Arsip Tag: UMKM Asean

KemenKopUKM dan Sekretariat ASEAN Gelar Forum Dialog Kebijakan Regional tentang Ekonomi Sirkular

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bekerja sama dengan Sekretariat ASEAN menyelenggarakan Forum Dialog Kebijakan Regional tentang Ekonomi Sirkular.

Acara tersebut diselenggarakan di Gedung Sekretariat ASEAN pada 25-26 Juli 2023 yang akan dihadiri oleh negara-negara anggota ASEAN dan pemangku kepentingan ASEAN Access (task force, national focal point dan network partner). Acara itu diharapkan mampu mempromosikan prinsip-prinsip ekonomi sirkuler di seluruh wilayah ASEAN.

Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman menyampaikan bahwa UMKM memainkan peran penting dalam perekonomian regional di wilayah ASEAN.

“Terdapat lebih dari 70 juta UMKM di ASEAN, namun tingkat ekspor rata-rata UMKM di ASEAN masih rendah, yaitu sekitar 18 persen,” katanya, Selasa (25/7).

Lebih lanjut, Hanung menambahkan transisi hijau di negara tujuan ekspor ASEAN semakin menurunkan tingkat ekspor, karena negara tujuan ekspor mulai memberlakukan regulasi ketat yang mencegah impor barang yang terkait dengan degradasi lingkungan.

“Maka dari itu, penting untuk memperkenalkan model bisnis yang ramah lingkungan antara lain dengan model ekonomi sirkular,” kata Hanung.

Menurutnya, ekonomi sirkular merupakan sistem ekonomi yang bertujuan untuk menghilangkan limbah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya dengan menjaga siklus penggunaan, pemakaian kembali, dan regenerasi yang berkesinambungan. Ini mewakili pergeseran paradigma dari model linear tradisional “ambil-produksi-buang” menjadi pendekatan yang lebih berkelanjutan dan regeneratif.

“Pada intinya, ekonomi sirkular bertujuan untuk menciptakan sistem berkelanjutan di mana produk, material, dan sumber daya dirancang, diproduksi, dan dikelola dengan cara yang meminimalkan dampak lingkungan dan mendorong kemakmuran sosial dan ekonomi,” ucapnya.

Dengan menghadirkan para pembuat kebijakan, ahli, dan pemangku kepentingan kunci, forum ini bertujuan untuk meningkatkan kesesuaian dan keselarasan kebijakan guna menciptakan lingkungan yang mendukung implementasi ekonomi sirkular di wilayah ASEAN.

Adopsi prinsip-prinsip ekonomi sirkular yang berhasil di wilayah ASEAN memiliki potensi dampak transformasional. Praktik ekonomi sirkular akan mengurangi jejak karbon, meminimalkan pembentukan limbah, dan melestarikan sumber daya alam, sehingga mengurangi degradasi lingkungan.

“Indonesia sebagai penyelenggara Forum Dialog Kebijakan Regional tentang Ekonomi Sirkular ini berharap inisiasi ini akan menjadi langkah maju dalam mewujudkan visi bersama untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif di wilayah ASEAN,” katanya.(Jef)

Mutiara Hitam dari Labuan Bajo Hipnotis KTT ASEAN SUMMIT 2023

/JAKARTA:(Globalnews.id)- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN SUMMIT 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin membuka mata dunia bahwa Indonesia mempunyai keindahan wisata yang luar biasa, yang saat ini diburu oleh para turis mancanegara dan lokal.

Kekuatan alam NTT juga mampu menghasilkan salah satu kopi terbaik di Asia Tenggara, idaman para penikmat senja.

Pemerintah daerah setempat bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. pun mendorong agar UMKM industri pariwisata Labuan Bajo menggunakan kopi lokal, untuk memberikan pertumbuhan positif terhadap perekonomian masyarakat daerah, sekaligus memperkenalkan cita rasa kopi NTT ke seluruh Nusantara, bahkan dunia.

