JAKARTA: (GLOBALNEWS.ID)-
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memilih dan mengangkat Budi Tampubolon sebagai Ketua Dewan Pengurus AAJI periode 2019-2022, melalui Rapat Anggota Luar Biasa AAJI pada tanggal 24 Mei 2019.
Budi Tampubolon adalah praktisi yang telah berkecimpung selama lebih dari 20 tahun di industri asuransi jiwa, duduk di Dewan Pengurus di AAJI sejak tahun 2011 sebagai Kepala Departemen Aktuaria dan Produk, dan saat ini juga menjabat sebagai Ketua Komisi Kerja Sama Universitas pada Persatuan Aktuaria Indonesia (PAI).
Menurut Budi, pencapaian Total Pendapatan industri asuransi jiwa Indonesia di awal 2019 meningkat 19,7% sebesar Rp 62,23 triliun dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp51,97 triliun. ”Pada kuartal pertama 2019, AAJI mencatat Total Pendapatan, Total Klaim dan Manfaat yang dibayarkan serta Jumlah Agen berlisensi di industri asuransi jiwa mengalami pertumbuhan, meski total Pendapatan Premi mengalami perlambatan,” tutur Budi saat Konferensi Pers di Rumah AAJI, Jakarta, Kamis (20/6/2019).
Budi juga mengatakan bahwa, Total Pendapatan Premi pada kuartal pertama tercatat Rp46,40 triliun dibanding kuartal pertama 2018 sebesar Rp52,49 triliun, yang berkontribusi terhadap 74,6% Total Pendapatan, melambat sebesar 11,6%. “Perlambatan total Premi dipengaruhi oleh menurunnya Pendapatan Premi dari saluran distribusi bancassurance sebesar 22,0% yang berkontribusi sebesar 40,9% dari keseluruhan Total Pendapatan Premi industri asuransi jiwa. Saluran keagenan juga mengalami penurunan sebesar 4,4% dan memiliki kontribusi terhadap total Premi sebesar 40,2%” jelas Budi.
Sementara, Premi Bisnis Baru, yang berkontribusi terhadap total premi sebesar 60,9%, mengalami perlambatan 19,2%, sedangkan Premi Lanjutan yang memberikan kontribusi sebesar 39,1% masih tumbuh sebesar 3,7%.
Hasil Investasi menyokong pertumbuhan Total Pendapatan industri asuransi jiwa sepanjang kuartal pertama 2019 sebesar Rp13,41 triliun. Perbaikan kinerja hasil investasi asuransi jiwa tersebut dipengaruhi oleh membaiknya kondisi pasar modal Indonesia yang ditandai dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang kuartal pertama 2019.
Selain karena adanya penurunan Pendapatan Premi, Total Aset di kuartal pertama melambat 2,4%, yang salah satunya dipengaruhi oleh pemenuhan kewajiban Pembayaran Klaim. Namun, AAJI mencatat, selama Kuartal I-2017 sampai dengan Kuartal I-2019, Total Aset perusahaan asuransi jiwa masih mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 6,2%.
Pada kesempatan yang sama Ketua Bidang AAJI Wiroyo Karsono menjelaskan, ”Proporsi terbesar Pembayaran Klaim dan Manfaat adalah Klaim Nilai Tebus (Surrender) yang mencapai 54,1%, melambat 10,2% menjadi Rp18,69 triliun di Q1 2019 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. “Kami melihat menurunnya klaim surrender ini sebagai sinyal positif membaiknya kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk asuransi jiwa, khususnya produk unit link, dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berasuransi dan berinvestasi jangka panjang,” ujar Wiroyo.
Klaim Penarikan Sebagian (Partial Withdrawal) berkontribusi sebesar 13,3%, turut mengalami pertumbuhan sebesar 1,6% dibandingkan periode yang sama di kuartal pertama 2018, dari Rp4,51 triliun menjadi Rp4,58 triliun.
Sementara Klaim Kesehatan (Medical) mengalami peningkatan 7,3% menjadi Rp2,60 triliun, yang dipengaruhi oleh meningkatnya Klaim Kesehatan Perorangan sebesar 14,0% dan Klaim Kesehatan Kumpulan sebesar 1,9%. Disusul Klaim Lain-lain (Other) yang meningkat sebesar 4,7%.
Terkait Tenaga Pemasar, AAJI terus berusaha untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat dengan merekrut tenaga pemasaran yang handal dan berkualitas.
Kepala Departemen Komunikasi Nini Sumohandoyo menegaskan, jumlah Tenaga Pemasar asuransi jiwa berlisensi pada kuartal pertama 2019 meningkat 0,4% menjadi 595.192 orang, dibandingkan periode tahun sebelumnya berjumlahj 592.913 orang, dimana 90,3% dari total tenaga pemasar tersebut berasal dari saluran keagenan.
“Kedepannya, AAJI akan terus berkomitmen untuk mengembangkan Tenaga Pemasar berlisensi yang handal dan berkualitas dalam memberikan pelayanan untuk Nasabah dalam jangka panjang.” kata Nini.
AAJI juga mencatat, berdasarkan saluran distribusi pada kuartal pertama 2019:
• Saluran Keagenan relatif stabil menjadi 537.252 orang dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebanyak 540.058 orang;
• Bancassurance meningkat 6,4% menjadi 30.299 orang dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebanyak 28.464 orang; dan
• Saluran alternatif meningkat 13,3% menjadi 27.641 orang dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebanyak 24.391 orang
“Dengan jumlah Tenaga Pemasar asuransi jiwa berlisensi yang semakin kuat, dan melihat penetrasi asuransi jiwa yang masih relatif rendah di angka 6,5%, kami yakin potensi pertumbuhan industri asuransi jiwa Indonesia masih sangat menjanjikan”, pungkas Nini.(jef)
Komentar