Arsip Tag: Bank BNI

Waspada Akun Palsu, Ini Akun Resmi BNI

Jakarta:(Globalnewd.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) telah memiliki layanan BNI Call untuk menanggapi komplain para nasabah. Tidak sekadar memberikan tanggapan, BNI Call juga akan dengan segera menindaklanjuti komplain sehingga nasabah mendapatkan solusi.

Hal tersebut dijelaskan oleh Corporate Secretary BNI Mucharom di Jakarta, Minggu (14 Maret 2021).

“BNI Call dapat dihubungi di nomor 1500046. Petugas akan dengan senang hati mendengarkan keluhan nasabah dan memberikan solusinya,” ujar Mucharom.

Mucharom juga mengatakan bahwa BNI Call terus melayani nasabah 24 jam selama 7 hari dalam seminggu. Untuk memperlancar proses penanganan komplain, BNI menambah lokasi pusat pelayanan BNI Call menjadi di 3 lokasi.

Langkah tersebut juga untuk memastikan agar pelayanan BNI Call dapat tetap diberikan meskipun terjadi gangguan komunikasi di salah satu Call Center tersebut.

“Apabila nasabah menyampaikan keluhan melalui _comment section_ akun Facebook dan Instagram BNI, proses tindaklanjutnya akan menjadi lebih lama. Untuk itu, kami berharap nasabah dapat menyampaikan komplainnya hanya ke nomor resmi BNI Call (1500046) serta akun Twitter resmi @BNICustomerCare,” ujarnya.

Selain saluran khusus untuk menyampaikan keluhan, nasabah dan masyarakat luas juga dapat memperoleh banyak informasi terbaru melalui saluran – saluran resmi, yaitu akun twitter resmi BNI di @BNI, akun instagram resmi BNI yaitu di @BNI46, lalu di akun youtube resmi BNI di BNI – Bank Negara Indonesia. Selain itu, ikuti juga perkembangan perseroan hanya di situs resmi BNI, yaitu bni.co.id.

BNI senantiasa melakukan edukasi kepada nasabah selain menjawab keluhan nasabah dengan cepat. Selain itu, BNI juga tidak pernah meminta data pribadi direct message media sosial. Nasabah dapat selalu melakukan konfirmasi ke BNI Call apabila merasa ragu atau mengalami kendala.

“Yang juga perlu diingat. Jika ada yang meminta data pribadi melalui akun media sosial (DM), mohon abaikan dan laporkan kepada kami. Karena BNI tidak pernah meminta data pribadi melalui _direct message_ di media sosial. Dan kalo ragu, silahkan hubungi BNI Call di 1500046,” ujarnya.
Pada 2020 lalu, BNI Contact Center selaku pengelola BNI Call berhasil meraih Silver Medal untuk The Best Project Manager, The Best Work Force Planning, dan The Best Recruitment Champaign serta Bronze Medal untuk The Best Technology & Innovation pada ajang Contact Center World 2020 regional Asia. Selain itu, BNI Contact Center juga mendapatkan Top Brand Award dengan predikat “Outstanding Achievement in Building The Top Brand” dan peringkat pertama Performa Terbaik Call Center & Performa Phone Banking dari Marketing Research Indonesia (MRI).(Jef)

Millenial Smartfarming, Upaya BNI Kawal Pertanian Masa Depan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo(kedua kiri), Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto (kedua kanan), dan Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar (kiri) sedang memanen jagung pada program Millennial Smartfarming di Desa Narawita, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Rabu, 10 Maret 2021. Millenial Smartfarming mengedepankan peranan milenial serta pemanfataan teknologi digital IoT (Internet of Thing) dan AI (Artificial Intelegent) yang didampingi oleh BNI dan mitra pihak ketiga.

Bandung:(Globalnews.id)-Kini dunia pertanian tengah menghadapi tantangan produktivitas lahan pertanian yang makin terbatas serta regenerasi kaum petani. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) pun hadir dengan program Millennial Smartfarming yang melibatkan generasi milenial dalam mengembangkan ekosistem digital pertanian.

Millennial Smartfarming bertujuan untuk menciptakan petani-petani muda yang memiliki kapabilitas dalam mengelola aktivitas proses bisnis pertanian dengan memanfaatkan teknologi sehingga digitalisasi pertanian dapat benar-benar dirasakan manfaatnya di sektor pertanian. Program smartfarming sendiri sudah dilakukan sejak 2019, namun kali ini BNI melibatkan para milenial untuk menjajaki langsung teknologi ini.

