Arsip Kategori: koperasi dan ukm

ICCN INISIASI PROGRAM AKSI BERSAMA BANTU SESAMA

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)-Indonesia Creative Cities Network (ICCN), sebuah simpul organisasi lintas komunitas kreatif dengan jejaring di lebih dari 200 kabupaten/kota di Indonesia, menginsiasi sebuah program terpadu berskala nasional sebagai aksi tanggap darurat untuk merespon kondisi dalam negeri akibat pandemi COVID-19. Program yang dinamai “Aksi Bersama Bantu Sesama” ini terdiri dari 5 sub-program yang saling berintegrasi, yaitu; RESCUE (Reaksi Cepat Komunitas Terdampak), DAMPING (Pendampingan Komunitas Terdampak), PULIH (Percepatan Usaha Komunitas Lintas Wilayah), AJAR (Akademi Belajar), serta Indonesia Creative Store (ICS).

“Melihat dan tentunya turut merasakan juga dampak dari pandemi COVID-19 ini membuat ICCN segera bergerak untuk membantu rekan-rekan kabupaten-kota kreatif serta masyarakat luas dengan bantuan anggota jejaring. Harapannya, semua bisa bertahan dengan saling bahu-membahu dan selalu mengedepankan kebersamaan dalam gotong royong,” ujar Fiki Satari, Ketua Umum ICCN.

Program-program tersebut dibentuk dan dijalankan oleh jajaran pengurus ICCN bersama anggota jejaring yang saat ini tersebar di 210 kota/kabupaten kreatif di Indonesia. Selain berupaya menawarkan solusi bagi permasalahan yang dihadapi anggota jejaring dan masyarakat terdampak melalui upaya jejaring komunitas, Aksi Bersama Bantu Sesama juga bermaksud membantu berjalannya program-program pemerintah dalam menangani dampak pandemi Covid-19; mulai dari fase mitigasi dan bertahan, berlanjut ke tahap pemulihan, hingga kelak dapat membangun kembali berbagai usaha dan industri, serta bertumbuh secara berkelanjutan, sesuai dengan kondisi yang diharapkan menjadi lebih stabil pasca pandemi.

“Saat ini pemerintah sedang bersiap untuk masuk ke fase recovery. Sehingga perlu kita pilah, untuk fase recovery ini, sektor mana saja yang perlu segera dibuka, diaktivasi usahanya, tapi tetap harus ada kesanggupan mematuhi protokol COVID-19,” demikian disampaikan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, pada pertemuan daring untuk membahas program terpadu “Aksi Bersama Bantu Sesama” dengan para pengurus dan koordinator daerah ICCN (Selasa, 12 Mei 2020). “Untuk dapat memilah sektor-sektor tersebut, kita tentu juga membutuhkan masukan dari ICCN, sebagai jejaring yang mengerti langsung kondisi lapangan di kota-kabupaten yang tersebar se-Indonesia.” Program Aksi Bersama Bantu Sesama dari ICCN ini mendapatkan apresiasi tinggi. “Aktivitas dalam program itu sudah banyak yang sejalan dengan yang direncanakan oleh pemerintah. Kita bisa segera sinergikan, karena pemerintah memang selalu membutuhkan inisiatif dan kolaborasi dengan warga dan komunitas,” pungkas Teten.

Dengan dibantu kekuatan seluruh anggota jejaring ICCN, masyarakat yang mata pencaharian dan kehidupannya terdampak oleh pandemi COVID-19 dapat mengupayakan solusinya melalui program-program “Aksi Bersama Bantu Sesama”, sebagaimana penjelasannya berikut ini:

1. RESCUE (Reaksi Cepat Komunitas Terdampak) RESCUE merupakan program tanggap darurat ICCN untuk pemberdayaan jejaring ekonomi kreatif di bidang penyediaan pangan dan APD untuk komunitas terdampak, dalam program-program prioritas Pangan Sehat untuk Semua dan APD dari Komunitas. RESCUE juga berfungsi sebagai kanal informasi produsen lokal dan informasi penerima manfaat yang valid dan update; serta sebagai penyalur bantuan langsung melalui jejaring komunitas. Melalui RESCUE, ICCN membuka ruang kolaborasi dengan para pihak dalam sinergi pentahelix (sesama komunitas, pemerintah, akademisi, pihak swasta atau pengusaha, dan media) untuk bersama-sama membangun ekosistem gotong-royong dalam upaya bersama tanggap COVID-19.

2. DAMPING (Pendampingan Komunitas Terdampak) DAMPING mengutamakan pendataan anggota dan pembaharuan data jejaring, sekaligus mengidentifikasi jejaring yang terdampak, untuk dapat menghubungkan antara supply dan demand yang ada dalam jejaring ICCN; mengupayakan solusi bagi kesulitan/permasalahan jejaring yang bersifat teknis; membantu penyaluran program bantuan agar tepat sasaran dan tidak tumpang tindih; serta memetakan anggota sehingga memenuhi syarat untuk mengikuti program-program online class AJAR – ICCN.

