Arsip Kategori: ekbis

Fokus Salurkan Kredit Mikro, Kredit Bank DKI Tumbuh 9,34%


JAKARTA:(Globalnews.id)- Sebagai respon atas tekanan meningkatnya biaya dana (cost of fund), Bank DKI melakukan perbaikan struktur dana yang tercermin dari komposisi dana murah mencapai 50,91% per Juni 2018, membaik dibandingkan periode yang sama sebelumnya sebesar 47,03% per Juni 2017.

Bank DKI juga mendorong peningkatan rasio LDR dengan mendorong pertumbuhan penyaluran kredit lebih tinggi daripada pertumbuhan Dana Pihak Ketiga. Per Juni 2018, LDR Bank DKI tercatat membaik dari 72,07% per Juni 2017 menjadi 79,37% per Juni 2018. Demikian disampaikan Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, (27/07).

Lebih lanjut Kresno menjelaskan pertumbuhan penyaluran kredit mencatatkan pertumbuhan 9,33% (YoY) dari Rp25,52 triliun per Juni 2017 menjadi Rp27,90 triliun per Juni 2018.

Pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit mikro yang tumbuh 64,37% dari Rp351,62 milyar per Juni 2017 menjadi Rp577,96 milyar per Juni 2018. Pertumbuhan kredit di sektor mikro didorong oleh pengembangan jaringan kantor Bank DKI di lokasi-lokasi pasar di DKI Jakarta.

Pertumbuhan penyaluran kredit juga dibarengi dengan perbaikan rasio NPL Gross yang tercatat sebesar 3,82% YoY per Juni 2018 dari 4,73% per Juni 2017. Membaiknya rasio NPL tersebut didorong dengan upaya perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit dilakukan secara prudent.

Beberapa hal yang dilakukan antara lain dengan menyempurnakan SOP, penataan kewenangan memutus kredit sesuai dengan prinsip four eyes principles, sentralisasi proses analisa dan administrasi kredit, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang perkreditan. Selain itu, Bank DKI juga melakukan penagihan kredit secara intensif, lelang eksekusi, pengambilalihan agunan dan restrukturisasi kredit.

Adapun Dana Pihak Ketiga Bank DKI per Juni 2018 tercatat sebesar Rp35,16 triliun dengan komposisi dana murah mencapai 50,91%, membaik dibandingkan periode yang sama sebelumnya sebesar 47,03%. Membaiknya komposisi Dana Pihak Ketiga tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan Tabungan sebesar 13,64% YoY dari Rp7,14 triliun per Juni 2017 menjadi Rp8,11 triliun per Juni 2018 dan pertumbuhan Giro sebesar 2,87% dari Rp9,51 triliun per Juni 2017 menjadi Rp9,79 per Juni 2019.

Pertumbuhan tabungan didorong oleh sejumlah inovasi Bank DKI yang memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan seperti pembayaran E-Samsat (Pajak Kendaraan Bermotor), aplikasi JakOne Mobile yang semakin memudahkan nasabah untuk bertransaksi secara less cash dengan penerapan fitur QR (Quick Response), pembayaran PBB dengan menggunakan ATM dan aplikasi JakOneMobile.

Berbagai aktivitas bisnis yang dilakukan tersebut telah mendorong pencapaian laba per Juni 2018 sebesar Rp356,39 miliar. Adapun total aset Bank DKI per Juni 2018 tercatat sebesar Rp46,43 triliun.

Terus Kembangkan Digital Banking

Selain pencapaian kinerja keuangan, Bank DKI sepanjang tahun 2018 terus mendorong pengembangan produk digital banking termasuk JakOne Mobile yang merupakan aplikasi layanan keuangan digital yang terdiri mobile banking dan mobile wallet dan dapat dipergunakan untuk melakukan transaksi kebutuhan sehari-hari.

Tahun 2018, Bank DKI juga mendapatkan beberapa penghargaan terkait dengan inovasi dan digital banking seperti Most Promising Prepaid Smart Card For Smart City pada Produk JakCard Jawara Financial Indonesia 2018, Innovative Company in Digital Financial Services kategori Bank Pembangunan Daerah pada Indonesia Digital Innovative Awards 2018, The First Trendsetter E-Money Kategori Bank Pembangunan Daerah pada Infobank Banking Service Excellence Awards 2018. Bank DKI juga mendapatkan Rekor Pelayanan STNK Secara Digital Dengan Sistem Pembayaran QR Code Pertama di Indonesia dari Museum Rekor Indonesia. (jef)

Semester I 2018, Penyaluran KUR BNI Telah Capai 70% dari Target

nfo Foto:
(Ki-Ka) Direktur Utama Perhutani Denaldy Mulino Mauna, Direktur Utama PTPN XII Berlino Mahendra Santosa, Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto dan Direktur Operasi Ritel Jasindo Sahata L Tobing menandatangani MoU Pemanfaatan Kawasan Hutan di area milik Perhutani untuk Kegiatan Budidaya Tanaman Kopi Guna Mendukung Ketahanan Pangan yang disaksikan oleh Deputi Industri Agro Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro di Jakarta, Rabu (25 Juli 2018).

JAKARTA:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mendapatkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Pemerintah sebesar Rp. 13,5 Triliun. Pada semester I tahun 2018, 70% dari plafon tersebut atau sebesar Rp 9,5 triliun telah tersalurkan. Guna terus mengoptimalkan penyaluran KUR, BNI makin fokus menggarap potensi sektor produksi.

Untuk itu, BNI menandatangani Nota Kesepahaman dan Kerjasama dengan Perum Perhutani, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII dan PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) terkait Pemanfaatan Kawasan Hutan di area milik Perhutani untuk Kegiatan Budidaya Tanaman Kopi Guna Mendukung Ketahanan Pangan. Hadir pada acara tersebut Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto, Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo, serta Jajaran Direksi Perhutani, PTPN XII, dan Jasindo.

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto menuturkan, untuk Petani Kopi di kawasan Tapal kuda ini BNI sudah mengucurkan KUR lebih dari Rp. 12,4 miliar kepada 1.257 petani dan jumlah ini akan terus meningkat mengingat di kawasan Perhutani terdapat lebih dari 18 ribu petani yang mengelola lahan seluas 13.930 hektar.

