Fesyen Indonesia

Jakarta:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki meyakini kerja sama inkubator fesyen pertama di Indonesia, Pintu Incubator, dengan industri fesyen Prancis akan mampu mendorong dunia fesyen tanah air menjadi semakin kuat.

“Ini menjadi satu tahap bagi industri fesyen kita menuju pasar dunia,” ucap MenKopUKM Teten Masduki pada acara konferensi pers Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) di Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta, Senin (24/7).

Menteri Teten menambahkan, kolaborasi dengan industri fesyen Prancis menjadi peluang yang sangat baik karena sampai saat ini Prancis masih menjadi kiblat fesyen dunia. “Di sisi lain, para desainer Prancis juga melihat Indonesia memiliki kekayaan wastra-wastra berbasis kebudayaan. Ini yang bisa mereka manfaatkan untuk perkembangan produk fesyennya,” ucap MenKopUKM.

MenKopUKM mengakui, untuk bisa masuk ke pasar dunia khususnya Eropa, pelaku UKM wastra (kain) perlu ada pendampingan, khususnya kepada para desainer Indonesia, agar bisa memanfaatkan keunggulan wastra-wastra agar memenuhi standar pasar Eropa. “Jadi, perlu semacam kemampuan untuk beradaptasi dengan pasar di sana,” ucap Menteri Teten.

Oleh karena itu, MenKopUKM mengapresiasi eksistensi Pintu Incubator dalam mendampingi para pelaku fesyen dalam negeri untuk go global. “Karena, tidak mudah, misalnya untuk bisa tampil di Trade Show di Paris. Harus tahu persis trade fesyen dunia, juga harus tahu persis apa keunggulan kita,” ucap Menteri Teten.

Sehingga, kata MenKopUKM, Indonesia bisa memanfaatkan pasar global menjadi bagian dari UKM dalam mendorong dan meningkatkan kualitas produk fesyen sesuai dengan perkembangan global.

Misalnya, narasi sustainable atau bahan ramah lingkungan, serta eksplorasi Wastra Nusantara sebagai keunggulan domestik. “Itu dari sisi market demand-nya,” ucap Menteri Teten.

MenKopUKM pun mengapresiasi keberadaan lembaga-lembaga inkubator swasta seperti Pintu Incubator, untuk memperkuat fondasi industri fesyen Indonesia.

Namun Menteri Teten berharap pelaku industri fesyen lokal juga menggarap pasar domestik dan tidak semata fokus pada pasar di luar negeri. Sebab, market nasional juga merupakan pasar yang cukup besar. Apalagi, perkembangan kelas menengah di Indonesia juga tumbuh dengan pesat.

“Bahkan, saat ini, kekuatan ekonomi dunia tengah bergeser ke Asia. Jadi, brand-brand lokal mestinya menjadi pemain utama di pasar Asia, selain tentunya di dalam negeri,” kata Menteri Teten.

Sementara Chairman JF3 Soegianto Nagaria menyebutkan, JF3 2023 bukan merupakan ajang kompetisi, melainkan wadah untuk memajukan brand-brand fesyen lokal dan nasional untuk dipromosikan hingga ke pasar global.

“Seiring dengan perkembangan industri mode global yang terus bergerak maju pascapandemi, JF3 mengajak seluruh pihak untuk turut memberikan kontribusi dan aspirasi menentukan arah baru, akan dibawa kemana industri fesyen Indonesia,” kata Soegianto.

Dalam kesempatan yang sama, Advisor JF3 dan inisiator program Pintu Incubator Thresia Mareta menjelaskan bahwa Pintu Incubator adalah kolaborasi antara JF3, Lakon Indonesia, dan Kedutaan Besar Prancis, melalui Institut Francais d’Indonesie (IFI), yang sudah memasuki tahun kedua.

Lebih dari 500 brand lokal telah melakukan registrasi untuk mengikuti program Pintu Incubator 2023. Setelah melalui proses kurasi, terpilih sebanyak 12 brand yang akan mengikuti proses inkubasi selanjutnya.