3. PULIH (Percepatan Usaha Komunitas Lintas Wilayah) PULIH merangkul seluruh pemangku kepentingan agar bahu-membahu dan bergerak bersama melakukan aksi pemulihan pasca-pandemi COVID-19, dengan memiliki konsentrasi pada beberapa aspek, seperti; peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM); terserapnya tenaga kerja; dan pemberian insentif bagi pelaku ekraf terdampak. Berbagai gerakan dalam PULIH disesuaikan dengan kebutuhan komunitas dalam fase-fase berlangsungnya pandemi, yang diharapkan berangsur membaik.

4. AJAR (Akademi Belajar) AJAR menawarkan kelas-kelas edukasi, yang bertujuan untuk mewartakan berita baik perihal kreativitas dalam bentuk berbagi keterampilan, wawasan, dan pengalaman bagi para pelaku industri kreatif. Dalam pelaksanaannya, AJAR bukan hanya menjadi bagian dari aksi tanggap darurat, namun akan seterusnya beraktivitas dalam korteks edukasi bagi sesama jejaring komunitas kreatif di Indonesia.

5. ICS (Indonesia Creative Store) ICS mengaktivasi toko online dan offline yang akan mempromosikan serta menjual beragam produk unggulan karya komunitas-komunitas kreatif dari berbagai daerah di Indonesia. ICS akan mengelola proses seleksi, promosi, serta penjualan produk-produk unggulan ini, yang keuntungannya akan dimanfaatkan untuk mendukung perkembangan bisnis kreatif komunitas jejaring.

Program-program yang terpadu dalam “Aksi Bersama Bantu Sesama” dari ICCN ini akan terus berkembang seiring perjalanan dan juga peningkatan kapasitasnya. “Aksi Bersama Bantu Sesama” diluncurkan secara keseluruhan pada Hari Jumat, 15 Mei 2020, dan telah dijadwalkan untuk terus bergulir hingga tahun 2021, dengan misi memaksimalkan upaya dalam membantu masyarakat, khususnya berbagai jejaring komunitas dan para pelaku ekonomi kreatif, di seluruh Indonesia.

“Kami menyadari betul, bahwa dalam menghadapi tantangan kali ini, semua pihak harus bergerak dengan kesadaran dan disiplin diri, untuk dapat lepas dari masa krisis,” jelas Fiki, “Tidak terkecuali jejaring komunitas yang berinisiatif yang bergerak secara bottom-up, yang sekaligus menguji ketangguhan social capital yang menjadi kekuatan utama kita sebagai bangsa.”katanya. (jef)

Kemenkop dan UKM Gandeng Platform Hukum Berikan Konsultasi Gratis bagi UMKM Terdampak COVID-19

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bekerja sama dengan Hukumonline Group dalam menyediakan layanan konsultasi hukum gratis bagi pelaku koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) yang usahanya terdampak pandemi COVID-19, melalui platform digital yang disediakan oleh Justika.com.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat penandatanganan kerja sama dengan Hukum Online dan Justika.com secara video conference di Jakarta, Senin, 11 Mei 2020, menjelaskan bahwa saat pandemi COVID-19 banyak koperasi dan pelaku UMKM yang usahanya mengalami kesulitan ekonomi dan berpotensi terjerat masalah hukum dengan pihak ketiga.

Oleh karena itu, pihaknya bermaksud untuk memfasilitasi koperasi dan pelaku UMKM dengan layanan konsultasi hukum gratis yang akan disediakan oleh Hukum Online dan Justika.com.

“Pada situasi pandemi COVID-19 ini, UMKM dan koperasi sebagai penyokong ekonomi nasional juga terdampak. Masalah yang dihadapi bisa merembet ke masalah hukum, mulai dari kredit macet, pegawai yang dirumahkan, pembatalan kontrak, yang dampaknya juga dapat berpengaruh pada kehidupan keluarga pelaku usaha,” kata Teten.

Ia mengatakan bahwa kementeriannya telah sepakat bekerja sama dengan Hukumonline dan Justika untuk melindungi koperasi dan UKM dalam bidang hukum.

“Kami tidak mengeluarkan anggaran sama sekali untuk kerja sama ini. Terima kasih kepada Hukumonline dan Justika yang telah bersedia membantu koperasi dan UKM untuk layanan hukum,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Ahmad Fikri Assegaf, co-founder Hukum Online dan Justika.com, Jajaran Direksi dan Komisaris Hukumonline dan Justika.com, serta perwakilan Advokat yang akan berpartisipasi secara pro bono, antara lain Ike Farida, Ferry Nurwahyu, Riza Hufaida dan David Tobing serta sederet advokat ternama lainnya.

Amrie Hakim, Direktur Hukum Online menjelaskan, bahwa dalam kerja sama ini Hukumonline dan Justika.com, yang telah memiliki pengalaman panjang dalam memberikan layanan hukum secara digital, akan menyediakan layanan konsultasi hukum gratis kepada koperasi dan pelaku UMKM melalui platform digital yang disediakan oleh Justika.com.