“Melalui kerjasama antara BNI, Perhutani, PTPN XII dan Jasindo, petani dapat memperoleh berbagai manfaat, yaitu pertama, petani mendapatkan pembinaan, akses pembiayaan, dan akses pasar hasil panen kopi rakyat. Kedua, Kualitas dan produktivitas kopi rakyat meningkat. Ketiga, Petani dapat melakukan budidaya dengan benar dan menjaga kelangsungan produksi tanaman kopi dan kelestarian lingkungan. Keempat, Tingkat keamanan kebun membaik seiring dengan meningkatnya kesejahteraan petani kopi rakyat. Dan yang terpenting adalah Petani mendapatkan harga jual yang lebih pasti dan lebih tinggi,” ujar Catur.


Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo juga menambahkan bahwa sampai dengan bulan Juni 2018, porsi pembiayaan UMKM BNI telah mencapai 19% dari target 20% UMKM yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, BNI sangat optimis di akhir tahun 2018 porsi pembiayaan UMKM melewati 20% dengan melihat potensi-potensi sinergi BUMN yang bisa digarap sampai akhir tahun.

“Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani kopi binaan Perhutani dan PTPN XII, maka BNI jg akan melakukan program capacity building yang memperkaya dan menambah pengetahuan para petani dan kelauragnya, sehingga keluarga petani kopi nantinya jg punya pilihan menjadi barista”, tambah Bambang.

Di sektor pertanian, sejak tahun 2011 sinergi untuk membina petani kopi di sekitar kebun, mulai dari kultur teknis budidaya kopi, panen dan membeli hasil panen kopi rakyat dengan mutu glondong merah, serta dengan harga lebih baik sudah dilakukan. Sinergi ini memberikan hasil yang baik, ditunjukkan dengan hasil kopi milik petani dapat dieksport dan petani dapat menikmati hasil dari sinergi ini.

PTPN XII akan berperan selaku pembina petani kopi dilahan Perhutani, selain pembinaan budidaya kopi sejak pembibitan, pemeliharaan serta memastikan petani melakukan budidaya kopi dengan baik, PTPN XII juga berperan penting dalam membeli dan menampung hasil panen mutu Superior (Glondong Merah). Perhutani sebagai pemilik lahan dimana petani yang tergabung dalam kelompok Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) melakukan budidaya di lahan tersebut, telah melakukan sinergi bersama BUMN dan petani untuk melaksanakan budidaya tanaman kopi yang baik disela-sela tanaman hutan. (jef)

BRI Meriahkan Gelaran Kirab Obor Asian Games 2018 di Denpasar


DENPASAR:(Globalnews.id)-Pelaksanaan event olahraga terbesar di Asia, yakni Asian Games 2018 hanya tinggal menghitung hari. Kurang dari sebulan ribuan atlit dari berbagai negara akan memadati tanah air dan bertanding memperbutkan medali dari berbagai cabang olahraga. Guna menyambut acara tersebut pemerintah mengajak seluruh pihak untuk terlibat secara aktif dalam Kirab Obor/Torch Relay Asian Games 2018 di 53 kota yang terdapat di 18 provinsi di Indonesia.

Proses penyalaan api abadi Obor Asian Games telah dilaksanakan dengan mengambil api abadi yang terdapat di Stadion Nasional Dhyan Chad, New Delhi, India pada Minggu (15/07). Kemudian, api dibawa ke Indonesia melalui penerbangan Boeing 737-400 miliki TNI Angkatan Udara Indonesia yang didaratkan di Lapangan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Setelah Kirab Obor pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2018 di Yogyakarta, yang diteruskan ke Banyuwangi, kini saatnya Api Abadi melewati propinsi Bali, melalui sejumlah Rute, yakni Gilimanuk, Kuta, dan Denpasar.
Dalam rangkaian tersebut, Bank BRI sebagai salah satu Official Prestige Partner Asian Games 2018 ikut memeriahkan prosesi Torch Relay Asian Games 2018. Obor dibawa langsung oleh Komisaris Utama Bank BRI Andrinof A. Chaniago dengan berlari sejauh 300 meter menuju lapangan Puputan Renon, Denpasar, Bali pada Selasa (24/07).

“Kirab Obor Asian Games 2018 atau Torch Relay ini sebagai penanda keikutsertaan Bank BRI untuk mendukung dan memeriahkan event olahraga terbesar di Asia tersebut. Kami percaya melalui momen ini dapat meningkatkan antusiasme masyarakat mengenai Asian Games 2018 yang akan di gelar di Jakarta – Palembang,” ungkap Andrinof A. Chaniago.
Komisaris Utama Bank BRI tersebut melakukan lari dengan membawa obor selama lebih kurang 30 menit, selanjutnya Andrinof A. Chaniago langsung menyerahkan obor kepada Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra dan secara bersama – sama menyalakan api abadi di Mini Cauldron yang terletak di depan Monumen Bajra Sandhi. Nantinya, api abadi akan terus dibawa oleh pengususung menuju Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 25 Juli 2018. Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Pariwisata RI Arief Yahya beserta Kepala Polisi Daerah Bali Irjen Pol. Petrus Reinhard Golose yang ikut menyaksikan prosesi Torch Relay tersebut.

Untuk memeriahkan dan meramaikan acara kirab, Bank BRI menyiapkan dan menghadirkan sejumlah hiburan rakyat untuk menghibur para pengunjung yang hadir dan meramaikan Lapangan Puputan Renon, di antaranya parade Traditional Dance, seperti Tari Hanuman, Tari Kecak, Tari Sekarjagat, dan hiburan Gamelan, serta performance Band Akustik dari Goody Bag Band.
Tidak hanya itu, BRI juga menghadirkan aneka jajanan yang kekinian melalui berbagai tenan food truck yang berasal dari para pengusaha UMKM yang menjadi nasabah binaan Bank BRI di Bali. Di arena makanan ini para pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai aneka pilihan menu jajanan yang variatif serta voucher belanja yang dibagikan kepada masyarakat selama acara berlangsung.