Dari ratusan merek kopi khas Labuan Bajo salah satu yang terkenal adalah Kopi Wamor. Memiliki rasa yang unik, seperti kopi tubruk namun dengan tingkat keasaman yang rendah dan dark, Kopi Wamor memiliki banyak penggemar di Labuan Bajo dan di Pulau Jawa.

Pemilik Kopi Wamor Marius Bria Nahak mengatakan untuk menghasilkan cita rasa yang kaya, pengolahan Kopi dilakukan dengan ketat dan disiplin, terlebih saat proses sangrai atau menggoreng biji kopi tanpa minyak. Kopi Wamor dibuat tanpa campuran, sehingga rasa yang dimunculkan murni cita rasa kopi lokal Labuan Bajo.

“Jadi ketika saya sangrai, saya berusaha munculkan cita rasa khas kopi Labuan Bajo. Kata orang campurkan dengan ini dan itu, saya tidak mau. Saya ingin konsisten dengan apa yang saya buat yaitu tanpa campuran,” kata pria yang akrab disapa Mario.

Dia mengatakan untuk menjaga konsitensi dan mengacu pada rasa murni kopi khas Labuan Bajo, bukanlah hal yang mudah. Mario selalu berusaha hadir dan mengontrol proses pembuatan sejak biji kopi ditanam hingga pengemasan, agar rasa benar-benar terjaga.

Setelah memiliki kopi dengan cita rasa yang spesial, Mario tidak berpuas diri. Untuk dapat mendorong penetrasi produk Kopi Wamor lebih dalam ke pasar, Mario menyadari butuh lebih banyak bimbingan dan pendanaan. Beruntung, pada akhir 2022, dirinya mengikuti sebuah acara yang mempertemukan Kopi Wamor dengan berbagai komunitas penjual kopi dan pembeli.

Beberapa bulan setelahnya, Mario juga mengikuti pelatihan mengenai pemasaran dan tergabung pada UMKM BNI, yang kemudian membantu produk Kopi Wamor tumbuh makin besar dan berhasil masuk ke gerai toko oleh – oleh, restoran hingga hotel-hotel berbintang di Labuan Bajo.

‘Mutiara Hitam’ kaya rasa itu bahkan menjadi suguhan bagi tamu-tamu besar di ajang KTT ASEAN Summit 2023.

Untuk mencapai titik keberhasilan tersebut, dia mengatakan peran BNI sangat besar. BNI proaktif mendampingi usahanya untuk meningkatkan usaha kopi.

BNI juga membantu lewat KUR, yang digunakan Mario untuk membeli mesin pengemas kopi. Jika dahulu kemasan kopi harus dibeli di Pulau Jawa dengan waktu berminggu-minggu bahkan, bulan, sekarang tidak perlu lagi, dan sudah sangat cepat.

Mario mengakui bantuan dari BNI membuat proses produksi menjadi lebih cepat dan produksi makin banyak.

“Dengan adanya mesin pengemas, kami dapat kerja lebih cepat. Berkat dukungan dan motivasi dari BNI, serta kesempatan untuk ikut di pameran-pameran, kami belajar banyak tentang bisnis kopi dan terhubung dengan pasar,” katanya.

Tidak hanya itu, BNI juga telah memperkenalkan Mario dengan beragam solusi digital seperti QRIS dan BNI Mobile Banking, sehingg mempermudah proses transaksi dengan para pembeli.

Dengan menggunakan solusi digital tersebut, Mario dapat menangkap peluang pertumbuhan lewat digital.

“Banyak pembeli di pameran membayar menggunakan QRIS. Jika saya tidak punya itu, pasti tidak bisa transaksi dengan mereka. QRIS ini juga membantu karena saya tidak perlu lagi menyiapkan uang kembalian dan menukar uang dengan kerabat,” kata Mario.