Hukumonline akan menyediakan informasi hukum yang dapat diakses secara gratis melalui situsnya, sedangkan Justika.com menyediakan konsultasi hukum gratis melalui platform digital yang diberikan para advokat terpilih yang menjadi mitra Justika.com.
Lebih lanjut Melvin Sumapung mengatakan, platform yang akan digunakan untuk layanan konsultasi hukum tersebut merupakan platform berbasis teknologi yang dibuat oleh Justika.com.

Di dalam platform tersebut koperasi dan pelaku UMKM dapat mengakses secara gratis layanan konsultasi hukum dari para advokat dalam bentuk pesan singkat digital (chat).

Rencananya kerja sama ini akan dilanjutkan untuk pemberian konsultasi hukum dalam bentuk konsultasi melalui telepon, serta konsultasi dan layanan perizinan melalui Easybiz, apabila pelaku Koperasi dan UMKM membutuhkannya.

Bagi pelaku koperasi dan UMKM yang ingin memanfaatkan dan mengakses layanan atau konsultasi hukum, dapat klik website resmi Kementerian Koperasi dan UKM atau website Hukumonline. Terdapat banner untuk layanan dimaksud pada website tersebut.(jef)

Menkop dan UKM Dorong Penerapan QRIS Pembayaran Digital bagi pelaku KUMKM

JAKARTA;(GLOBALNEWS.ID)-Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong penerapan pembayaran digital dan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) bagi para pelaku koperasi dan UMKM sebagai wujud pengembangan e-commerce di kalangan KUKM di Indonesia terutama di tengah pandemi COVID-19.

“Arahan pemerintah untuk Bekerja dari Rumah, Belajar dari Rumah dan Berdoa di rumah tentu membatasi ruang konsumen. Di sisi lain, memenuhi kebutuhan harus berjalan terus. Publik telah mengalami perubahan dalam pola konsumsi yang offline menjadi online,” kata Menteri Teten Masduki dalam acara Seminar Internasional tentang Koperasi dan UKM Setelah COVID-19 yang diinisiasi oleh IKOPIN, Jumat (8/5/2020).

Menurut Teten, e-commerce memainkan peran penting terutama di masa pandemi pada Koperasi dan UMKM (KUMKM).

Ia memperkirakan bahwa ”ekonomi rumah tinggal” akan menjadi tren dalam waktu dekat bahkan dari data yang ada terjadi peningkatan transaksi produk selama pandemi di beberapa platform e-commerce online.

Untuk itu, Teten menilai pentingnya penerapan pembayaran digital dan QRIS sebagai bentuk upaya mendorong KUMKM semakin berkembang di tengah pandemi.

”Selain pengembangan platform pasar digital, pembayaran digital juga telah berkembang pesat selama dekade terakhir,” katanya.

Dalam rangka menggunakan pembayaran digital untuk merampingkan sistem pembayaran dan mendukung masyarakat tanpa uang tunai, berbagai inovasi teknologi dan model bisnis baru dikembangkan.

Saat ini metode pembayaran digital yang paling banyak digunakan adalah e-wallet melalui penggunaan smartphone, m-banking yang dapat dengan mudah diakses kapan saja dan di mana saja, uang elektronik berbasis e-money atau chip ke server yang berbasis telah banyak digunakan oleh masyarakat.

Selanjutnya, untuk mempercepat perkembangan di dunia global, Bank Indonesia yang memiliki wewenang terkait kegiatan sistem pembayaran telah menerapkan kebijakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).

Saat ini terdapat 2,7 juta pedagang dengan QRIS terpasang (Bank Indonesia, 2020), beberapa di antaranya adalah usaha mikro (pedagang pasar tradisional dan kios grosir).

Untuk perluasan instalasi dan penggunaan QRIS di pedagang lain (misalnya pasar tradisional, warung kelontong, usaha mikro, toko koperasi, dan lain-lain).

Terutama dalam penggunaannya selama pandemi COVID-19, Bank Indonesia dan Kementerian Koperasi dan UKM akan berkolaborasi dan melibatkan Kementerian Perdagangan dan Bank Pembangunan Daerah untuk mendapatkan akses yang lebih luas ke pasar tradisional di daerah.

“Saya ingin memanggil Anda semua, pelajar, wirausahawan, untuk berpartisipasi dalam Gerakan Koperasi ini. Bersama-sama kita akan menyaksikan transformasi koperasi dari konvensional ke digital. Digitalisasi memfasilitasi sinergi antara pemangku kepentingan dan anggota koperasi,” katanya.

Teten optimistis bahwa koperasi dapat menjadi organisasi berbasis anggota dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip partisipasi, kebersamaan dan kemandirian, dan menjadi agen perubahan di era digitalisasi saat ini.(jef)

Menkop dan UKM Siap Dukung Kopisetara Kembangkan Destinasi Wisata di Indonesia

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)– Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan siap mendukung Koperasi Jasa Sentra Wisata alam Nusantara (Kopisetara) untuk mengembangkan destinasi wisata di Indonesia sekaligus menggerakkan perekonomian masyarakat dari aktivitas pariwisata yang ramah lingkungan.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berbicara dalam webinar diskusi di bulan Ramadhan di tengah pandemik COVID-19, mengenai “Pemanfaatan Jasa Lingkungan di Kawasan Konservasi untuk Pariwisata”, Rabu (6/5/2020), mengatakan pariwisata telah ditetapkan sebagai sektor unggulan yang diharapkan menyumbangkan kontribusi besar bagi perekonomian bangsa.