Di arena lain, BRI juga menyiapkan booth mini sport competition yang berisi berbagai kompetisi olahraga di antaranya Mini Competition Basket Ball, Mini Competition Panahan, dan Mini Copetition Tenis Meja. Penyediaan arena sport ini sebagai salah satu usaha BRI untuk menghidupkan energi olahraga sportivitas para pengunjung, sekaligus kembali menyuarakan tema Asian Games 2018 kepada masyarakat, Energy of Asia. Untuk para pemenang kompetisi mini sport, Bank BRI telah menyediakan berbagai hadiah menarik, salah satunya adalah Merchandise Asian Games 2018.
“Harapan kami melalui kegiatan ini masyarakat dapat mengetahui lebih banyak mengenai pelaksanaan event Asian Games 2018 yang saat ini tengah dikebut oleh pemerintah. Kirab obor ini juga sebagai sarana hiburan bagi masyarakat luas yang hadir di sekitar lokasi acara dan mempromosikan wisata kota pelaksanaan Torch Relay 2018,“ tutup Andrinof.(jef)

BNI Kucurkan Kredit untuk Perusahaan Pulp & Paper di Amerika Serikat


WASHINGTON DC:(Globalews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) melalui jaringan kantor luar negerinya memberikan dukungan fasilitas pembiayaan kepada Cascade Pacific Pulp LLC (CPP), yang merupakan pabrik penghasil Pulp di Amerika Serikat.

Fasilitas pembiayaan yang akan disalurkan melalui BNI Kantor Cabang Luar Negeri New York tersebut adalah sebesar USD 100 juta yang akan digunakan untuk mendukung peningkatan kinerja keuangan perusahaan melalui pembiayaan investasi. Pembiayaan ini akan membantu perusahaan untuk menjalankan program peningkatan kapasitas produksi pabrik dan juga modal kerja perusahaan.

Penyaluran pembiayaan tersebut ditandai dengan penandatanganan fasilitas pinjaman antara BNI dan CPP di Washington DC, Amerika Serikat, Senin (23 Juli 2018) waktu setempat, atau Selasa Waktu Indonesia Barat. Penandatanganan ini dihadiri oleh Direktur Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo, Director International Grand Investment Corporation Arvind K Agarwal, serta General Manager BNI New York Oswald JM Tambunan.

Rico Rizal Budidarmo menyampaikan bahwa pemberian fasilitas pembiayaan ini merupakan salah satu komitmen BNI untuk bersinergi dengan strategi pemerintah dalam upaya menjaga kecukupan pasokan bahan baku produksi dalam negeri. Hasil produksi pulp dari CPP diserap oleh beberapa perusahaan Indonesia yang membutuhkan jenis pulp dengan karakteristik serat panjang untuk kertas tissue dan juga bahan baku campuran pembuatan kain (viscose/ rayon), dimana hasil produksi tersebut akan diekspor kembali ke negara-negara lain.

Dengan menggunakan kualitas bahan baku yang tinggi, maka nilai produk dan jasa dari Indonesia akan semakin berkualitas dan kompetitif untuk didistribusikan ke pasar internasional. Sumber dana pembiayaan akan menggunakan dana yang diperoleh dari offshore market.

“Pemberian fasilitas ini juga menandai keberlanjutan BNI dalam membiayai proyek Pulp and Paper melalui jaringan kantor cabang luar negerinya dan ini merupakan proyek yang ketiga dalam tiga tahun terakhir. Pembiayaan ini akan dibuku sebagai kredit sektor korporasi yang juga akan menopang pencapaian ekspansi pertumbuhan aset BNI tahun ini dengan target pertumbuhan sebesar 15 persen. Diharapkan ke depannya BNI akan lebih dapat membuka peluang kerjasama baru dengan entitas bisnis lainnya di Amerika Serikat dan juga masuk ke pasar global dengan tetap memprioritaskan konsep bisnis rantai pasokan atau value chain, guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Rico.

Sebagaimana ditegaskan oleh Direktur Utama BNI, Ahmad Baiquni bahwa pengembangan bisnis BNI harus selaras dengan rencana kerja Kementrian BUMN juga strategi pemerintah Indonesia. Cascade Pacific Pulp LLC (CPP) merupakan pabrik penghasil Pulp yang beroperasi di Oregon USA yang memiliki kapasitas produksi sebesar 205.000 ton per tahun. (jef)

Beli Tiket Asian Games kiosTix & BNI Berikan Promo pada Kaum Millenial, Raih Diskon Hingga 72% dengan yap!


JAKARTA:(Globalnews.id)-Sebagai Official Prestige Digital Banking Partner untuk Asian Games 2018, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) bekerjasama dengan PT Pison Tickettech (kiosTix) yang telah ditunjuk untuk penjualan tiket Asian Games 2018. Kerjasama tersebut menghasilkan sistem penjualan tiket dengan sistem pembayaran digital secara online melalui aplikasi yap! (Your All Payment) yang kini melayani pembayaran transaksi online, serta Kartu Kredit BNI, dan BNI Virtual account.

Kolaborasi kiosTix dan BNI memberikan beragam promo menarik bagi pecinta olahraga yang tidak ingin melewatkan pertandingan olahraga favoritnya selama Asian Games berlangsung. Salah satu pembelian dapat menggunakan aplikasi yap! yang memberikan kemudahan transaksi non-tunai (cashless) dan tanpa kartu (cardless) terutama bagi kaum millenial yang juga pengguna Kartu Kredit BNI, kartu debit dan unikqu serta promo cicilan 0% untuk pengguna kartu kredit BNI.

Kerjasama tersebut diawali dengan simulasi pembelian tiket Asian Games 2018 di kiosTix menggunakan aplikasi yap! di Jakarta, Senin (23 Juli 2018). Hadir pada simulasi tersebut Direktur Bisnis Ritel BNI Tambok P Setyawati, Deputi II INASGOC Francis Wanandi, Direktur Ticketing INASGOC Sarman Simanjorang, CEO kiosTix Ade Sulistioputra, dan General Manager Divisi E-Banking BNI Anang Fauzie.