Mario mengungkapkan keinginannya untuk memasarkan produk Kopi Wamor ke luar negeri. Dia berharap produk Kopi Wamor ke depan dapat menjangkau pasar yang lebih luas, baik di dalam dan maupun di luar negeri, melalui channel BNI Go Global yang sangat luas. (Jef)

Dalam APEC SME WG, KemenKopUKM Sebut Indonesia akan Punya Sistem Data Tunggal UKM

Jakarta:(Globalnews.id) – Dalam pertemuan APEC SME WG 2023 di Hong Kong, KemenKopUKM sebagai wali data UKM di Indonesia menyampaikan upaya negeri ini yang sedang menyusun dan mempersiapkan data tunggal UKM melalui metode pendataan dan indikator data yang telah dikoordinasikan dan disepakti bersama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Forum Satu Data.

“Nantinya Indonesia akan memiliki sistem data tunggal UKM Bernama Sistem Informasi Data Tunggal (SIDT),” ucap Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga KemenKopUKM sekaligus Head of Delegation Indonesia dalam APEC SME WG 2023 Luhur Pradjarto melalui rilisnya di Jakarta, Senin (8/5).

Pertemuan anggota Asia Pacific Economic Cooperation SME Working Group (APEC SME WG) yang rutin dilaksanakan setiap tahun kembali digelar untuk yang ke-56 kali pada 3-5 Mei 2023 di Hong Kong.

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) yang menjadi vocal point Indonesia pada forum tersebut diwakili oleh Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga sekaligus Head of Delegation Indonesia Luhur Pradjarto yang didampingi Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama KemenKopUKM Henra Saragih.

Beberapa agenda utama yang menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan, yakni laporan dari APEC Secretariat terkait perkembangan program dukungan pengembangan UMKM di negara anggota APEC, perkembangan proyek-proyek yang didanai APEC, persiapan pertemuan Ministerial Meeting, pertukaran informasi terkait praktik terbaik program pengembangan UKM, dan sharing session lanskap UMKM.

Menurut Luhur data tunggal menjadi krusial mengingat saat ini terdapat 28 Kementerian/Lembaga di Indonesia yang memiliki program pengembangan UKM dengan data dan indikator data UKM yang belum terstandardisasi.

Lebih lanjut, Luhur juga menyampaikan bahwa pendataan UKM dalam pengembangan Sistem Data Tunggal UKM di Indonesia menjadi bukti bahwa pemerintah Indonesia berusaha untuk terus meningkatkan kualitas layanan kebijakan pengembangan UKM agar menjadi lebih terukur dan tepat sasaran.

Di sisi lain, APEC WG tahun ini telah banyak memunculkan praktik terbaik dari negara anggota APEC yang memiliki berbagai macam program pendekatan pengembangan UKM, antara lain mengulas digitalisasi, transformasi informal ke formal, pembiayaan, peran wanita, dan penggunaan teknologi, salah satunya dari tuan rumah, Hong Kong, yang sangat fokus mendukung pendanaan UKM dalam hal riset inovasi, inkubasi, dan komersialisasi.

Pertemuan APEC SME WG ke 56, selanjutnya akan digelar pada Agustus 2023 di Seattle, Amerika Serikat, berbarengan dengan pertemuan antar Menteri negara anggota APEC (Ministerial Meeting).

Rencananya Amerika Serikat akan mengusung tema Pemberdayaan Ekonomi Wanita. Dalam pertemuan tersebut, juga akan disampaikan pemberitahuan sekaligus serah terima tuan rumah penyelenggara pertemuan APEC SME WG berikutnya dimana secara urutan Indonesia akan menjadi penyelenggara pertemuan APEC SME WG ke-57 pada 2024.(Jef)

KemenKopUKM Kawal Terciptanya Inclusive Business di Kawasan dalam Pertemuan UN ESCAP

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) turut mengawal terciptanya inclusive business di kawasan dalam pertemuan United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN ESCAP) di Bangkok, Thailand, yang dihadiri 32 perwakilan negara-negara anggota, baik secara virtual maupun fisik.

Salah satu delegasi RI, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Luhur Pradjarto menyebutkan, membentuk Public-Private Partnership (PPP) diperlukan. Selain kebijakan pemerintah, sektor swasta memainkan peran penting dalam mendukung pemulihan ekonomi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan tangguh.

