Upaya Penguatan Model Bisnis Integrasi di Sektor Pertanian, LPDB Bersinergi dengan Kemenkop dan YDBA

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)-Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), berkolaborasi dengan Kedeputian Kemenkop dan UKM dan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) dalam rangka penguatan model bisnis terintegrasi di sektor pertanian yang akan menjadi pilot project (percontohan) yaitu pandai besi di Desa Pasir Wetan, Kec Karangwelas Banyumas yang dikenal sebagai industri turun temurun.

Konon keberadaanya itu tidak lepas dari sejarah leluhurnya yang dimulai pada masa perjuangan Kyai Nurhakim. Pada masa itu, Pasir Wetan jadi pusat para empu dan pandai besi, yang memasok senjata saat perang Diponegoro. Saat ini produksinya berupa alat-alat pertanian seperti cangkul, sabit, serok, kudi, dan pisau.

“Kita melakukan persamaan persepsi dulu siapa melakukan apa. Misalnya Deputi Pembiayaan akan menggarap WP atau para champion, Deputi propasar mencarikan pemasaran, Deputi Kelembagaan menyiapkan koperasi, Deputi SDM memberikan pelatihan,’ ujar Dirut LPDB KUMKM Braman Setyo, di Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Turut hadir dalam pertemuan itu Agus Santoso Staf Khusus Menkop dan UKM, Krisdianto Direktur Bisnis LPDB-KUMKM, Iman Pribadi Direktur Pengembangan Usaha LPDB-KUMKM, Henry Widjaja Ketua Pengurus YDBA, serta sejumlah staf dari Deputi Kelembagaan, Deputi Pembiayaan, Deputi SDM dan Deputi Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM.

Braman menjelaskan, peran dari LPDB-KUMKM sebagai BLU Kemenkop dan UKM nantinya adalah menyalurkan pembiayaan kepada UMKM pandai besi disana setelah mereka tergabung dalam koperasi. ” Sesuai arahan Menkop dan UKM, LPDB-KUMKM hanya akan memberikan pembiayaan pada koperasi, nantinya kami akan menyalurkan melalui chaneling dengan koperasi besar untuk kemudian disalurkan lagi ke koperasi-koperasi kecil disana,” jelas Braman.

LPDB-KUMKM siap menerima proposal pinjaman dari koperasi. “Apalagi saat ini LPDB-KUMKM hanya boleh mengucurkan pendanaan pada koperasi saja, atau 100% koperasi,” katanya. Braman menjamin pendanaan oleh LPDB-KUMKM memiliki bunga yang murah dibanding lembaga pembiayaan lainnnya, prosesnya juga mudah dan cepat, serta pembiayaan dikucurkan sesuai kebutuhan.

“LPDB-KUMKM menggunakan strategi pembiayaan berbasis nilai rantai atau value chain financing, dimana nantinya kami menyalurkan pada koperasi besar yang akan menjadi rantai untuk disalurkan ke koperasi yang lebih kecil ,” jelasnya.

Ia menambahkan pada tahun ini LPDB-KUMKM akan menggandeng 7 koperasi besar sebagai penyalur pembiayaan ke koperasi kecil. Tiga diantaranya yang sudah berjalan adalah Koperasi Sahabat Mitra Sejati (SMS), Koperasi Digital Haraka dan Koperasi BSM.

*Kampung Wisata*

Staf Khusus Menkop dan UKM Agus Santoso mengatakan kesejarahan dan keunikan pandai besi di Pasi Wetan, juga potensial untuk dijadikan kampung wisata. “Karena disana kita masih menemukan teknologi abad 18 dimana besi ditempa, dibakar, dipalu dan dibentuk,” katanya.

Namun yang lebih utama lagi adalah bagaimana meningkatkan standarisasi produk alat pertanian disana berikut modernisasi peralatan produksi.

“Disana ada 20-30 paguyuban UMKM pandai besi yang sebagian besar masih menggunakan peralatan manual, sementara pemasarannya pun masih melalui tengkulak. Jika masih ada sisa produk yang tidak dibeli tengkulak, baru mereka memasarkan sendiri ke pasar,” katanya.

Ketua Pengurus YDBA Henry Widjaja menambahkan YDBA sudah melakukan survei ke kampung pandai besi Pasir Wetan dan secara umum, pandai besi di kampung ini sangat potensial untuk dibina.

“Mereka punya keinginan untuk maju namun banyak terkendala mahalnya bahan baku, ketiadaan peralatan modern dan pemasaran produk mereka butuh ayah angkat atau off taker yang bisa menyerap produk dalam jumlah besar,” tambahnya.(jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.