Arsip Kategori: ekbis

SP2D Dibuat Online, BPKP Gandeng BNI Permudah Proses Bayar Pemda

Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Adi Sulistyowati (kanan) dan Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Gatot Darmasto (kiri) menandatangani Nota Kesepahaman terkait penerapan Sistem Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Online di Jakarta, (Senin, 4 Februari 2019). SP2D Online dapat dimanfaatkan khusus untuk Pemerintah Daerah yang telah menjalankan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) di BNI serta menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (Simda) yang dikembangkan oleh BPKP.

JAKARTA:(Globalnews.id)- Setelah sukses mewujudkan layanan perbankan berbasis digital di Indonesia, kini PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menjalin kerja sama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mendukung optimalisasi pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah (Pemda) dengan menerapkan Sistem SP2D Online. Sistem Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Online merupakan suatu layanan yang berfungsi mengintegrasikan data keuangan Pemerintah Daerah (Pemda) dengan sistem BNI.

Sistem SP2D Online dapat dimanfaatkan khusus untuk Pemda yang telah menjalankan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) di BNI serta menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (Simda) yang dikembangkan oleh BPKP. Pilihan BPKP jatuh pada BNI untuk mengembangkan Sistem SP2D Online ini disebabkan oleh suksesnya BNI dalam menerapkan dan mengimplementasikan layanan perbankan berbasis digital untuk mendukung pemerintah daerah dalam penerapan konsep Smart City di berbagai daerah.

Kerjasama pengembangan Sistem SP2D Online ini ditandai dengan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) “Penggunaan Aplikasi Koneksi Transaksi Antara Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) dengan Aplikasi Simda Keuangan Dalam Rangka Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah” di Kantor BPKP, Jakarta, Senin (4 Februari 2019). MoU ditandatangani oleh Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Gatot Darmasto dengan Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Adi Sulistyowati. Turut hadir pada kesempatan tersebut Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Papua Barat Abia Ullu. Kehadiran pimpinan Pemda Papua Barat ini dikarenakan implementasi konsep SP2D Online ini pertama kali akan diterapkan BNI di Provinsi Papua Barat.

Adi Sulistyowati, yang akrab disapa Susi, menuturkan, SP2D Online menawarkan solusi berupa cash management system (CMS). Dengan sistem ini data keuangan Pemda dapat diintegrasikan dengan data bank pengelola RKUD. Layanan SP2D Online ini adalah bagian layanan BNI terhadap Pemerintah Daerah dalam rangka optimalisasi layanan publik melalui elektronifikasi transaksi keuangan yang dapat memberikan kemudahan bagi Pemerintah Daerah untuk mengelola keuangannya. BNI siap mendukung Pemerintah Daerah dengan memberikan kemudahan layanan dan solusi transaksi non tunai (cashless) dengan jaringan dan channel BNI yang luas, sekaligus mendukung program pemerintah dalam reformasi birokrasi.

“SP2D Online sebagai bagian dari ekosistem BNI Smart City yang kami kembangkan, memberikan kemudahan bagi Pemerintah Daerah dalam mewujudkan transparansi publik melalui sistem elektronik dalam kegiatan pemerintahan, serta memudahkan dalam efisiensi waktu dalam pengelolaan dana termasuk penyaluran kepada pihak ketiga. Cash Management BNI yang merupakan bagian dari SP2D mengalami pertumbuhan yang cukup baik,” ujar Susi.
“Volume transaksi Cash Management BNI sendiri tumbuh 34% dari Rp 2,137 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp 2,864 triliun pada Desember 2018. Jumlah transaksinya juga tumbuh 47,7% yaitu dari 78,4 juta transaksi menjadi 115,8 juta transaksi pada Desember 2018. Jumlah Nasabah Cash Management pun tumbuh 29,7% yaitu dari 37.134 Nasabah pada Desember 2017 menjadi 48.161 Nasabah pada Desember 2018,” tambahnya.

Susi juga menuturkan bahwa penerapan dari Sistem SP2D Online ini akan memberikan lebih banyak manfaat bagi Pemda, antara lain data keuangan terintegrasi dengan perbankan, data rekonsiliasi Bank menjadi real time, data BKU (Buku Kas Umum) Pemda tidak perlu diinput manual, efisiensi waktu pekerjaan, dan pencairan SP2D dapat dilakukan tepat waktu. Dengan sistem ini juga memungkinkan berkurangnya risiko pengembalian berkas SP2D yang dikarenakan adanya kesalahan nomor rekening atau nama rekening.

Selain itu, dengan sistem SP2D online, Pemerintah Daerah dapat meningkatkan layanan pada pihak ketiga (vendor Pemda) dan efisiensi waktu dengan tidak lagi melakukan pembayaran secara manual menggunakan cek dan bilyet giro sebagai sarana dalam pembayaran SP2D. Tertatanya data memungkinkan informasi dan data keuangan Pemda menjadi lebih akurat dalam penyusunan laporan keuangan.

One Stop Banking Solution

BNI berkomitmen akan menjadi banking partner bagi Pemda yang ingin memperbaiki sistem pengelolaan keuangan lebih transparan, real time, dan mudah melakukan pemantauan dana Pemda. Dengan demikian kerja sama BNI dengan BPKP dalam penerapan SP2D Online ini juga dapat menjadi acuan dan langkah strategis untuk menjadikan BNI sebagai “One Stop Banking Solution” bagi pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

Untuk mendukung SP2D Online tersebut, BNI juga menawarkan Integrated Cash Management, yang merupakan solusi terintegrasi dalam memberikan layanan terbaik dan memenuhi semua kebutuhan masyarakat terhadap produk dan layanan perbankan. Layanan itu antara lain berbentuk Solusi Pembayaran/ Belanja Daerah (BNI Direct dan Virtual Account Debit), Solusi Penerimaan (e-PBB, e-PDAM, e-PAD, e-Samsat, dan e-Retribusi), serta penyediaan uang elektronik (BNI Tapcash) bagi masyarakat dan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan transaksi non tunai atau cashless society.