Sebagai tahap awal, program Millennial Smartfarming dilaksanakan pada Rabu, 10 Maret 2021 di Desa Narawita, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Hadir pada kesempatan tersebut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto, Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar, Direktur Digital Bisnis PT Telkom Muhammad Fajrin Rasyid, Direktur Transformasi Bisnis PIHC Panji Winanteya Ruky, dan CEO PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa Anto Yulianto Budi Santosa.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kolaborasi di waktu pandemi sekarang ini begitu krusial, pihaknya mengapresiasi peran BNI dalam mengawal dan berkontribusi pada sektor pertanian Tanah Air.

“Terima kasih kepada BNI, kita memang harus mengoptimalkan seluruhnya untuk masyarakat. Saya mau BNI lebih semangat lagi untuk membantu. Karena siapa lagi yang mau bantu bangsa dan negaranya kalau bukan kita semua, kebersamaan sangatlah penting di masa sekarang,” tutur Yasin Limpo.

Sementara itu, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto menjelaskan, BNI mengajak para milenial yang siap dan memiliki semangat yang tinggi untuk menjadi usahawan pertanian. Mereka akan berperan sebagai key player dari aktivitas bisnis pertanian dimulai dari pendataan dan akuisisi petani menggunakan aplikasi teknologi, penerapan teknologi digital selama budidaya, penggunaan sistem informasi digital pada manajemen usaha pertanian, hingga pembukaan akses pasar.

“Millenial Smartfarming mengedepankan peranan milenial didorong dalam pemanfaatan teknologi digital IoT (Internet of Thing) dan AI (Artificial Intelegent) di sektor pertanian dengan metode pendampingan dari BNI dan mitra pihak ketiga. Sehingga hasil budidaya pertanian semakin meningkat dengan biaya yang semakin efisien,” ujar Sis Apik.

“Kami juga kerja sama dengan berbagai instansi terkait seperti Telkom dan kerja sama aplikasi pertanian dengan Pupuk Indonesia. Kerja sama juga dengan beberapa tempat di Jember. Jadi bagaimana kita menggerakan petani-petani muda milenial agar dengan teknologi terbaru, disruption bukan hanya di teknologi saja namun juga cara-cara pertanian yang bisa kita kembangkan seperti membaca cuaca, kebutuhan pupuknya bagaimana, itu bisa dideteksi, kita akan kembangkan terus dalam rangka mendukung ekonomi pertanian Indonesia,” tambah Sis Apik.

Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar menyambut baik program Milenial Smartfarming dan berharap petani milenial agar semakin maju lagi ke depan.

“Alhamdulilah Jabar menyambut baik, Jabar juga sedang menginisiasi pengembangan pertanian milenial. Kami berharap banyak dari Kementerian Pertanian mendukung petani milenial untuk petani jabar ini,” ungkap Bapak Benny.

Salah satu petani milenial yakni Andi mengaku sangat terbantu lewat program Milenial Smartfarming ini untuk proses pertaniannya.

“Membantu kami sekali selaku petani jagung dan lainnya, berdasarkan pengalaman kami yang pakai teknologi ini, ini bisa memantau lahan di mana pun dan kapan pun, karena dengan alat sensor kami bisa mengendalikan lahan jagung, penyiapan lahan, pemupukan lewat aplikasi yang kami instal di ponsel kami,” pungkas Andi.

Secara terpisah, General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 BNI, Bambang Setyatmojo menambahkan “Program millenial smartfarming diharapkan dapat memberikan stimulasi positif kepada para pelaku usaha pertanian, tidak hanya terbatas pada aspek budidaya pertanian juga mampu mengintegrasikan secara modern potensi lain dalam perikanan/peternakan, sehingga di ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian diharapkan juga dapat meningkatkan penyaluran KUR BNI”, ungkapnya.