Tambok menuturkan, khusus untuk pembelian tiket Asian Games 2018 melalui kiosTix, BNI menawarkan program diskon sampai dengan 72%, sesuai dengan usia BNI yang telah menginjak usia 72 tahun pada tanggal 5 Juli lalu. Dengan memilih aplikasi yap! sebagai metode pembayaran di kiosTix, pembeli akan mendapat notifikasi untuk segera melakukan pembayaran melalui aplikasi yap!. Dengan demikian, pembeli dapat bertransaksi secara cashless, cardless, namun keamanan transaksinya lebih meningkat karena dipagari oleh sistem keamanan dari kiosTix dan juga aplikasi yap!.

Program diskon tersebut berlaku untuk pembelian seluruh jenis tiket pertandingan di Asian Games 2018 baik di Jakarta, Palembang, atau venue-venue lain yang ada di beberapa kota di Jawa Barat untuk acara opening, pertandingan olahraga (dari prelimenary sampai final), sampai closing. Selain itu, BNI dan kiosTix menyediakan promo lain khusus bagi pecinta olahraga yang ingin membeli tiket terusan.

“BNI menjadi satu-satunya bank pendukung Asian Games yang menyediakan program diskon sampai dengan 30% untuk tiket terusan, baik tiket terusan masing-masing cabang olahraga maupun tiket terusan seluruh cabang olahraga. Tentunya ini menjadi kesempatan bagi pecinta olahraga untuk mendapatkan tiket terusan dengan harga spesial melalui sistem pembayaran cashless. Seluruh program diskon pembelian tiket tersebut berlaku untuk metode pembayaran melalui aplikasi yap! dan Kartu Kredit BNI di kiosTix,” ujar Tambok.

Tidak hanya untuk pembelian tiket, aplikasi yap! dan Kartu BNI TapCash (atau uang elektronik yang diterbitkan BNI) juga dapat digunakan di seluruh lokasi pada saat perhelatan Asian Games 2018 berlangsung dari tanggal 18 Agustus hingga 2 September 2018. Itu antara lain untuk pembelian tiket di Tiketbox, pembelian tiket transportasi, hingga pembelian merchandise kuliner. Selain itu, dapat digunakan pula untuk transaksi di UMKM maupun retail baik berupa toko jaringan (chain store), toko modern (premium), dan toko online (e-commerce). Dukungan penuh dan menyeluruh dalam hal transaksi pembayaran tersebut merupakan bukti nyata dari predikat Official Prestige Digital Banking Partner yang dimiliki BNI.

yap! adalah aplikasi pembayaran untuk transaksi non-tunai (cashless) yang bersumberkan dari tiga sumber dana sekaligus, yaitu Kartu Kredit BNI, Kartu Debit BNI (kartu ATM), dan UnikQu ( uang elektronik ). Dengan yap! pengguna tidak perlu lagi membawa-bawa Kartu Kredit dan Kartu Debit mereka pada saat bertransaksi (Cardless). Tidak seperti aplikasi pembayaran dengan smartphone lainnya, yang hanya mengandalkan uang elektronik sebagai sumber dananya. (jef)

BNI Dukung Proyek Tol Ruas Kunciran-Serpong

JAKARTA:(Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI turut membiayai proyek pengerjaan Jalan Tol Ruas Kunciran – Serpong yang hal pengelolaannya dipegang oleh PT Marga Trans Nusantara, perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Jasa Marga. Bentuk kontribusi BNI terhadap pembiayaan sindikasi tersebut adalah dengan memberikan Kredit Investasi (KI) dengan maksimum kredit sebesar Rp735 miliar.

Pemberian KI secara sindikasi tersebut ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kredit antara Presiden Direktur PT Marga Trans Nusantara Truly Nawangsasi dengan Pemimpin Divisi BUMN & Institusi Pemerintah (BIN) BNI A.A.G Agung Dharmawan dan Pemimpin Unit Sindikasi BNI Betty Nurbaiti Alwi serta Jajaran Pemimpin Bank Peserta Sindikasi di Jakarta, Jumat (20 Juli 2018). Turut hadir menyaksikan penandatanganan tersebut Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani, Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal, serta Jajaran Direksi Jasa Marga dan Bank Peserta Sindikasi.

A.A.G Agung Dharmawan menuturkan, Jalan Tol Ruas Kunciran – Serpong memiliki panjang 11,19 Km dengan masa konsesi 35 tahun yang dipegang oleh PT Marga Trans Nusantara. Dari total nilai investasi pembangunan yang senilai Rp 4,71 triliun, sebesar Rp 3,3 triliun atau hampir 70%-nya dibiayai secara sindikasi oleh perbankan. Progress pengadaan lahan telah mencapai 97% dan 57% pekerjaan konstruksi telah selesai.

“Di dalam proyek ini, BNI telah ditunjuk sebagai Joint Mandated Lead Arranger and Bookrunner (JMLAB) dengan BRI, BCA, dan Bank Mandiri dalam Pembiayaan Sindikasi Kredit Sindikasi Investasi. Tidak hanya berperan sebagai JMLAB, Unit Sindikasi BNI berperan sebagai Agen Fasilitas (Facility Agent) dan Agen Penampungan (Escrow Agent),” ujar Agung.

Tidak hanya memberikan pembiayaan secara sindikasi, BNI juga telah mendukung aktivitas bisnis Jasa Marga secara keseluruhan melalui penyediaan Corporate Card, dan layanan E-Payment untuk ruas-ruas tol. Bagi pegawai Jasa Marga yang juga merupakan nasabah BNI Payroll, BNI telah menyalurkan Kredit Tanpa Agunan (BNI Fleksi) dan Kredit Pemilikan Properti (BNI Griya) untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dari segi konsumer.(jef)

Perkuat Bisnis di Pelabuhan, BNI Berikan Port Service Financing untuk Pengguna Jasa Pelindo III