“Dengan berbagai kemudahan yang disiapkan BNI melalui layanan BNI Smart City tersebut sinergi BNI, BPKP,dan Pemerintah Daerah akan memberikan banyak manfaat bagi semua pihak dan masyarakat untuk bertransaksi dengan cara lebih cerdas, sekaligus mendukung program reformasi birokrasi yang sedang digalakkan,” ujar Susi.(jef)

BTN OPTIMISTIS CETAK KREDIT BARU RP6 TRILIUN DALAM IPEX 2019

JAKARTA: (Globalnews.id)- Menyambut Hari Ulang tahun ke 69 yang jatuh 9 Februari 2019 mendatang, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menggelar Indonesia Property Expo (IPEX). Meski tahun ini suhu politik memanas menjelang Pemilihan Presiden dan ketidakpastian kondisi ekonomi global, Bank BTN optimistis mampu mencetak kredit baru senilai Rp6 triliun dari ajang IPEX yang digelar tanggal 2-10 Februari 2019.

“Permintaan properti terus tinggi karena rumah menjadi kebutuhan pokok manusia sehingga akan terus dikejar, selain itu faktor lain yang mendorong adalah meningkatnya kesadaran generasi milenial untuk memiliki rumah, komitmen pemerintah dalam menyukseskan Program Satu Juta rumah, pesatnya pembangunan infrastruktur jalan, serta sarana transportasi yang semakin baik di samping faktor optimisme hasil Pilpres nanti,” kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono di sela-sela acara pembukaan IPEX di Jakarta, Sabtu (2/10).

Dalam pesta perumahan tahunan Bank BTN yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) tersebut, total pengembang yang berpartisipasi berjumlah 167 pengembang yang terdiri dari 116 pengembang KPR Non Subsidi dan 51 pengembang KPR Subsidi dengan total proyek properti sebanyak ± 869 proyek yang tersebar di berbagai daerah mulai dari Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada gelaran IPEX yang disponsori oleh BTN ke 17 tersebut, BTN menawarkan banyak kemudahan bagi calon debitur diantaranya Suku Bunga KPR yang murah mulai dari 6,69% fixed rate 1 (satu) tahun bekerjasama dengan pengembang pilihan, bebas biaya provisi, bebas biaya administrasi, bebas pengendapan dana, diskon asuransi jiwa sebesar 20% dan uang muka yang terjangkau mulai dari 1%.

Promo yang jitu menjadi strategi Bank BTN, karena terbukti sukses menggiring calon konsumen untuk membeli rumah. Sebagai informasi, setiap tahun Bank BTN menggelar 2 kali IPEX dengan pencatatan ijin prinsip KPR/KPA yang terus meningkat. Pada tahun 2016, ijin prinsip KPR/KPA mencapai Rp8,3 triliun, dan pada tahun 2017 melejit menjadi Rp12,8 triliun, sementara tahun lalu ketika suku bunga kredit merangkak naik, ajang IPEX masih mencatatkan persetujuan ijin prinsip untuk total KPR/KPA senilai Rp 18,4 triliun. “Sementara itu untuk menarik nasabah, terutama dari generasi milenial selain menawarkan KPR Gaeess yang menjanjikan kemudahan cicilan dan uang muka, kami juga meningkatkan pelayanan KPR via online melalui website www.btnproperti.co.id yang kami upgrade dengan sejumlah fitur tambahan,” kata Maryono.

Portal properti BTN yang terdiri dari www.btnproperti.co.id untuk rumah baru dan www.rumahmurahbtn.co.id untuk rumah lelang merupakan salah satu strategi Bank BTN membangun digital ecosystem di bidang pembiayaan perumahan. Per Februari ini, portal www.btnproperti.co.id hadir dengan wajah baru dan sejumlah fitur tambahan, diantaranya fitur 3D Proyek Perumahan, dimana konsumen bisa melihat langsung proyek perumahan atau unit rumah contoh dari developer Bank BTN dengan merasakan seakan-akan seperti berada di lokasi langsung karena ketersediaan data 3D unit.

Fitur baru selanjutnya adalah transactional booking fee, dengan fitur ini konsumen atau pengunjung BTN Properti bisa langsung memesan unit rumah dari developer yang sudah bekerjasama dengan Bank BTN dan bisa langsung melakukan pembayaran booking fee atau tanda jadi pemesanan dengan kanal pembayaran yang disediakan Bank BTN mulai dari ATM/Virtual Account, Internet Banking, dan Mobile Banking. Selain itu pengajuannya juga langsung masuk ke Bank BTN untuk diproses.

“Fitur baru selanjutnya adalah tracking status pengajuan KPR, dengan fitur ini nasabah dapat memantau status pengajuan KPR saat sudah melakukan pengajuan kredit secara online,” kata Maryono.
Dengan fitur baru tersebut, Maryono berharap akses ke www.btnproperti.co.id terus meningkat.

Aplikasi KPR Melompat

Berdasarkan pantauan Bank BTN, aplikasi KPR online yang mengalir lewat portal tersebut tercatat mencapai 42.661 aplikasi, atau melompat 208% dibandingkan tahun 2017 yang hanya sebanyak 13.680 aplikasi.

Seiring dengan peningkatan aplikasi, realisasi KPR lewat online pun melejit 238% secara year on year menjadi 10.853 unit pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2017 yang hanya mencapai 3.214 unit.

Alhasil nilai KPR yang cair pun meroket. Pada tahun 2017 nilai KPR yang tersalurkan lewat aplikasi KPR online sebesar Rp1,18 triliun menjadi Rp3,83 triliun pada tahun 2018.(jef)

BRI dan Pupuk Indonesia Ajak Millenial Bergaya Hidup Ramah Lingkungan

JAKARTA: (Globalnews.id)- PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) bersama PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) menggelar event Spirit of Millenials: Green Festival di Jakarta Convention Center (31/09). Acara yang dihadiri langsung oleh Presiden RI Joko Widodo ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan minat generasi millennials terhadap gaya hidup ramah lingkungan, urban farming dan agrikultur di Indonesia serta mendorong lahirnya ide ide dan inovasi baru di sektor agrikultur.