“Inovasi menjadi keniscayaan untuk pengembangan bisnis di semua sektor yang dapat berkontribusi dalam rantai nilai global. Dalam hal ini, model bisnis inovatif seperti inclusive business dapat menjadi solusinya,” kata Luhur, dalam rilisnya, Minggu (26/2).

UN ESCAP menyelenggarakan pertemuan The First Session of the Committee on Trade, Investment, Enterprise and Business Innovation (CTIEBI-1) UN ESCAP, 22-24 Februari 2023 di Bangkok, Thailand.

Pertemuan CTIEBI-1 digelar secara hybrid dan dibuka dengan pidato Armida Salsiah Alisjahbana, Executive Secretary and Under-Secretary General ESCAP.

Dilanjutkan, Tipu Munshi, Minister of Commerce of Bangladesh; Prof Chhem Keith Rethy, Minister Delegate attached to Prime Minister and Secretary of State, Ministry of Industry, Science, Technology and Innovation of Cambodia; Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia; dan Deepak Bagla selaku CEO of Invest India.

Dalam kesempatan itu pula, KemenKopUKM mendorong dukungan UN ESCAP yang berkelanjutan berkaitan dengan pengembangan usaha dan peningkatan inovasi bisnis yang inklusif, khususnya berupa technical assistant dan capacity building melalui program coaching dan mentoring dalam upaya meningkatkan kapasitas dan daya saing.

Pada penyelenggaraan CTIEBI-1 juga berlangsung beberapa side events yang diselenggarakan pada 22 Februari 2023. Salah satunya Expert Group Meeting (EGM): Promoting Inclusive Business across Asia and the Pacific.

EGM menegaskan saat ini setiap negara perlu bergotong royong dan bekerja sama dalam mendorong inclusive business di kawasan.

Beberapa rekomendasi yang dihasilkan adalah pentingnya pelatihan IB Accreditation bagi pemangku sektor kebijakan, pentingnya membuat investment pool dan coaches pool, mendukung pengukuran dan manajemen dampak secara regional, perlunya kredit klaster dalam mendukung pembiayaan dan investasi IB, serta mempromosikan broker/aggregator yang mendukung UKM untuk terintegrasi ke dalam rantai nilai.

*Komitmen Kuat*

Di sela-sela pertemuan CTIEBI-1, Luhur Pradjarto bertemu dengan Sekretaris Eksekutif UN ESCAP, Armida Alisjahbana, untuk membahas isu dan dukungan kerja sama UN ESCAP terkait pengembangan bisnis inklusif, khususnya selama Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023.

Dalam pertemuan tersebut, UN ESCAP menyampaikan dukungannya dalam penyelenggaraan The 6th ASEAN Inclusive Business Summit (IB Summit) pada 23-25 Agustus 2023 di Bali.

IB Summit tersebut mengagendakan pertemuan Menteri yang menangani UKM di ASEAN (Ministerial Meeting), dialog multi-stakeholder yang berupa Round Table Discussion, pembukaan dan Gala Dinner, showcasing dan exhibition, dan Site Visit.

“KemenKopUKM memiliki komitmen yang kuat dalam rangka mewujudkan IB Summit yang bersifat tangible benefit, serta memiliki output dan outcome yang konkret dan berkelanjutan di kawasan,” kata Luhur.

Beberapa rekomendasi pertemuan CTEIBI-1, antara lain melanjutkan kegiatan riset analisis dan pengembangan kapasitas bidang perdagangan digital, climate-smart trade, dan ketahanan perdagangan di masa krisis.

Rekomendasi lainnya, meningkatkan kerja sama perdagangan nir kertas (paperless trade), meningkatkan engagement dengan dunia usaha, mendukung implementasi SDGs 2030, dan memberikan bantuan teknis untuk peningkatan investasi berdampak (impact investing).

