Arsip Kategori: ekbis

Program Pendidikan Kewirausahaan BNI, Eks Pemagang Jepang Tularkan Kisah Sukses ke PMI Jepang

BNI Tokyo menggelar seminar kewirausahaan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Tokyo pada Minggu, (17 Maret 2019). Seminar tersebut bertujuan untuk memberikan bekal kemandirian bagi para peserta agar dapat mengelola keuangannya, dan menciptakan lapangan usaha selepasnya kembali ke Indonesia. Hingga Februari 2019, BNI telah menyalurkan KUR pada lebih dari 15 ribu PMI yang terakumulasi sejak tahun 2015, dengan nilai KUR yang tersalurkan sebanyak Rp 284,29 miliar

TOKYO; (Globalnews.id)- Umar Hamdan dan Asriyadi Cahyadi bisa jadi merupakan saksi hidup yang masih mengingat perjuangan selama menjadi pemagang asal Indonesia di Jepang, meskipun kini mereka telah sukses menjadi pengusaha. Sejarah perjuangan hidup mereka inilah yang ditularkan kepada para Pekerja Migran Indonesia (PMI) di negeri Sakura itu. Momentum berbagi yang dilaksanakan dalam program Kami Bersama BNI ini, yang merupakan sebuah program pendidikan kewirausahaan bagi para PMI, baik yang masih aktif bekerja di Luar Negeri maupun yang sudah pensiun dan kembali ke Indonesia.

Seminar sehari yang dilaksanakan di Tokyo, Jepang, Minggu (17 Maret 2019) ini dibuka oleh GM BNI Tokyo, Ario Bimo. Selain Umar Hamdan dan Asriyadi Cahyadi sebagai pembicara, terdapat 100 PMI yang tinggal di wilayah Shiga dan sekitarnya yang diundang pada sesi berbagi tersebut.

Umar Hamdan kini sukses sebagai President Direktur PT Denki Engineering dan Komisaris PT Techno Ryowa Engineering (Subsidary Techno Ryowa Ltd Japan). Umar merupakan warga negara Indonesia yang sukses membangun bisnis di Indonesia setelah menyelesaikan masa kerjanya di Jepang.

Berawal dari bekerja magang di Jepang, Umar melihat peluang untuk mengembangkan usaha sejenis di Indonesia. Bermodalkan pengalaman selama bekerja magang dan kemampuannya berbahasa Jepang, Umar merintis usahanya hingga akhirnya dipercayai untuk mengerjakan sistem kelistrikan pada Proyek MRT di Jakarta.

Adapun Asriyadi Cahyadi kini menjadi Ketua IKAPEKSI Osaka dan pemilik perusahaan Miyako Setsubi Kogyou. Asriyadi merupakan warga negara Indonesia yang sukses membangun bisnis pembentukan dan pengelasan PVC di Osaka.

Berawal dari bekerja magang di Jepang, Asriyadi melihat peluang untuk mengembangkan usaha. Bermodalkan pengalaman selama bekerja magang dan kemampuannya berbahasa Jepang, Asriyadi merintis usahanya hingga akhirnya dipercayai untuk mengerjakan produk sistem penyedotan udara kotor bagi pabrik pembuatan sayap pesawat.

BNI Tokyo kembali menggelar seminar kewirausahaan ini bertujuan untuk memberikan bekal kemandirian bagi para peserta agar dapat mengelola keuangannya, dan menciptakan lapangan usaha selepasnya kembali ke Indonesia.


Peluang KUR TKI
Para PMI peserta seminar juga mendapatkan tambahan informasi mengenai kewirausahaan dan pengelolaan usaha melalui program Kredit Usaha Rakyat untuk Pekerja Migran Indonesia (KUR PMI) yang juga disediakan BNI. Melalui penjelasan ini PMI mendapatkan wawasan lebih luas terkait sikap seorang wirausahawan, serta bagaimana mengelola usaha sesuai dengan bidang wirausaha yang diminati.

Hingga Februari 2019, BNI telah menyalurkan KUR pada lebih dari 15 ribu PMI yang terakumulasi sejak tahun 2015, dengan nilai KUR yang tersalurkan sebanyak Rp 284,29 miliar. KUR bagi para PMI ini tersalurkan ke 4 negara yaitu Hong Kong, Jepang, Taiwan, dan Singapura.

GM BNI Tokyo Ario Bimo mengatakan, Program Kami Bersama BNI bertujuan menjangkau Tenaga Kerja atau Warga Negara Indonesia yang saat ini bermukim di Luar Negeri, khususnya negara-negara dimana kantor cabang BNI beroperasi. Jumlah Warga Negara Indonesia di Jepang kurang lebih 45.000 orang dan sebagian besar dari mereka akan kembali ke Indonesia.

“Sebagai bank pemerintah Indonesia yang saat ini beroperasi di Jepang, BNI Tokyo aktif berbagi informasi seputar kewirausahaan kepada para pekerja Indonesia di Jepang. Ini dimaksudkan agar sekembalinya ketanah air mereka mampu menciptakan lapangan kerja dan turut berkontribusi bagi meningkatnya perekonomian Indonesia,” ujarnya.