Direktur Utama Bank BRI Suprajarto menjelaskan, sinergi dengan Pupuk Indonesia dalam menggelar event yang mengusung tema millenial selaras dengan semangat Kementerian BUMN yang menekankan pentingnya peranan generasi millenial dalam pengembangan BUMN. “Melalui event ini kami ingin para millenials agar bergaya hidup ramah lingkungan, harapannya dapat mendorong kreativitas dan inovasi,” imbuhnya.

Rangkaian kegiatan Spirit of Millennials: Green Festival di antaranya penanaman 1.000 pot tanaman oleh millennials. Expo, yaitu pameran tanaman sayuran hidroponik dan aquaponik serta berbagai tanaman lainnya. Workshop, yang diisi dengan tiga kegiatan yaitu Easy Gardening, teknik dasar menanam dan memelihara tanaman dengan media tanah, Hidroponik, teknik dasar menanam dan memelihara tanaman dengan media air dan Daur Ulang, yakni mendaur ulang limbah domestik menjadi hal yang berguna.

elain itu, acara ini juga diisi oleh Talkshow bersama berbagai pembicara inspiratif yang dibagi ke dalam beberapa tema. Tema pertama, yaitu Millennial Peduli Lingkungan dan Pelopor Green Living. Tema kedua, yaitu Health Awareness and Green Lifestyle bersama Eva Celia (Aktris, Penyanyi dan Millennials Urban Farmer) dan Irfan Hakim (Presenter dan Publik Figure).

Tema ketiga, yaitu Green Urban for a Thriving Future bersama Sigit Kusumawijaya (Co-Inisiator Indonesia Berkebun, Arsitek dan Urban Farming Advocate) dan Diah Meidiantie (KA Bidang Pertanian DKPKP Provinsi DKI Jakarta). Tema keempat, yaitu Agribusiness Value Chain, Opportunity in Farming Industry bersama Albert Arron Pramono (CEO Arumdalu Lab) dan Andro Tunggal Namuerta (Owner Fruitable Farm).Acara ini juga diisi oleh berbagai booth UMKM dan Startup serta dihadiri oleh lebih 2.000 millennials yang berasal dari kalangan mahasiswa, profesional, komunitas dan lainnya. (jef)

Raih Keuntungan Signifikan di 2018, PT HIN Luncurkan Loyalty Program di 2019

JAKARTA: (Globalnews.id)- Setelah berhasil keluar dari daftar BUMN merugi pada 2017, PT Hotel Indonsia Natour (Persero) atau PT HIN (Persero) berhasil meningkatkan keuntungan secara signifikan pada 2018 dari Rp 9 juta pada 2017 menjadi Rp 21 miliar pada 2018. Hal ini seiring dengan program transformasi yang secara intensif dilaksanakan PT HIN.

“Peningkatan keuntungan itu berkat berbagai langkah, program dan kegiatan yang dilaksanakan dicseluruh aspek perusahaan mulai dari penataan dan pengembangan saarana dan fasilitas hotel, peningkatan aspek service pelayanan, corporate culture, human capital dan pemasaran,” ujar Iswandi Said, Direktur Utama PT HIN (persero), di Jakarta Kamis (31/1/2019).

Melalui berbagai kegiatan itu PT HIN berhasil meningkatkan occupancy (tingkat hunian) sebesar 6,02 % menjadi 69 % dan jumlah kamar yang terjual mengalami peningkatan 9,97% sedang penjualan secara online juga naik 40,36%. Pendapatan perusahaan juga mengalami peningkatan dari Rp 20,778 miliar pada 2017 menjadi Rp 41,752% pada 2018 atau mengalami peningkatan sebesar 101%.

Pada 2018, PT HIN juga mendapatkan kepercayaan untuk menangani dan mendukung event internasional antara lain Asian Games, pertemuan tahunan IMF World Bank dimana salah satu hotelnya yaitu Inaya Putri Bali menjadi official hotel bagi delegasi IMF dan World Bank serta general asselbly event kongferensi internasional wanita (UN ICW) di hotel Grand Inna Marlboro Jogjakarta.

Luncurkan Loyalty Program

Pada 2019 , PT HIN menargetkan menjadi Leading Company dan sebagai apresiasi pada stakeholder dan upaya meningkatkan engagement customers, maka PT HIN meluncurkan program loyalitas pelanggan dengan nama “ Hotel Indonesia Group Hospitality Reward /HIGH Reward

Program loyalitas pelanggan ini terbagi dalam tiga program, yaitu high reward loyalty program, yang merupakan program loyalitas berbasis poin. Dalam program ini setiap tamu yang menginap akan mendapat poin, dan bisa digunakan untuk membayar sebagian biaya kamar atau bahkan seluruh biaya kamar bila poinnya mencukupi.

Kedua, HIGH Provillage Loyalty Program, yang diberikan kepad amitra strategis dari manajemen/direksi, dimana akan mendpaatkan privillage untuk menggunakan sarana fast track diberbagi fasilitas hotel.
Ketiga, HIGH Pro Loyalty Program, dimana merupakan program retensi pelanggan yang secara khusus diberikan kepada para bookers seperti sekretaris dan EO (Event Organizer) sebagai apresiasi atas kegiatan MICE yang mereka laksanakan. (jef)

Aktif di RKB, Bisnis UMKM Mitra BNI Catat Tren Positif

Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo (Berkemeja Putih), menyimak penjelasan Menteri BUMN RI Rini M Soemarno (Keempat Kiri) tentang produk-produk unggulan yang dihasilkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mitra Rumah Kreatif BUMN (RKB) Binaan BNI. Momentum ini berlangsung pada saat Presiden melakukan kunjungan kerja ke Bekasi, Jawa Barat (Jumat, 25 Januari 2019) untuk bertemu peserta program Mekaar yang digulirkan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM. Nilai Gross Merchandise Volume seluruh UMKM mitra RKB Binaan BNI di seluruh Indonesia meningkat dari Rp 346 juta pada 2017 menjadi Rp 1,39 miliar pada akhir 2018, atau tumbuh 4 kali lipat. Jumlah UMKM yang menjadi anggota RKB BNI pada akhir 2018 mencapai 158.630 UMKM.

