Arsip Kategori: ekbis

Raup Laba Rp 23,5 Triliun, Efisiensi dan FBI Topang Kinerja BRI di Triwulan III 018


JAKARTA: (Globalnews.id)- PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk beserta perusahaan anak terus menorehkan pencapaian kinerja positif diatas rata rata perbankan nasional hingga akhir periode Triwulan III Tahun 2018.

Dalam pemaparan laporan keuangan Triwulan III 2018 Bank BRI yang diselenggarakan di Kantor Pusat BRI, Jakarta (24/10), Direktur Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo mengungkapkan bahwa perseroan mampu meraup laba bersih sebesar Rp.23,5 triliun, tumbuh 14,6 persen year on year dibandingkan laba pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp.20,5 triliun. Sedangkan untuk aset, secara konsolidasi Bank BRI per Triwulan III 2018 tercatat sebesar Rp 1.183,4 Triliun, naik 13,9% year on year.
Kinerja ini disokong oleh penyaluran kredit yang tumbuh diatas rata rata industri perbankan Indonesia. “Hingga akhir September, Bank BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp.808,9 triliun atau naik sebesar 16,5 persen dibandingkan periode September 2017 sebesar Rp.694,2 triliun. Angka ini lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit perbankan nasional pada September 2018 sebesar 12,6 persen,” urai Haru.

Dari sisi komposisi kredit, Bank BRI secara konsisten terus meningkatkan penyaluran kredit ke segmen UMKM. Kredit senilai Rp.621,8 triliun atau sekitar 76,9 persen dari total kredit BRI disalurkan ke segmen UMKM hingga akhir September 2018. “Secara year on year, kredit ke segmen UMKM tumbuh 16,5 persen. Ini bukti komitmen BRI untuk terus memberdayakan UMKM di Indonesia,” imbuhnya.

Akselerasi penyaluran kredit mampu diimbangi BRI dengan tetap menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah, yakni NPL Gross BRI, yang tercatat sebesar 2,5 persen. NPL BRI tercatat lebih kecil daripada NPL industri, dimana NPL industri perbankan di Indonesia berada di kisaran 2,7 persen.
Sebagai bank yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan porsi terbesar, BRI terus mendorong penyaluran KUR ke sektor produktif. Hingga akhir September 2018, tercatat BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp.69 triliun atau 86,6% dari target penyaluran tahun 2018 sebesar Rp.79,7 triliun. KUR tersebut disalurkan kepada lebih dari 3,4 juta debitur.

Dari total Rp.69 triliun KUR yang berhasil disalurkan selama sembilan bulan, 42% diantaranya disalurkan ke sektor produktif. “Komposisi penyaluran KUR akan terus kami fokuskan ke sektor produktif sesuai arahan Presiden Jokowi,” ujar Haru.Dari sisi simpanan, Dana Pihak Ketiga BRI berhasil tumbuh double digit sebesar 13,3 persen ke posisi Rp 872,7 triliun di Triwulan III 2018 dari posisi Rp 770,6 triliun di Triwulan III 2017. Dana murah (CASA) masih mendominasi DPK BRI dengan proporsi 56,5 persen.

Kinerja bisnis positif diatas ditunjang oleh peningkatan efisiensi operasional perusahaan. Rasio BOPO Bank BRI di akhir September 2018 tercatat sebesar 70,6 persen, lebih rendah dibandingkan dengan BOPO di posisi akhir September 2017 yakni 73,2 persen. Ini tak lepas dari strategi perusahaan yang terus berinovasi melakukan digitalisasi baik dalam produk dan layanannya.
Fee Based Income (FBI) serta pendapatan operasional lainnya juga memiliki peran penting mendorong pendapatan perseroan. Tercatat FBI tumbuh 18,4 persen secara year on year. “Dengan sisa tiga bulan hingga bulan Desember, kami optimistis mampu mencapai target yang telah dicanangkan,” pungkas Haru.(jef)

Tanggap Darurat Bencana NTB, BUMN Realisasikan 1.500 Huntara


SEMBALUN:(Globalnews.id)- Sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mewujudkan tempat tinggal semi permanen yang ramah gempa bagi para korban bencana di beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat. Sebanyak 1.500 unit hunian sementara (Huntara) yang jauh lebih layak dibandingkan tenda darurat ini kini telah berdiri di beberapa 18 lokasi terdampak gempa dan mampu menampung setidaknya 1.500 keluarga korban bencana.

Salah satu lokasi dengan jumlah Huntara terbanyak adalah Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yaitu sebanyak 200 unit Huntara dan Desa Sajang sebanyak 127 unit Huntara.

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), Catur Budi Harto mengatakan, Huntara yang telah dibangun oleh beberapa BUMN telah mencapai 1.500 unit di seluruh NTB yang terdampak bencana gempa. Sebanyak 700 unit diantaranya dibangun di Kecamatan Sembalun. BNI menjadi koordinator pembangunan ke-700 unit Huntara di Sembalun tersebut, sebagai kolaborasi dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Adapun untuk proses konstruksinya berkolaborasi dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Hunian ini juga langsung mendapatkan penerangan dengan teralirkannya listrik oleh PLN.