Program tersebut tidak hanya melibatkan mentor dari para profesional di Indonesia, tapi juga pakar mode dan pelaku bisnis mode dari Prancis. “Ada tujuh desainer asal Prancis yang sedang highlight di negerinya, hadir di JF3,” kata Thresia Mareta.

Dengan begitu, kata Thresia Mareta, diharapkan terjadi transfer pengetahuan dan bisa saling belajar antara desainer fesyen Indonesia dan Prancis. “Hubungan kolaborasi yang saling menguntungkan, karena mereka juga tertarik untuk mempelajari keunikan ragam fesyen di Indonesia,” katanya.

Lebih dari itu, Thresia Mareta menekankan juga bahwa para desainer Indonesia butuh banyak masukan terkait ekosistem pasar global. Mulai dari produk standar internasional, hingga seperti apa sosok industri dan bisnisnya.

Melalui kerja sama ini, Thresia meyakini akan memiliki kesempatan bekerja sama dengan ekosistem mode global, seiring dengan membawa JF3 berkembang lebih profesional menjadi bagian dari ekosistem industri mode global. “Dan pada saat yang bersamaan, kita bisa saling mempromosikan karya, sekaligus memperkenalkan perajin, pelaku UMKM mode Indonesia,” ujar Thresia. (Jef)

Dorong Program Inkubator Wirausaha, LPDB-KUMKM Libatkan Inkubator BPBRIN UNAIR

Jakarta:(Globalnews.id)-Dalam rangka mendorong program inkubator wirausaha, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) bekerja sama dengan Badan Pengembangan Bisnis Rintisan & Inkubasi Universitas Airlangga (BPBRIN UNAIR).

BPBRIN UNAIR tergabung dalam program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM 2023 bersama dengan sembilan lembaga inkubator lainnya, yakni Yayasan Inovasi dan Teknologi Indonesia (INOTEK), Cubic Inkubator Bisnis, Siger Innovation Hub, Inkubator dan Layanan Bisnis Inovatif ITS.

Kemudian, Alif Learning Center (ALEC), Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII), Smesco Labo Inkubator (LLP-KUKM), Inkubator Bisnis Universitas Hindu Indonesia, Business Learning Center (BLC).

Kesepuluh lembaga inkubator tersebut merupakan hasil kurasi dan seleksi yang dilakukan oleh LPDB-KUMKM untuk menjalankan program inkubasi di tahun 2023.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, di tahun 2023 ini LPDB-KUMKM terus menjalankan program inkubator wirausaha bersama dengan sepuluh lembaga inkubator terpilih.

“Mulai tahun 2023 ini kita bisa berkolaborasi dan ini sangat baik, dan memang kami LPDB-KUMKM juga diamanahkan untuk menjalankan program inkubasi, mudah-mudahan inkubasi yang dijalankan oleh BPBRIN UNAIR, tenant-tenant yang tergabung dapat bergabung dalam koperasi, dan LPDB-KUMKM dapat masuk ke pembiayaan,” kata Supomo saat memberikan arahan Monotoring dan Evaluasi Program Inkubasi Tenant dan BPBRIN UNAIR di Surabaya.

Supomo menjelaskan, pada tahun 2023 ini program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM akan menyasar 274 tenant inkubasi dengan pelaksanaan inkubasi selama enam bulan, dengan target 33 tenant koperasi akses dana LPDB-KUMKM dan 102 UMKM mendapatkan pendanaan berupa Investasi, Pinjaman dan/atau kerja sama (offtaker/buyer potensial)

Supomo menyampaikan, pengembangan bisnis melalui proses inkubasi dengan lembaga inkubator merupakan upaya yang tepat, selain memberikan pendampingan langsung kepada pelaku usaha, inkubasi juga memberikan materi pembelajaran secara lengkap mulai dari tata kelola bisnis, tata kelola keuangan, manajemen pemasaran, hingga manajemen sumber daya manusia.

“Dengan inkubasi, para pelaku usaha bisa mendapatkan banyak manfaat dalam mengembangkan usahanya secara terstruktur dengan tata kelola bisnis yang baik dan bersaing,” ungkap Supomo.