BEKASI:(Globalnews.id)- Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dibina PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatat perkembangan usaha yang memuaskan setelah aktif mengikuti berbagai pelatihan dan program peningkatan kapasitas yang dilaksanakan di berbagai Rumah Kreatif BUMN atau RKB. Salah satu indikasinya adalah peningkatan signifikan pada total nilai penjualan produk-produk di pasar online (Gross Merchandise Volume/ GMV) UMKM Mitra RKB Binaan BNI yang dipasarkan melalui aplikasi penyedia pasar (marketplace) yang dikembangkan Telkom, yaitu blanja.com.

Nilai GMV seluruh UMKM mitra RKB BNI di seluruh Indonesia tercatat meningkat dari hanya Rp 346 juta pada tahun 2017 menjadi Rp 1,39 miliar pada akhir tahun 2018, atau tumbuh 4 kali lipat. Jumlah UMKM yang menjadi anggota RKB BNI pada akhir 2018 mencapai 158.630 UMKM. Dari jumlah UMKM yang terdaftar di RKB BNI di seluruh Indonesia tersebut, jumlah UMKM yang berhasil terdaftar di blanja.com pun meningkat, yaitu dari 1.080 UMKM pada akhir 2017 menjadi 2.024 UMKM pada akhir 2018 atau tumbuh 187,47%.

Menteri BUMN RI Rini M Soemarno mengunjungi salah satu RKB Binaan BNI dan menemui UMKM mitra RKB Binaan BNI yang berada di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25 Januari 2019). Hadir juga pada kesempatan tersebut Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dan pelaku usaha yang terdaftar di RKB BNI di Bekasi. Beberapa UMKM mitra RKB Binaan BNI tersebut antara lain produsen panganan Pengolah Tauge, Tempe, Tahu (3T); Mak curly stick keju; Mindo kripik ceker; Abang Ndut krupuk kulit; Macaroni story snack; Dendeng daun singkong; dan Salaku dried salacca.

Tumbuhnya jumlah UMKM yang tertarik untuk aktif di RKB BNI ini tidak terlepas dari peran BNI dalam menyelenggarakan berbagai event dan menerapkan berbagai program peningkatan kapasitas para pelaku usaha. Event-event dan program pelatihan tersebut berhasil menarik perhatian para pelaku UMKM untuk mencoba program-program yang dilaksanakan di dalam RKB.

Berbagai aktivitas yang dilaksanakan BNI di 45 RKB yang tersebar di Indonesia selama tahun 2018 antara lain adalah Lestari Kuliner Indonesia bekerjasama dengan Bekraft, BPOM, Google, dan blanja.com pada Maret 2018. Kemudian workshop Strategi Menembus Pasar Ekspor bekerjasama dengan The Starup Channel pada Agustus 2018. Workshop Berbisnis Out of The Box di Era Global bekerjasama dengan Ditjen Pajak, Google, dan blanja.com pada Oktober 2018. Dilanjutkan dengan Program Santa Claus is Coming to RKB pada Desember 2018.

Menteri BUMN RI Rini M Soemarno (Tengah) berbincang-bincang dengan pengelola Rumah Kreatif BUMN (RKB) BNI di Bekasi, Jawa Barat (Jumat, 25 Januari 2019). Nilai Gross Merchandise Volume seluruh UMKM mitra RKB BNI di seluruh Indonesia tercatat meningkat dari hanya Rp 346 juta pada tahun 2017 menjadi Rp 1,39 miliar pada akhir tahun 2018, atau tumbuh 4 kali lipat. Jumlah UMKM yang menjadi anggota RKB BNI pada akhir 2018 mencapai 158.630 UMKM.

Ekosistem Ekonomi Digital

Dengan beragam perkembangan tersebut dapat disimpulkan bahwa harapan dari pembukaan RKB untuk mengembangkan kapasitas pelaku UMKM menjadi bagian dari Digital Economy Ecosystem dapat terpenuhi. Pencapaian ini juga menunjukkan bahwa RKB BNI telah mampu mendorong UMKM untuk memenuhi setiap tahapan pengembangannya, yaitu dimulai dari Tahap Registrasi di rkb.id, lalu Tahap Go Modern, kemudian Tahap Go Digital, hingga Go Online. Pada Tahap Go Modern, UMKM didampingi agar mampu meningkatkan kualitas produk, kualitas branding, hingga kualitas packaging.

Lalu, pada tahap Go Digital, UMKM diarahkan untuk mulai akrab menggunakan prosedur komputasi dan otomasi dengan aplikasi digital sehingga mampu mengelola keuangan, inventory, pergudangan, hingga proses produksi secara lebih mudah karena digitalisasi. Pada Tahap Go Online, UMKM mitra RKB BNI telah mampu mengakses pasar secara online karena telah memahami internet, mengerti budaya online, masuk ke situ blanja.com, dan mampu mengoptimalkan Logistic Commerce dalam mengembangkan pemasarannya. (jef)

BRI Dorong Petani dan UMKM Kopi di Banyuwangi Naik Kelas

BANYUWANGI:(Globalnews.id)-Indonesia merupakan salah satu produsen kopi terbesar di dunia. Sebagai bank yang memiliki fokus terhadap sektor UMKM, Bank BRI memiliki peran aktif untuk turut serta mendorong peningkatan daya saing industri kopi di kancah internasional.

Yang terbaru, Bank BRI bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Program Berkelanjutan dan Naik Kelas Untuk Petani dan UMKM Kopi di Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi (25/01) dengan dihadiri Direktur Utama Bank BRI Suprajarto, Direktur Mikro dan Kecil Bank BRI Priyastomo, dan Kepala Eksekutif Perbankan OJK Heru Kristiyana.