“Ini merupakan hasil kerja bersama BUMN dimana yang 1.500 Huntara sudah selesai kami bangun,” ujar Catur kepada awak media di Desa Sembalun Bumbung.
Turut hadir pula pada kesempatan ini Direktur Manajemen Risiko BNI Bob Tyasika Ananta.
Tak hanya di Desa Sembalun Bumbung, 700 Huntara yang dibangun juga tersebar di 5 desa sekitar, yaitu Desa Sembalun Timbal Gading, Desa Sembalun, Desa Sajang, Desa Sembalun Lawang, dan Desa Bilok Petung. “Ini tergolong hunian ramah gempa,” ujar Catur.


Sejak awal masa pemulihan, BUMN telah bergerak cepat memulihkan berbagai macam layanan untuk masyarakat terdampak gempa. Seperti layanan telekomunikasi, energi, perbankan, kelistrikan, bantuan logistik, pelayaran, penerbangan hingga kesehatan.
Pada saat bencana baru saja melanda NTB, berbagai BUMN sempat juga sempat menyalurkan tenda-tenda darurat sebagai hunian sangat sementara sebelum unit-unit Huntara berdiri. BNI mengirimkan tenda ukuran 4 x 6 meter dan tenda peleton berukuran 14 x 6 meter di Sembalun.
BNI juga menyediakan 2 unit Dapur Umum, membangun 3 unit Sekolah Darurat, dan mengirimkan 50 relawan. Sebanyak 10.000 selimut dan ratusan jaket pun terkirim sejak masa tanggap darurat dimulai.(jef)

BNI dan Mandiri Fokus Percepat Pembangunan HUNTARA di Sigi

BNI dan Bank Mandiri fokus pada percepatan pembangunan 400 Hunian Sementara (Huntara) di Desa Lolu dan Desa Sibalaya yang terletak di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Tidak hanya itu, BNI dan BUMN lain juga bersinergi untuk membangun fasilitas penunjang hidup lainnya seperti Ruang Kelas Sementara (RUKATARA), MCK, Fasilitas Air Bersih (Sumur Bor) di Sulawesi Tengah.

SIGI SULTENG:(Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan PT Bank Mandiri (Persero) fokus pada percepatan pembangunan 400 Hunian Sementara (Huntara) di Desa Lolu dan Desa Sibalaya yang terletak di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Tidak hanya rumah berupa hunian sementara ini yang dilakukan untuk meringankan beban korban bencana di Sulawesi Tengah, BNI dan BUMN lain juga bersinergi untuk membangun fasilitas penunjang hidup lainnya seperti Ruang Kelas Sementara (RUKATARA), MCK, Fasilitas Air Bersih (Sumur Bor) di Sulawesi Tengah.

Corporate Secretary BNI Kiryanto menuturkan hal tersebut di Jakarta, Jumat (19 Oktober 2018). Kiryanto menyebutkan, Sigi sempat menjadi kawasan terisolir sehingga aliran bantuan lebih sulit disampaikan ke kawasan tersebut. Untuk itu, BNI dan Mandiri bertindak cepat membawa bantuan yang mampu menjadi tempat tinggal sementara korban bencana gempa, tsunami, dan pergerakan tanah (liquifaksi) pada 28 September 2018 itu.

Pada saat bersamaan, BNI juga memastikan pelayanan perbankan terhadap masyarakat di kawasa bencana dapat diberikan secara maksimal. Hingga saat ini, sebanyak 17 kantor cabang dan kantor cabang pembantu di Palu, Parigi, dan Donggala telah kembali beroperasi. Untuk tetap memberikan layanan prima, BNI mengerahkan tenaga frontliners dari area Jakarta untuk melayani nasabah di daerah yang terkena bencana. Layanan tersebut juga didukung oleh 97 ATM yang telah kembali online dan 4 unit BNI Layanan Gerak (BLG) yang dikerahkan.

“Bekerja sama dengan BUMN, BNI berkomitmen untuk mempercepat pemulihan keadaan di daerah bencana, salah satunya di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Tidak hanya kebutuhan akan tempat berlindung, MCK, air minum, dan layanan perbankan, BNI mengirimkan relawan dari kaum milenial untuk membantu penyaluran bantuan ke daerah bencana,” ujar Kiryanto.

Melalui stafnya yang memiliki latar belakang psikologi, BNI juga menggelar Trauma Healing dan Mental Recovery untuk menghibur anak-anak para korban bencana. Selain itu, BNI telah mendirikan Posko Kesehatan Gratis dan Dapur Umum di Posko BNI, membagikan air bersih, menyediakan 1.000 nasi bungkus per hari, air mineral, dan makanan instan. (jef)

Kuartal III Tahun 2018, BNI Cetak Laba Bersih Rp 11,4 Triliun, Didorong Pertumbuhan Kredit 15,6%

Jakarta: (Globalnews.id) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBNI) mampu mencatat pertumbuhan laba bersih yang mencapai 12,6% year on year (YoY), yaitu dari Rp 10,16 triliun pada Kuartal III Tahun 2017 menjadi Rp 11,44 triliun pada Kuartal III Tahun 2018. Perolehan Laba Bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih (NII) BNI disertai perbaikan kualitas aset. Kinerja positif BNI tersebut tercapai ditengah pengetatan likuiditas yang bersumber dari ketidakpastian makro ekonomi global.
Pada Kuartal III Tahun 2018, BNI mencatat Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 14,2% (YoY), dimana komposisi DPK didominasi oleh dana murah (CASA) yang mencapai 61,9% atau meningkat dibandingkan CASA pada periode yang sama tahun 2017, yaitu 60,4%.
Ruang bagi BNI untuk menyalurkan kredit pun masih terbuka lebar, ditandai dengan likuiditas yang sehat, terlihat dari posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 89,0% pada Kuartal III Tahun 2018. Kondisi tersebut menegaskan bahwa BNI tetap mampu menjaga likuiditas yang baik dengan ruang yang cukup untuk terus melanjutkan ekspansi kredit hingga akhir tahun 2018.