Supomo menambahkan, kerja sama LPDB-KUMKM dengan BPBRIN UNAIR diharapkan dapat berjalan dengan baik dan mendukung pengembangan usaha koperasi dan pelaku UMKM, dan juga bisa berdampak pada pembukaan lapangan pekerjaan baru dari sektor koperasi dan UMKM(Jef)

KemenKopUKM: Program Fast Track Digitalisasi (FTD) Sumut Potensial Tingkatkan Jumlah Wirausaha

Medan:(Globalnews.id)-Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mengapresiasi inisiatif program Fast Track Digitalisasi (FTD) dari Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dalam bentuk pendampingan kepada 1.000 pelaku usaha di Sumatera Utara selama tiga bulan ke depan.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu inovasi yang konkret dalam upaya menumbuhkan wirausaha baru di daerah melalui ekosistem kewirausahaan.

“Saya berharap, kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya penumbuhan wirausaha untuk mewujudkan Wirausaha Mapan, Usaha yang Inovatif, dan Berkelanjutan,” katanya secara daring, Kamis (9/3).

Lebih lanjut, Siti Azizah mengatakan pada tahun 2030, Indonesia akan menerima bonus demografi, di mana populasi masyarakat Indonesia akan didominasi dari kalangan usia produktif.

Menurutnya, hal ini akan menjadi beban jika generasi muda tidak produktif maka tidak akan menciptakan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi justru malah menjadi boomerang bagi perekonomian Indonesia, namun sebaliknya jika generasi muda kita produktif, inovatif, dan kreatif dipastikan Indonesia akan menjadi negara besar dan berdaya saing.

“Oleh karena itu, meningkatkan kualitas para individu ini menjadi hal yang sangat penting,” kata Siti Azizah.

Di lain sisi, digitalisasi telah menjadi pemicu berbagai perubahan global termasuk mendorong ekonomi yang kian terintegrasi dan efisien.

Pertumbuhan platform digital yang kian pesat mampu meningkatkan pasar layanan online dunia hampir 50 persen sejak awal pandemi dengan total pendapatan mencapai 466 juta dolar AS pada akhir tahun 2021.

Dia menambahkan, untuk menjadi negara maju, minimum 4 persen dari total populasi penduduk usia produktifnya adalah wirausaha. Sedangkan negara-negara yang masuk kategori negara maju, jumlah rasio wirausahanya mencapai 12 persen dari penduduk.

“Mengingat jumlah rasio wirausaha kita yang terbilang masih rendah, bahkan di level ASEAN. Maka peningkatan rasio kewirausahaan nasional ditargetkan sebesar 3,95 persen pada tahun 2024 dan pertumbuhan wirausaha baru ditargetkan sebesar 4 persen pada tahun 2024,” katanya.

Guna meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia, pihaknya akan memfokuskan pada penumbuhkembangan ekosistem kewirausahaan melalui Entreprenuer Hub.

Entreprenuer Hub sendiri merupakan penumbuhkembangan ekosistem kewirausahaan melalui optimalisasi sumberdaya para pemangku kepentingan untuk bersinergi dan bekerja sama minimal dalam lokasi, tujuan, serta target yang sama sehingga berdampak dalam scalling up pelaku usaha dan mewujudkan wirausaha mapan, usaha yang inovatif, dan berkelanjutan.

“Dalam implementasinya, inisiatif projek ini dapat dari pusat maupun daerah. Namun, kami lebih suka jika ini berasal dari daerah, seperti kegiatan yang kita laksanakan hari ini. Karena, jika berasal dari daerah, kegiatan ini akan terjamin keberlanjutannya. Sehingga pusat bisa menumbuhkembangkan projek penumbuhan ekosistem-ekosistem seperti ini di lokasi lainnya,” kata Siti Azizah.