“Secara khusus Presiden menyampaikan ke saya untuk terus dikembangkan pemanfaatan perhutanan sosial dengan desa wisata ini, sehingga pemanfaatan jasa lingkungan itu, akan jauh lebih memberikan manfaat dan juga tidak merusak fungsi ekosistem,” kata Teten.

Oleh karena itu, pihaknya sangat mendukung aktivitas Kopisetara yang bermitra dengan Federasi Mountaineering Indonesia untuk menjadi penggerak wisata alam di Indonesia.

Terlebih Kopisetara juga punya keyakinan untuk bisa memanfaatkan jasa lingkungan memanfaatkan lokasi-lokasi konservasi untuk kegiatan wisata berkelanjutan.

“Kami ingin bekerja sama dengan Kopisetara untuk mengembangkan selain di 5 destinasi wisata, juga potensi pemanfaatan jasa lingkungan di berbagai daerah,” kata Teten.

Teten menilai pariwisata merupakan sektor yang sangat prospektif untuk mendatangkan kesejahteraan kepada masyarakat secara adil dan merata tanpa mengeksploitasi alam secara berlebihan dan tanpa harus membuka keran impor.

Untuk itu pihaknya siap berkoordinasi dan bersinergi dengan Kementerian/Lembaga lain untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata di tanah air.

“Kami memang masuk ke semua sektor, tapi fungsi kami lebih ke pengembangan kewirausahannya,” kata Teten.

Oleh karena itu, pihaknya siap menggandeng Kopisetara untuk mendukung gerakan kewirausahaan dan memperkuat kompetensi SDM yang bergerak di bidang pariwisata khususnya yang fokus pada kelestarian alam.

”Nanti kita bisa bekerja sama dengan berbagai pihak, yang bisa berkecimpung dengan temen-teman yang berkecimpung di bisnis ini pariwisata salah satunya Kopisetara. Kita membuat rencana kerja bersama untuk mengembangkan desa-desa wisata mengembangkan wisata alam, memanfaatkan jasa lingkungan ini,” kata Teten Masduki.(jef)

Menteri Teten Masduki Bagikan Masker Kain Untuk Semua Buat Pedagang Asongan

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID) Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengisi waktu menjelang buka puasa dengan menyambangi para pedagang kecil yang berjualan di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (6/5/2020) sore. Sambil membagikan masker kain bagi para pedagang, juga untuk para ojek konvensional maupun online yang sedang antri membeli makanan di warung, Teten juga mensosialisasikan gerakan mengenakan masker kain.

“Kita sedang membuat gerakan mengenakan masker kain non medis untuk para pedagang, terutama pengusaha mikro, yang sebagian besar tidak bisa menerapkan social distancing karena mereka harus mencari nafkah di jalan, sementara protokol Covid-19 juga harus dipenuhi,” kata Teten kepada wartawan.

Menurut Teten gerakan mengenakan masker kain di kalangan pedagang ini penting, karena mereka termasuk kelompok yang rentan terpapar Covid-19. Dengan mengenakan masker, para pedagang di jalan dapat beraktivitas dengan lebih aman, atau mengurangi resiko tertular virus tersebut.

“Para pedagang ini berhubungan dengan banyak orang, dan mereka juga menjual makanan. Kalau mereka tidak mengikuti protokol Covid-19, penularan virus ini akan makin menyebar; sementara mereka juga sangat membutuhkan pendapatan, dan tetap mencari nafkah untuk keluarganya di rumah,” katanya.

Dalam mensosialisasikan gerakan mengenakan masker kain, Kemenkop dan UKM bekerja sama dengan PT Mayora, PT Shirama Internasional, dan Komunitas Solidaritas Berantas Covid-19. Tujuannya adalah untuk mengurangi permintaan pasar terhadap masker medis, dan juga untuk menambah peluang penghasilan bagi UKM yang memproduksi masker kain non medis.

“Gerakan mengenakan masker kain ini, yang sekarang telah banyak diproduksi oleh UMKM, kita distribusikan juga lewat LAZISNU yang membagikannya ke pedagang pasar pelaku UMKM, dan juga para pedagang di tengah jalan,” ujar Teten.

Arto Biantoro, salah seorang inisiator gerakan mengenakan masker kain, mengatakan bahwa di tahap pertama ini pihaknya fokus membagikan masker kain kepada para pedagang di sekitar wilayah Jabodetabek. Mengingat pasokan masker yang terus berdatangan, pihaknya juga akan mendistribusikan ke daerah-daerah lain melalui kerja sama dengan LAZISNU.

“LAZISNU memiliki cabang dan kekuatan untuk masuk ke akar rumput; sehingga perannya sebagai distributor sangat penting untuk dapat menjangkau wilayah tersebut,” papar aktivis brand lokal itu.