BNI terus mendukung kesejahteraan petani melalui realisasi penyaluran KUR di sektor pertanian yang telah disalurkan selama tahun 2020 sebesar Rp5,7 triliun serta menyentuh 167.840 petani di seluruh Indonesia.(Jef)

Kartu Kredit BNI JCB Raih Dua Penghargaan JCB Indonesia Award 2020

Caption: Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies (ketiga kanan) pada JCB Indonesia Award 2020 di Jakarta, Selasa (9 Maret 2021). BNI memenangkan kategori Internasional yakni The 3rd Best of Issuing Sales Volume in Southeast Asian Countries 2020 dan kategori Indonesia sebagai Best Total Number of Cards in Circulation in Indonesia 2020.

Jakarta:(Globalnews.id)- Kartu Kredit BNI JCB, hasil kerjasama antara PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan PT. JCB International Indonesia, perusahaan merk pembayaran terkemuka internasional yang berkantor pusat di Jepang, meraih dua penghargaan sekaligus pada ajang JCB Indonesia Award 2020, yang digelar secara daring di Jakarta, Selasa (9/3/2021).

Kartu Kredit BNI JCB memenangkan penghargaan untuk kategori Internasional yakni The 3rd Best of Issuing Sales Volume in Southeast Asian Countries 2020 dan kategori Indonesia sebagai Best Total Number of Cards in Circulation in Indonesia 2020.

Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies mengapresiasi penghargaan yang diberikan kepada Kartu Kredit BNI JCB.

Corina mengungkapkan, penghargaan tersebut menjadi lebih istimewa karena diraih di tengah kondisi perekonomian global yang menantang akibat pandemi Covid-19. Kendati menghadapi tantangan berat, pada 2020, Outstanding Kartu Kredit BNI JCB mencatat pertumbuhan sebesar 2,15% dibandingkan pencapaian di periode yang sama tahun 2019. 

“Sejak kerja sama dilakukan tahun 2014, BNI dan JCB telah banyak melakukan kolaborasi program untuk akuisisi maupun usage yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah kartu dan sales volume, termasuk salah satunya melakukan event Japan Travel Fair,” jelas Corina.

Corina menambahkan, Jepang merupakan salah satu negara favorit tujuan wisatawan Indonesia. Itulah yang menjadi alasan BNI bekerja sama dengan JCB, karena melihat adanya potensi yang dapat digarap dari segmen tersebut. 

“Kartu kredit BNI JCB yang memiliki program khusus bagi pemegang kartu yang bertandang ke Jepang seperti Airport Limousine Special Offers, program di JCB Plaza Tokyo dan diskon di merchant-merchant Jepang yang bisa menjadi daya tarik tersendiri,” tambah Corina.

Kerjasama antara BNI dan PT. JCB International Indonesia dimulai pada tahun 2014 dengan mengeluarkan produk Kartu Kredit BNI JCB Platinum yang kemudian berubah menjadi BNI JCB Precious. Pada tahun 2017, BNI dan JCB menerbitkan varian Kartu Kredit BNI JCB Gold.

Corina mengungkapkan, untuk tahun 2021, kerja sama dengan JCB selaras dengan fokus bisnis Kartu Kredit BNI yaitu menyasar segmen premium, dimana JCB memiliki Kartu Kredit BNI JCB Precious. 

Sementara itu, Direktur Utama PT. JCB International Indonesia Koichiro Wada mengatakan, sejak adanya pandemi, gaya hidup masyarakat dan pasar mulai berubah dengan cepat.

Melalui teknologi serta layanan terkini hasil kerjasama dengan berbagai mitra perusahaan, kami akan menyediakan layanan baru yang menarik dan bernilai sebagai perusahaan merek pembayaran yang terus aktif dipilih oleh pelanggan, tuturnya.

Ia menjelaskan, JCB Indonesia sangat mengapresiasi kerjasama yang terjalin erat dengan seluruh mitra bisnis, khususnya para rekan-rekan bank. Sehingga, Perusahaan dapat secara konsisten mengembangkan bisnisnya di Indonesia dan meraih pencapaian yang baik pada tahun 2020.

JCB Indonesia Award telah diselenggarakan sejak tahun 2020. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kinerja dan kerjasama bisnis yang telah tercapai di tahun sebelumnya. Pada tahun 2021, acara ini diadakan secara virtual sebagai bentuk pencegahan terhadap penyebaran virus Covid-19. Sebanyak 9 kategori penghargaan dibagikan.