“Pertemuan itu juga mendorong peningkatan inovasi bisnis dan memberikan dukungan untuk pengembangan inovasi serta komersialisasi teknologi,” kata Luhur.

Menurut Luhur, berbicara inclusive business adalah berbicara bagaimana sebuah usaha dapat memiliki kesadaran untuk memiliki dampak nyata terhadap Bottom of Pyramid (BoP) dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

“Saat ini, selain menjadi solusi, konsep inclusive business telah menjadi urgensi, khususnya untuk mewujudkan terjadinya rantai nilai dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Luhur.(Jef)

KemenKopUKM Usulkan Project CI-EL Marketing Module untuk UKM ASEAN

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) selaku focal point Indonesia pada forum kerja sama ASEAN Coordinating Committee on Micro Small and Medium Enterprises (ACCMSME) kembali ikut serta dalam sidang pertemuan tahunan untuk membahas berbagai evaluasi, usulan, dan lanjutan kerja sama pada 14th ACCMSME and Related Meetings yang berlangsung pada 21-24 November 2022 secara daring.

Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, KemenKopUKM Luhur Pradjarto bersama tim Biro Hukum dan Kerja sama Kementerian Koperasi dan UKM serta perwakilan Kementerian/Lembaga terkait hadir ikut serta dalam pertemuan yang dilaksanakan dua kali dalam setahun tersebut.

Luhur meyampaikan, KemenKopUKM melalui forum ACCMSME mengusulkan project berjudul “the CI-EL (Creativity-Innovation-Entrepreneurship-Leadership) Marketing Module for ASEAN SMEs” yang akan menjadi salah satu annual priority activity tahun 2023.

“Project CI-EL Marketing Module for ASEAN SMEs bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran untuk UMKM yang berfokus pada bidang pemasaran dan kewirausahaan. Project ini akan diimplementasikan pada tahun 2023 berkolaborasi dengan MarkPlus Intitute dengan pendanaan dari Pemerintah Jepang,” ucap Luhur dalam keterangan resminya, di Jakarta, Jumat (25/11).

Lebih lanjut, Luhur menyampaikan pada tahun 2023, KemenKopUKM akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Inclusive Business (IB) Summit setelah sebelumnya dilaksanakan di Kamboja.

Kegiatan ini dilaksanakan melalui kolaborasi dengan ASEAN Secretariat, UN-ESCAP, IBAN, OECD, OXFAM, serta stakeholder terkait lainya baik pemerintah maupun swasta.

Selain itu, pada pertemuan tersebut juga dibahas berbagai update kerja sama baik di ASEAN maupun kerja sama dengan Organisasi Internasional Seperti US-AID, US-ABC, ASEAN-BAC, APWINC, TAF, GIZ, ERIA, OECD, maupun bilateral dengan negara-negara lainya seperti Jepang dan Korea.

Di akhir sidang ACCMSME ke-14, Indonesia yang diwakili Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata menyampaikan paparan mengenai Koalisi Ekonomi Membumi: SMESCO’s Initiatives for Sustainability Development. Koalisi Ekonomi Membumi bertujuan mengumpulkan produk usaha lestari dari sektor Saji, Tani, dan Seni dengan harapan dapat membawa Indonesia menuju Environmental, Social and Governance (ESG) Investment Ready.(Jef)

Gelar ACM Ke-2 di Bali, KemenKopUKM Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing Pelaku Usaha Pertanian

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkomitmen menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya para pelaku usaha yang unggul, kompeten, serta berdaya saing di bidang pertanian, melalui kolaborasi antara Pemerintah dan akademisi di tingkat ASEAN.

Biro Hukum dan Kerja Sama serta Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga KemenKopUKM Luhur Pradjarto yang menjadi wakil pimpinan sidang (Co-chair) ACM dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (09/11) mengatakan salah satu upaya peningkatan kompetensi dan daya saing pelaku usaha pertanian di antaranya melalui penyelenggaraan The 2nd Advisory Committee Meeting (ACM) for Food Value Chain on the Project for Human Resources Development in Food-related Areas, through Partnership with Universities in ASEAN Region-Phase 3 di Sofitel Nusa Dua, Bali.