YOGYAKARTA: (Globalnews.id)- Dalam rangka sinergi BUMN dan mendukung bisnis Kepelabuhanan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) bersama PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) (PELINDO III) mengembangkan kerjasama Port Service Financing yaitu Pemberian Fasilitas Pembiayaan atas Invoice Pengguna Jasa Kepelabuhanan.
BNI sebagai bank BUMN memperkuat bisnisnya untuk melayani para Pengguna Jasa pelabuhan di Indonesia secara lebih lengkap. BNI menjadi bank pertama di Indonesia yang memberikan layanan Port Service Financing kepada para pengguna jasa kepelabuhan yang terintegrasi dengan sistem pembayaran Jasa Kepelabuhanan di Pelindo III.
Kerjasama Port Service Financing ini ditandai dengan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara BNI dengan Pelindo III serta Penandatanganan Piagam Kerjasama Port Service Financing dengan beberapa Perusahaan Pelayaran antara lain SPIL, TANTO, dan MERATUS di Yogyakarta, Jumat (20 Juli 2018). Hadir pada kesempatan tersebut SEVP Bisnis Menengah BNI Ronny Venir, Direktur Keuangan Pelindo III U. Saefudin Noer, segenap Direksi Pelindo III, dan Direksi Perusahaan Pelayaran.
Ronny Venir mengatakan, Port Service Financing tergolong baru di sektor layanan perbankan Indonesia. Port Service Financing tersebut merupakan sekumpulan layanan lengkap yang diberikan kepada pengguna jasa kepelabuhanan, mulai dari penyaluran kredit hingga kemudahan dalam pembayaran atas penggunaan jasa-jasa kepelabuhanan di Indonesia. Port Service Financing ini merupakan skim pembiayaan kepada pengguna jasa kepelabuhanan di Pelindo III yang diintegrasikan dengan sistem penerimaan jasa kepelabuhanan.
“Port Service Financing yang kami siapkan ini memberikan banyak manfaat, antara lain bagi Pelindo III, akan ada ketepatan atau kepastian pembayaran oleh pengguna jasa pelabuhan. Di sisi lain bagi para pengguna jasa kepelabuhan, layanan kami ini dapat memperlancar cash flow usaha,” ujarnya. Port Service Financing akan diimplementasikan di seluruh cabang Pelindo III.
Sebelumnya, BNI telah membangun kerja sama dengan Pelindo III dalam bidang cash management bagi Pengguna Jasa Kepelabuhanan. Cash Management Services BNI didesain secara customized sesuai dengan kebutuhan Pelindo III dalam pengelolaan keuangan dan pembayaran secara terintegrasi sebagai solusi bisnis yang terpadu untuk mendukung Integrated Billing System Pelindo III yang meliputi layanan Host to Host Autocollection dan Billing Payment yang dilengkapi dengan luasnya channel pembayaran yang dapat dimanfaatkan oleh Pengguna Jasa, antara lain: Teller BNI, ATM/mini ATM BNI, dan Internet Banking BNI. Dengan implementasi sistem Host to Host tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam hal pelaporan, monitoring transaksi dan rekonsiliasi di Pelindo III, serta memberi kemudahan pembayaran bagi pengguna jasa pelabuhan.
Dengan luasnya layanan yang dikembangkan BNI, market share BNI dalam penerimaan jasa Kepelabuhanan mencapai 40%.
Kedepan BNI akan terus mengembangkan sistem serta layanan pelabuhan yang terintegrasi dengan memanfaatkan sistem teknologi terdepan guna terus meningkatkan layanan pelabuhan yg lebih cepat, efisien, mudah sehingga akan mendorong peningkatan bisnis pelabuhan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui layanan pelabuhan yg efisien dan modern.(jef)

Dorong Ekspor RI, BNI Salurkan Pinjaman Berdenominasi Yen


JAKARTA:(Globalnews.id)- Upaya untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekspor Indonesia terus dilakukan dengan berbagai terobosan baru. Salah satu terobosan tersebut dilakukan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dengan memberikan kredit berdenominasi Yen menggunakan skema jaminan SBLC untuk perusahaan-perusahaan berorientasi ekspor.

Penyaluran Kredit Berdenominasi Yen ini baru pertama kali dilaksanakan oleh Bank lokal di Indonesia dan disalurkan secara simbolis di Jakarta, Jumat (20 Juli 2018) pada acara Penandatanganan Perjanjian Kredit. Pada kesempatan ini, BNI menyalurkan Kredit Berdenominasi Yen kepada salah satu perusahaan lokal penghasil suku cadang kendaraan yang berorientasi ekspor, yaitu PT Banshu Electric Indonesia. Hadir pada kesempatan tersebut Direktur Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo.

Rico menjelaskan, skema kredit ini menggunakan pola penjaminan berupa Standby Letter of Credit (SBLC) dari parent company yang berada di Jepang dan diterbitkan oleh bank rekanan BNI di Jepang. Dengan pola ini, maka assesment risiko juga ditekankan kepada Counterparty (bank Penerbit/ Penjamin SBLC), bukan ditekankan pada calon debiturnya. Pola ini juga memberikan alternatif jaminan yang semula berupa fixed asset menjadi jaminan dari perbankan Jepang berupa SBLC.

“Pinjaman dalam bentuk Yen ini dimungkinkan dengan adanya dukungan dari Cabang BNI yang berada di Tokyo, Jepang dan juga dari bank rekanan BNI di Jepang yaitu The Hyakujushi Bank Ltd., sehingga BNI dapat memberikan pinjaman Yen dengan bunga yang kompetitif,” ungkapnya.

Direktur Tresuri dan Internasional BNI mengatakan, skema pinjaman dengan jaminan SBLC ini relatif lebih mudah diaplikasikan bagi perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia. “Kami hanya menggunakan syarat 1 tahun untuk laporan keuangan perusahaan dan jaminan SBLC dari bank mereka yang berada di Jepang. Bank tersebut harus sudah bekerja sama dengan BNI. Dengan kemudahan syarat tersebut, maka dimungkinkan bagi perusahaan Jepang yang baru beroperasi minimal 1 (satu) tahun untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan,” tuturnya.

