Arsip Tag: UMKM kuliner bertahan

Sinergi KemenKopUKM Luncurkan Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat

Jakarta:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersinergi dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Kementerian Kesehatan, serta Kemenparekraf, menggulirkan satu program prioritas Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat (KHAS).

“Ini sesuai dengan arahan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin dalam Rapat Pleno KNEKS pada Mei 2022 lalu,” ungkap Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Eddy Satriya pada acara Rapat Konsinyering Zona KHAS lintas K/L yang diselenggarakan KNEKS, Jakarta, Senin (11/7).

Konsinyering dalam rangka pembentukan Pokja dan penyusunan pedoman Zona KHAS yang dapat dijadikan acuan seluruh stakeholder khususnya Pemda dalam pelaksanaan program Zona KHAS di daerah.

Hadir Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM selaku Project Coordinator Zona KHAS Eddy Satriya, Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah KNEKS Putu Rahwidhiyasa, Staf Ahli Bidang Ekonomi Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Sugeng Santoso, Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal BPJPH Mastuki, Plt. Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tutut Indra Wahyuni.

Eddy Satriya mengatakan, bahwa Zona KHAS merupakan bagian dari Food Security dan ekonomi sektor riil, sehingga perlu dilakukan sosialisasi program, penyusunan rencana program yang matang, serta pertemuan anggota Pokja secara berkala untuk mendorong percepatan pelaksanaan program.

“KemenKopUKM aktif melakukan pendampingan penerbitan NIB bagi para tenant di kawasan Zona KHAS, sebagai upaya awal pemenuhan persyaratan pendaftaran sertifikasi Halal,” kata Eddy.

Selain itu, dalam rangka pengembangan program, KemenKopUKM juga akan melakukan peningkatan kapasitas usaha bagi para tenant di kawasan tersebut.

Terkait pentingnya koordinasi dan sinergi lintas sektor, Eddy menambahkan bahwa penyelenggaran Zona KHAS bertujuan untuk melindungi konsumen agar memperoleh produk halal dan thayyib, percepatan sertifikasi dan pembinaan halal dan thayyib, peningkatan destinasi kuliner halal, serta percepatan Halal Life Style bidang kuliner.

Sementara Staf Ahli Bidang Ekonomi Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Sugeng Santoso mengatakan bahwa KemenkoMarves merupakan anggota Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah sebagaimana amanat Perpres 28/2020.

KemenkoMarves terus mendukung dan berkolaborasi baik dengan KNEKS maupun dengan unit K/L yang berada di bawah koordinasi Kemenko Marves, diantaranya Kemenparekraf dan Kelautan dan Perikanan.

Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal BPJPH Mastuki menyampaikan apresiasi kepada KNEKS yang memiliki ide zona khas yang merupakan bentuk konkret untuk menyediakan kuliner halal bagi masyarakat dalam wisata halal.

“Pembentukan zona khas harus diletakkan dalam kerangka halal value chain, ketersediaan halal adalah hak warga negara, dan negara wajib menjamin produk yang beredar terjamin kehalalannya,” imbuh Mastuki.

Pemerintah menargetkan duplikasi Zona KHAS di 13 titik, pada 8 Provinsi, khususnya di wilayah destinasi wisata ramah Muslim. Dan itu dibagi menjadi 4 kluster, yaitu komunitas, Pemda, Perguruan Tinggi, dan kluster pemerintahan.(Jef)

Menteri Teten Sebut UMKM Kuliner Paling Cepat Pulih Dari Dampak Covid-19

Jakarta:(Globalnews.id)- UMKM bidang makanan merupakan sektor yang paling cepat pulih dari keterpurukan dampak dari pandemi Covid-19. Shopee dan World Bank (2020) mencatat bahwa sektor makanan menjadi sektor yang populer sebagai usaha peralihan alternatif UMKM dari sektor lain yang mengalami dampak pandemi lebih keras.

Hal itu diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dalam acara Grand Launching “RichCreme” Whip Crème Powder PT Lautan Natural Krimerindo (LNK), secara daring, Kamis (16/12).

Pasalnya, pandemi Covid-19 yang telah dialami 2 tahun terakhir ini, memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi para pelaku usaha, termasuk UMKM. Berdasarkan hasil riset dari UNDP Oktober 2021, kendala yang dialami UMKM saat pandemi adalah, kekurangan biaya produksi sebesar 35.2%, Penurunan permintaan 30.2%, Regulasi Pemerintah 27.5%, Akses Keuangan 4.9%, dan Bahan baku 2.2%.