Sumber Pertumbuhan Laba
Pertumbuhan laba bersih BNI yang mencapai 12,6%(YoY) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan laba bersih industri perbankan nasional yang per Juli 2018 lalu tumbuh sebesar 8,4% (YoY). Pertumbuhan laba bersih BNI tersebut ditopang oleh NII yang meningkat dari Rp 23,51 triliun pada Kuartal III Tahun 2017, menjadi Rp 26,01 triliun pada Kuartal III Tahun 2018, atau tumbuh 10,6% (YoY) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan NII di industri perbankan yang hanya mencapai 4,5% per Juli 2018. Pertumbuhan NII tersebut merupakan hasil dari penyaluran kredit BNI yang tetap terkelola dengan prudent dan optimal.
Pendukung pertumbuhan laba bersih BNI lainnya adalah Pendapatan Non Bunga yang tumbuh 6,0% (YoY), yaitu dari Rp 7,18 triliun pada Kuartal III Tahun 2017 menjadi Rp 7,61 triliun pada Kuartal III Tahun 2018. Pendapatan Non Bunga pada Kuartal III Tahun 2018 didorong oleh peningkatan kontribusi fee dari segmen business banking, antara lain fee dari trade finance yang tumbuh 16,3% (YoY) dan fee dari bank garansi yang tumbuh 28,4% (YoY). Penyokong utama Pendapatan Non Bunga juga berasal dari pertumbuhan bisnis Consumer & Retail, antara lain fee pengelolaan rekening yang tumbuh 8,9% (YoY), dan fee dari bisnis kartu yang tumbuh 6,9% (YoY).
Dengan adanya peningkatan Net Interest Income dan Non Interest Income, kualitas aset yang terjaga, serta upaya efisiensi yang konsisten telah dilakukan, maka BNI mampu meningkatkan profitabilitas yang tercermin dari Return on Equity (ROE) yang tumbuh mengesankan dari 15,9% menjadi 16,8%.

Kredit BNI
Pada Kuartal III Tahun 2018, BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar Rp 65,64 triliun atau meningkat 15,6% (YoY) dari posisi Rp 421,41 triliun pada Kuartal III Tahun 2017 menjadi Rp 487,04 triliun pada Kuartal III Tahun 2018. Pertumbuhan tersebut dikontribusi oleh kredit pada Bisnis Korporasi yang meningkat 18,5% (YoY), terutama kontribusi dari industri Manufaktur, Perdagangan, Restoran & Hotel, serta Konstruksi.
Pada Bisnis Konsumer, payroll loan masih menjadi penggerak utama dalam menumbuhkan kredit konsumer. Pada Kuartal III Tahun 2018, payroll loan mencatatkan pertumbuhan sebesar 43,7% (YoY). Kartu Kredit dan BNI Griya (Kredit Pemilikan Rumah) juga mencatatkan pertumbuhan yang membaik, masing-masing sebesar 8,1% dan 9,1% (YoY).
Untuk mendukung ekspansi Kredit, sampai dengan Kuartal III Tahun 2018, BNI mampu mendorong pertumbuhan DPK sebesar 14,2%(YoY), yaitu dari Rp 480,53 triliun pada Kuartal III Tahun 2017 menjadi Rp 548,59 triliun pada Kuartal III Tahun 2018. Pada Kuartal III Tahun 2018, BNI juga mampu menekan cost of fund dari 3,0% menjadi 2,8%. Hal ini karena BNI mampu menjaga rasio CASA yang meningkat ke level 61,9% pada Kuartal III Tahun 2018 dari sebelumnya 60,4% pada Kuartal III Tahun 2017. Perbaikan rasio ini didorong oleh pertumbuhan giro dan tabungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan deposito. BNI mencatatkan giro tumbuh 22,4% (YoY) pada Kuartal III 2018 dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Adapun Tabungan tumbuh 12,7% (YoY) dibandingkan Kuartal III 2017. Sementara pertumbuhan Deposito lebih lambat, yaitu 9,8% (YoY) pada Kuartal III 2018 dibandingkan Kuartal III 2017. Hal ini merupakan strategi BNI dalam menjaga rasio CASA yang kuat di level 61,9% dan menekan biaya dana.
Dalam upaya menghimpun dana murah, BNI terus meningkatkan hubungan baik dengan nasabah institusi atau kelembagaan, baik swasta, BUMN, maupun pemerintahan, serta mengembangkan layanan digital banking sebagai platform perbankan transaksional. Keberhasilan dalam upaya – upaya tersebut dapat dibuktikan dengan penambahan jumlah rekening yang mencapai 11,1 juta; yaitu dari 30,8 juta rekening pada Kuartal III Tahun 2017 menjadi 41,4 juta rekening pada Kuartal III Tahun 2018. Selain itu, tercatat peningkatan jumlah agen branchless banking (disebut dengan Agen46) dari 62.961 agen menjadi 108.717 agen.