Saat ini KemenKopUKM berfokus pada beberapa program, salah satunya adalah pengembangan kewirausahaan melalui penumbukan ekosistem wirausaha di daerah-daerah. Dengan dukungan dari 28 Kementerian/Lembaga, para Perguruan Tinggi di Indonesia, serta para mitra terkait lainnya baik dari sektor swasta, komunitas, serta para pihak lainnya, diharapkan target-target wirausaha di tahun 2023 dapat tercapai.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatra Utara Suherman mengatakan, inisiatif program FTD merupakan upaya penumbuhan wirausaha melalui pengembangan ekosistem wirausaha dengan memberikan pendampingan dan pelatihan berjenjang, serta digitalisasi kepada 1.000 pelaku usaha di Sumatera Utara yang melibatkan perguruan tinggi, private sector, komunitas, dan lembaga lainnya dan mendapatkan dukungan penuh KemenKopUKM dan menjaid bagian dari program Entreprenuer Hub.

“Rangkaian kegiatan utama pada fast track digitalisasi 2023 akan dilangsungkan opening pada 7 maret 2023 hingga pelaksanaan wisuda pada 27 juni 2023,” kata Suherman.(Jef)

MenKopUKM: Program Inkubasi Lahirkan Wirausaha Berkarakter Aggregator

Jakarta:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengapresiasi diselenggarakannya Business Hack 2023 oleh Ucoach Indonesia yang disebutnya turut berkontribusi dalam mengakselerasi wirausaha untuk scalling up bisnisnya melalui proses inkubasi.

MenKopUKM Teten Masduki menegaskan dari program inkubasi dapat dilahirkan wirausaha-wirausaha inovatif berkarakter aggregator yang dapat meng-enabler UMKM lainnya untuk naik kelas.

“UMKM yang bisa berevolusi meningkatkan skala usahanya, produknya sudah berkualitas dengan berbasis teknologi dan kreativitas, bisnis modelnya inovatif sudah harus terhubung ke dalam rantai pasok usaha besar. UMKM hampir tidak mungkin untuk naik kelas sendiri-sendiri dan bukan hanya naik kelas tetapi dapat bersaing di pasar domestik maupun pasar global yang terintegrasi dalam satu ekosistem bisnis,” ucap Menteri Teten dalam sambutannya pada acara Business Hack 2023 secara daring, Jakarta, Kamis (02/02/2023).

Lebih lanjut, MenKopUKM menyampaikan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mempunyai agenda besar bagaimana UMKM menjadi bagian dari industri atau masuk dalam rantai pasok usaha besar.

Hal ini akan diintegrasikan dengan berbagai kemudahan seperti insentif pajak untuk usaha besar, insentif upah yang dibedakan dengan usaha besar untuk subcontracting atau subcontractor dari usaha besar atau koperasi atau UMKM dan juga termasuk pembiayaannya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) klaster.

“Selain itu, ada satu potensi yang perlu kita perhatikan yaitu potensi ekonomi digital nasional. Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Pertumbuhannya sangat luar biasa. Kita harus memanfaatkan kekuatan ekonomi digital Indonesia ini,” ucap MenKopUKM.

MenKopUKM menekankan kembali transformasi digital bukan hanya dari akses pasar saja tetapi harus end to end mencakup proses hulu ke hilir, meliputi Digitalisasi Pemantauan Produksi, Digitalisasi Kapasitas Produksi, Digitalisasi Keuangan dan Akses Pembiayaan, Digitalisasi Manajemen Organisasi, Digitalisasi Supplier dan Pasokan, dan Digitalisasi Distribusi dan Logistik.

“Saya sangat mendukung program inkubasi yang sudah berjalan sejak tahun 2020 hingga 2023 ini dan telah menjadi bagian ekosistem yang mendukung transformasi digital UMKM di Indonesia untuk memaksimalkan potensi ekonomi digital nasional,” ucap MenKopUKM.(Jef)

MenKopUKM: Program Kawal Inkubator di Banjarmasin Potensial Cetak Wirausaha Berkualitas

Banjarmasin:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengapresiasi diselenggarakannya Program Kawal Inkubator Tahun 2023 oleh Pemerintah Kota Banjarmasin sebagai wadah pelatihan dan pendampingan bagi wirausaha baru yang tangguh, berkualitas, dan berdaya saing baik secara nasional maupun global.