Program ini merupakan salah satu kegiatan tematik yang diselenggarakan Bank BRI untuk meningkatkan kapasitas serta kapabilitas UMKM dengan tujuan naik kelas. Rangkaian kegiatan didalamnya yakni diskusi panel, pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi lokal khususnya bisnis kopi serta showcase produk kopi unggulan nasabah UMKM BRI.

Suprajarto menjelaskan, tujuan BRI menyelenggarakan acara tersebut adalah mendorong petani dan pelaku UMKM kopi di Banyuwangi agar go digital dan memiliki kapabilitas untuk ekspor. “Dengan lebih dari 8 ribu Hektar perkebunan kopi di Banyuwangi, tentu merupakan sebuah potensi yang sangat besar untuk memberdayakan petani dan UMKM. Hal tersebut yang mendasari BRI menyelenggarakan kegiatan ini, harapannya selain memperluas literasi keuangan juga mampu mendorong mereka agar naik kelas,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Bank BRI juga menyerahkan bantuan CSR BRI Peduli dalam bentuk alat pengupas kopi, kendaraan bermotor dan bibit tanaman serta penyerahan secara simbolis Kupedes, Kredit Kecil dan KUR Mikro BRI.

Sebelumnya Bank BRI juga telah menggelar acara serupa di Kabupaten Malang pada medio Desember 2018 yang lalu. “Rangkaian kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen Bank BRI untuk mendukung program OJK yakni meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di seluruh pelosok negeri,” pungkas Suprajarto.(jef)

Kinerja BNI 2018, Kredit Tumbuh 16,2% Topang Peningkatan Laba Bersih 10,3%

JAKARTA:(Globalnews.id)-Kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBNI) sepanjang 2018 menunjukkan pertumbuhan 16,2% year on year (yoy), yaitu dari Rp 441,31 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 512,78 triliun pada akhir 2018. Pertumbuhan kredit tersebut mampu menopang peningkatan Laba Bersih BNI 10,3% yoy, dari Rp 13,62 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 15,02 triliun pada akhir 2018. Demikian disampaikan direksi BNI dalam paparan kinerja BNI 2018 di Jakarta, Rabu (23/1)

Penyaluran Kredit BNI tersebut didorong oleh kredit pada segmen Korporasi Swasta yang tercatat sebesar 29,6% dari total kredit yang disalurkan. Kredit pada segmen korporasi swasta ini mencapai Rp 151,71 triliun pada 2018 atau tumbuh 12,9% yoy. Kredit BNI juga tersalurkan ke Badan-badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 21,6% dari total kredit. Nilai kredit ke BUMN mencapai Rp 110,99 triliun pada 2018, atau tumbuh 31,6% yoy. Khusus untuk kredit yang disalurkan pada segmen Usaha Menengah, BNI menjaga pertumbuhan yang moderat sebesar 6,4% yoy menjadi Rp 74,73 triliun pada akhir 2018.

Adapun untuk kredit pada segmen Usaha Kecil, BNI berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,0% yoy menjadi Rp 66,06 triliun pada akhir tahun 2018. Kredit Payroll menjadi kontributor utama penyaluran kredit pada segmen Konsumer dengan pertumbuhan sebesar 34,2% yoy, menjadi Rp 23,74 triliun pada akhir 2018. Kredit pemilikan rumah BNI dan Kartu Kredit pun menunjukkan pertumbuhan yang memuaskan, masing-masing 9,9% yoy dan 7,9% yoy, atau menjadi sebesar Rp 40,75 triliun dan Rp 12,56 triliun pada akhir 2018.

Penyaluran kredit tersebut sebagian besar dilakukan dalam skema Kredit Modal Kerja (KMK) yang mencapai 52,5% dari total kredit yang disalurkan atau senil ai Rp 269,26 triliun pada akhir 2018. Nilai KMK tersebut tumbuh 19,0% yoy dibandingkan posisi akhir tahun 2017 yang mencapai Rp 226,19 triliun. Penyaluran kredit pun disalurkan dalam bentuk Kredit Investasi (KI) sebesar 29,1% dari total kredit atau senilai Rp 149,27 triliun pada akhir 2018. Nilai KI tersebut tumbuh 14,6% yoy dari posisi 2017 yang mencapai Rp 130,29 triliun.
Sepanjang 2018, Kredit BNI disalurkan secara selektif dan fokus pada pembiayaan sektor-sektor unggulan yang memiliki risiko terkendali atau relatif rendah, antara lain Sektor Manufaktur dengan porsi 19,1% dari total kredit yang disalurkan. Nilai kredit ke Sektor Manufaktur tersebut mencapai Rp 98,03 triliun atau tumbuh 32,0% yoy dibandingkan 2017 yang mencapai Rp 82,74 triliun.
Kredit BNI lainnya disalurkan pada sektor Perdagangan, Restauran, dan Hotel (17,5% dari total kredit); Jasa Usaha (10,3%); Konstruksi (6,7%); Transporasi,Pergudangan, dan Komunikasi (6,1%); Pertambangan (3,6%); serta Jasa Sosial (3,1%).

Kredit pada proyek-proyek pembangunan infrastruktur merupakan salah satu prioritas BNI dalam meningkatkan pinjaman pada Segmen Korporasi. Penyaluran Kredit ke proyek-proyek infrastruktur ini terutama tertuju ke proyek-proyek konstruksi dan jalan tol. Pertumbuhan kredit untuk proyek infrastruktur mencapai 11,1% yoy, yaitu dari Rp 99,51 triliun pada 2017 menjadi Rp 110,60 triliun pada 2018.