Perbaikan Kualitas Aset
Pada Kuartal III Tahun 2018, BNI mencatatkan nilai aset yang mencapai Rp 763,52 triliun atau tumbuh 14,3% (YoY) di atas periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp 668,21 triliun. Dari sisi kualitas aset, NPL Gross BNI tercatat membaik menjadi 2,0% pada akhir September 2018 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,8%. Perbaikan NPL tersebut berasal dari membaiknya kolektibilitas, penyelesaian kredit, dan penurunan pokok kredit bermasalah disertai dengan pengelolaan kualitas aset yang terus membaik, salah satunya dengan cara melakukan ekspansi yang selektif dan prudent dengan manajemen risiko kredit yang terukur.
Oleh karena perbaikan kualitas kredit tersebut, BNI mampu menurunkan credit cost dari 1,7% pada Kuartal III Tahun 2017 menjadi 1,4% pada Kuartal III Tahun 2018. Sementara itu, coverage ratio juga mengalami peningkatan dari 147,4% pada Kuartal III Tahun 2017 menjadi 152,0% pada Kuartal III Tahun 2018 ini. Penetapan pencadangan ini merupakan langkah pre-emptive dan konservatif BNI yang dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan penurunan kualitas aset di masa-masa mendatang di tengah perkembangan ekonomi global dan domestik yang dinamis.

Semakin Digital
Pengembangan e-banking merupakan faktor kunci bagi perbankan ke depan sehingga hal tersebut juga menjadi fokus bisnis BNI. Pengembangan e-banking BNI ditujukan terutama untuk semakin mengefisienkan operasional, menjadi sumber pendapatan non interest income, dan sebagai strategi untuk meningkatkan CASA secara berkesinambungan.
Pengembangan e-banking BNI telah menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan pengguna baru mobile banking BNI sebanyak 1,4 juta pengguna dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 90,7 triliun. BNI juga terus meningkatkan kerjasama dengan beberapa e-commerce ternama sehingga jumlah transaksi melalui e-commerce meningkat 17,8% (YoY) mencapai 17,4 juta transaksi. Nilai transaksi tumbuh 26% dibandingkan pada periode yang sama tahun 2017 menjadi Rp 15,7 triliun.
Kinerja keuangan BNI tersebut tidak terlepas dari pencapaian kinerja perusahaan-perusahaan anak. BNI memiliki 5 perusahaan anak yang meliputi BNI Syariah, BNI Life, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, dan BNI Asset Management. Kelima perusahaan anak ini pada Kuartal III Tahun 2018 mampu berkontribusi 7,3% terhadap total laba bersih BNI secara konsolidasi atau sebesar Rp 806 miliar(jef).

Insurance Day 2018, Rekor MURI Literasi Kampus Terbanyak Sasar Generasi Millenial Cerdas, Sejahtera & Mandiri

Ketua Dewan Asuransi Indonesia Dadang Sukresna (kiri) Ketua Panitia Insurance Day 2018 Yanti Parapat (tengah) dan Deputi Komisioner Pengawas IKNB II OJK Moch. Ichsanuddin (kanan), dalam jumpa pers terkait Insurance Day 2018, di Jakarta, Kamis (18/10/2018)

JAKARTA: (Globalnews.id)- Dewan Asuransi Indonesia (DAI) pada hari ini meresmikan serangkaian kegiatan Insurance Day 2018, yang merupakan salah satu kalender industri asuransi Indonesia dalam mendukung kegiatan pemerintah, meningkatkan literasi dan edukasi keuangan ditengah masyarakat sekaligusmembantu meningkatkan dan memajukan penetrasi kesadaran berasuransi di Indonesia.

Melanjuti tema terdahulu yang telah menjadi jargon industri asuransi yakni “Mari Berasuransi”, Insurance Day 2018 mengangkat sub tema Cerdas, Sejahtera dan Mandiri. Melalui tema tersebut, menggambarkan tujuan bersama industri asuransi Indonesia, untuk dapat meningkatkan pemahaman asuransi, khususnya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, dalam mendorong ketersediaan akses dan layanan keuangan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 2017, indeks literasi asuransi di Indonesia baru mencapai 15,76 persen. Angka ini turun dari survei tahun 2013 lalu di angka 17,84 persen. Sementara tingkat utilitas mencapai 12,08 persen, tidak berubah jauh dari survei 2013 di angka 11,81 persen.

Terjemahan dari data tersebut, dari 100 orang Indonesia hanya 15 sampai 16 orang yang mengenal lembaga jasa keuangan asuransi. Sementara hanya ada 12 orang yang sudah menggunakan jasa asuransi. OJK pun tak tinggal diam untuk menggenjot tingkat pemahaman masyarakat terkait asuransi. Asuransi diharapkan mampu memberian kontribusi yang tinggi dalam kenaikan literasi keuangan di Indonesia.

Ketua Dewan Asuransi Indonesia Dadang Sukresna mengatakan,”Penetrasi Asuransi di Indonesia saat ini baru mencapai sekitar 6-7 %, jumlah ini terbilang masihsangatkecil dibandingkan populasi Indonesia yang mencapai lebihdari 265jutajiwa, yang memilikiasuransi barumencapai 1,7 %. Dari jumlah penduduk yang begitu besar, tentunya kenaikan penetrasi 1% saja akan terlihat peningkatan yang cukup besar dari sisi jumlah orang yang memahami pentingnya berasuransi”.

Dadang menambahkan, “Tema kegiatan tahun ini adalah “Mari Berasuransi” dengan mengangkat sub tema yaitu Cerdas, Sejahtera dan Mandiri. Melalui tema ini, kami ingin menggambarkan tujuan bersama industri asuransi Indonesia, untuk dapat meningkatkan pemahaman asuransi, khususnya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, dalam mendorong ketersediaan akses dan layanan keuangan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia”.