Pemberian pinjaman kepada perusahaan Jepang ini merupakan bentuk komitmen BNI dalam mendorong / mendukung investasi asing khususnya perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia dan sekaligus memberikan layanan perbankan secara menyeluruh kepada nasabah-nasabah pelaku usaha mikro dan kecil (UKM). Nasabah UKM BNI ini juga merupakan perusahaan asal Jepang yang tercatat sebagai nasabah Bank Regional Jepang (JRB) yang telah bekerja sama dengan BNI.
“Kami mengharapkan UKM Jepang lainnya juga tertarik untuk mendapatkan pembiayaan melalui skema ini. Bila ada perusahaan Jepang yang telah menggunakan bank lain tentunya mereka akan mereferalkannya kepada perusahaan Jepang lainnya,” tambah Rico .

Upaya mendorong ekspor

PT Banshu Electric Indonesia merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) asal Jepang joint venture dengan perusahaan lokal indonesia yang memproduksi spare part otomotif wire harness. Dengan penjualan berbasis ekspor sebesar 43%, BNI berkomitmen untuk dapat mendukung perusahaan-perusahaan lokal yang berbasis ekspor.

Dengan adanya persaingan global yang menuntut perusahaan-perusahaan lokal yang berorientasi ekspor untuk lebih efisien dalam hal cost of money, maka dengan jaringan global dan dukungan dari kantor-kantor cabang BNI yang berlokasi di 7 negara, BNI dapat memberikan dukungan dalam bentuk International Banking Product melalui skema pembiayaan yang kebih menarik dan kompetitif. Kerja sama BNI dengan PT Banshu Electric Indonesia ini merupakan dukungan terhadap peningkatan hubungan ekonomi antara Indonesia dengan Jepang.

Mengingat pentingnya hubungan ekonomi di antara dua negara ini, BNI telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan perbankan Jepang (Japan Regional Bank/ JRB). Langkah BNI ini merupakan upaya untuk memaksimalkan bisnis perbankan di Tanah Air, menyusul semakin besarnya arus investasi asing khususnya investasi Jepang ke Indonesia.

Dalam kerja sama dengan JRB tersebut terbuka peluang bagi BNI untuk menyediakan jasa perbankan bagi investor Jepang yang menanamkan modalnya di Indonesia. Kerja sama ini juga membuka peluang bagi BNI untuk mendukung ekspor bagi perusahaan-perusahaan lokal di Indonesia yang mempunyai hubungan kerja sama dengan investor-investor dari luar negeri.

Seperti diketahui saat ini BNI telah mempunyai Unit Japan Desk sebagai unit khusus yang menangani perusahaan-perusahaan Jepang yang akan berinvestasi di Indonesia maupun yang telah beroperasi di Indonesia. Mereka tersebar di kawasan industri di Indonesia antara lain Kawasan Industri KIIC, MM2100, Jababeka, EJIP, hingga Suryacipta. Sebagian besar perusahaan Jepang tersebut banyak beroperasi di Pulau Jawa sehingga diharapkan akan lebih menyebar ke kawasan industri lainnya di luar Pulau Jawa seperti di Batam, Makasar.

Berbagai fasilitas telah disiapkan BNI bagi calon nasabah UKM asal Jepang. Fasilitas tersebut adalah membantu relokasi usahanya ke Indonesia, pemberian kredit, cash management, jasa foreign exchange (forex), penerbitan L/C dan informasi tentang kondisi perekonomian Indonesia, iklim investasi di Indonesia, dan penyelesaian perizinan usaha di Indonesia.(jef)

SEMESTER I /2018 KREDIT BANK BTN TUMBUH 19,14%

JAKARTA: (Globalnews.id)- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. berhasil mencatatkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 19,14% secara tahunan (year on year/ yoy) di tengah sentimen kenaikan suku bunga kredit. Kredit Bank BTN mencapai Rp211,35 triliun naik dibandingkan semester pertama tahun lalu yang hanya Rp177,40 triliun. Angka pertumbuhan kredit yang ditoreh Bank BTN di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan yang tercatat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencapai 10,26% yoy (Data per Mei 2018). Pendongkrak utama kredit Bank BTN tak lain adalah kredit perumahan yang tumbuh 19,76% yoy atau menjadi sebesar Rp191,30 triliun.

“KPR subsidi dan non subsidi yang memiliki porsi lebih dari 73,5% dari total kredit keseluruhan masih menjadi penggerak utama laju pertumbuhan kredit Bank BTN, KPR subsidi yang tumbuh paling tinggi atau sebesar 30,26% (yoy) menjadi Rp 83,36 triliun,sementara KPR non subsidi tumbuh 13,4% (yoy),” kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono saat jumpa pers di Menara Bank BTN, Jakarta, Rabu (18/7).

Sebagai pemimpin di pasar KPR, Bank BTN menguasai pangsa pasar KPR nasional sebesar 37,47% dan menjadi penyalur terbesar diantara perbankan lain untuk KPR Subsidi sebesar 94,12%. Maryono menambahkan, khusus untuk Program Satu Juta Rumah, per Juni 2018, Bank BTN sudah menyalurkan KPR untuk 423.303 unit rumah dengan nilai Rp38,4 triliun baik dalam bentuk KPR subsidi maupun non subsidi. Dari keseluruhan penyaluran KPR tersebut, 307.360 unit diantaranya berbentuk kredit konstruksi perumahan. Adapun khusus untuk KPR subsidi Bank BTN sudah mendistribusikan pinjaman untuk 297.044 unit rumah dengan nilai Rp17,15 triliun.

Untuk paruh pertama tahun ini, Bank BTN mengucurkan KPR subsidi dengan skema Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan bantuan uang muka. Bank BTN pada semester II tahun ini akan mengalirkan kredit dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). “Dengan adanya FLPP tersebut diharapkan akan meningkatkan kapasitas kredit perseroan sehingga masyarakat dapat memiliki rumah yang layak dengan cara mudah, cepat dan murah sekaligus dapat mempercepat pencapaian program satu juta rumah ,” kata Maryono.

Pada sektor kredit konstruksi perumahan, Maryono menambahkan Bank BTN mencatatkan pertumbuhan kredit konstruksi sebesar 17,03% yoy atau sebesar Rp27,60 triliun rupiah yang mengalir untuk para pengembang perumahan.