BNI juga fokus pada Supply Chain Financing dalam melakukan ekspansi pada Segmen Menengah, yaitu menyalurkan kredit pada debitur menengah yang memiliki keterkaitan bisnis dengan nasabah korporat BNI. Kredit segmen menengah ini rata-rata tersalur ke sektor perdagangan, restauran, perhotelan, perindustrian, transportasi, pergudangan, dan komunikasi.
Khusus untuk pinjaman pada segmen Usaha Kecil, BNI mencatat pertumbuhan tertinggi pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yaitu 42,9% yoy dan mencapai Rp 20,3 triliun. Pertumbuhan segmen Usaha Kecil tertinggi tercatat tersalurkan ke Sektor Agrikultur,yang meningkat 54,7% yoy. Ekspansi kredit BNI pada segmen usaha kecil ini dilakukan dengan menambah jumlah outlet yang diberi kewenangan untuk menyalurkan kredit kecil dari 197 outlet pada tahun 2017 menjadi 266 outlet pada tahun 2018.

Laba Bersih
Pertumbuhan kredit BNI tersebut menciptakan Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income/ NII) yang tumbuh 11,0% yoy yaitu dari Rp 31,94 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 35,45 triliun pada akhir 2018. NII tersebut menjadi sumber pertumbuhan laba bersih BNI yang utama. Pertumbuhan Laba Bersih BNI juga ditopang oleh pertumbuhan Pendapatan Non Bunga sebesar 5,2% yoy yaitu dari Rp 11,04 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 11,61 triliun pada akhir 2018. Pertumbuhan Pendapatan Non Bunga tersebut didorong oleh peningkatan kontribusi fee dari Trade Finance, pengelolaan rekening,danfee bisnis kartu.

Pencapaian laba bersih BNI ini juga didukung dari membaiknya kualitas aset, ditunjukkan oleh NPL Gross yang membaik dari akhir 2017 sebesar 2,3% menjadi 1,9% di akhir 2018. Sehingga BNI mampu menekan creditcost dari 1,6% pada akhir 2017 menjadi 1,4% pada akhir 2018. Di sisi lain, coverage ratio meningkat dari 148,0% pada akhir Desember 2017 menjadi 152,9% pada Desember 2018 untuk mengantisipasi kondisi global yang challenging di tahun 2019.

BNI juga berhasil meningkatkan efisiensi di dalam operasionalnya selama 2018, tercermin dari Cost to Income Ratio (CIR) yang membaik menjadi 42,5% pada Desember 2018, dibandingkan posisi Desember 2017 yang sebesar 43,9%. Hal ini juga disebabkan oleh keberhasilan BNI dalam menjaga pertumbuhan Biaya Operasional (OPEX) tetap pada level 6,8%.
Kombinasi pertumbuhan NII, peningkatan Pendapatan Non Bunga, perbaikan kualitas Aset, dan efisiensi OPEX telah menumbuhkan laba bersih BNI sebesar 10,3% pada akhir tahun 2018. Dengan profitabilitas tersebut, BNI mencatatkan pertumbuhan Return on Equity (ROE) dari 15,6% menjadi 16,1% yoy.


Ditopang Tumbuhnya Likuiditas

Kinerja penyaluran kredit BNI tersebut tidak terlepas dari kemampuan dalam mengelola likuditas secara optimal. Meskipun berada pada kondisi pasar likuiditas yang sangat ketat, BNI mampu menjaga pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 12,1% yoy, yaitu dari Rp 516,10 triliun pada Desember 2017 menjadi Rp 578,78 triliun pada Desember 2018.
Penghimpunan DPK BNI tersebut diiringi dengan menurunnya Cost of Fund dari 3,0% pada Desember 2017 menjadi 2,8% pada Desember 2018. Hal ini tersebut tercapai karena BNI berhasil menumbuhkan rasio dana murah (CASA) dari level 63,1% pada Desember 2017 menjadi 64,8% pada Desember 2018. Perbaikan rasio dana murah ini tidak terlepas dari pertumbuhan giro sebesar 18,2% yoy dan tabungan sebesar 13,0% yoy, yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan deposito BNI yaitu 6,7% yoy.

Keberhasilan penghimpunan DPK tersebut disebabkan oleh langkah-langkah strategis yang telah dilakukan BNI sepanjang 2018, yaitu terus meningkatkan hubungan baik dengan institusi-institusi BUMN dan pemerintah, menyediakan produk dan layanan yang kompetitif, serta mengembangkan layanan digital banking. Keberhasilan dalam upaya ini dapat dibuktikan dengan adanya penambahan jumlah rekening 11,2 juta, yaitu dari 32,8 juta rekening pada Desember 2017 menjadi 44,0 juta rekening pada Desember 2018. Selain itu, terjadi pertumbuhan jumlah Branchless Banking dari 70.000 Agen46, menjadi 112.000 Agen46 disertai aktivitas promosi agen kemitraan.
Agen46 merupakan kepanjangan tangan BNI dalam memberikan layanan perbankan kepada masyarakat yang memiliki keterbatasan akses ke outlet-outlet BNI. Agen46 merupakan simbol suksesnya Program Laku Pandai yang digagas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dilaksanakan oleh BNI selama ini.

Aset Lampaui Rp 800 Triliun

Pada akhir 2018, untuk pertama kalinya BNI berhasil mencatatkan Total Aset melampaui Rp 800 triliun, tepatnya Rp 808,57 triliun atau tumbuh 14,0% yoy dibandingkan akhir 2017 yang mencapai Rp 709,33 triliun. Pertumbuhan aset BNI ini jauh melampaui pertumbuhan aset di industri perbankan yang mencapai 9,1% yoy per November 2018.

Kinerja anak perusahaan BNI disepanjang 2018 juga menunjukkan tren peningkatan yang positif dan memberikan kontribusi terhadap laba bersih BNI. BNI group memiliki 5 perusahaan anak yang meliputi: BNI Syariah, BNI Life, BNI Multifinance, BNI Sekuritas dan BNI Asset Management. Kelima perusahaan ini pada 2018 mampu memberikan kontribusi 9,24% terhadap total laba BNI konsolidasian.(jef)

BNI Nikmati Peningkatan Transaksi e-Channel

JAKARTA:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan pertumbuhan penggunaan berbagai kanal elektronik _(e-channel)_ sepanjang tahun 2018. Pertumbuhan tersebut menunjukkan minat masyarakat yang terus meningkat pada pelayanan perbankan elektronik dari BNI. Sebagai bentuk apresiasi serta terus meningkatkan jumlah dan frekuensi transaksi di kanal-kanal transaksinya, BNI meluncurkan Program BNI Poin+ sejak bulan September 2018 lalu.

