MV Iriana, Kapal Canggih Bertenaga Listrik Bisa Atasi Disparitas Harga Semen

Dirut ABB (Andalas Bahtera Baruna) , Haneco saat memberikan keterangan di anjungan MV Iriana

JAKARTA(Globalnews.id) Disparitas  harga semen yang terjadi saat ini dimana di luar Jawa, harganya sangat tinggi, bisa diatasi salah satunya dengan hadirnya kapal pengangkut semen curah bertenaga listrik pertama di Indonesia, MV Iriana.

“Di Papua harga semen bisa mencapai Rp 500 ribu /sak, dengan adanya MV Iriana ini, kami bisa mengatasi perbedaan harga itu,”ujar Direktur Utama PT Andalas Bahtera Baruna yang mengoperasikan MV Iriana, Haneco, di anjungan kapal MV Iriana, yang tengah sandar di dermaga oo6 Tanjung Priok, Jakarta (27/7)MV Iriana, adalah kapal angkutan semen curah pertama di Indonesia yang digerakkan listrik (electric propulsion),  sandar di Dermaga 006 Pelabuhan Tanjung Priok.

Nakhoda MV Iriana, Capt. Andi Ruskandi mengatakan kapal canggih tersebut sedang muat 9.000 ton semen untuk diangkut ke Pelabuhan Panjang, Lampung.“Mungkin sekitar 3-4 hari lagi MV Iriana akan meninggalkan Tanjung Priok untuk bertolak ke Panjang,” kata Capt. Andi.

Haneco, mengatakan Indonesia merupakan negara ketiga yang mengoperasikan kapal Cement Carrier canggih yang digerakkan oleh listrik. Negara pertama Jepang dan kedua Taiwan. Ia membangun kapal canggih yang selaras dengan program ‘green port’ ini tidak lepas dari saran Dwi Sutjipto, mantan Dirut PT Semen Indonesia.

 

Saat itu PT Andalas Bahtera Baruna hendak bangun kapal angkutan semen. Pak Dwi Sutjipto kala itu Dirut PT Semen Indonesia bilang :”Bos kenapa gak bangun kapal angkutan semen yang canggih sekalian. Saya sudah lihat di Jepang wah bagus.You harus bangun itu, ” kata Haneco.“Lalu saya bilang kalau saya bangun bapak (PT Semen Indonesia -red) mau pakai? Pak Dwi bilang bangun saja, nanti saya pakai,” tuturnya.Tapi setelah kapal dibangun Dwi Sutjipto pindah ke Pertamina dan saat itu perekonomian agak lesu.“PT Semen Indonesia gak kuat pakai, lalu saya tawarkan ke pabrik semen PT Holcim. Akhirnya dikontrak PT Holcim, tutur Haneco.

MV I riana panjang 117 meter, lebar 25 meter draf 6,5 meter, tinggi 7,9 meter , bobot mati 10.000 ton dengan kecepatan 10 knot/jam.Kapal ini sebelumnya diresmikan pengoperasiannya oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.“Pembuatan kapal ini harus diapresiasi karena menjadi pembuatan kapal pertama menggunakan teknologi terbaru electric propulsion yang seluruhnya dibuat di dalam negeri, dan menggunakan baja juga dari dalam negeri,” katanya dalam peluncuran di Batam, Kepulauan Riau, Maret lalu.

Airlangga mengatakan, teknologi tersebut sama dengan yang digunakan oleh Jepang sebagai negara pertama yang menerapkannya, namun buatan Indonesia lebih canggih karena mampu menghemat bahan bakar lebih besar.“Teknologi di jepang dilakukan dgn saving energi sekitar 10 persen, di sini bisa rencananya 20 persen,” kata dia, tentang kapal berkapasitas 10.000 tonase bobot mati (deadweight tonnage) terebut. (jef)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.