Edward, salah seorang pedagang yang ditemui di lokasi, mengaku bahwa pendapatannya menurun drastis di awal Bulan Ramadhan ini akibat adanya kebijakan pembatasan jarak aman untuk mencegah penularan Covid-19. Pembatasan kegiatan warga ini secara langsung berdampak pada menurunnya animo pembeli.

“Kalau dulu biasanya ramai, sebelum ada Corona. Sekarang mereka (pembeli) mau ke sini kan agak takut tertular. Ya, kami berharap wabah ini cepat berlalu, supaya bisa normal lagi,” ungkap Edward.

Pedagang sate padang ini mendapatkan masker kain gratis pemberian Menkop dan UKM Teten Masduki. Ia memang sudah memiliki masker kain yang dibeli sendiri, yang selalu dibawanya setiap keluar berdagang. “Saya kan sering menarik gerobak, kalau jalan menanjak, nafas saya suka menjadi sesak; makanya (masker) saya simpan aja di laci. Tapi tadi dikasih (masker) lagi sama Pak Menteri,” ucap Edward.

Kunjungan Menkop dan UKM Teten Masduki ke lokasi ini mendapat sambutan positif dari pedagang dan masyarakat sekitar. Teten didampingi oleh Direktur Utama SMESCO Indonesia Leonard Theosabrata, Staf Khusus Menkop dan UKM Fiki Satari, dan Asdep Pemasaran Kemenkop dan UKM Destri Ana Sari.(jef)

Menkop dan UKM Lantik Tiga Deputi Baru

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melantik tiga orang pejabat untuk mengisi posisi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya Kementerian Koperasi dan UKM.

Ketiga orang itu adalah Hanung Harimba Rachman sebagai Deputi Bidang Pembiayaan, Eddy Satria sebagai Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha, dan
Ahmad Zabadi sebagai Deputi Bidang Pengawasan.

“Dengan dilantiknya tiga Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang dilakukan dalam kondisi pandemi Covid-19, diharapkan para pejabat ini mampu cepat beradaptasi dengan pekerjaan dan secara masif melakukan gerakan perubahan yang signifikan untuk membantu Kementerian Koperasi dan UKM dalam menjalankan program-program antisipasi dampak Covid-19 terhadap pelaku UMKM”, papar Teten dalam acara pelantikan di Jakarta, Rabu (6/5).

Menkop dan UKM Teten juga mengingatkan beberapa program antisipasi dampak Covid-19 untuk pelaku UMKM. Antara lain, stimulus daya beli produk UMKM dan koperasi, Belanja di Warung Tetangga, restrukturisasi dan subsidi suku bunga kredit usaha mikro, dan restrukturisasi kredit khusus bagi koperasi melalui LPDB-KUMKM, juga program Masker untuk Semua.

Usai pelantikan, Deputi Bidang Pengawasan Ahmad Zabadi menegaskan bahwa jajarannya akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap koperasi. Karena, secara nyata, koperasi berdasarkan data telah memberikan dukungan kredit kepada anggota dan masyarakat lebih dari Rp60 triliun. “Ini bukan sebuah angka yang kecil”, tandas Zabadi.

Oleh karena itu, lanjut Zabadi, pengawasan koperasi sendiri harus dilihat dari perspektif bagaimana pemerintah mendorong gerakan koperasi, khususnya simpan pinjam, agar dapat dipercaya publik dan memberikan konstribusi dalam melakukan pembiayaan, khususnya bagi pelaku usaha mikro dan kecil.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Eddy Satria mengakui, sebelum Covid-19 tantangan membangun koperasi dan UMKM itu sangat besar. “Ke depan, dengan adanya tambahan personil yang membawa pengalaman dari Bappenas dan Kemenko Perekonomian, UMKM dapat lebih dibantu hingga bisa bangkit berdasarkan kekuatan sendiri”, tukas Eddy.

Selain itu, kata Eddy, UMKM juga bisa berkontribusi lebih besar untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia; di mana 90% bentuk usaha di Indonesia adalah UMKM dan hanya segelintir saja yang merupakan usaha besar.

“Artinya, selain tenaga kerja, kita juga harus meningkatkan mutu dan pemanfaatan teknologi untuk mempercepat ini semua”, tegas Eddy.

Sementara itu, Deputi Bidang Pembiayaan Hanung Harimba Rachman menjelaskan, targetnya yang paling dekat adalah memperkuat pembiayaan untuk UMKM dan koperasi dalam masa Covid-19 ini, dan juga recovery. “Kita akan menyiapkan langkah-langkah tersebut”, ucap Hanung.

Salah satunya, adalah dengan membangun arsitektur UMKM yang tidak hanya murah, namun juga mudah diakses oleh para pelaku UMKM. “Saya rasa itu PR yang lumayan cukup besar yang perlu kita jalankan”, kata Hanung.