Demikian diungkapkan oleh Direktur Retail Banking BNI Tambok P Setyawati di Jakarta, Senin (21 Januari 2019). Tambok menyebutkan, transaksi melalui _e-channel_ saat ini sudah mencapai sekitar 92% dari total transaksi yang terjadi di BNI. Peningkatan transaksi signifikan terjadi pada kanal _Mobile Banking_, dimana pada tahun 2018 transaksinya meningkat 3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 32 juta transaksi pada tahun 2017 menjadi 97 juta transaksi pada tahun 2018. Nilai transaksinya pun cukup signifikan, yaitu tumbuh 168% dari Rp 50 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp 133 triliun pada tahun 2018.

Minat masyarakat untuk bertransaksi melalui pesan singkat (SMS) juga masih menunjukkan pertumbuhan dari 389 juta transaksi pada tahun 2017 menjadi 504 juta transaksi selama tahun 2018, atau tumbuh 30%. Adapun nilai transaksinya juga tumbuh 29% dari Rp 40 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp 51 triliun pada akhir tahun 2018. Jumlah pengguna SMS Banking BNI menunjukkan pertumbuhan sebesar 16% dari 9 juta pada akhir tahun 2017 menjadi 10 juta pada akhir tahun 2018.

Pertumbuhan signifikan juga terlihat pada layanan _Electronic Data Capture_ (EDC) dan penggunaan kartu uang elektronik (BNI TapCash). Jumlah transaksi EDC yang meningkat 21% dari 34 juta transaksi pada tahun 2017 menjadi 41 juta transaksi pada tahun 2018. Peningkatan transaksi tersebut diikuti pertumbuhan nilai transaksinya sebesar Rp 47 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp 55 triliun pada tahun 2018 atau tumbuh 18%.

Sukses layanan _e-channel_ juga terpotret dari jumlah transaksi Kartu BNI TapCash yang tumbuh dari 23 juta transaksi pada akhir tahun 2017 menjadi 51 juta transaksi atau tumbuh 119% pada akhir tahun 2018. Pertumbuhan jumlah transaksi tersebut dibarengi dengan nilai transaksinya yang tumbuh dari Rp 158 miliar pada akhir tahun 2017 menjadi Rp 807 miliar pada akhir tahun 2018.

“Kami terus menghimpun fee based income secara maksimal tahun ini yang berasal dari transaksi e-channel. Upaya yang kami lakukan antara lain adalah mengembangkan kerja sama B2B dan juga meningkatkan transaksi dari nasabah existing,” ujar Tambok.

Program BNI Poin+

Kanal-kanal yang dapat digunakan untuk bertransaksi dan berkesempatan mendapatkan poin pada program BNI Poin+ adalah ATM BNI, BNI SMS Banking, BNI Mobile Banking, BNI Internet Banking, dan EDC BNI. Hadiah menarik yang disediakan mulai dari action camera, telepon genggam cerdas, kendaraan roda dua, hingga mobil mewah.

Saat ini, masih tersisa Periode Ketiga yaitu Periode Januari – Februari 2019. Mekanisme untuk mengikuti program ini cukup mudah. Nasabah dan Non Nasabah cukup melakukan transaksi finansial melalui channel BNI agar mendapatkan poin. Poin dihitung atas transaksi berhasil yang dilakukan (transaksi gagal tidak mendapatkan poin).

Pemenang yang berhak memperoleh hadiah adalah 7 orang dengan perolehan poin tertinggi, adapun Pemenang Grand Prize ditentukan dengan mekanisme undian.

“Selain itu, Program BNI Poin+ juga menyasar peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) khususnya tabungan BNI serta menumbuhkan user aktif e-channel BNI. Baik nasabah BNI maupun non nasabah BNI masih memiliki kesempatan untuk memperoleh hadiah yang disiapkan BNI pada Program BNI Poin+. Program BNI Poin+ juga bertujuan menanamkan behaviour payment melalui channel elektronik bank, khususnya BNI. Program ini berlaku nasional serta merchant yang dapat digunakan untuk transaksi tersebar di seluruh Indonesia,” ungkap Tambok. (jef)

LPDB KUMKM Siap Menyalurkan Dana ke Lembaga Keuangan Desa


JAKARTA: (Globalnews.id) -Salah satu program prioritas Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) adalah pembangunan infrastruktur, khususnya infrastruktur keuangan yang mampu mewujudkan terhubungnya transaksi keuangan antarkota, antarpropinsi, antarkabupaten, antarpulau dan antarwilayah. Dengan membangun infrastruktur yang terintegrasi hingga ke desa-desa, idealnya dimiliki oleh Koperasi Desa, BUMDes dan UMKM sehingga hasil produksi desa akan lebih cepat dan mudah terdistribusi ke daerah lain.

Salah satu terobosan yang dilakukan adalah membentuk Apex, yaitu lembaga keuangan desa yang dibentuk untuk mewujudkan industrialisasi pedesaan dimana memerlukan lembaga pembiayaan untuk memperkuat koperasi pedesaan tersebut.

Demikian antara lain yang dapat ditarik dari FGD yang digelar oleh Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), dengan tema “Mewujudkan Apex Lembaga Keuangan Desa Berbasis Koperasi dan LKMS”, di Gedung Kemenko Perekonomian RI, Jakarta.

Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM) Kementerian Koperasi dan UKM sangat mendukung dibentuknya lembaga keuangan desa Apex ini. Apex akan menjadi lembaga ideal mengembangkan koperasi maupun usaha lainnya.

“Kami sangat merespon baik, memang ini menjadi cita-cita saya sejak saya menjadi Deputi Pembiayaan dulu dan hal ini belum pernah terlaksana,” kata Direktur Utama LPDB KUMKM Braman Setyo kepada wartawan di sela-sela acara FGD.