“Indonesia melalui KemenKopUKM ditunjuk menjadi tuan rumah atau host country ACM ke-2 tersebut. Kegiatan ini sepenuhnya disupport oleh Ministry of Forestry and Fisheries (MAFF), Jepang,” kata Luhur.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk membahas evaluasi dan rencana pelaksanaan kegiatan tahun 2023, terkait the Project for Human Resources Development in Food-related Areas through Partnership with Universities in ASEAN Region, atau lebih dikenal dengan HRD Project.

HRD Project merupakan program yang dibiayai oleh Pemerintah Jepang, guna memberikan pelatihan SDM bagi petani dan mahasiswa, serta pelaku usaha di bidang pertanian melalui kerja sama dengan perguruan tinggi di negara kawasan ASEAN.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh para stakeholder terkait pelaksanaan HRD Project. Terdiri dari perwakilan Focal Point ASEAN Working Group on Agriculture Cooperatives (ASWGAC), serta perwakilan Focal Point Universitas Mitra di negara-negara ASEAN, Perwakilan Ministry of Forestry and Fisheries Japan, Perwakilan Japan Food Journal, ASEAN Secretariat, dan Project Team HRD.

Pada pembukaan sidang, Luhur menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Jepang melalui MAFF Japan dan ASEAN Secretariat, atas dukungan dan keberlanjutan HRD Project hingga mencapai fase ke-3 pada 2022.

Ia kembali menekankan, HRD project memainkan peranan penting dalam penyiapan SDM yang unggul, kompeten, dan berdaya saing di bidang pertanian melalui kolaborasi antara Pemerintah dan akademisi.

“Guna mendorong pemerataan pembinaan SDM di bidang pertanian, Indonesia mendorong agar mitra kampus pelaksana HRD project dapat ditambah jumlah kuotanya, atau dilaksanakan di kampus-kampus yang bergerak di bidang pertanian secara bergiliran untuk setiap fasenya,” katanya.

Selain pertemuan formal, para peserta juga melaksanakan kunjungan ke Koperasi Kertha Agroekowisata di Jatiluwih, Tabanan, Bali yang memproduksi beras merah.

Tak hanya melakukan kunjungan ke pabrik pengolahan beras merah, para delegasi juga berkesempatan secara langsung terlibat dalam pembuatan pengolahan pizza, mie, beras, dan teh berbahan dasar beras merah yang dijual di restoran mitra koperasi.

“Hadirnya mitra, sebagai salah satu bentuk penambahan nilai jual produk yang dihasilkan koperasi. Di mana koperasi menjadi distributor bahan baku pembuatannya,” ucap Luhur.(Jef)

KemenKopUKM Berkomitmen Perkuat Promosi Bisnis Inklusif UMKM di Kawasan ASEAN

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) turut berpartisipasi dalam ajang The 5th ASEAN Inclusive Business Summit, 26-27 Oktober 2022, di Siem Reap, Kamboja, yang merupakan event dengan tujuan untuk mempromosikan bisnis inklusif, khususnya bagi UMKM di kawasan ASEAN.

The 5th ASEAN Inclusive Business Summit diorganisasi oleh The Ministry of Industry, Science, Technology and Innovation Kamboja, bekerja sama dengan ASEAN Secretariat, The United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP), Inclusive Business Action Network (iBAN), Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ), Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), dan OXFAM International.

“Event tersebut berfokus untuk mempromosikan implementasi dari the Guidelines for the Promotion of Inclusive Business in ASEAN. Khususnya pada instrumen kebijakan dan mekanisme insentif investasi dari inclusive business,” ucap Staf Ahli MenKopUKM Bidang Hubungan Antar Lembaga Luhur Pradjarto, yang juga Head of Delegation ACCMSME Indonesia dalam keterangan resminya, di Jakarta, Minggu (30/10).