Menurut MenKopUKM Teten Masduki hal ini menandakan bahwa Pemerintah Kota Banjarmasin telah memenuhi kewajibannya dalam menjalankan amanat PP 7 Tahun 2021 yaitu setiap pemerintah daerah wajib mendirikan minimal 1 lembaga inkubator dan melakukan inkubasi usaha kepada minimal 20 tenant.

“Inkubator ini sangat penting karena seperti telur itu harus dierami, dientaskan, dan dikembangkan. Konsepnya seperti itu. Jadi tidak lagi hanya pelatihan dan seminar tapi didampingi melalui inkubator untuk mengembangkan usahanya,” ungkapnya dalam acara Expose Program Kawal Inkubator di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (31/1).

Lebih lanjut, Menteri Teten menegaskan bahwa KemenKopUKM saat ini diamanatkan menjadi Leading Sector dalam pengembangan inkubator di Indonesia. Sehingga dalam menyelenggarakan program dan kegiatan pengembangan inkubator akan bersinergi dengan semua stakeholder penyelenggara inkubasi di Indonesia, termasuk lembaga inkubator di pemerintah daerah.

Hingga Tahun 2022, KemenKopUKM telah bersinergi dengan 18 lembaga inkubator yang menginkubasi sekitar 408 Tenant dan telah mengembangkan 45 lembaga inkubator di seluruh Indonesia. Sehingga dengan banyaknya lembaga inkubator yang berdiri, dan bersinergi dengan KemenKopUKM, maka akan dapat menginkubasi sebanyak mungkin wirausaha baru yang tangguh, kreatif, dan profesional untuk mendukung peningkatan rasio kewirausahaan nasional mencapai 3,95 persen di tahun 2024.

Pada 2023 ini KemenKopUKM terus melakukan pengembangan lembaga inkubator di Indonesia dengan mendorong seluruh Pemda untuk mendirikan lembaga inkubator baru serta program inkubasi startup yang akan bersinergi dengan 8 inkubator terpilih melalui kegiatan kurasi tetant, bootcamp, workshop, coaching clinic, dan demo day yang akan menghasilkan 150 tenant terbaik.

“Program Kawal Inkubator yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin ini akan menjadi bagian ekosistem Pengembangan Kewirausahaan Nasional dan dapat mendukung percepatan transformasi digital UMKM di Indonesia. Saya sangat berterima kasih dan mengharapkan Program Kawal Inkubator dapat menghasilkan wirausaha baru yang tangguh, kreatif, dan profesional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kota Banjarmasin,” kata MenKopUKM.

Dalam Program Kawal Inkubator kali ini, terdapat 3 produk yang ditampilkan yaitu Makaroni Borneo, Nakula Tahu Isi, dan Shei Serundeng. Menteri Teten merasa ketiga produk tersebut memiliki model bisnis yang prospektif dan diharapkan dapat menguasai pasar Kalimantan dan nasional nantinya.

“Kalau kita lihat model bisnis bahwa makanannya sudah kita kenal seperti makaroni, tahu, dan serundeng. Hal yang menarik justru model bisnisnya. Kalau dibayangkan McDonalds, KFC, Starbuck awalnya juga seperti ini. Mereka jualan hal biasa tapi karena bisnis model bagus dan produknya inovatif bisa mendunia. Jadi ini kalau dikembangkan dan didukung pembiayaan bisa menguasai Kalimantan, nasional, dan dunia,” kata Menteri Teten.

Di tempat yang sama, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan bahwa Program Kawal Inkubator bertujuan untjk melahirkan wirausaha baru mandiri yang dapat membangkitkan Banjarmasin sebagai kota perdagangan berbasis UMKM.