Sementara untuk kredit non perumahan, Bank BTN merealisasikan pertumbuhan kredit sebesar 13,49% yoy menjadi Rp 20,05 triliun dengan kontribusi terbesar dari kredit komersial sebesar Rp15,49 triliun sedangkan kredit konsumer tercatat mencapai Rp4,5 triliun per Juni 2018. “Semester kedua kami akan terus menggenjot kredit perumahan untuk mengejar target kredit kami tahun ini yang diharapkan dapat tumbuh di atas 20%,” kata Maryono.

Laju pertumbuhan kredit yang tinggi diimbangi dengan kualitas kredit yang terus membaik. Bank BTN memperbaiki Non Performing Loan (NPL) gross dari sebesar 3,23% pada semester I tahun lalu menjadi hanya 2,78% pada periode yang sama tahun ini. NPL gross terendah berhasil dicatatkan segmen KPR subsidi yang hanya sebesar 1,21%. Angka tersebut lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,66%.

Untuk menjaga laju pertumbuhan kredit, Bank dengan kode emiten BBTN ini terus memupuk Dana Pihak Ketiga (DPK). Pada semester pertama tahun ini, DPK Bank BTN menembus Rp189,63 triliun atau naik 19,17% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan simpanan Bank BTN tersebut berada jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan. Data OJK per Mei 2018 menunjukkan DPK industri perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 6.47% yoy. Pada struktur pendanaan Giro dan Tabungan masing-masing mencapai Rp48,63 triliun dan Rp39,46 triliun dengan pertumbuhan masing-masing 16,55% yoy dan 19,44% yoy. “Kedepan, kami masih fokus untuk meningkatkan low cost fund,” kata Maryono.

Langkah tersebut merupakan strategi Bank BTN mendongkrak laba dengan menebalkan margin bunga. Per semester I/2018, Bank BTN membukukan laba bersih sebesar Rp1,42 triliun, atau naik 12,01% yoy. Laba bersih didorong kenaikan pendapatan bunga bersih yang melaju 12,98% yoy menjadi Rp4,77 triliun. “Seiring dengan pertumbuhan laba, aset Bank BTN melejit 19,63% yoy dibandingkan semester I tahun 2017 lalu menjadi sebesar Rp268,04 triliun atau menempati lima besar Bank dengan aset terbesar di Indonesia,” kata Maryono.

Kebijakan Pelonggaran LTV

Maryono optimistis, Bank BTN tetap pada jalurnya untuk mencapai target pertumbuhan kredit di atas 20% sampai dengan akhir tahun 2018. Keyakinan ini disebabkan sejumlah faktor antara lain, kebijakan terbaru Bank Indonesia dalam bentuk relaksasi Loan to Value (LTV/FTV) pada sektor perumahan. “Kebijakan BI tersebut patut diapresiasi selain memudahkan masyarakat untuk mengakses pembiayaan perumahan, kebijakan ini juga akan memberikan daya dorong bagi Bank BTN untuk dapat lebih agresif dalam menyalurkan kredit perumahan, baik dalam bentuk KPR maupun kredit kepada pengembang,” katanya.

Pembiayaan UUS BTN Tumbuh 25,64%

Pencapaian kinerja Bank BTN tahun ini juga didukung oleh Unit Usaha Syariah (UUS). Hingga 30 Juni 2018, UUS BTN telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp19,88 triliun atau naik 25,64% yoy dari Rp15,82 triliun. Kenaikan kredit juga diiringi kenaikan DPK yang dihimpun BTN Syariah. DPK tumbuh 24,70% yoy menjadi Rp19,49 triliun dari periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp15,63 triliun. Dengan pencapaian bisnis tersebut, UUS yang berdiri sejak tanggal 14 Februari 2004 ini mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 15,02% yoy menjadi Rp226,28 miliar. Dengan kinerja yang masih positif, aset UUS BTN menjadi sebesar Rp24,38 triliun per semester I/2018 atau naik 26,12% yoy dari Rp19,33 triliun di semester I/2017. (jef)

Semester I Tahun 2018, Laba Bersih BNI Tumbuh 16,0%

Jakarta, (Globalnews.id) Pada paruh pertama tahun 2018, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBNI) mampu menunjukkan kinerja yang baik di tengah ketidakpastian kondisi makro ekonomi, antara lain ditandai oleh pertumbuhan laba bersih yang mencapai 16,0%, yaitu dari Rp 6,41 triliun pada Semester I Tahun 2017 menjadi Rp 7,44 triliun pada Semester I Tahun 2018. Kinerja Laba Bersih tersebut didorong oleh kuatnya pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih (NII) BNI disertai perbaikan kualitas aset.
BNI optimis kinerja baik yang dicapai pada paruh pertama tahun 2018 tersebut akan tetap meningkat pada Semester II. Pada Semester I tahun 2018, BNI mencatat Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 13,5%, didominasi oleh dana murah (CASA) yang komposisinya mencapai 63,8% dari total dana yang terhimpun. Ruang bagi BNI untuk menyalurkan kredit pun masih terbuka lebar, ditandai dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 87,3% pada Semester I tahun 2018 ini. Seluruh kondisi itu memberikan keyakinan bahwa BNI mempunyai likuiditas yang baik dan ruang yang cukup untuk melanjutkan ekspansi kredit pada Semester II tahun 2018.


Demikian disampaikan Direktur Bisnis Ritel BNI Tambok P Setyawati pada Konferensi Pers tentang Paparan Kinerja BNI Kuartal Kedua Tahun 2018 di Jakarta, Rabu (18 Juli 2018). Pada kesempatan yang sama hadir juga Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dan jajaran direksi BNI lainnya.

Sumber Pertumbuhan Laba
Pertumbuhan laba bersih BNI yang mencapai 16,0% jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan laba bersih di industri perbankan nasional yang per April 2018 mencapai 6,3%. Pertumbuhan laba bersih BNI tersebut ditopang oleh NII yang meningkat dari Rp 15,40 triliun pada Semester I Tahun 2017, menjadi Rp 17,45 triliun pada tahun 2018, tumbuh 13,3% lebih cepat dibandingkan pertumbuhan NII di industri perbankan yang hanya mencapai 3,4% per April 2018. Pertumbuhan NII tersebut merupakan hasil dari penyaluran kredit BNI yang tetap terkelola dengan prudent dan optimal.