Kegiatan Insurance Day 2018fokus pada generasi milenial, dengan melakukan kegiatan literasi keuangan secara serentak atau bersamaan di 18 kota bertajuk “Goes To Campus”, melalui seminar dan kuliah umum, antara lain di kota; Aceh, Medan, Palembang, Semarang, Jogjakarta, Surakarta, Surabaya, jember, Bali, Banjarmasin, Samarinda, Makassar, Manado, dan Jayapura. Sementara Puncak acara Insurance Day 2018 akan diselenggarakanpada 16-18 November 2018 di Kota Bandung.

“Terkait kegiatan literasi keuangan yang dilaksanakan selama Insurance Day 2018, dengan bangga kami sampaikan, Musium Rekor Indonesia (MURI) telah memberikan penghargaan sebagai salah satu kegiatan “Literasi Asuransi Terbanyak” yang dilaksanakan di 18 kota” ujar Dadang.

Berdasarkan data BPS, jumlah usia yang masuk pada generasi milenial tersebut (usia 17 sampai dengan 35 tahun) atau disebut juga sebagai Gen “Y”, berdasarkan data kependudukan mencapai angka 30,1 persen. Generasi ini merupakan kekuatan besar perekonomian bangsa ke depan, sebagai generasi yang didukung oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan .

Sementara itu, Ketua Panitia Insurance Day 2018 Yanti Parapat mengatakan, “Produk Asuransi erat hubungannya untuk mendukung passion milenial, strategi Insurance day Tahun ini ialah enhancing hubungan antara asuransi dan passion milenial yang dikemas menjadi suatu festival dalam bentuk kegiatan exhibition, CSR dan Fun Walk, dimana masyarakat akan turut andil dan menjadi bagian seluruh kegiatan”.

Insurance day 2018 berpusat di kota Bandung Jawa Barat, dengan menyelenggarakan serangkaian kegiatan Exhihibition, CSR dan Fun Walk, selain itu pelaksanaan Insurance Day juga dilaksanakan di beberapa kota lainnya antara lain; Medan, Palembang, Jawa Tengah, Jogjakarta, Surabaya, Bali, Banjarmasin, Makassar, Manado dan Jayapura

“Dipilihnya kota Bandung sebagai pusat kegiatan Insurance Day tahun ini, karena Bandung dikenalmemilikisumberdayamanusia yang kreatif, aktifdaninovatif, tentunya memerlukan akses keuangan yang inklusif. Sehingga dapat meningkatkan pemahaman literasi dan inklusi tentang asuransi kepada anak-anak muda di kota Bandung”, tutur Yanti.

Inklusi keuangan menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam mendukung pembangunan nasional, sebagaimana tertuang dalam Perpres Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI). Melalui SNKI tersebut, pemerintah bersama-sama Kementerian Keuangan meningkatkan (akses) masyarakat kes ektorjasa keuangan dengan target 75% padaakhir 2019.

Dalam sambutannya Deputi Komisioner Pengawas IKNB II OJK Moch. Ichsanuddin, menyampaikan,“Peran industry perasuransian dalam pembangunan nasional perlu terus didorong perannya agar mampu berpartisipasi aktif mewujudkan perekonomian nasional yang mampu tumbuh secara stabil dan berkelanjutan”.

“Melalui Hari Asuransi tahun ini diharapkan dapat semakin mendukung terwujudnya keuangan inklusif dalam mendorong ketersediaan akses dan layanan keuangan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat” tutup Ichsanuddin.(jef)

BNI ITB Ultra Marathon, Momentum Cintai Kampus dengan Olahraga & Reksadana

Tanda tangan Prasasti — Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Adi Sulistyowati (tengah kanan) menandantangani prasasti BNI dan ITB bersama Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Kadarsah Suryadi (tengah kiri) disaksikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) serta Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Arcandra Tahar (kedua kiri) dalam acara Finish BNI – ITB Ultra Marathon 2018 di Bandung (14/10). Lomba lari ini menjadi momentum bagi seluruh civitas akademika Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mencintai kampusnya dengan menginvestasikan uangnya pada produk reksadana yang khusus didesain untuk menghimpun Endowment Fund pengembangan ITB ke depan.

BANDUNG:(Globalnews.id)- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil serta Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Arcandra Tahar berpartisipasi dalam kompetisi BNI ITB Ultra Marathon 2018 dengan menjadi peserta lari dalam kategori 10K dan 5K pada Minggu (14 Oktober) pagi.

Lomba lari ini menjadi momentum bagi seluruh civitas akademika Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mencintai kampusnya dengan menginvestasikan uangnya pada produk reksadana yang khusus didesain untuk menghimpun Endowment Fund pengembangan ITB ke depan. Ini juga kesempatan langka bagi masyarakat untuk memperoleh produk uang elektronik yang khusus diproduksi BNI dalam meramaikan kompetisi lari spektakuler ini, yaitu Kartu TapCash Edisi BNI ITB Ultra Marathon 2018.

Hadir pada kesempatan Finish BNI ITB Ultra Marathon 2018 di Kampus ITB, Bandung, Minggu (14 Oktober 2018), Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Adi Sulistyowati.

Pada kesempatan ini, BNI membantu ITB dalam menghimpun, mengelola, dan mengembangkan endowment fund (dana lestari), karena sebagai perguruan tinggi berbadan hukum, ITB harus lebih mandiri dalam mencari sumber pendanaan sendiri.

