Ternate – Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Hj Mufidah Jusuf Kalla berharap agar sinergi program antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Dekranas dan Tim Penggerak PKK dapat menciptakan produk UMKM yang berkualitas dan berdaya saing di pasar, baik pasar lokal, nasional, maupun pasar global. “Dekranas bersama kementerian terkait akan terus mengembangkan produk kerajinan nasional yang berbasis sumber daya alam dan juga melestarikan tradisi dan budaya yang ada di daerah”, kata Mufidah pada acara sinergi program kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dengan Dekranas dan Tim Penggerak PKK di Ternate, Maluku Utara, Selasa (28/8).
Meski begitu, Mufidah mengakui bahwa para perajin yang rata-rata usaha mikro dan kecil masih memiliki beberapa kendala. Diantaranya, kendala permodalan, pemasaran, teknik produksi, dan sebagainya. “Oleh karena itu, melalui program pelatihan ini kita akan menata manajemen usaha para perajin agar mampu menghasilkan produk berkualitas dan berdaya saing di pasaran”, ucap Mufidah.
Mufidah menambahkan, perlunya program pelatihan di Maluku Utara ini karena memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Seperti produk kerajinan tenun, batu bacan, dan lain-lain, termasuk potensi mengembangkan produk makanan dan minuman khas Maluku Utara. “Ke depan, kita akan terus menggali potensi di daerah agar bisa kita kembangkan bersama, khususnya produk kerajinan. Karena tugas utama Dekranas adalah membina dan mengembangkan kerajinan produk UMKM di seluruh Indonesia”, tegas Mufidah.
Pelatihan-pelatihan yang diikuti 451 peserta tersebut diantaranya Penyuluhan Perkoperasian Kepada Kelompok Usaha Bersama Pra Koperasi, Pelatihan Perkoperasian, Pelatihan Kewirausahaan Pelatihan Vocational Keterampilan Teknis Bagi SDM KUMKM, Sosialisasi Program LPDB-KUMKM Dalam Rangka Penyaluran Dana Bergulir Bagi Koperasi dan UKM, Bimtek Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL), Diklat Pemanfaatan Bahan Baku Lokal Bagi KUKM, hingga Diklat Penerapan Laporan Keuangan Berbasis Aplikasi (Lamikro).
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Manajemen Usaha Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Bintang Puspayoga menambahkan, Provinsi Maluku Utara merupakan salah satu dari enam provinsi yang dipilih antara pengurus Dekranas dengan para Deputi di Kemenkop dan UKM untuk saling bersinergi membangun SDM perajin di Provinsi Maluku Utara. Sebelumnya, sudah digelar acara sejenis di Manokwari, Tuban, Palembang, dan Banjarmasin. Terakhir tahun ini akan diselenggarakan di Sulawesi Tengah. “Sehingga, kelestarian hasil karya produk kerajinan yang berbasis kearifan lokal dapat terus dikembangkan secara berkelanjutan”, kata Bintang.
Untuk itu, lanjut Bintang, slogan acara sinergi di provinsi Maluku Utara ini adalah “Mari Torang Cinta dan Bangga Pake Produk Lokal Maluku Utara”. “Saya berharap melalui kegiatan ini, citra produk para perajin provinsi Maluku Utara dapat lebih terekspos secara luas di masyakarat lokal Maluku Utara dan secara nasional serta masyarakat internasional”, imbuh Bintang.
Lebih jauh Bintang mengatakan, hasil produk pertanian, perkebunan dan perikanan, seperti cengkeh, pala, kelapa, ikan serta karang, telah menjadi motif dari batik dan tenun khas Maluku Utara. “Hasil karya batik dan tenun yang dibuat para perajin di Kabupaten/Kota tersebut perlu untuk dikembangkan lebih luas lagi, baik dari sisi bahan baku, jumlah perajin yang masih terbatas sampai pada pemasaran”, tukas Bintang.
Selain hasil kerajinan di bidang fesyen, kata Bintang, para perajin juga memiliki hasil karya kerajinan bambu dan kerajinan tangan dari pengolahan limbah kelapa, kerang dan kulit pala serta kerajinan batu bacan. “Melihat potensi yang masih dapat dikembangkan tersebut, kami berharap semua pihak tekait dapat turut serta bahu membahu untuk meningkatkan produktivitas, kreativitas dan citra hasil karya perajin”, tukas Bintang.
Sedangkan Ketua Dekranasda Provinsi Maluku Utara Faoniah H Djauhar Kasuba mengatakan bahwa wilayahnya memiliki potensi besar dalam hal produk kerajinan. Selain memiliki kekayaan alam (laut dan darat) juga memiliki wisata sejarah dengan empat kesultanan seperti Kesultanan Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. “Kita ada produk kerajinan tenun, furnitur, gerabah, besi putih, dan batik. Produk-produk unggulan itu sering ikut pameran di dalam dan luar negeri”, kata Faoniah.
Meski begitu, lanjut Faoniah, pihaknya masih membutuhkan bantuan dan sentuhan lebih khususnya pada bidang SDM, desain, dan modal usaha. “Sehingga, para perajin di Maluku Utara mampu menciptakan produk berkualitas, kompetitif, dan berdaya saing. Intinya, dapat menghasilkan produk yang bernilai tambah”, pungkas Faoniah. (jef)