Yang pasti, Hanung menekankan, dalam masa Covid-19 ini, ia akan lebih banyak membantu UMKM dan koperasi terkait masalah keuangannya. “Tujuannya, agar mereka bisa bertahan. Dan untuk ke depannya, di masa pemulihan, kita juga ingin turut andil dalam mempercepat recovery, khususnya dari sektor pembiayaannya”, pungkas Hanung.(jef)

Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto Beberkan Tips UMKM Survive Lawan Covid – 19

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Wabah Covid-19 membuat sektor ekonomi dan dunia usaha di Indonesia begitu terpukul. Banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) kelimpungan menghadapi bisnisnya yang terhambat bahkan mungkin tidak bakal selamat. Lantas bagaimana jurus UMKM menghadapi “tsunami” akibat Covid-19 ini?

Kepala Ekonomi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Kiryanto memberikan tips-tips bagi UMKM agar dapat bertahan di tengah tekanan Pandemi Covid – 19. Tips-tips tersebut disampaikan dalam acara diskusi online Forwada bertajuk, “Update UMKM; Jurus bertahan Selama Pandemi Covid -19”, Selasa, (5/4/2020).

Tips Pertama, menurut Kiryanto yang akrab disapa Ryan, adalah, Fokus pada kebutuhan konsumen. Kedua, Terus berinovasi dan berkreasi baik di level produk maupun services sesuai dengan perubahan preferensi dan perilaku konsumen. Ketiga, Kembangkan Penelitian dan Pengembangan untuk meningkatkan daya tahan ketika krisis melanda.

Keempat, Tidak boleh cepat berpuas diri karena persaingan akan semakin keras. Kelima, Persiapkan generasi berikutnya untuk menjadi pemimpin umkm masa depan yang lebih tangguh. Keenam, Jaga hubungan baik timbal balik dengan vendor, supplier dan distributor. Ketujuh, Berhimpun dalam organisasi umkm sebagai sarana mengembangkan jejaring dan bisnis.

Kedelapan, Berkolaborasi dengan perbankan sebagai mitra strategis untuk sumber pembiayaan, informasi, dan pendampingan pengembangan usaha.

Pada kesempatan yang sama, Praktisi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Sigit Iko Sugondo mengatakan, UMKM bisa melakukan beberapa jurus ampuh agar usaha mereka tidak terhambat atau selamat melalui pandemi Covid-19 ini. Jurus Pertama, adalah Kreativitas dan Inovasi. Jurus Pertama inilah yang akan menjadi kunci dalam menghadapi wabah Covid-19.

UMKM harus memahami bahwa durasi pandemi Covid-19 tidak dapat diduga secara pasti, untuk itu tidak perlu panik, dan segera lakukan tindakan penyesuaian.
“Kita tidak bisa mengendalikan angin, tetapi kita bisa mengendalikan perahu yang kita tumpangi” ujar Iko.
Jurus Kedua, memastikan cashflow terjaga dengan sehat. Arus kas menjadi unsur paling penting dalam bisnis sehingga pemilik usaha harus mampu mengelola uang tunai secara optimal.

Jurus Ketiga, UMKM harus memahami perubahan perilaku konsumen. Konsumen tidak menghilang, yang terjadi adalah perubahan tempat dan perilaku.
Jurus Keempat, UMKM harus me-review produknya termasuk customer profile. Jurus Kelima, menyesuaikan strategi customer relations dan kanal penjualan. Jurus keenam adalah dengan merencanakan ulang pendapatan dan memangkas anggaran biaya. Dan Jurus Ketujuh UMKM dalam konsisi pandemic Covid-19 ini harus berkolaborasi, kerjasama usaha hingga dapat meningkatkan efisiensi, berbagi beban kerja dan bahkan mendapatkan ide-ide baru.

Setelah 7 langkah dilakukan, Jurus pamungkas bagi UMKM dalam menghadapi wabah Covid-19 ini adalah sedekah, karena sedekah membuka pintu rejeki. “Ketika semua melakukan social distancing, stay at home, go online, dari semua itu kita dapat temukan peluang didalamnya, sesungguhnya bersama kesulitan terdapat kemudahan,” pungkas Iko.

Iko menuturkan, Covid-19 secara tidak langsung telah sanggup menurunkan angka penjualan akibat berkurangnya pelanggan, kesulitan pasokan bahan baku, menurunnya laba yang diperoleh, atau malah menderita kerugian. Akibat wabah Covid-19 ini, pelaku UMKM juga kesulitan membayar angsuran kredit (gagal bayar, atau tidak berproduksi/ tidak berusaha dalam waktu yang lama, hingga bertambahnya hutang).

Dalam hal keuangan, keuangan UMKM harus menjaga ketersediaan dana untuk pembayaran kewajiban dan atau modal awal usaha pada saat memasuki masa recovery. Strategi lainnya yang dapat dilakukan UMKM adalah dengan bantuan kedaruratan dimana dengan membantu keluarga pelaku UMKM dan pekerja sektor informal yang sama sekali tidak dapat berusaha sehingga mereka kehilangan penghasilan,
Langkah Perbankkan

Sementara itu, Ryan menambahkan, dampak Covid-19 dialami oleh hampir semua negara yang menjadi daerah pandemi virus mematikan itu, termasuk Indonesia. Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat.
“Secara global dampak Covid – 19 telah merusak rantai pasokan, menjatuhkan harga komoditas, hingga meningkatnya risiko kehancuran ekonomi global. Secara domestik dampak Covid – 19 telah mengurangi pengeluaran diskresioner, penutupan pabrik, hingga larangan berpergian,” ujarnya.