Tentang BNI Tokyo
BNI Tokyo mulai beroperasi sebagai Representative Office pada 1 Desember 1959 dan pada tahun 1969 status kantor perwakilan Tokyo ditingkatkan menjadi Kantor Cabang. Dengan berubahnya status menjadi Kantor Cabang, BNI Tokyo dapat memberikan layanan jasa dan produk perbankan.
Keberadaan BNI Tokyo bertujuan untuk mendukung perkembangan hubungan ekonomi antara Jepang dan Indonesia dengan skim _Government to Government_ (G to G). Namun saat ini BNI Tokyo menjalankan operasi sebagaimana lazimnya bank komersial lainnya. BNI Tokyo berperan sebagai salah satu jaringan Internasional BNI dalam memberikan layanan menyeluruh kepada Nasabah.

BNI Bareng PNP Hadirkan Startup Terbaik di BNI Corporate Day 2019

Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI Dadang Setiabudi (tengah) dan Head of Investment Plug and Play Asia Pasific Wayne Soh (kanan) menyimak penjelasan petugas dari Perusahaan Startup yang berpartisipasi pada BNI Corporate Day di Jakarta, Jumat (15 Maret 2019). BNI Application Programing Interface (API) Management siap dimanfaatkan oleh Perusahaan Startup sebagai akselerasi penyediaan layanan perbankan digital di aplikasi / platform start up.

JAKARTA: (Globalnews,id)-Tantangan yang dihadapi BNI dalam era industri 4.0 ini adalah untuk dapat sukses menjadi penyedia layanan digital banking bagi nasabah dan masyarakat. Bekerja sama dengan Plug and Play Indonesia (PNP), BNI menghadirkan startup dan fintech terbaik Indonesia dalam ajang BNI Corporate Day 2019. Melalui ajang ini, kolaborasi antara BNI group dan startup diharapkan dapat meningkatkan layanan yang ada, serta mempercepat hadirnya layanan baru bagi masyarakat luas.

Pelaksanaan BNI Corporate Day 2019 ini bertempat di BNI DigiCafe, Menara BNI, Pejompongan, Jakarta, Jumat (15 Maret 2109). Pengunjung dapat berdiskusi dengan segenap startup dan fintech yang hadir dalam suasana yang santai, sembari menikmati makanan dan minuman yang dapat diperoleh dari tenant. Pembayaran yang digunakan pun sangat mudah karena menggunakan sarana pembayaran kekinian mulai dari TapCash, Kartu Debit, Kartu Kredit, maupun sarana pembayar lainnya di channel digital BNI.

Hadir dalam acara tersebut sebanyak 20 (dua puluh) startup, yaitu ATM Sehat, Bandingin, BFarm, Bizhare, Coinhako, DanaDidik, Emvazo, Evete, Indogold, Lacak.io, Logicnesia, Madhang, Magpie, Pay OK, Piniship, Policypal, Rara Delivery, Redkendi, Truescore datanest, dan Vymo. Startup-startup tersebut mencakup berbagai jenis industri dan layanan, seperti layanan pembayaran, cryptocurrency, remittance, waralaba, logistik, pertanian, asuransi, sales analytics, kesehatan, kosmetika, dan kuliner.

Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI Dadang Setiabudi (kiri) dan Head of Investment Plug and Play Asia Pasific Wayne Soh (kanan) berbincang-bincang pada acara BNI Corporate Day di Jakarta, Jumat (15 Maret 2019). BNI Application Programing Interface (API) Management siap dimanfaatkan oleh Perusahaan Startup sebagai akselerasi penyediaan layanan perbankan digital di aplikasi / platform start up.

Dadang Setiabudi, Direktur TI & Operasi BNI, bertindak selaku tuan rumah acara ini. Dadang mengharapkan agar kerja sama BNI bersama PNP yang telah dilakukan selama ini, dapat dimanfaatkan secara maksimal, baik untuk mendukung bisnis perusahaan, maupun juga sebagai pendorong inovasi bagi segenap pegawai. Sebaliknya, dengan kolaborasi yang sinergis, diharapkan BNI dapat membantu para startup untuk tumbuh berkembang menjadi lebih besar dan lebih mapan, antara lain untuk ikut serta membangun industri perekonomian Indonesia kedepannya.

Dalam ajang BNI Corporate Day 2019 ini, BNI mengenalkan lebih jauh tentang pemanfaatan teknologi Application Programming Interface (API) Management BNI, yang akan membuat proses interkoneksi antara layanan BNI dengan ekosistem digital menjadi lebih cepat, mudah dan aman, seperti kepada ekosistem startup, fintech, marketplace, dan smart city.(jef)

Bantu Dorong Ekspor RI, BNI Biayai Ekosistem Perdagangan Seafood

JAKARTA:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) memberikan dukungan pembiayaan secara menyeluruh bagi para pelaku usaha asal Indonesia yang berbasis ekspor. Tidak hanya memberikan pembiayaan kepada Eksportir, BNI juga memberikan pembiayaan bagi Importir yang membeli produk yang dijual Eksportir asal Indonesia. Skema ini membantu terealisasinya transaksi perdagangan antar pengusaha asal Indonesia dengan Importir yang ada di negara tujuan ekspornya.