Pendukung pertumbuhan laba bersih BNI lainnya adalah realisasi Pendapatan Non Bunga yang tumbuh 9,1% yoy, yaitu dari Rp 4,65 triliun pada Semester I Tahun 2017 menjadi Rp 5,08 triliun pada Semester I tahun 2018. Pendapatan Non Bunga pada Semester I tahun 2018 didorong oleh peningkatan kontribusi fee dari segmen business banking, antara lain fee dari trade finance yang tumbuh 8,7% yoy dan fee dari bank garansi yang tumbuh 14,3% yoy, sedangkan sisanya dari pertumbuhan bisnis Consumer & Retail, antara lain fee pengelolaan rekening yang tumbuh 8,6% yoy, dan fee dari bisnis kartu yang tumbuh 7,1% yoy.
“Dengan adanya peningkatan Net Interest Income dan Non Interest Income, perbaikan kualitas aset, serta upaya efisiensi OPEX yang telah dilakukan, BNI mampu menumbuhkan tingkat laba bersih hinge 16,0% yoy. Peningkatan profitabilitas ini mendorong perbaikan Return on Equity (ROE) dari 15,6% menjadi 16,5%,” ujar Tambok.

Kredit BNI
Pada Semester I Tahun 2018, BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar Rp 45,6 triliun atau sebesar 11,1% yoy dari posisi Rp 412,18 triliun pada Semester I Tahun 2017 menjadi Rp 457,81 triliun pada Semester I Tahun 2018. Pertumbuhan tersebut dikontribusi oleh kredit korporasi swasta yang meningkat 11,6% yoy, terutama dikontribusi oleh industri Manufaktur, Transportasi, dan Komunikasi, Konstruksi, dan Perdagangan.
Adapun kredit kepada BUMN tumbuh 8,6% yoy. Kredit Segmen Kecil juga mencatatkan pertumbuhan yang baik yaitu 14,0% yoy. Sementara untuk kredit Segmen Medium, BNI menjaga pada pertumbuhan yaitu 8,5% yoy.
Payroll loan masih menjadi prioritas BNI dalam menumbuhkan segmen konsumer. Dimana pada Semester Pertama 2018, payroll loan mencatatkan pertumbuhan sebesar 50,8% yoy. Pada Semester I Tahun 2018, Kartu Kredit dan BNI Griya (Kredit Pemilikan Properti) juga mencatatkan pertumbuhan yang membaik, masing-masing sebesar 5,5% dan 8,2% yoy.
Untuk mendukung ekspansi Kredit, pada Semester I tahun 2018, DPK tercatat tumbuh sebesar 13,5%, yaitu dari Rp 463,86 triliun pada Semester I Tahun 2017 menjadi Rp 526,48 triliun pada Semester I Tahun 2018. Dengan komposisi rasio dana murah atau CASA mencapai 63,8%.
Dalam upaya menghimpun dana murah, BNI terus meningkatkan hubungan baik dengan institusi-institusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pemerintah, serta mengembangkan layanan digital banking. Keberhasilan dalam upaya ini dapat dibuktikan dengan penambahan jumlah rekening sebesar kurang lebih 11,1 juta dari 27,9 juta rekening pada Semester I tahun 2017 menjadi 39,0 juta rekening pada Semester I tahun 2018.
Cost of fund membaik menjadi 2,8%, dimana sebelumnya sepanjang tahun 2017 berada pada level 3,0%. Penurunan Cost of Fund ini selain disebabkan oleh pertumbuhan dana murah, juga dikontribusi oleh strategi penurunan suku bunga deposito sebesar kurang lebih 46 basis poin sejak awal tahun 2018.

Perbaikan Kualitas Aset
Pada Semester I Tahun 2018, BNI mencatatkan nilai aset yang mencapai Rp 734,19 triliun atau tumbuh 16,2% diatas periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp 631,74 triliun. Dari sisi kualitas aset, NPL Gross BNI tercatat membaik menjadi 2,1% pada akhir Juni 2018 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,8%. Perbaikan NPL tersebut dikarenakan pengelolaan kualitas aset yang terus membaik, salah satunya dengan cara melakukan ekspansi yang selektif dan prudent dengan manajemen risiko kredit yang terukur.
Oleh karena perbaikan kualitas kredit tersebut, BNI mampu menjaga credit cost relatif stabil pada 1,7%. Sementara itu, coverage ratio juga mengalami perbaikan dari 147,2% pada Semester I Tahun 2017 menjadi 150,2% akhir Semester I tahun 2018 ini. Penetapan pencadangan ini merupakan langkah pre-emptive dan konservatif BNI yang dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan penurunan kualitas aset di masa-masa mendatang.

Semakin Digital
Pengembangan e-banking BNI telah menunjukkan hasil yang baik. Salah satu dampak pengembangan layanan e-Banking BNI adalah penghimpunan dana murah yang meningkat, salah satu sumbernya antara lain melalui tumbuhnya branchless banking atau Agen46 BNI. Jumlah Agen46 BNI meningkat dari sekitar 54.543 pada medio tahun 2017 menjadi sekitar 93.765 pada akhir Juni 2018, atau meningkat 72% yoy. Jumlah ini bisa terus meningkat karena program promosi kemitraan agensi terus dilakukan.
Pengembangan e-Banking BNI juga dapat dilihat dari pertumbuhan Pengguna mobile banking menjadi lebih dari 2 juta pengguna atau tumbuh 173% yoy, dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 46,5 triliun pada Semester I Tahun 2018, tumbuh 308% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yaitu Rp 11,4 triliun. Nominal transaksi cashless melalui Kartu BNI TapCash juga tumbuh pesat sebesar 361%, sehingga totalnya mencapai Rp 406,2 miliar.
Kinerja keuangan BNI ini tidak terlepas dari pencapaian kinerja perusahaan-perusahaan anak. BNI memiliki 5 perusahaan anak yang meliputi BNI Syariah, BNI Life, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, dan BNI Asset Management. Kelima perusahaan anak ini pada Semester I Tahun 2018 mampu berkontribusi 7,7% terhadap total laba bersih BNI secara konsolidasi. (jef)