Ia dulu menyarankan agar LPDB seyogyanya menjadi Apex atau penyandang dananya. Apex ini bisa dilakukan melalui Koperasi syariah maupun konvensional. LPDB menyatakan siap menjadi Apex Inkopsyah. Inkopsyah bersama dengan primernya di seluruh Indonesia akan menyalurkan ke lembaga-lembaga yang ada di desa-desa.

Hal senada juga disampaikan oleh Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKP-RI), Ketua IKP-RI Prof Agustitin Setyobudi menyatakan sangat senang bila Apex ini terealisir. “IKP-RI dengan jumlah anggota 4.021.000 sangat mendukung hal itu,” ungkap Agustitin.

IKP-RI saat ini juga sudah memiliki aset berupa sawah 100 Ha di Karawang, SPBE, 3 SPBU, sekolah dasar sampai perguruan tinggi di Bogor dan Karawang, Balai Pelatihan guru-guru dan lain-lain. “Manfaatkan jaringan-jaringan IKP-RI yang sampai ke desa-desa ini,” papar Agustitin.

Koperasi Baitul Qirad di Aceh, sebuah koperasi yang berhasil mengembangkan kopi gayo yang sudah menjadi salah satu bahan baku di Starbucks juga menyatakan hal yang sama. Ketua Koperasi Baitul Qirad Riswan Husin mengatakan, koperasinya kini beranggotakan sekitar 7.500 petani.

Sementara itu Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko PNM Gunadi berharap adanya pendekatan _top down_ dari pemerintah. Pemerintah perlu mendorong Apex dan tidak diserahkan begitu saja kepada mekanisme pasar.

Dari KEIN Aries Mufti yang juga mendampingi FGD tersebut memandang Apex sangat penting dan diperlukan. Salah satu penyebab belum terealisasi Apex ini menurutnya, karena adanya regulator yang banyak, sehingga ada masalah ego sektoral.

“Apex sangat penting untuk direalisasikan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan desa. Di era tekhnologi 4.0 ini, maka mau tidak mau juga harus diimbangi dengan fintech,” kata Aries Mufti. (jef)

BNI Dukung Program Wirausaha bagi Pensiunan Peserta Taspen

Presiden RI Joko Widodo (kedua kanan) dan Menteri BUMN RI Rini M Soemarno (kedua kiri) meninjau booth yang menampilkan hasil usaha debitur BNI Fleksi Pensiun pada Program Wirausaha ASN & Pensiunan bertemakan “Sejahtera di Purnatugas” yang diselenggarakan oleh Taspen. Acara tersebut diselenggarakan di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Rabu, 16 Januari 2019. Per Desember 2018, jumlah pensiunan yang menyalurkan manfaat pensiunnya melalui BNI tumbuh sebesar 60% secara year on year (yoy) serta penyaluran kredit pensiun kepada peserta Taspen tumbuh 94% secara yoy.

BOGOR: (Globalnews.id)- PT Taspen menyelenggarakan acara Program Wirausaha ASN dan Pensiunan yang diselenggarakan di Sentul International Convention Center (SICC) pada Rabu, 16 Januari 2019 di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Dalam acara tersebut Taspen mengundang 4.000 ASN aktif dan 1.000 pensiunan peserta Taspen dan mitra kerja samanya. Sebagai mitra perbankan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) turut mendukung acara sebagai salah satu sponsor utama.

Hadir pada acara tersebut Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Rini M Soemarno, Direktur Utama Taspen Iqbal Lantaro, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Adi Sulistyowati dan Direktur Retail Banking BNI Tambok P Setyawati. Acara tersebut mengambil tema “Sejahtera di Purnatugas” yang bertujuan untuk membangkitkan semangat berwirausaha para ASN dalam mempersiapkan masa purnatugas.

Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi menuturkan, Taspen merupakan mitra utama bagi BNI baik dari sisi institusi maupun bagi pensiunan Taspen dari pengelolaan dana institusi, dana tabungan pensiunan maupun dari pembiayaan kredit pensiunan melalui BNI Fleksi Pra Pensiun dan Pensiun. Dalam acara ini, BNI juga menghadirkan 50 pensiunan dan 1 UMKM yang menjadi mitra binaan BNI yang telah berhasil merintis usaha dimasa pensiunnya.

“Seluruh nasabah tersebut, baik para pensiunan maupun calon pensiunan berkesempatan untuk mendapatkan fasilitas BNI Fleksi Pensiun yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas kewirausahaan. Suku bunga yang ditawarkan ringan, provisi dan biaya administrasi yang rendah. Jangka waktu pinjaman BNI Fleksi Pensiun sampai dengan 15 tahun, serta dapat diajukan 5 tahun sebelum pensiun”, ujar Susi.

Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Adi Sulistyowati (Tengah) memberikan penjelasan kepada pensiunan calon penerima BNI Fleksi Pensiun (kanan) pada Program Wirausaha ASN & Pensiunan bertemakan “Sejahtera di Purnatugas” yang diselenggarakan oleh Taspen. Acara tersebut diselenggarakan di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Rabu, 16 Januari 2019

Tambok P Setyawati menambahkan bahwa pensiunan yang menyalurkan manfaat pensiunnya melalui BNI, setiap tahun mengalami peningkatan yang signifikan.

“Tercatat pada Desember 2018 jumlah pensiunan yang menyalurkan manfaat pensiun di BNI tumbuh sebesar 60% dari tahun sebelumnya diikuti pertumbuhan kredit pensiun kepada peserta Taspen mencapai 94% dari tahun sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa BNI telah berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi calon pensiun maupun pensiunan terutama peserta Taspen,” ujar Tambok.

Diharapkan melalui acara ini, BNI sebagai salah satu mitra Taspen dapat lebih memberikan layanan yang optimal dari sisi penyaluran manfaat pensiun maupun pembiayaan bagi segenap ASN dan pensiunan terutama untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengelolaan keuangan secara bijak pada masa pensiun. (jef)