Endowment fund ini dikumpulkan dari civitas akademika ITB khususnya para alumni dan anthusias ITB. Endowment fund yang dikembangkan bersama antara BNI dan ITB berbentuk Reksa Dana yang diberi nama Reksa Dana ITB Harmoni BNI AM yang dikelola oleh PT BNI Asset Management (selanjutnya disebut “BNI-AM”) yang merupakan perusahaan anak dari BNI.

“Sejak tahun 1968 BNI ada di ITB. Merupakan suatu kebanggaan bagi BNI dapat menjadi bagian dari ITB Ultra Marathon,” ujar Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi.
Reksadana ini dikelola oleh salah satu perusahaan anak BNI yaitu BNI Asset Management (BNI-AM), sehingga diberi nama Reksa Dana ITB Harmoni BNI-AM.
BNI-AM telah bekerja sama dengan ITB selama 1 tahun dalam mengelola Reksa Dana ITB Harmoni BNI-AM. Reksa Dana ITB Harmoni BNI-AM ini merupakan Reksa Dana jenis Pendapatan Tetap yang diterbitkan dengan tujuan untuk mendapatkan bunga dan apresiasi nilai pokok dengan aset dasar minimum 80% pada efek bersifat Utang yang diterbitkan di Indonesia dan maksimum 20% pada instrumen Pasar Uang dan/atau Deposito.

Cara pembelian Reksa Dana ITB Harmoni BNI-AM adalah melalui Agen Penjual Reksa Dana BNI-AM, baik di perusahaan sekuritas, cabang Bank BNI, maupun Agen Penjual Online dengan harga mulai Rp 100.000 per unit penyertaan. Sebagai informasi, investor dapat mengetahui kinerja Reksa Dana ini, melalui website di agen-agen penjual Reksa Dana maupun laporan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang dikirimkan oleh Bank Kustodian secara reguler. Sebagian imbal hasil investasi tersebut akan dialokasikan untuk mengembangkan Dana Lestari ITB.

“Saat ini komposisi investor yang berinvestasi di Reksa Dana ITB Harmoni BNI-AM terdiri atas komunitas alumni ITB & investor institusi BNI-AM. Kami berharap semua mahasiswa & seluruh alumni serta civitas akademika ITB lainnya dapat turut berinvestasi demi kemajuan ITB karena imbal hasil investasi Reksa Dana ini dapat digunakan untuk pengembangan kampus baik untuk riset, beasiswa, pengembangan sarana, maupun prasarana kampus,” ujar Reita Farianti selaku Direktur Utama BNI Asset Management.

*Student Lounge*
Bersamaan dengan acara ini, BNI juga menyerahkan bantuan kepada ITB yaitu BNI Student Lounge. Harapannya ini dapat menjadi tempat diskusi bagi para mahasiswa.

“BNI merenovasi salah satu area di Fakultas Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB menjadi BNI Student Lounge. Area ini dapat digunakan oleh para milenial untuk berinteraksi dan berdiskusi. Di area yang berkapasitas hingga 50 orang ini, mahasiswa juga dapat mengakses informasi terkini dari fakultas termasuk informasi finansial.” tambah Susi.

Untuk mendukung para milenial ini, BNI menyiapkan 4.250 Kartu TapCash edisi khusus BNI ITB Ultramarathon 2018 yang juga dapat digunakan para pelari untuk bertransaksi, baik selama acara Flag Off berlangsung di Kantor pusat BNI, acara Finish di Kampus ITB, maupun setelah Kompetisi ini selesai.

*Tentang Kompetisi*
Lomba lari BNI ITB Ultra Marathon 2018 menempuh jalur Jakarta – Bandung sejauh 170 kilometer. Lomba ini tidak hanya dijalankan sebagai kampanye gaya hidup sehat melainkan juga sebagai ajang perluasan literasi keuangan. Kompetisi ini merupakan yang kedua kalinya dilaksanakan sebagai kolaborasi antara BNI, ITB, dan YSF.

BNI ITB Ultra Marathon Kedua ini mendapat sambutan yang sangat antusias dari masyarakat, baik dari kalangan umum maupun dari kalangan alumni ITB. Terdapat penambahan peserta yang signifikan dibandingkan tahun 2017. Sampai dengan saat ini tercatat lebih dari 2.000 peserta kategori Ultra Marathon dan Festival. Sementara itu, kategori fun run 5 K masih berlangsung pendaftarannya.

Kegiatan BNI ITB Ultra Marathon 170 Kilometer diselenggarakan untuk mengajak masyarakat umum berpartisipasi sebagai peserta dan juga menjadi athusiast ultra marathon, secara khusus untuk menggalang kepedulian dan rasa memiliki alumni ITB pada almamaternya.

BNI ITB Ultra Marathon ini, memiliki 3 kategori kegiatan yaitu Lomba (berhadiah), Festival dan Fun Run. Kategori lomba dibuka untuk ultra marathon yg berlari diatas 42 kilometer, sedangkan untuk kategori festival merupakan non ultra marathon yaitu pelari relay 4 dan seterusnya.