“Untuk menduking program ini, kami memberikan program Bausaha Tanpa Bunga untuk memberikan akses permodalan tanpa dibebankan bunga sebesar Rp3,5 miliar dan subsidi bunga diambil dari dana CSR. Ada 100 calon peserta inkubator bisnis di 2022 dan melahirkan 30 UMKM unggulan. Dari program ini diharapkan lahir wirausaha baru yang akan menjadi calon pengusaha besar,” kata Ibnu Sina.(Jef)

Seleksi Lembaga Inkubator 2023, LPDB-KUMKM Fokus Inkubasi Koperasi

Jakarta:(Globalnews.id)-Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus memperkuat Program Inkubator Wirausaha dengan melakukan seleksi lembaga inkubator untuk tahun 2023 mendatang.

Seleksi ini dilakukan dengan pemaparan profil dan juga program kerja oleh para calon lembaga inkubator yang mendaftar untuk menjalankan Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM Tahun 2023.

Seleksi ini diikuti oleh 12 calon lembaga inkubator, dan akan dipilih sebanyak 10 lembaga inkubator yang akan menjalankan Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM tahun 2023.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengungkapkan hingga tahun 2022 Program Inkubator Wirausaha Kementerian Koperasi dan UKM bersama LPDB-KUMKM telah menghasilkan bisnis deals sebesar Rp37 miliar, dan sampai dengan 2025 ditargetkan mencapai Rp100 miliar.

“Ini merupakan tantangan bagi teman-teman inkubator wirausaha, karena dari sisi target meningkat, dan inkubasi kepada koperasi juga perlu ditingkatkan agar bisa mendapatkan penyaluran dana bergulir dari LPDB-KUMKM,” ujar Supomo di Jakarta, Kamis (8/12/2022).

Supomo optimis, target dalam dua tahun mendatang untuk mencapai bisnis deals sebesar Rp100 miliar bisa dicapai oleh Program Inkubator Wirausaha.

“Harus tetap semangat, agar target ini bukan sekedar target saja tetapi harus kita kawal, kita harus direncanakan dengan baik, sampai dengan 2023 ini dari LPDB-KUMKM menghasilkan bisnis deals Rp23 miliar, dan dari Kementerian Koperasi dan UKM Rp14 miliar, dan total harus achive Rp100 miliar di tahun 2025,” kata Supomo.

Inkubasi Koperasi

Sementara itu, Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM Oetje Koesoema Prasetia mengharapkan, peserta inkubasi program inkubator pada tahun 2023 mendatang bisa lebih banyak mengakses dana bergulir dari LPDB-KUMKM, dan lembaga inkubator yang terpilih pun yang terbaik dan memiliki jaringan komunitas inkubasi yang baik.

“Saya harap agar inkubasi ke depan prioritas untuk dapat mengakses dana bergulir, seperti ada yang sudah berhasil Inkubator Sigerhub Lampung yang salah satu mitranya yakni Koperasi Sarana Bangun Lampung (Sabalam) sudah mendapatkan pinjaman dana bergulir, sehingga tidak bias, apa yang kamu support bisa memberikan kontribusi kepada LPDB-KUMKM,” ujar Oetje.

Tim Seleksi dan Supervisi Lembaga Inkubator LPDB-KUMKM Tahun 2023 Indera Marwan Bayu Wicaksono memaparkan, tahapan seleksi lembaga inkubator telah dilaksanakan mulai dari seleksi administrasi, hingga hari ini proses wawancara dan pemaparan.

“Pada hari ini diundang 12 lembaga inkubator, dan yang menjadi konsentrasi kami adalah yang bisa menginkubasi koperasi, kalau sebelumnya dominan UMKM, dan tahun 2023 fokus tenant-nya kepada koperasi, supaya ke depan koperasi bisa sejajar dengan startup jadi transisi koperasi lama menjadi koperasi modern,” ungkap Bayu.

Bayu menjelaskan, dalam tahapan seleksi ada tiga tujuan utama dari LPDB-KUMKM, yakni pembiayaan, investasi, dan kerja sama, dan seluruh inkubator harus memiliki kriteria tersebut. “Jadi mereka punya jaringan investor, punya jaringan lembaga pembiayaan, dan jaringan offtaker untuk menyalurkan produk-produk koperasi dan UMKM yang diikubasi,” pungkas Bayu.(Jef)

MenKopUKM Ajak Talenta Kreatif Kelola Potensi Ekonomi Digital di Tanah Air

Bali:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengajak para talenta kreatif Indonesia termasuk mereka yang sudah berkarir di dunia digital tingkat internasional untuk bersama-sama mengelola potensi ekonomi digital di Tanah Air.

MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Demoday Inkubasi Usaha bertajuk, Connecting Pentahelix, Build Networking, dan Infuse Smart Solution Technology to The Society di Denpasar Selatan, Bali, Sabtu (12/11), mengatakan perlunya menggarap sektor ekonomi digital di Indonesia mengingat potensinya yang diproyeksikan bisa mencapai Rp4.531 triliun pada 2030.

“Ini tantangan bagi kita. Sebelumnya kami telah membicarakan dengan Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, kuncinya bagaimana Indonesia mampu melahirkan talenta digital. Baik talenta digital dunia yang didatangkan ke Indonesia atau pun talenta Indonesia di tingkat dunia. Bukan hanya diasporanya saja tapi juga talentanya,” kata MenKopUKM Teten Masduki.

Hadir pula dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah, Kepala Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali I Wayan Ekadina, dan Rektor Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali Dadang Hermawan.

MenKopUKM mengatakan, harus diakui banyak industri e-commerce yang ada saat ini memanfaatkan tenaga talenta digital dari India.

“Ke depan kita harus punya target apalagi ternyata selama ini Bali menjadi tempat tinggalnya talenta dunia. Karena laporan dari idEA (Indonesian E-Commerce Association), talenta digital dunia tinggal di Bali. Ini harus kita lacak karena mestinya mereka bukan hanya tinggal tapi bisa membangun ekosistem digital kita. Saya kira ini menjadi target kita terkait dengan kekuatan ekonomi digital,” kata Teten.

Ia menegaskan, market Indonesia memang sangat besar. Terbukti dengan capaian pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2022 yang tumbuh 5,7 persen dan konsisten di kuartal II sebesar 5,4 persen. Banyak lembaga dunia memprediksi Indonesia pada 2045 menjadi empat kekuatan ekonomi dunia setelah AS, China, dan India.

“Di era digital, saya kira para talenta digital seperti startup hadir dengan semangat untuk menjadi pemenang. Kita tidak boleh punya mental nomor dua. Karena kita akan menjadi empat leader dunia. Mental kita harus disiapkan. Mental mau kalah harus dibuang,” kata MenKopUKM.

Dalam kaitannya dengan UMKM kata Menteri Teten, pihaknya memiliki program untuk melibatkan kampus dalam melakukan evolusi UMKM, salah satunya dengan pengembangan produk UMKM berbasis kreativitas dan teknologi.

Kalau soal kreativitas kata Teten, Indonesia bisa dikatakan sangat unggul. Sebab, Indonesia memiliki kekayaan alam yang mampu menjadi inspirasi dalam menciptakan kreasi produk apa pun. “Saya melihat ada beberapa kampus di luar negeri yang menjadi penggerak evolusi UMKM baik kualitas produk dan lainnya. Ada di Korea, Inggris, dan lainnya. Coba kita pelajari bagaimana mereka menjadikan kampus untuk mendorong evolusi UMKM,” ujarnya.

Bukan cuma itu, evolusi UMKM juga penting dalam upaya menaikkan target persentase kewirausahaan, yang saat ini baru 3,47 persen dari total UMKM 64,2 juta. Bahkan sekitar 60 persen di antaranya masih menjadi ekonomi subsisten.

“Minimum bisa menjadi negara maju harus 4 persen, rata-rata negara maju itu persentasenya mencapai 12-14 persen. Singapura saja sudah 8,6 persen, Malaysia dan Thailand di atas 4 persen. Makanya kita punya program kewirausahaan, di mana angkanya kita perlu menambah 1 juta wirausaha baru sampai 2024,” kata MenKopUKM.