Skema ini diterapkan pada perdagangan seafood yang diproduksi oleh penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan BNI, asal Bulukumba, Sulawesi Selatan bernama Abdul Rozak. Abdul Rozak yang juga merupakan petani tambang, mengekspor udang hasil budidayanya di Bulukumba melalui PT Multi Monodon Group yang berada di Makassar, Sulawesi Selatan.

PT Multi Monodon Group inilah yang kemudian menampung produk-produk seafood dari berbagai petani tambak seperti Abdul Rozak. Kemudian, PT Multi Monodon Group mengekspor produk seafood itu ke pembeli yang berada di beberapa negara seperti Singapura, Hong Kong, Jepang, China dan beberapa negara lainnya.

Salah satu pembeli produk seafood dari PT Multi Monodon Group tersebut adalah Wealthy Garden Holdings yang berada di Hong Kong. Melalui BNI Cabang Hong Kong, BNI memberikan fasilitas impor.

Direktur Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo mengemukakan bahwa salah satu strategi yang dikembangkan oleh BNI untuk meningkatkan ekspor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperti Abdul Rozak adalah memberikan fasilitas KUR. Dari pembiayaan tersebut, Abdul Rozak dapat mengembangkan usaha tambaknya yang semula berawal dari 2 petak tambak.

“BNI melihat bahwa UMKM merupakan bagian strategis dalam peningkatan kesejahteraan rakyat,” ujar Rico.

PT Multi Monodon Group sebagai perusahaan eksportir seafood menjadi salah satu debitur Sentra Kredit Menengah (SKM) BNI di wilayah Makassar. Multi Monodon yang telah memulai usahanya dari tahun 1997 merupakan perusahaan eksportir Frozen Seafood seperti ikan dan udang yang membeli bahan baku produk Seafood dari petambak dan nelayan untuk menghasilkan produk ekspor yang berkualitas. Multi Monodon sendiri telah menjadi debitur BNI dari tahun 2005 dan mengekspor produknya ke Singapura, Hong Kong, Jepang, China dan beberapa negara lainnya.

“Dalam upaya mengejar pertumbuhan transaksi ekspor selain tetap meningkatkan layanan Trade kepada nasabah Korporasi, BNI juga fokus dalam mengembangkan pasar UMKM berbasis ekspor,” ungkap Rico.

Pemimpin Divisi Internasional BNI Eko Setyo Nugroho menyampaikan, BNI juga memberikan pendampingan dan pelatihan kepada nasabah eksportir dan importir. BNI juga memberikan pricing yang kompetitif dan layanan transaksi ekspor impor yang cepat dan efisien. BNI memanfaatkan Kantor Cabangnya di luar negeri sebagai sumber penyedia sumber dana murah yang akan digunakan untuk pembiayaan nasabah importir dan eksportir di dalam negeri.(jef)

TNI Gandeng BNI Salurkan Gaji Prajurit Secara Non Tunai

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kanan) dan Direktur Utama BNI Achmad Baiquni (kiri) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang Penyediaan dan Penggunaan Layanan Perbankan bagi anggota Tentara Nasional Indonesia di Jakarta, Senin (4 Maret 2019). BNI akan membantu pengelolaan keuangan para prajurit sekaligus memberikan edukasi tentang pengelolaan keuangan jangka panjang salah satunya dalam bentuk tabungan.

JAKARTA:(Globalnews.id)-TNI menggandeng PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengembangkan sistem penyaluran Gaji dan Pembayaran Tunjangan Kinerja (Tunkin) secara non tunai atau cashless. Langkah tersebut dilaksanakan dalam rangka turut mendukung program Pemerintah dalam menciptakan Cashless Society yaitu Gerakan Nasional Non Tunai di masyarakat.

Kesepakatan antara TNI dan BNI dalam menyalurkan Gaji dan Tunkin ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) oleh Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto,dengan Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Senin (4 Maret 2019).

bni
“Kami ingin mendidik prajurit untuk lebih bisa mengoptimalkan dukungan kesejahteraan dari pemerintah ini agar digunakan pada kegiatan yang lebih produktif, tidak semata untuk konsumtif,” kata Panglima TNI.

Sementara itu Dirut BNI Achmad Baiquni menjelaskan bahwa BNI akan membantu pengelolaan keuangan para prajurit sekaligus mengedukasi pengelolaan keuangan mereka untuk jangka panjang. Salah satunya adalah dalam bentuk tabungan.
BNI, lanjut Baiquni, juga memberikan peluang lebih besar kepada prajurit yang ingin berinvestasi dengan memanfaatkan Tunkin. Pembayaran tunjangan kinerja tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu syarat atau jaminan pada saat ingin memperoleh kredit investasi misalnya kredit kepemilikan rumah atau keperluan lainnya.

“Sebagai lembaga keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari tujuh dekade di bidang finansial, BNI memiliki berbagai produk dan layanan yang dapat mempermudah pengelolaan keuanganTNI sekaligus memfasilitasi kebutuhan jasa perbankan seluruh anggota TNI dan PNS di lingkunganTNI,” imbuhnya.

Selain itu, anggota TNI yang mengikuti latihan gabungan militer seperti Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) juga mendapatkan fasilitas asuransi jiwa dari BNI Life yang dirancang khusus untuk anggota TNI.
Anggota TNI juga dapat memanfaatkan fasilitas”e-banking” mulai dari SMS banking, internet banking, ATM, mobile banking, serta phone banking untuk melakukan transaksi dengan mudah seperti transaksi pembelian pulsa, listrik, tiket dan transaksi lainnya.