Sementara untuk Fun Run merupakan lari dengan jarak tempuh 5 Kilometer.Untuk kategori lomba, ada 2 jenis lomba yaitu Solo 170K Putra dan Putri serta Relay 2x85K Putra Putri. Untuk kategori festival, ada 3 jenis acara yaitu Relay 4 x 25 K, Relay 8 x 21K, dan Relay 16 x 10.7K. Sedangkan Fun Run 5 K diadakan untuk menyambut kedatangan para pelari ultra marathon, dan akan mengambil posisi start dari Jalan Ir. Soekarno, menuju Kampus ITB, Jalan Ganesha 10, Bandung.(jef)

Presiden Jokowi Bersama Para Menteri Kabinet Kerja Apresiasi Kopi Solidaritas

Nusa Dua, Bali (Globalnews.id)- Di tengah penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF – WB hari ke 5, Presiden Joko Widodo bersama beberapa Menteri Kabinet Kerja menyempatkan diri untuk meminum kopi yang disediakan oleh booth BRIKOPI di BNDCC. Presiden Jokowi menikmati sajian kopi tersebut bersama Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Polhukam Wiranto, Mensesneg Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Mendag Enggartiasto Lukita dan Menperin Airlangga Hartanto.

Setelah menikmati sajian kopi tersebut, Presiden Jokowi menyempatkan untuk berkunjung langsung ke stan booth BRIKOPI dengan ditemani oleh Direktur Utama Bank BRI Suprajarto. Ia pun memuji rasa kopi hasil racikan barista Muhammad Aga dan Rendy Anugrah Mahesa. “Kopinya enak,” ujarnya singkat.

Kopi tersebut merupakan kopi solidaritas, yang diinisasi oleh Bank Indonesia bersama Bank BRI dimana selama perhelatan pertemuan tahunan IMF – WB akan diberikan secara gratis sebanyak 12.000 cup. Atas satu cup kopi yang dikonsumsi, Bank BRI akan mendonasikan bantuan senilai Rp.100.000 kepada korban gempa di Lombok dan Sulteng.

Hingga hari kelima, tercatat tak kurang dari 8.700 cup sudah di konsumsi oleh para delegasi. “Antusiasme para delegasi sangat tinggi, karena mereka bisa mendapatkan kopi gratis sekaligus menyumbang. Hal ini menunjukkan betapa besar perhatian dunia internasional bagi Saudara kita yang tertimpa musibah di Lombok dan Sulawesi Tengah” ujar Direktur Utama Bank BRI Suprajarto.(jef)

BNI Mendapat Dukungan dari Standard Chartered, DBS, UOB dan HSBC

Direktur Bisnis Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo (Kanan) dan Head of Global Banking, South East Asia HSBC Bank Stephen Williams (Kiri) berjabat tangan setelah melakukan one on one meeting yang dilaksanakan di Nusa Dua, Bali (Kamis, 11 Oktober 2018). BNI bekerja sama dengan Standard Chartered, DBS, UOB serta HSBC untuk peningkatan penyaluran pembiayaan trade finance.

Nusa Dua: (Globalnews.id)- Selama penyelenggaraan Pertemuan Tahunan International Monetary Fund- World Bank Group 2018, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI turut mengambil kesempatan untuk meningkatkan kerja sama dengan beberapa bank koresponden yang turut hadir yaitu Standard Chartered, DBS, UOB dan HSBC. Pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 11-12 Oktober 2018 tersebut bertujuan untuk memperkuat hubungan bisnis yang telah berjalan sekaligus membahas upaya memperkuat sinergi bisnis yang mendukung pengembangan kegiatan ekspor Indonesia.

Direktur Bisnis Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo, mengatakan bahwa saat ini pemerintah telah menekankan pentingnya peningkatan volume ekspor. Maka sejalan dengan kebijakan tersebut, Rico optimis bahwa kerjasama dengan bank-bank global ini akan mampu mendorong peningkatan penyaluran pembiayaan trade finance dan secara umum mempercepat pengembangan bisnis BNI baik di dalam dan di luar negeri.

“Sebelum pertemuan di Bali ini, BNI dan sejumlah bank global di atas telah banyak melakukan kerjasama bisnis dalam transaksi trade, bank garansi, remittance, tresuri dan sindikasi. Dengan semangat ‘Bridging Indonesia and the World’, BNI siap melayani kebutuhan nasabah untuk transaksi trade dan internasional melalui seluruh kantor cabang dalam negeri dan 8 kantor cabang BNI di luar negeri yang tersebar di Singapura, Tokyo, Osaka, Hong Kong, London, New York, Seoul dan Yangon,” ujar Rico.

BNI sendiri telah ditunjuk oleh Panitia Nasional penyelenggara Annual Meeting IMF-WB 2018 sebagai Official Bank Partner untuk pengelolaan dana (cash management) bagi panitia nasional. BNI juga menjadi bank penerbit Kartu Virtual Account Debit yang digunakan oleh para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari seluruh dunia yang hadir di Bali pada perhelatan ini. Annual Meeting diikuti oleh 25 menteri keuangan serta diperkirakan telah dihadiri sebanyak 34,000 peserta dari 189 negara. (jef)

BNI dan MUFG Berkomitmen Meningkatkan Transaksi Ekspor Indonesia


Direktur Bisnis Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo (Kanan) dan Managing Director, Head of Global Corporate Banking Office MUFG Bank Ltd Miki Katayama (Kiri) berjabat tangan setelah melakukan one on one meeting dilaksanakan di Nusa Dua, Bali (Kamis, 11 Oktober 2018). MUFG menyatakan kesiapannya untuk menyediakan pembiayaan jangka pendek bagi Trade Finance BNI dalam berbagai mata uang, antara lain USD, JPY, SGD dan CNY.

