Dukung Pemasaran Secara Digital, KemenKopUKM Pertemukan Pelaku Usaha Wastra dengan Platform E-Commerce


Bali – Kementerian Koperasi dan UKM mempertemukan para pelaku usaha sektor wastra di 5 Destinasi Superprioritas (DSP) dengan pelaku e-commerce yakni Blibli dan Tokopedia. Hal ini dilakukan agar para pelaku usaha sektor wastra dapat memasarkan produk mereka di platform e-commerce.

“Kita berharap bantuan sektor swasta untuk membangkitkan sektor wastra Indonesia. Maka dari itu kita pertemukan pelaku usaha dengan platform untuk menemukan kolaborasi dan sinergi,” ungkap Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah dalam Focus Group Discussion Pelaku Wastra, E-commerce, Bali Based Entrepreneur Network BNI Xpora, Sinergi KemeKopUKM dengan Dewan Kerajinan Nasional di 5 Destinasi Wisata Superprioritas, Nusa Dua, Bali, Jumat (29/10).

Tidak hanya mampu memasarkan di platform online, Siti Azizah juga berharap dari pihak e-commerce untuk membuat kebijakan terkait harga. Pasalnya, menurut dia tantangan dalam berjualan di platform online juga terjadi dalam hal harga, di mana banyak produk wastra yang memiliki harga yang berbeda-beda.

“Banyak produk wastra yang banting harga, jadi diharapkan akan ada juga kebijakan terkait harga. Mudah-mudahan dari hasil diskusi ini dapat menghasilkan hal-hal yang bermanfaat dan bisa diimplementasikan,” lanjutnya.

Dari pihak pelaku usaha wastra, pelaku wastra di Labuan Bajo memaparkan bahwa mereka memiliki kain tenun songket dan tenun ikat yang memiliki ciri khas berwarna gelap. Variasi warna ini dikatakan merupakan representasi dari warna keagungan dan pengucapan rasa syukur kepada Tuhan.

Sementara itu, pelaku usaha wastra di Danau Toba dapat menghasilkan kain tenun yang memiliki kekuatan dari proses pembuatannya. Maka dari itu, kain tenun dari pelaku usaha wastra di Danau Toba disebut dengan kain yang bercerita.

Dari pelaku usaha wastra di Borobudur memiliki produk Batik Magelang dengan beragam motif. Mulai dari motif candi wajik, bambu, batu merapi dan masih banyak lainnya dihasilkan oleh pelaku usaha wastra di sana.

Lain halnya dengan pelaku usaha wastra di Mandalika atau lebih tepatnya pengrajin kain di Lombok yang dikatakan mengandalkan motif yang sederhana. Produk kain yang dihasilkan pun merupakan kain tenun dari daerah Bali, Sumbawa dan Lombok.

Lalu, pelaku usaha wastra di Likupang tengah berjuang untuk membangkitkan kain tenun yang sudah lama punah. Kain tenun tersebut terbuat dari serat pisang abaka.

Dari 5 DSP tersebut, kesulitan yang dihadapi ialah pemasaran melalui platform online. Maka dari itu, mereka berharap Blibli dan Tokopedia dapat menjadi platform yang mampu memasarkan produk usaha wastra mereka.

Dari Blibli menegaskan bahwa pihaknya menyediakan berbagai bantuan kepada pelaku usaha wastra untuk memasarkan produknya, di antaranya ialah photo shoot gratis dengan model profesional, mengangkat cerita dari produk wastra, video profil pelaku usaha wastra, dan akan menyediakan halaman khusus berisi produk wastra dari 5 DSP.

Selanjutnya, pihak Tokopedia berkomitmen untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku usaha untuk menjual di platform mereka. Pasalnya, literasi digital dikatakan menjadi hal yang penting untuk diketahui oleh para pelaku usaha wastra.

Di tempat yang sama, Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata berharap diskusi ini dapat menjadi sebuah jawaban dari permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku usaha wastra di 5 DSP.

Selain itu, diharapkan juga akan tercapai kesepakatan antara para pelaku usaha wastra dengan para pelaku e-commerce, khususnya dalam hal pemasaran produk.

“Kita sudah diskusi dan diharapkan hari ini ada kesepakatan dari pelaku wastra di 5 DSP dengan pelaku e-commerce,” pungkas Leo.(Jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.