Pemerintah, lanjut Ryan, telah mengeluarkan PERPPU No. 1 Tahun 2020 sebagai payung hukum dalam langkah cepat & luar biasa penanganan Covid-19 serta dampaknya. Langkah yang diambil diataranya Fleksibilitas APBN 2020 untuk Merespon Kondisi Darurat dengan pelebaran defisit di atas 3% PDB untuk mempercepat penanganan Covid-19 dan menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis serta menjaga stabilitas sistem keuangan.

Khusus untuk sektor terdampak dan UMKM pemerintah telah mengeluarkan Kebijakan Menjaga Fundamental Sektor Riil POJK No. 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Counter cyclical.
Restrukturisasi kredit / pembiayaan yang dilakukan antara lain dengan memberikan penundaan keringanan pembayaran angsuran melalui program restrukturisasi bagi kredit/pembiayaan leasing dengan jangka watu 1 tahun,

“Rekstukturisasi dilakukan dengan cara penurunan suku bunga, perpanjangan jangka waktu, pengurangan tunggakan pokok, pengurangan tunggakan bunga, penambahan fasilitas kredit/pembiayaan dan atau konversi kredit/pembiayaan menjadi penyertaan modal sementara,” ujar Ryan.

Ryan menambahkan, melalui peraturan OJK tersebut, industri perbankan dapat menerapkan kebijakan yang mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi untuk debitur terdampak Covid – 19 termasuk untuk UMKM.

Kebijakan Stimulus itu antara lain penilaian kualitas kredit/pembiayaan dana lain hanya berdasarkan ketepatan pembayaran pokok dan/ atau bunga untuk kredit hingga Rp 10 milliar. Pihak Bank dapat melakukan restrukturisasi untuk seluruh kredit /pembiayaan tanpa melihat batasan plafon kredit atau jenis debitur, termasuk UMKM.

“Untuk debitur UMKM, Bank juga dapat menerapkan dua kebijakan stimulus yaitu; Pertama, penilaian kualitas kredit/pembiayaan/penyediaan dana lain berdasarkan ketepatan membayar pokok dan/atau bunga. Kedua, melakukan restrukturisasi kredit/pembiayaan UMKM tersebut, dengan kualitas yang dapat langsung menjadi lancar setelah dilakukan restrukturisasi kredit,” jelasnya. (jef)

Menkop dan UKM: APD Produksi UMKM Binaan Telah Terkurasi Sesuai Standar Kesehatan

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut bahwa Alat Pelindung Diri (APD) produksi UMKM binaan kementeriannya telah terkurasi sesuai standar kesehatan sehingga aman digunakan untuk mencegah penyebaran COVID-19.

“Saat ini sudah 150 UMKM binaan telah menjadi mitra, dan produk APD mereka sudah terkurasi sehingga memenuhi standar kesehatan,” kata Teten Masduki dalam keterangannya, Selasa (5/5/2020).

Pihaknya menggandeng industri swasta yang peduli dengan kualitas produksi UKM lokal melalui Karya Nusantara dari PT Daruma, yang telah memiliki izin dan otoritas di bidang perlengkapan kesehatan, untuk menjadi kurator dan pendamping UMKM produsen APD.

Ke depan, Teten mengatakan, sudah ada 300 UMKM yang sedang mengajukan untuk menjadi pemasok APD yang produknya akan segera diseleksi. Mereka tersebar di berbagai daerah, terutama terbanyak di Pulau Jawa.

Teten mendorong lebih banyak UMKM untuk beralih memproduksi APD, khususnya masker kain sebagai upaya menekan penyebaran COVID-19, sekaligus mempertahankan UMKM agar tetap produktif di tengah masa pandemi.

“Kebutuhan APD kami lihat sebagai suatu peluang bisnis bagi UMKM dan koperasi yang selama ini terdampak COVID-19, yang mengalami kesulitan pembiayaan karena penghasilan menurun; sehingga sekarang kami ajak UMKM untuk banting setir,” katanya.

Pihaknya bahkan menggelar pelatihan secara daring bagi UMKM untuk membuat APD, khususnya masker kain atau masker nonmedis, yang juga menjadi upaya untuk menekan permintaan pasar akan masker medis. Dengan begitu, pasokan masker medis tetap terjaga dan terprioritaskan bagi para tenaga medis dan pasien yang membutuhkan.

“Kami berupaya untuk menghubungkan UMKM dengan pemasok bahan baku dan menghubungkan mereka dengan pasar,” jelas Teten.

Selain berperan sebagai kurator dan pengendali kualitas produk, Karya Nusantara sekaligus membantu membuka pasar bagi UMKM pembuat produk-produk APD yang meliputi hazmat kit, pelindung wajah, masker kain, sarung tangan, dan pelindung kaki.