BNI juga memberikan solusi dalam pengelolaan anggaran belanja barang dan belanja modal TNI yaitu melalui solusi pembiayaan Supply Chain Financing (SCF) dan Garansi Bank bagi para mitra vendor TNI dengan berbagai penawaran istimewa. “Semua solusi tersebut kami berikan guna mendukung terciptanya pengelolaan keuangan di lingkungan TNI yang lebih transparan, efektif, efisien dan modern” ujar Baiquni.(jef)

Laba BCA di 2018 Tumbuh 10,9% Menjadi Rp 25,9 Triliun

JAKARTA: (Globalnews.id)– PT Bank Central Asia Tbk (IDX: BBCA) dan entitas anak melaporkan kinerja keuangan konsolidasi pada tahun 2018, menutup tahun dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 10,9% mencapai Rp25,9 triliun dibandingkan Rp23,3 triliun pada tahun 2017. Pendapatan operasional Bank, yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, tumbuh 10,6% menjadi Rp63,0 triliun pada tahun 2018 dibandingkan Rp57,0 triliun pada tahun 2017. Pendapatan bunga bersih meningkat 8,3% menjadi Rp45,3 triliun, sementara pendapatan operasional lainnya tumbuh 17,0% menjadi Rp17,7 triliun pada tahun 2018.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyampaikan, “BCA dan entitas anak mencatat pertumbuhan kinerja keuangan yang positif pada tahun 2018 di tengah kondisi likuiditas sektor perbankan yang mengetat dan tren kenaikan suku bunga. Posisi likuiditas BCA didukung oleh dana CASA yang solid, berkat pengembangan berkelanjutan franchise perbankan transaksi. Kami menekankan kehati-hatian dalam penyaluran kredit dalam meraih peluang-peluang dari permintaan kredit yang lebih tinggi selama tahun 2018.”

Pada tahun 2018 portofolio kredit meningkat 15,1% menjadi Rp538 triliun, didukung oleh tingginya kebutuhan kredit usaha. Kredit korporasi tumbuh 20,4% menjadi Rp213,3 triliun pada akhir tahun 2018. Kredit komersial dan UKM meningkat 13,4% menjadi Rp183,8 triliun. BCA mencatat pertumbuhan kredit usaha yang lebih tinggi, baik pada kredit investasi maupun modal kerja. Meskipun dihadapkan pada peningkatan suku bunga, kredit konsumer tumbuh 9,7% menjadi Rp140,8 triliun. Pada segmen konsumer, KPR tumbuh 12,0% menjadi Rp87,9 triliun dan KKB meningkat 4,4% menjadi Rp40,0 triliun di tahun 2018. Pada periode yang sama, outstanding kartu kredit tumbuh 11,8% menjadi Rp12,9 triliun.

Rasio keuangan utama tetap solid pada akhir tahun 2018. Rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat pada level 1,4%, berada dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (loan loss coverage) tercatat pada level yang memadai sebesar 178,7%. Rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) tercatat pada level yang sehat masing-masing sebesar 23,4% dan 81,6%.

Dana giro dan tabungan (CASA) tetap menjadi pendanaan inti Bank. Pada akhir tahun 2018, CASA berkontribusi 76,7% terhadap total dana pihak ketiga dengan nilai sebesar Rp483,0 triliun. Dalam komposisi CASA, dana giro tumbuh 10,3% menjadi Rp166,8 triliun dan dana tabungan meningkat 8,1% menjadi Rp316,2 triliun. Total dana pihak ketiga tercatat sebesar Rp629,8 triliun, tumbuh 8,4%.

“Kami perlu beradaptasi di tengah lingkungan bisnis yang dinamis dan pesatnya pertumbuhan institusi-institusi keuangan non-bank berbasis teknologi. BCA terus mengembangkan produk dan layanan dengan memanfaatkan teknologi digital serta tetap melakukan investasi pada jaringan elektronik dan kantor cabang. Produk dan layanan digital memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kepuasan nasabah” tutur Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA.(jef)

Mendorong Sinergi Apik Perbankan dan Fintech

JAKARTA:(Globalnews.id)– Tidak dapat dipungkiri, perkembangan dan kemajuan pesat teknologi infomasi di industri jasa keuangan merupakan cikal bakal tumbuhnya financial technology (fintech).Setelah krisis keuangan global pada tahun 2018 fintech berbagai jenis dan varisai mulai berkembang di sejumlah negara emerging market termasuk Indonesia. Perkembangan tersebut perlu adanya pendampingan serta sinergi antar institusi atau lembaga terkait.

Hal itu diungkapkan Deputi Direktur Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan Finansial Teknologi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Munawar Khasan dalam sambutan diskusi Mikro Forum “Mendorong Sinergi Lembaga Keuangan – Fintech” di Jakarta, Rabu (27/2).

Munawar mengatakan fintech lending ini tidak akan menganggu perbankan konvensionl karena masing-masing memiliki segmentasi pasar sendiri. Fintech justru memberikan kemudahan kepada masyarakat tidak bankable dengan membutuhkan layanan cepat yang belum disediakan oleh institusi bank.