Pada pertemuan tersebut, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga yang juga berpartisipasi sebagai pembicara pada panel diskusi mengatakan beberapa kunci utama dalam mendorong inclusive business di kawasan.

Pertama, coaching dan mentoring menjadi media untuk mendukung transisi usaha menjadi bisnis inklusif. Kedua, pentingnya transformasi digital dan green economy untuk bisnis inklusif dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).

“Yang ketiga, pentingnya kemitraan antara UMKM dengan usaha besar dalam meningkatkan partisipasi UMKM ke dalam rantai pasok,” ucap Luhur.

Keempat, membangun entrepreneur inklusif dapat menjadi langkah utama untuk memulai bisnis inklusif.

Konsep bisnis inklusif sangat diperlukan, khususnya dalam upaya mendorong pengentasan kemiskinan ekstrim. Di mana Indonesia juga telah meluncurkan Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas pada 3 Oktober 2022.

“Berbicara inclusive business adalah berbicara bagaimana sebuah usaha dapat memiliki kesadaran untuk berdampak nyata terhadap Bottom of Pyramid (BoP) dalam menghadapi tantangan ekonomi global,” kata Luhur.

Selanjutnya, dalam closing remarks pada penutupan The 5th Inclusive Business, Luhur menyampaikan bahwa membentuk Public-Private Partnership (PPP) sangat diperlukan.

Sebab selain kebijakan Pemerintah, sektor swasta memainkan peran penting dalam mendukung pemulihan ekonomi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan tangguh. Inovasi menjadi keniscayaan untuk pengembangan bisnis di semua sektor yang dapat berkontribusi dalam rantai nilai global.

“Dalam hal ini, model bisnis inovatif seperti inclusive business dapat menjadi solusinya,” ucap Luhur.

Penyelenggaraan The 5th ASEAN Inclusive Business Summit ini dilaksanakan back-to-back dengan pelaksanaan ASEAN Inclusive Business Awards 2022. KemenKopUKM telah menominasikan Tenoon.id sebagai penerima award mewakili Indonesia.

Tenoon.id merupakan salah satu UKM yang tidak hanya berfokus pada inovasi produk kain tenun Indonesia, tetapi juga sebagai wadah berkreasi yang inklusif dengan menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat marginal dan komunitas difabel.

Berdasarkan alphabetical order yang telah disepakati di ASEAN dan guna mendukung spirit of ASEAN, bahwa Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN pada tahun 2023. Sejalan dengan hal tersebut, Indonesia dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM juga akan menjadi tuan rumah The 6th Inclusive Business Summit.

Luhur kembali menegaskan, KemenKopUKM menyatakan siap untuk melanjutkan tongkat estafet perjuangan penguatan promosi inclusive business di Kawasan sebagai host The 6th Inclusive Business Summit.

“Beberapa mitra strategis di antaranya UNESCAP, iBAN, OECD juga telah menyambut baik dan menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM di bawah Keketuaan Indonesia ASEAN 2023 mendatang,” ucap Luhur.(Jef)

Hadiri 13th ACCMSME and Related Meetings, KemenKopUKM Perkuat Program UMKM Di Tingkat ASEAN

Jakarta:(Globalnews.id)-Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) kian memperkuat program UMKM melalui kerja sama regional tingkat ASEAN, dengan secara rutin turut serta hadir dalam pertemuan ASEAN Coordinating Committee on Micro Small and Medium Enterprises (ACCMSME) yang dilaksanakan dua kali dalam setahun.

Pertemuan ini merupakan pertemuan ke-13 (13th ACCMSME and Related Meetings) yang dilaksanakan di bawah keketuaan dan Chair Myanmar, dengan berbagai agenda pembahasan mencakup isu dan inisiatif perihal pengembangan UMKM baik di level nasional maupun regional ASEAN.

Forum Kerja sama regional ACCMSME dihadiri oleh perwakilan Kementerian/Lembaga yang membidangi UKM di negara-negara ASEAN.