“Oleh karena itu, kami menyambut baik launching produk RichCreme ini, bahwa di tengah pandemi Covid-19, PT LNK dapat terus berinovasi menghasilkan produk terbaiknya yang diproses secara modern,” ujar MenKopUKM.

Menurut MenkopUKM, PT LNK sebagai salah satu perusahaan terdepan penyedia bahan makanan dan minuman, telah membuktikannya dengan kehadiran produk barunya yakni “RichCreme Whip pat Crème”.

“Produk yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan makanan sehat di Indonesia, yang meningkat permintaannya semenjak pandemi Covid-19,” imbuh Teten.

Teten pun menaruh harapan kepada PT LNK untuk terus membangun kemitraan strategis dengan pelaku UMKM. “Kemitraan ini sangat penting agar pelaku usaha, khususnya UMKM, bisa masuk dalam rantai produksi
global, meningkatkan peluang UMKM untuk naik kelas, dan meningkatkan kualitas usaha UMKM menjadi lebih kompetitif,” papar Teten.

Sehingga, lanjut Teten, mampu berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan. “Tentu prinsip-prinsip kemitraan yang sehat, saling menguntungkan dan berkelanjutan, tetap dikedepankan,” tandas MenKopUKM.

Teten menekankan bahwa untuk bertahan dan memenangkan tantangan di era disrupsi dan pandemi ini tidak lain adalah beradaptasi dan bertransformasi dengan didukung kreativitas, inovasi, digitalisasi dan kolaborasi.

“Transformasi ini bukan hanya dengan keikutsertaan dan adaptasi UMKM kuliner di era digital. Namun juga bagaimana UMKM kuliner dapat memformalisasi usahanya agar lebih legal dan terstandarisasi melalui sertifikasi produknya,” pungkas MenKopUKM.(Jef)

Usaha Kuliner Mikro Tetap Miliki Peluang Besar

Pangkal Pinang:(Globalnews.id)– Bisnis kuliner di Indonesia akan tetap jadi primadona dan memiliki potensi untuk terus berkembang. Di tengah peluang yang besar, bisnis kuliner memiliki tantangan yang menuntut pelaku usahanya mampu beradaptasi dan memenangkan persaingan, khususnya bagi Pelaku Usaha Mikro.

Data BPS menunjukkan, dari 16 sektor ekonomi kreatif, terdapat tiga sub sektor sebagai penyumbang terbesar kuliner 42%, fesyen 18%, dan kriya 15%. Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM menyelenggarakan pelatihan vokasional salah satunya di bidang kuliner bagi Pelaku Usaha Mikro.

“Dalam situasi apapun, makanan minuman sangat dibutuhkan masyarakat. Bisnis kuliner salah satu usaha menjanjikan dan yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 sekaligus menjadi penopang ekonomi rakyat,” kata Sekretaris Deputi Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM AH Novie, pada pembukaan pelatihan vokasional bagi usaha mikro sektor kuliner di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung beberapa waktu lalu.

Dalam arahannya, ia mengatakan meski digempur dengan situasi sulit karena pandemi, bisnis kuliner tetap berupaya dan mampu bertahan. Pelaku usaha yang mampu bertahan adalah mereka yang bisa beradaptasi dalam bisnis ini.

Ia mengatakan untuk bertahan, produktif dan memenangkan persaingan di bisnis kuliner, tiga hal perlu diperhatikan, yaitu adaptasi, inovasi dan kreativitas serta kolaborasi, artinya berani menerapkan konsep/strategi usaha yang berbeda mulai produksi hingga pemasarannya.

“Beradaptasi dengan pemanfaatan teknologi dalam pemasaran produk. Kemudian inovasi dan kreatif untuk menghasilkan produk yang berbeda, baik nama produk, kemasan, kualitas rasa dan higienitasnya karena pada dasarnya karakter konsumen ingin selalu mencoba sesuatu yang baru, bercita rasa unik dan kesehatannya. Terakhir adalah membangun jejaring sebagai media informasi, menguatkan dan mengembangkan usaha” ucapnya.

Tak ketinggalan, ia juga mengingatkan perubahan yang begitu cepat di era teknologi saat ini hendaknya bisa mendorong setiap pelaku usaha terhubung dengan digitalisasi dan menumbuhkan pola pikir/motivasi sebagai wirausaha yang sesungguhnya. Untuk itu, para peserta pelatihan diharapkan agar benar-benar menggali pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dari para ahli yang hadir sebagai mentor. Selain itu, ia juga mendorong agar Pelaku Usaha Mikro dapat mengakses dan memanfaatkan program-program yang ada di Kementerian Koperasi dan UKM. Seperti kemudahan berusaha dengan pendaftaran NIB (Nomor Induk Berusaha) dan sertifikasi produk seperti merek, S-PIRT, akses pembiayaan, promosi dan pemasaran, maupun bantuan hukum dan konsultasi usaha.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Yulizar Adnan mengatakan bisnis kuliner di daerahnya memiliki peluang yang besar terbukti walau Covid-19 melanda bisnis kuliner tetap bertahan.