“Kami tidak memandang fintech landing sebagai kopetitor perbankan, karena segmentasinya relatif berbeda. Fintech landing justru hadir bagi entitas masyarakat yang membutuhkan layanan cepat, sementara bank belum mampu memenuhinya,” tuturnya.Munawar menyebut, hal itu justru menjadi moment untuk membangun kerjasama atau menyinergikan antar industri fintech landing dengan perbankan. “Kedua institusi ini bisa disinergikan,” ungkapnya.

Faisal Jazuli Senior Vice Presiden IT PT BNI Persero (bank BNI) mengatakan dalam realitanya perkembangan fintech sangat pesat. Jika perusahaan tidak bisa mengimbangi perkembangan teknologi, sebesar apapun skalanya pasti akan runtuh.

“Sebuah realita bahwa fintech perkebangannya sangat pesat. Untuk bisa bertahan, caranya kita harus beradaptasi dengan realita yang ada di lapangan. Bila tidak, sebesar apapun perusahaan maka lambat laun akan tumbang,” kata Faisal.

Dia menjelaskan fintech sendiri masih lebih longgar karena masih baru. Begitu juga dengan perbankan saat baru lahir tidak langsung teregulasi. “Regulasi itu muncul untuk melindungi pelaku perbankkan atau kegiatan ekonomi. Fintech mempunyai mekanisme penyaluran kredit dengan resiko yang bisa terukur, sehingga tidak menuai berbagai masalah di kemudian hari,” tambahnya.

Alhasil, kegiatan fintech lending akan sehat dan terjauhkan dari kredit macet. Faisal mengakui bahwa sebenernya cara menganalisa di fintech lebih akurat dibanding perbankan. Karena, bank tidak pernah bisa menjangkau layanan bersifat unik seperti yang terjadi pada kredit kecil.

Untuk diketahui jumlah fintech yang sudah terdaftar di OJK sebanyak 99 lembaga. Hingga Januari 2019 jumlah akumulasi penyaluran pinjaman melalui fintech landing sebanyak Rp25,59 triliun, sementara dari sisi borrower dan lender hingga Januari 2019 menunjukan sebanyak 5.160 entitas dan jumlah lender sebanyak 264.496 etitas dan untuk jumlah transaksi borrower sebanyak 17 juta.

Perkuat Posisi
Sementara itu, CEO Triplogic Oki Earlivan Sampurna menegaskan, Triplogic sebagai sebuah startup end to end logistic memperkuat layanan fintech untuk menghadirkan solusi pendanaan bagi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) guna meningkatkan kapasitas usahanya.

Upaya ini dilakukan dengan bekerjasama dengan perbankan melalui berbagai layanannya, salah satunya sebagai penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Kerjasama ini diharapkan dapat mengoptimalisasi bisnis logistic dan inklusi keuangan sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” katanya.

Oki menjelaskan Triplogic sebagai aplikasi pengiriman barang dalam dan luar kota secara online telah merambah di 62 kota dan menggandeng lebih dari 10.000 UKM. Pengiriman barang dengan sistem jemput atau door to door service ini juga menawarkan pengiriman melalui truk, van, pick up dan dapat dilengkapi dengan frozen box. Berbagai variasi layanan, Triplogic menjadikan semua lebih praktis dalam satu platform aplikasi.

Saat ini, dengan berkembang pesatnya UKM online dan offline, permintaan terhadap pendanaan atau kredit semakin meningkat. Triplogic memandang bahwa sinergi antara logistik dan perbankan harus dibangun untuk memperkuat ekosistem fintech logistik.

Triplogic akan memberikan dana pinjaman atau kredit kepada para UKM atau calon UKM binaan dalam rangka meningkatkan kapasitas usaha mereka. “Ke depan tidak hanya para UKM, namun kami juga akan memberikan layanan fintech untuk korporasi. Sehingga layanan kami dari hulu ke hilir menjadi satu proses kesatuan,” pungkas Oki. (jef)

BNI dan BI Sosialisasikan DNDF dan LCS

Direktur Pengembangan Pasar Bank Indonesia (BI) Yoga Affandi (kedua kanan), Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Adi Sulistyowati (tengah), Chief Economist BNI Kiryanto (kiri), Pemimpin Divisi Tresuri BNI Legendariah (kanan) dan Head of Derivative & Structured Product Group Divisi Tresuri BNI Ikhwani Fauzana (kedus kiri) pada BNI Economic Outlook 2019 & Sosialisasi Transaksi Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) dan Local Currencies Settlement (LCS) di Jakarta, Rabu (27 Februari 2019). BI dan BNI berkomitmen untuk mensosialisasikan produk DNDF dan LCS yang telah dapat dimanfaatkan untuk transaksi valuta asing dan menjadi sarana stabilisasi mata uang Rupiah.