Delegasi Kementerian Koperasi dan UKM selaku focal point Indonesia hadir secara virtual dipimpin oleh Staf Ahli Menteri Hubungan Antar Lembaga, Luhur Pradjarto selaku Head of Delegation (HoD) ACCMSME.

Adapun perwakilan dari Kedeputian Usaha Mikro, Kedeputian Usaha Kecil dan Menengah serta Kedeputian Kewirausahaan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, LLP-UKM, Asosiasi Bersama Coop, Kementerian Investasi/BKPM, turut memperkuat delegasi dan hadir secara relay zoom.

Pada forum ACCMSME, disampaikan juga capaian implementasi dari berbagai inisiatif yang telah dilaksanakan baik pada level nasional maupun berbagai program kerja sama dengan mitra kerja sama ASEAN. Salah satunya terkait dengan pengembangan portal nasional UKM SMEsta yang merupakan bagian ASEAN ACCESS.

“Kami telah melakukan pengembangan portal SMEsta bersama GIZ, sebagai upaya agar promosi portal dapat dilaksanakan dengan lebih optimal dengan jangkauan yang lebih luas melalui identifikasi beberapa Network Partners (NP) potensial yang dapat membantu optimalisasi SMEsta, yakni Bersama Coop, ICC Indonesia, PISagro, UKM Indonesia dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL),” jelas Luhur selaku Head of Delegation (HoD), pada acara ACCMSME and Related Meetings beberapa waktu lalu, Jakarta.

Selain pemanfaatan ASEAN ACCESS sebagai upaya optimalisasi teknologi web portal bagi UKM, pertemuan juga membahas beberapa hal. Pertama, project ASEAN SME Academy yang dikembangkan atas dukungan dari US-ASEAN Business Councill (US-ABC).

Guna mengoptimalkan kehadiran ASEAN SME Academy, Indonesia mengusulkan project bertajuk, ‘Creativity-Innovation-Entrepreneurship-Leadership Marketing for ASEAN SMEs,’ yang akan diimplementasikan berkolaborasi dengan Markplus Institute guna memperkaya materi terkait Marketing Entrepreneurship pada platform tersebut.

Kedua, membahas project ‘Go Digital ASEAN’ yang didukung oleh The Asia Foundation dan pendanaan dari Google. Project ini bertujuan untuk memberikan pelatihan digital bagi usaha mikro di negara ASEAN.

Rencananya, project Go Digital ASEAN Phase 2 akan dilaksanakan dari September 2022 hingga Januari 2024 dengan target 200 ribu usaha mikro di negara anggota ASEAN termasuk Indonesia.

Pada fase 1 (2020-2022), jumlah peserta yang telah mengikuti pelatihan asal Indonesia mencapai 2.084 untuk trainer dan 25.778 orang pelaku usaha. Dalam kerangka kerja sama ASEAN-ROK yang berkontribusi memberikan dukungan secara komprehensif pada pengembangan start-up di ASEAN.

Hal ini dibuktikan dengan partisipasi Indonesia dalam beberapa program kerja sama bilateral antara ASEAN dan Korea. Di antaranya Ecothon Indonesia, Training Course for Business Coach, Co-Host untuk The 3rd Korea-ASEAN Business Model Competition (BMC) dan kerjasama pengembangan website ABINet.

“Khusus untuk BMC, kepada anggota negara ASEAN diminta agar mendorong start-up di setiap negara ASEAN untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut,” jelas Luhur.

Pada momen dialog antara ACCMSME dengan agency of Japan, dilakukan pembahasan tentang kemungkinan akan dilanjutkan kembali project ASEAN Mentorship for Entrepreneur Network (AMEN) fase 2 dengan dukungan pendanaan dari pemerintah Jepang.

Luhur menyebut, Indonesia menyampaikan ketertarikan untuk kembali berpartisipasi di project tersebut setelah mengikuti pada fase sebelumnya.

“Project ini sangat sesuai untuk mendukung pengembangan para mentor untuk pelaku usaha di Indonesia, guna mendukung peningkatan indeks kewirausahaan di Indonesia,” pungkasnya.
(Jef)