JAKARTA:(Globalnews.id)- Sebagai respon atas tekanan meningkatnya biaya dana (cost of fund), Bank DKI melakukan perbaikan struktur dana yang tercermin dari komposisi dana murah mencapai 50,91% per Juni 2018, membaik dibandingkan periode yang sama sebelumnya sebesar 47,03% per Juni 2017.
Bank DKI juga mendorong peningkatan rasio LDR dengan mendorong pertumbuhan penyaluran kredit lebih tinggi daripada pertumbuhan Dana Pihak Ketiga. Per Juni 2018, LDR Bank DKI tercatat membaik dari 72,07% per Juni 2017 menjadi 79,37% per Juni 2018. Demikian disampaikan Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, (27/07).
Lebih lanjut Kresno menjelaskan pertumbuhan penyaluran kredit mencatatkan pertumbuhan 9,33% (YoY) dari Rp25,52 triliun per Juni 2017 menjadi Rp27,90 triliun per Juni 2018.
Pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit mikro yang tumbuh 64,37% dari Rp351,62 milyar per Juni 2017 menjadi Rp577,96 milyar per Juni 2018. Pertumbuhan kredit di sektor mikro didorong oleh pengembangan jaringan kantor Bank DKI di lokasi-lokasi pasar di DKI Jakarta.
Pertumbuhan penyaluran kredit juga dibarengi dengan perbaikan rasio NPL Gross yang tercatat sebesar 3,82% YoY per Juni 2018 dari 4,73% per Juni 2017. Membaiknya rasio NPL tersebut didorong dengan upaya perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit dilakukan secara prudent.
Beberapa hal yang dilakukan antara lain dengan menyempurnakan SOP, penataan kewenangan memutus kredit sesuai dengan prinsip four eyes principles, sentralisasi proses analisa dan administrasi kredit, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang perkreditan. Selain itu, Bank DKI juga melakukan penagihan kredit secara intensif, lelang eksekusi, pengambilalihan agunan dan restrukturisasi kredit.
Adapun Dana Pihak Ketiga Bank DKI per Juni 2018 tercatat sebesar Rp35,16 triliun dengan komposisi dana murah mencapai 50,91%, membaik dibandingkan periode yang sama sebelumnya sebesar 47,03%. Membaiknya komposisi Dana Pihak Ketiga tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan Tabungan sebesar 13,64% YoY dari Rp7,14 triliun per Juni 2017 menjadi Rp8,11 triliun per Juni 2018 dan pertumbuhan Giro sebesar 2,87% dari Rp9,51 triliun per Juni 2017 menjadi Rp9,79 per Juni 2019.
Pertumbuhan tabungan didorong oleh sejumlah inovasi Bank DKI yang memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan seperti pembayaran E-Samsat (Pajak Kendaraan Bermotor), aplikasi JakOne Mobile yang semakin memudahkan nasabah untuk bertransaksi secara less cash dengan penerapan fitur QR (Quick Response), pembayaran PBB dengan menggunakan ATM dan aplikasi JakOneMobile.
Berbagai aktivitas bisnis yang dilakukan tersebut telah mendorong pencapaian laba per Juni 2018 sebesar Rp356,39 miliar. Adapun total aset Bank DKI per Juni 2018 tercatat sebesar Rp46,43 triliun.
Terus Kembangkan Digital Banking
Selain pencapaian kinerja keuangan, Bank DKI sepanjang tahun 2018 terus mendorong pengembangan produk digital banking termasuk JakOne Mobile yang merupakan aplikasi layanan keuangan digital yang terdiri mobile banking dan mobile wallet dan dapat dipergunakan untuk melakukan transaksi kebutuhan sehari-hari.
Tahun 2018, Bank DKI juga mendapatkan beberapa penghargaan terkait dengan inovasi dan digital banking seperti Most Promising Prepaid Smart Card For Smart City pada Produk JakCard Jawara Financial Indonesia 2018, Innovative Company in Digital Financial Services kategori Bank Pembangunan Daerah pada Indonesia Digital Innovative Awards 2018, The First Trendsetter E-Money Kategori Bank Pembangunan Daerah pada Infobank Banking Service Excellence Awards 2018. Bank DKI juga mendapatkan Rekor Pelayanan STNK Secara Digital Dengan Sistem Pembayaran QR Code Pertama di Indonesia dari Museum Rekor Indonesia. (jef)