Jakarta: (globalnews.id) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menggelar Economic Outlook 2019 untuk memaparkan kondisi ekonomi global dan domestik terkini. Economic Outlook 2019 mengangkat tema dan isu ekonomi yang berkembang saat ini serta kebijakan-kebijakan baru dari Bank Indonesia yang berpengaruh pada bisnis pelaku usaha. Tema yang diangkat pada acara kali ini adalah Sosialisasi Transaksi Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) dan Local Currencies Settlement (LCS).
Seminar ini dilaksanakan di Jakarta, Rabu (27 Februari 2019) dan dibuka oleh Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Adi Sulistyowati dan dihadiri oleh 60 nasabah korporasi eksportir dan importir. Peserta antusias mendengarkan penjelasan dari narasumber yaitu Direktur Pengembangan Pasar Bank Indonesia Yoga Affandi yang memaparkan materi Transaksi DNDF dan Skema transaksi LCS. Selain itu, materi mengenai kondisi ekonomi makro dibawakan oleh Chief Economist BNI Kiryanto. Adapun materi mekanisme transaksi DNDF dan LCS disampaikan oleh Head of Derivative and Structured Product Group Divisi Tresuri BNI Ikhwani Fauzana.
DNDF merupakan transaksi derivatif valas terhadap rupiah yang standar (plain vanilla) berupa transaksi forward dengan mekanisme fixing yang dilakukan di pasar domestik. Sedangkan mekanisme LCS merupakan kesepekatan kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Malaysia dan Thailand untuk meningkatkan penggunaan mata uang lokal yaitu rupiah, ringgit, dan baht dalam transaksi pembayaran barang dan jasa antara Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Transaksi DNDF dan skema transaksi LCS merupakan salah satu langkah BI dalam menjaga stabilitas rupiah. Produk Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) diluncurkan pada akhir tahun 2018 dan mekanisme transaksi Local Currencies Settlement (LCS) diluncurkan pada Triwulan 1 2018. Produk yang baru diluncurkan oleh BI ini perlu disosialisasikan lebih lanjut oleh BI agar eksportir dan importir mendapatkan manfaat penuh dari produk yang diluncurkan oleh BI tersebut.


Adi Sulistyowati mengungkapkan, BNI berkomitmen ikut serta dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, antara lain dengan memberikan dukungan terhadap BI dalam mensosialisasikan dan memasarkan transaksi DNDF dan skema transaksi LCS. Tujuannya, agar produk tersebut lebih dimanfaatkan para pelaku pasar, diantaranya adalah eksportir dan importir yang menjadi nasabah BNI.
“Salah satu program BNI dalam mendukung aktifnya transaksi DNDF dan skema transaksi LCS adalah dengan mengangkat tema pada Event Economic outlook 2019 dan Customer Gathering yang diadakan oleh BNI,” ujarnya.
Pada kesempatan ini BNI juga memberikan beberapa award kepada beberapa perusahaan. Diantaranya adalah award untuk Pertamina sebagai The Most Active Hedging Transaction 2018, PLN sebagai The Most Local Currencies Settlement (LCS), dan Sinar Mas Agro Resources & Technology sebagai The Most Active Forex Transaction for Corporate in 2018.
Animo eksportir dan importir terhadap LCS cukup tinggi, hal ini terlihat dari total transaksi Local Currencies Settlement (LCS) dengan nasabah pada tahun 2018 (atau tahun pertama diluncurkannya LCS) adalah sebesar Rp 1,15 triliun. BNI mencatatkan peningkatan volume transaksi valuta asing dengan nasabah sebesar 14,04% (year on year/ yoy) pada tahun 2018. Begitu juga volume transaksi lindung nilai (hedging) dengan nasabah BNI pada tahun 2018 meningkat 27,53% yoy.(jef)

Anak Panti Asuhan Ikuti Workshop ‘Leather Pencil Case Making’ di BCA Expoversary 2019

Direktur BCA Erwan Yuris (kiri) dan Instruktur Indoestri Workshop Nicolas Thoe (tengah) bersama 20 anak Panti Asuhan Harapan Remaja di tengah workshop bertema Leather Pencil Case dalam rangkaian acara BCA Expoversary 2019 hari kedua di Tangerang, Sabtu (23/02). Workshop kali ini memberikan pelatihan dan pendampingan kepada anak-anak Panti Asuhan Harapan Remaja tentang cara membuat kotak pensil dari bahan kulit. Selain mengasah kreativitas, workshop ini bertujuan untuk melatih keterampilan dalam membuat karya-karya unik.

TANGERANG: (Globalnews.id)- Kemeriahan gelaran BCA Expoversary 2019 kembali sukses mengundang ribuan pengunjung di hari pertama. Berbagai sudut gelaran sukses dipadati pengunjung, mulai dari permintaan Kredit Kepemilikan Rumah, Kredit Kendaraan Mobil, Lelang Reward BCA, hingga Flazz BCA Edisi Chinese New Year 2018 yang/ khusus ditawarkan selama gelaran BCA Expoversary berlangsung.

Selain menawarkan beragam promo menarik, BCA Expoversary 2019 juga menghadirkan Indoestri Workshop dengan beragam tema. Di hari pertama, pengunjung dapat mengikuti workshop Smartphone Photography Essentials dengan instruktur Danny AW dari Kami Studio dan Compact Leather Wallet Making yang dipandu oleh Nicolas Theo.

Istimewa di hari kedua (23/02), Indoestri Workshop mempersembahkan tema Leather Pencil Case Making yang diikuti oleh 20 anak Panti Asuhan Harapan Remaja. Hadir di acara tersebut, Direktur BCA Erwan Yuris dan instruktur workshop Nicolas Thoe di Tangerang, Sabtu (23/02).