Nusa Dua: (Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) telah ditunjuk oleh Panitia Nasional penyelenggara Annual Meeting IMF-WB 2018 sebagai Official Bank Partner untuk pengelolaan dana (cash management) bagi panitia nasional. Selama penyelenggaraan AM IMF-WB 2018, BNI turut mengambil kesempatan untuk meningkatkan kerja sama dengan bank koresponden yang turut hadir dalam pertemuan bergengsi tersebut. Salah satunya adalah pertemuan dengan Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) pada tanggal 11 Oktober 2018 di Melia Hotel Bali.
Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk memperkuat hubungan bisnis yang telah berjalan dan membahas komitmen MUFG dalam mendukung transaksi ekspor Indonesia yang dijalankan oleh BNI, khususnya melalui pembiayaan Trade Finance untuk seluruh cabang BNI di dalam maupun luar negeri. MUFG menyatakan kesiapannya untuk menyediakan pembiayaan jangka pendek bagi BNI dalam berbagai mata uang, antara lain USD, JPY, SGD dan CNY.

Direktur Bisnis Tresuri dan Internasional BNI, Rico Rizal Budidarmo, menyampaikan bahwa saat ini fokus pemerintah diarahkan kepada peningkatan ekspor dan secara simultan melakukan pengendalian impor. Rico optimis bahwa dengan komitmen pembiayaan trade finance dari MUFG, BNI akan mampu mendorong peningkatan penyaluran kredit ekspor dan umum mempercepat pengembangan bisnis BNI.
BNI dan MUFG saat ini telah menjalin kerja sama dalam transaksi trade, bank garansi, remittance, tresuri dan sindikasi.
Dengan semangat “Bridging Indonesia and the World”, BNI siap melayani kebutuhan nasabah untuk transaksi trade dan internasional melalui seluruh kantor cabang dalam negeri dan 8 kantor cabang BNI di luar negeri yang tersebar di Singapura, Tokyo, Osaka, Hong Kong, London, New York, Seoul dan Yangon.(jef)

BNI Turut Biayai Proyek Tol Ruas Tol Trans Sumatera Hutama Karya Ruas Terbanggi Besar – Kayu Agung

Direktur Bisnis Korporasi BNI Putrama Wahju Setyawan (Kedua Kiri), Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo (Kedua Kanan) menandatangani Perjanjian Kredit Sindikasi untuk Proyek Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Terbanggi Besar – Kayu Agung di Bali (Kamis, 11 Oktober 2018). Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Direktur Keuangan Hutama Karya Anis Anjayani (Kanan) dan General Manager Divisi BUMN dan Institusi Pemerintah (BIN) BNI A.A.G Agung Dharmawan (Kiri). Dalam pembiayaan sindikasi perbankan ini, BNI ditunjuk sebagai Joint Mandated Lead Arranger and Bookrunner (JMLAB) dan berkomitmen untuk menyalurkan Kredit Investasi (KI) dengan maksimum kredit sebesar Rp 2,45 Triliun.

JAKARTA:(Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI turut membiayai Proyek Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Terbanggi Besar – Kayu Agung yang hak pengelolaannya dipegang oleh PT Hutama Karya (Persero) atau Hutama Karya. Bentuk kontribusi BNI terhadap pembiayaan sindikasi tersebut adalah dengan memberikan Kredit Investasi (KI) dengan maksimum kredit sebesar Rp 2,45 Triliun.
Pemberian KI secara sindikasi tersebut ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kredit antara Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo dengan Direktur Bisnis Korporasi BNI Putrama Wahju Setyawan serta Jajaran Direksi Bank peserta Sindikasi pada Indonesia Infrastructure Investment & Financing Signing Ceremony yang diadakan di Nusa Dua, Bali, Kamis 11 Oktober 2018. Seremonial tersebut merupakan bagian dari Indonesia Investment Forum 2018: A New Paradigm in Infrastructure Financing.


Putrama Wahju Setyawan menyampaikan, Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Terbanggi Besar – Kayu Agung memiliki panjang total 189,2 km terdiri dari ruas dukungan pemerintah (Viability Gap Fund) sepanjang 83 km dan ruas yang dibangun oleh Hutama Karya sepanjang 106,2 km dengan masa konsesi selama 40 tahun yang juga dipegang oleh Hutama Karya.
“Dari total nilai investasi pembangunan yang mencapai Rp 13,57 Triliun, sebesar Rp 9,16 Triliun (67,53%) dibiayai secara sindikasi Perbankan. Progress pekerjaan konstruksi jalan tol ini per Agustus 2018 telah mencapai mencapai 75,11%, dan diproyeksikan akan beroperasi secara komersial pada Oktober 2019. Dalam pembiayaan sindikasi perbankan ini, BNI ditunjuk sebagai Joint Mandated Lead Arranger and Bookrunner (JMLAB) bersama dengan Mandiri, CIMB Niaga, PT. Sarana Multi Infrastruktur dan BRI. Selain itu, BNI juga berperan sebagai agen escrow atau penampungan,” ujar Putrama.
Tidak hanya memberikan pembiayaan secara sindikasi, BNI juga telah mendukung aktivitas bisnis PT Hutama Karya (Persero) secara keseluruhan melalui penyediaan Corporate Card dan layanan E-Payment untuk ruas-ruas tol. Bagi pegawai PT Hutama Karya (Persero) juga telah menjadi nasabah BNI Payroll, BNI juga telah menyalurkan Kredit Tanpa Agunan (BNI Fleksi) dan Kredit Kepemilikan Properti (BNI Griya) untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dari segi konsumer. (jef)