Jakarta:(Globalnews.id)- Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) 2022 yang diinisiasi Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) sejak Juni 2022 sukses mempertemukan 12 founder startup dengan 42 venture capital partners dalam 115 matchmaking.
“Matchmaking yang telah dilaksanakan diharapkan dapat membantu startup untuk membuka akses pendanaan yang dibutuhkan serta relasi bagi para founder untuk berbagi pengalaman berbisnis,” ucap Deputi Bidang Kewirausahaan, KemenKopUKM, Siti Azizah dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (25/11).
EFF 2022 menjadi solusi alternatif bagi Startup Inovasi Teknologi untuk mendapatkan akses pendanaan dan pengembangan bisnis yang terbagi pada sesi Matchmaking bersama venture capital partners dan Coaching dengan para ahli.
Ajang ini digelar Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) pada Juni 2022 dan dalam proses pelaksanaannya, EFF 2022 mampu menjaring 1.026 wirausaha. Dari jumlah itu didapatkan 10 Startup Inovasi Teknologi terpilih berdasarkan hasil kurasi oleh para narasumber ahli, mereka juga berkesempatan memaparkan produk pitchnya kepada Venture Capital Partners dalam rangkaian kegiatan Startup Showcase yang dilaksanakan.
Deputi Azizah menambahkan, Program Matchmaking EFF 2022 menjadi salah satu agenda dalam mendukung pemulihan transformatif sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional.
“Salah satunya mendorong pembiayaan UMKM bergeser dari sektor perdagangan ke sektor riil,” ucapnya.
Lebih lanjut, EFF 2022 memberikan peluang besar bagi para startup di tahap Validated Business Model dengan traction yang baik pada early stage untuk mendapatkan jejaring venture capital.
Selain itu, para founder startup juga mendapatkan pelatihan intensif untuk memperbaiki proposal bisnisnya sebagai upaya dalam menarik investor agar mau memberikan pendanaan.
Pada kesempatan yang sama Founder Inspigo Tyo Guritno mengatakan program EFF 2022 memberikan banyak insight dan hasil coaching yang diberikan dapat membantu saat proses pitching dibandingkan dengan program lain.
“Materi diberikan oleh para ahli dan business analyst yang disesuaikan dengan bagaimana cara venture capital melihat bisnis startup,” ucap Tyo.
Pelatihan yang dilaksanakan terbagi dalam empat sesi yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para founder untuk memetakan business model, mempresentasikan produk saat pitching, hingga membuat analisis Cohort yang dibutuhkan oleh founder untuk menjelaskan traction. “Salah satu poin penting dari startup, mereka bisa mengakses venture capital partners,” katanya.
Menurut Founders Bangbeli Detha Fajri, program Matchmaking EFF 2022 merupakan program yang guidelinenya sangat sesuai dan on the track. “Penjadwalan program tertata dengan baik dibandingkan program lainnya yang pernah saya ikuti,” ucap Detha.
Natasha Gunawan dari Monk’s Hill Ventures turut memaparkan bahwa tim EFF 2022 bekerja dengan sangat baik dan Monk’s Hill Ventures bersedia mengikuti kegiatan EFF selanjutnya.
Kurasi yang dilakukan terhadap venture capital partners dilakukan secara masif dan terbuka, terlebih lagi para ahli juga menghubungkan venture capital dengan startup berdasarkan venture capital (VC) thesis, sehingga matchmaking yang dilaksanakan sesuai dengan keinginan.
Program EFF berlangsung selama 6 bulan dengan 7 tahapan yang dilakukan oleh 10 Startup terpilih. Penjadwalan yang diberikan tidak hanya terkait pelatihan melainkan juga matchmaking dengan venture capital partners yang difasilitasi oleh tim EFF.
Hal tersebut diupayakan sedemikian mungkin mengingat tujuannya adalah membuka akses pendanaan bagi startup pada tahap early stage untuk meningkatkan skala bisnis bagi para pelaku usaha inovasi teknologi.
Diharapkan nantinya, startup mendapatkan akses pendanaan dari venture capital partners yang telah bergabung dalam Program EFF 2022 dan juga dapat bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM untuk meningkatkan pengembangan bisnis UMKM sebagai satu ekosistem.(Jef)