Workshop kali ini memberikan pelatihan dan pendampingan kepada anak-anak Panti Asuhan Harapan Remaja tentang cara membuat kotak pensil dari bahan kulit. Selain mengasah kreativitas, workshop ini bertujuan untuk melatih keterampilan dalam membuat karya-karya unik seperti kotak pensil kulit ini. Pada kesempatan yang sama, BCA juga memperkenalkan Tahapan Xpresi BCA sebagai salah satu sarana untuk menabung.

“Ulang tahun BCA yang ke-62 tahun ini ingin kami maknai sebagai kesempatan untuk memberikan yang terbaik bagi seluruh lapisan masyarakat. Termasuk anak panti asuhan yang membutuhkan pendampingan lebih mengenai hal-hal di industri kreatif. Harapannya, semoga anak-anak Panti Asuhan Harapan Remaja ini pada akhirnya akan lebih terbuka terhadap hal-hal kreatif sehingga termotivasi untuk menggapai cita-cita mulianya,” urai Erwan Yuris.

BCA Expoversary 2019 yang digelar dalam rangka semarak Hari Ulang Tahun (HUT) BCA ke-62 kian memberikan beragam manfaat dan keuntungan bagi masyarakat khususnya nasabah setia BCA. Selama tiga hari, BCA mempersembahkan banyak promo dan penawaran menarik mulai dari KPR, KKB, KSM, fashion, gadget, e-commerce hingga food & beverages.
“Sesuai dengan visi misi BCA, ingin berperan sebagai bank andalan masyarakat, maka melalui BCA Expoversary 2019 ini, kami ingin menghadirkan solusi perbankan yang lengkap, tepat, dan tentunya dibarengi dengan penawaran yang istimewa,” urai Petrus Karim, Ketua Panitia BCA Expoversary 2019. (jef)

BCA Expoversary 2019 Persembahan bagi 18,5 Juta Nasabah BCA

TANGERANG :(Globalnews.id)- Menginjak usia ke-62 tahun, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali hadir dengan layanan terbaik kepada nasabah melalui gelaran rutin BCA Expoversary sebagai wadah one stop services di mana nasabah dapat menemukan berbagai solusi perbankan dan keuangannya di dalam satu tempat.

BCA Expo dikemas dalam rangka menyemarakkan HUT ke-62 BCA dengan nama BCA Expoversary yang digelar secara terbuka untuk umum dan berlangsung dari tanggal 22 hingga 24 Februari 2019, di ICE BSD Tangerang. Gelaran ini tentunya akan menjawab segala macam kebutuhan nasabah seperti kendaraan idaman, hunian idaman, suguhan food beverages kekinian, fashion trendy, gadget terbaru, elektronik, dan promo tiket pesawat murah untuk paket wisata menarik ke dalam dan luar negeri.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyampaikan, dibutuhkan upaya, kerja keras, dan konsistensi untuk dapat mempertahankan customer loyalty para nasabah yang tersebar di seluruh pelosok negeri.”Lebih dari 18,5 juta rekening nasabah yang saat ini tercatat memotivasi kami untuk terus memberikan kepuasan kepada nasabah setia. Untuk meningkatkan loyalitas tersebut, BCA berfokus pada customer engagement yang kali ini kami implementasikan melalui gelaran BCA Expoversary,” ujar Jahja di sela pembukaan BCA Expoversary 2019, di ICE BSD, Tangerang, Jumat (22/2/2019).

Jahja menambahkan, BCA Expoversary 2019 ini spesial hadir di lima hall sekaligus dan dilaksanakan serentak di Jakarta, Surabaya dan Palembang serta diwarnai dengan promo istimewa bagi nasabah dan masyarakat di kurang lebih 260 tenant (F&B, retail, fashion and beauty, e-Commerce, dan lain lain) yang berpartisipasi dalam gelaran ini.

“BCA Expoversary 2019 melibatkan kurang lebih 23 dealer mobil, 11 dealer motor, 11 developer terkemuka, puluhan tenant food and beverages, puluhan fashion and beauty ternama, dan masih banyak lagi. Nasabah akan dimanjakan dengan Penukaran Reward BCA dan berbagai diskon menarik jika bertransaksi menggunakan channel pembayaran BCA misalnya Debit BCA, Kartu Kredit BCA, Flazz, Sakuku hingga QRku yang tentunya sangat sayang untuk dilewatkan,” ungkap Jahja.

Tak hanya menawarkan promo-promo menarik, BCA Expoversary juga menyuguhkan Indoestri Workshop yang hadir dengan lima tema sekaligus, antara lain Smartphone Photography Essentials Silversmithing: Ring Making, Compact Leather Wallet Making, Canvas Sling Bag Making, dan Leather Pencil Case Making Bookbinding Techniques.
“Mengukuhkan posisi sebagai bank andalan masyarakat, BCA tidak hanya berfokus pada pelayanan perbankan saja. Melihat kebutuhan masyarakat yang kini mulai meluas, kami senantiasa berupaya memberikan kemudahan bagi nasabah dalam memenuhi kebutuhannya di segala segmen,” ucap Jahja.(jef)

Dua Tahun, Kerugian Ekonomi Akibat Pengendalian Impor Jagung Capai Rp52,16 Triliun

Diskusi “Data Jagung yang Bikin Bingung” yang diselenggarakan Forum Komunikasi Wartawan Ekonomi Makro (Forkem) dan Lembaga kajian Visi Teliti Saksama di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (21/2)

JAKARTA- (Globalnews.id) – Demi menekan impor jagung untuk kebutuhan domestik, langkah pengendalian impor jagung yang dilakukan pemerintah, dinilai justru berimplikasi negatif lebih besar. Pasalnya, penurunan impor jagung yang terjadi karena kebijakan pengendalian, justru membuat impor gandum sebagai subtitusi pakan ternak meningkat.