Pihaknya mengidentifikasi banyak UMKM yang saat ini melakukan shifting usaha dari yang semula bergerak di bidang konveksi, termasuk produsen bendera, banting setir ke produksi masker kain atau APD.

“Skema yang kami lakukan yakni memetakan UMKM berdasarkan info yang masuk; lalu kita identifikasi dengan melibatkan dinas dan asosiasi, dan setelahnya melakukan kurasi,” kata Teten. “Kami bekerja sama dengan Kimia Farma untuk distribusi, juga dengan PKBL BRI. UMKM yang memenuhi syarat kualitas dapat melanjutkan ke produksi APD, yaitu hazmat, pelindung wajah, masker, pelindung kaki, dan sarung tangan,” imbuhnya.

Ia optimistis UMKM bisa memproduksi lebih banyak APD sepanjang pasokan bahan baku juga memadai.(jef)

Dharma Wanita Persatuan Kemenkop dan UKM Gelar Bakti Sosial Bagi-Bagi Paket Sembako

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Koperasi dan UKM melaksanakan kegiatan bakti sosial berupa bantuan paket Sembako termasuk masker di dalamnya yang telah disiapkan sebanyak 300 paket untuk diberikan kepada para Cleaning Service, satuan pengaman, pramubhakti, pengemudi dan pengelola warung Dharma Wanita.

“Momentum bakti sosial ini merupakan wujud nyata kebersamaan dan kepedulian sosial dalam memperingati Hari Kartini”, kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan, dalam rilisnya di Jakarta, Senin (4/5).

Terlebih dalam suasana puasa Ramadan nan suci, ingin bakti sosial ini bukan sekadar seremonial semata.

“Tetapi, akan lebih memberikan manfaat dan membantu meringankan beban para pegawai di tengah situasi sulit pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19”, ucap Prof Rully.

Prof Rully menjelaskan, kegiatan bakti sosial yang merupakan hasil sinergi dan kolaborasi dengan LPDB KUMKM dan LLP KUKM itu, dalam pelaksanaannya dilakukan dengan tetap mengikuti himbauan Pemerintah dan Protokol Kesehatan pencegahan Covid-19, melalui penyerahan simbolis kepada penerima bantuan.

Penyerahan simbolis bantuan Sembako tersebut diberikan kepada masing-masing perwakilan penerima bantuan.

“Bulan Ramadan dalam kondisi pandemi Covid-19 hendaknya tetap menjadi momen yang baik untuk tetap semangat, bersatu saling menjaga dan saling membantu”, tukas Prof Rully.

Dia berharap situasi sulit ini segera berlalu. “Pandemi hilang dan keadaan menjadi normal dan menjadi lebih baik lagi”, pungkas Prof Rully.(jef)

e’Sambelin, UKM yang Tetap Eksis di Tengah Pandemi Covid-19

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Di tengah mewabahnya virus Covid-19 di Indonesia, banyak pelaku UKM yang diuji kreatifitas pemasaran produknya. Salah satunya, melalui jalur dunia maya alias media sosial (medsos). Begitu juga yang dilakukan Darmono, UKM produsen sambel khas dengan merek e’Sambelin.

Darmono mengatakan, sejak maraknya virus Covid-19, dirinya memanfaatkan sarana medsos untuk mempromosikan dan memasarkan produk sambel khasnya. “Alhamdulillah, animo konsumen tetap tinggi”, tandas Darmono kepada wartawan di Jakarta, kemarin.

Awalnya, aku Darmono, pesanan sambel datang dari komunitas teman-teman sendiri. Setelah dari mulut ke mulut, pesanan sambel pun datang dari komunitas yang lain. “Kuncinya ya kreatifitas, baik pemasaran maupun kualitas produk”, ucap Darmono.

Soal rasa, sambel khas e’Sambelin Cak’Mono juga sudah memiliki variasi rasa. Dengan ukuran botol 150 milimeter, selain rasa sambel biasa, ada juga varian rasa teri, petai, dan tongkol.

Yang terbaru adalah varian rasa cumi. Harga yang dipatok berkisar Rp30 ribu sampai Rp35 ribu saja. Sedangkan untuk rasa cumi Rp45 ribu. “Bagi Reseller mendapat cashback atau diskon Rp5 ribu”, ungkap Darmono seraya menyebutkan dirinya mampu memproduksi sambel sebanyak ratusan botol dalam setiap pemesanannya.

Meski masih didominasi pemesanan di wilayah Jabodetabek, namun pesanan sambel dari beberapa daerah di Indonesia pun mulai meningkat. “Sudah mulai banyak juga pesanan dari luar Jakarta”, kata Darmono.

Soal kemasan, e’Sambelin juga kini tersedia dalam kemasan plastik yang simpel dan praktis. Namun, tetap mengutamakan unsur higinietasnya.

Ke depan, e’Sambelin akan tetap berinovasi untuk berkembang, baik dari sisi kualitas produk, varian rasa, hingga inovasi dalam pemasaran. “Wabah Corona ini sebagai ajang UMKM bisa naik kelas dengan kreatifitas, inovasi, keuletan, dan bagaimana bener-benar memanfaatkan media sosial”, pungkas Darmono.(jef)