Ia mengatakan dinas juga sering melakukan pelatihan promosi digital, antara lain kuliner jamu yang sudah menembus pasar Singapura dan saat ini sedang menjajaki pasar Jepang. Selain itu juga pendampingan untuk mendapatkan NIB, Halal dan PIRT. Ia berharap pelatihan seperti ini dapat dilakukan lebih banyak lagi.

Peserta yang jumlahnya 30 orang dan mayoritas mahasiswa dan sudah memiliki usaha sangat bersemangat mengikuti pelatihan karena menilai mendapatkan informasi berharga untuk menjalankan usaha dengan benar.

Rani, mahasiswa semester III, yang berdagang bakso goreng mengatakan dalam pelatihan ini mendapatkan materi kewirausahaan yang sangat dibutuhkannya. Ia kini mengetahui bagaimana melakukan pemasaran online dengan benar.(Jef)

Terhubung Secara Digital, UMKM Sektor Kuliner Tetap Bertahan di Saat Pandemi

BOGOR:(GLOBALNEWS.ID)-Pandemi Covid-19 memberi dampak langsung ke berbagai aspek ekonomi masyarakat, terutama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Banyak UMKM yang merosot omzetnya, namun, beberapa UMKM masih cukup kuat bertahan di antaranya UMKM di sektor kuliner.

Deputi Bidang Usaha Mikro KemenkopUKM Eddy Satriya menyampaikan, UMKM menjadi salah satu penyangga perekonomian Indonesia. Terbukti ketika Indonesia mengalami dua kali krisis, UMKM yang paling mampu bertahan.

“Hari ini di tengah krisis akibat pandemi Covid-19 UMKM juga masih bisa bertahan. Meskipun pertumbuhan ekonomi masih kontraksi atau minus dalam beberapa kuartal, berkat UMKM pertumbuhannya mulai mendekati angka satu yang semula minus 5,” tuturnya.

Ia mengemukakan hal itu saat memberikan sambutan pada kegiatan Pelatihan Vokasional Bagi Usaha Mikro Sektor Kuliner di Bogor, Jawa Barat, yang diselenggarakan pada 27-29 Mei 2021. Pelatihan yang diikuti 33 pelaku usaha mikro ini diadakan Kementerian Koperasi dan UKM bersama Dharma Wanita Persatuan Kementerian Koperasi dan UKM.

Program pelatihan dan pendampingan bagi usaha mikro kali ini fokus dengan topik pembuatan frozen food serta konten untuk memasarkan produk secara digital, baik melalui video sederhana atau pengambilan produk untuk dipajang di toko online milik pelaku usaha mikro.

Ia menilai berkat dunia digital perlahan UMKM pun bangkit. Berdasarkan survei The World Bank IBRD-IDA terkait dampak pandemi di Indonesia, ternyata sebanyak 42 persen UMKM menggunakan media sosial atau digital platform sebagai antisipasi kebijakan social distancing.

“Hal ini menunjukkan adanya perubahan UMKM yang mulai beralih menggunakan teknologi digital serta pemanfaatan internet untuk menjalankan bisnisnya,” katanya.

Eddy menilai pandemi Covid-19 memang telah memaksa orang untuk mencoba hal baru di dunia digital. Saat ini, dunia digital bukan lagi monopoli anak muda milenial tetapi juga “emak-emak berdaster”.

Mereka menjajal menjalankan usahanya secara digital meski sektor digital sesuatu hal yang baru. Adanya dorongan yang keras dan kuat, khususnya dari para ibu, membangkitkan daya juang mereka.

Sementara itu, Penasihat Dharma Wanita Persatuan KemenkopUKM, Suzana Teten Masduki, dalam pengarahannya menyampaikan pentingnya aspek penguasaan teknik pengolahan makanan. Karena dari sinilah makanan yang dihasilkan sehat atau tidak.

“Dengan penguasaan ini juga berarti kita menjaga asupan gizi seimbang yang manfaatnya bisa didapatkan oleh tubuh. Dengan tubuh yang sehat dapat menjaga daya tahan tubuh kita,” tuturnya.

Ia melihat peluang usaha makanan sehat seperti frozen food dapat menunjang pola hidup bersih dan sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Jenis makanan ini juga memiliki nilai tambah dan bisa dipasarkan secara online.(Jef)