Terakhir, target digitalisasi tahun 2024, diharapkan 30 juta UMKM sudah onboarding ke layanan digital, yang saat ini baru mencapai 20,5 juta. “Sudah banyak aplikasi-aplikasi baru yang bagus dan memberikan ruang bagi UMKM yang tidak bisa mengakses digital, maka dibantu ke market yang lebih besar lagi. Saya kira ini cukup positif. KemenKopUKM pun sudah dua kali menyelenggarakan ajang Pahlawan Digital 2020, yang tujuannya untuk mengembangkan inisiatif baru,” katanya.

*Pengembangan Startup*

Sementara itu, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali Dadang Hermawan menambahkan, ia berkolaborasi dengan berbagai pihak, serta melakukan hilirisasi dalam bidang teknologi, salah satunya pengembangan startup.

“Jumlah mahasiswa kami ada sekitar 6 ribu orang. Lebih dari 70 persen dari Bali, dan sekitar 30 persennya di luar Indonesia, seperti Jepang, Jerman, dan sebagian lainnya dari Timur Leste,” katanya.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah menambahkan, bisnis startup di Indonesia berkembang cukup pesat dalam beberapa tahun belakangan. Meski demikian, ada sejumlah permasalahan yang dihadapi perusahaan rintisan tersebut.

Berdasarkan hasil riset Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) pada tahun 2021, sebanyak 34,1 persen persoalan utama adalah modal.

Sebesar 13,3 persen mengalami masalah regulasi, dan 12,9 persen menghadapi masalah pasar, sebanyak 12,3 persen startup di Indonesia memiliki masalah strategi, 18,7 persen menyatakan akses sumber daya manusia (SDM) menjadi permasalahan utama mereka, dan 8,8 persen memiliki masalah terkait fasilitas.

“Berdasarkan hasil riset tersebut, program Peningkatan Kapasitas Startup tahun 2022 menjadi salah satu upaya Pemerintah melalui KemenKopUKM, dalam membantu pembinaan dan pengembangan startup di Indonesia yang melibatkan Lembaga Inkubator di daerah sebagai mitra dalam implementasi programnya,” kata Azizah.

Menindaklanjuti arahan MenKopUKM pada Rapat Koordinasi Bidang Koperasi dan UMKM tahun 2021 yang lalu di Yogyakarta, ada tujuh target KemenKopUKM di tahun 2024, meliputi peningkatan kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 65 persen, peningkatan kontribusi koperasi terhadap PDB menjadi 5,5 persen, dan peningkatan kontribusi ekspor UMKM menjadi 17 persen.

Selain itu menargetkan akan melahirkan 3500 startup berbasis teknologi dan informasi, melahirkan 500 koperasi modern, menjadikan lebih dari 10 juta usaha mikro bertransformasi ke sektor formal, dan peningkatan rasio kewirausahaan menjadi 4 persen.

Lalu, dengan terbitnya Perpres Nomor 2 Tahun 2022, tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024, Peraturan ini bertujuan untuk melahirkan sebanyak-banyaknya wirausaha muda yang produktif dan kreatif, menghasilkan UMKM Indonesia yang inovatif, kompetitif, siap dan tangguh baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri untuk menyiapkan Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045.

Adapun rangkaian dari pada program Peningkatan Kapasitas Startup tahun 2022 ini meliputi, Kurasi Lembaga Inkubator, Seleksi Tenant, Bootcamp, Coaching Clinic, Workshop, Mentoring dan Monitoring, serta Demoday.

Selain itu, dalam Peningkatan Kapasitas Startup tahun 2022, dari target 100 Startup telah terjaring sebanyak 125 Startup yang berasal dari tujuh mitra Lembaga Inkubator yaitu, Inbistek STP-Universitas Andalas (15 Startup), Skystar-Universitas Multimedia Nusantara (16 Startup), Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi-Institut Pertanian Bogor/IPB (15 Startup), Oorange-Universitas Padjajaran (18 Startup), Inbistek Technopark-UPN Veteran Jawa Timur (23 Startup), IBISMA-Universitas Islam Indonesia (22 Startup), dan Inkubator Bisnis-STIKOM Bali (16 Startup).(Jef)