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Yeka Hendra Fatika menuturkan, berdasarkan cost-benefit analyis, sepanjang 2016-2018, cost yang dihasilkan dari kebijakan pengendalian impor jagung terdiri dari tiga aspek. Pertama, impor gandum pakan tercatat sebesar Rp28,58 triliun, kedua terjadi kenaikan harga pakan sebesar Rp63 triliun, ketiga subsidi benih dan pupuk untuk menggejot produksi jagung sebesar Rp8,4 triliun. Total dalam periode tersebut cost yang dikeluarkan sebesar Rp99,98 triliun

Kemudian dari sisi benefit, pengendalian impor jagung menghemat impor sebesar Rp33,12 triliun. Ditambah peningkatan pendapatan petani jagung sebesar Rp14,7 triliun, maka total beneft yang dihasilkan menjadi sebesar Rp47,82 triliun.

“Kesimpulannya, kebijakan pengendalian impor jagung (stop impor jagung) yang dilakukan oleh Kementrian Pertanian, telah mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar Rp52,16 triliun sepanjang 2016-2018,” dalam diskusi “Data Jagung yang Bikin Bingung” yang diselenggarakan Forum Komunikasi Wartawan Ekonomi Makro (Forkem) dan Lembaga kajian Visi Teliti Saksama di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (21/2)

Yeka membeberkan, selama periode 2013-2018, impor jagung rata rata memang menurun sebesar 13,8% per tahun. Namun, selama periode 2013-2018 impor gandum pakan rata rata mengalami peningkatan sebesar 296,5% per tahun.

Mengikuti formula perhitungan Kementan, lanjutnya, akumulasi penghematan impor jagung selama 2016-2018 sebesar 9,2 juta ton. Maka, kata Yeka, dengan cara yang sama, dapat diketahui kebijakan pengendalian impor jagung berakibat terhadap adanya akumulasi pemborosan impor gandum untuk pakan sebesar 6,35 juta ton, dalam periode yang sama.

Ia menuturkan, perhitungan harga jagung impor saat ini sebesar Rp 3.600/kg dan harga gandum impor sebesar Rp4.500/kg, maka ada penghematan pengendalian impor jagung sebesar Rp33,12 triliun, sekaligus pemborosan dari impor gandum sebesar Rp28,58 triliun. Alhasil, kebijakan pengendalian impor jagung berdampak terhadap peningkatan harga pakan.

“Selama 2016-2018, akumulasi kenaikan harga pakan rata rata sebesar Rp1200 per kg dengan memperhatikan akumulasi jumlah pakan ayam (layer dan broiler) selama 2016-2018 sebesar 52,5 juta ton, maka kerugian akibat penerapan kebijakan pengendalian impor jagung sebesar Rp63 triliun,” tuturnya.

Terus Defisit

Peneliti Utama Lembaga Kajian Visi Teliti Saksama Nanug Pratomo menambahkan, berdasarkan hasil kajiannya, produksi pakan jagung masih akan mengalami defisit sampai 2029 untuk memenuhi permintaan domestik. Apalagi, produksi jagung domestik tidal mampu mengejar kebutuhan jagung secara mandiri karena permintaan yang terus meningkat.

“Kami melihat, hasil proyeksi menunjukkan hingga mendekati 2029-2030 ini masih akan terjadi defisit atas produksi dalam negeri di bawah dari permintaan domestik,” tuturnya.

Ia menyatakan, selama produksi jagung belum bisa secara penuh memenuhi kebutuhan dalam negeri, impor jagung memag mau tak mau masih dibutuhkan, setidaknya dalam jangka pendek.

Diakuinya, tren impor jagung memang sejauh ini mengalami tren penurunan. Namun, sebetulnya, terutama untuk sektor jagung olahan, beberapa tahun terakhir ini justru ada tren kenaikan.

Kebutuhan jagung sendiri, lanjutnya selama ini jauh lebih banyak digunakan untuk industri pakan. Tahun 2017, industri pakan membutuhkan pasokan hingga 27 juta ton. Paling sedikit untuk kebutuhan bibit, sekitar 3 juta ton dan mengalami kenaikan sedikit pada 2017 menjadi 4 juta ton.

Sementara itu,Sekretaris Kementeri Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengakui, data yang akurat menjadi penting untuk dasar pengambilan kebijakan dalam masalah pangan strategis seperti jagung ini.

 

” Pemerintah menyadari, jika keputusan yang diambil mengakibatkan harga yang terlalu tinggi, yg dirugikan adalah peternak, yang itu juga komponen masyarakat kita. Namun, di sisi lain, kalau harga terlalu rendah, juga akan merugikan pihak produsen yakni petani jagung”kata Susiwijono. (jef)