Acara JCB Indonesia Award akan dihadiri oleh perwakilan enam bank penerbit Kartu JCB. Selain itu, JCB Indonesia juga mengundang berbagai rekanan di bidang keuangan lainnya dengan total undangan mencapai 100 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, khususnya Jakarta.(Jef)

BNI Siapkan UMKM Binaan Jadi Pemain Global di Tengah Pandemi


(Ki-Ka) Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini, Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati, dan Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir pada Public Expose BNI Tahun 2020 di Jakarta, Jumat (29 Januari 2021).

Jakarta:(Globalnews.id)-Di tengah kondisi perekonomian global yang masih menantang karena pandemi Covid-19, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menyiapkan sejumlah strategi yang dapat membantu para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tanah Air untuk bertahan dan segera bangkit.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, selain telah melakukan restrukturisasi kredit, Perseroan juga membantu pelaku UMKM Indonesia untuk mengubah model bisnisnya agar berbasis digital (go digital). 

“Nomor satu yang kita bantu pasti yang terdampak pandemi Covid-19. Kemudian kita bantu restrukturisasi kredit dan memberikan modal tambahan untuk mengembangkan bisnis mereka. Setelah itu, kita ubah basis model bisnisnya untuk jadi platform digital sehingga bisnisnya bisa lebih efisien,” tutur Royke di Jakarta, minggu lalu. 

Dia menambahkan, di masa pandemi ini, Perseroan fokus membantu UMKM binaan BNI bertransformasi menjadi pelaku usaha yang berbasiskan digital. 

BNI juga mendorong para pelaku UMKM agar dapat memanfaatkan secara optimal jaringan global yang dimiliki perusahaan, terutama untuk memperluas pasar dengan berorientasi kepada bisnis ekspor.

“Pertama, kita mau UMKM ini agar go digital, jadi nanti kita mau ambil ini dari nasabah korporasi, kemudian kita kembangkan ke luar negeri dengan chanel-chanel milik kita,” jelas Royke. 

Pihaknya mengungkapkan, BNI sebagai bank milik negara siap mendukung kesuksesan program pemerintah diantaranya Program  Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat adanya pandemi Covid-19. 

Oleh karena itu, Perseroan akan membantu penuh pengusaha Indonesia dalam mengembangkan bisnisnya ke mancanegara dan mendukung pembiayaan segmen UMKM diaspora di luar negeri. 

“Dengan tren cost suku bunga rendah, kita dorong eksportir UMKM ini untuk makin tumbuh dan bersaing supaya ekonomi juga lebih cepat pulih. Bagaimana kita punya jaringan global sehingga UMKM bisa memakai jaringan yang kita miliki untuk ekspor dan go digital,” tutup Royke.

Tangkap Potensi Bisnis 2021, BNI Lakukan Konsolidasi dan Transformasi

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menyongsong tahun 2021 dengan penuh optimisme agar menjadi entitas bisnis yang semakin baik. Komitmen ini ditetapkan untuk mengakselerasi peningkatan kinerja dengan melakukan konsolidasi dan Transformasi.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, BNI penuh optimisme dalam menyambut pemulihan ekonomi serta bisnis pada 2021 yang lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Sejumlah target bisnis pun telah ditetapkan dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan untuk bekerja lebih cepat.

“BNI saat ini melakukan proses konsolidasi dan transformasi yang cukup besar dan masif. Sehingga, akan ada banyak perubahan terkait arah bisnis kedepan,” tuturnya dalam acara Economic Outlook CNBC, Jakarta, Kamis (25/2/2021).

Pihaknya menambahkan, BNI melihat sejumlah sektor andalan yang dapat menopang kinerja di tahun ini. Itu antara lain seperti sektor infrastruktur, korporasi, industri pengolahan hingga industri manufaktur.

Dia melanjutkan, manajemen optimistis bahwa Pemerintah berkomitmen penuh dalam mendorong pertumbuhan perekonomian ke depan, terutama dalam pemulihan ekonomi di tahun ini.

“Kami yakin Pemerintah mengoptimalkan perekonomian pada tahun ini dan kedepan. Apalagi, salah satu komitmen tersebut diwujudkan dengan pembentukan SWF yang akan dirilis di tahun ini,” tambah dia.

*Gandeng BKPM*

Sejalan dengan program transformasi, BNI ikut menggandeng Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memperluas cakupan pelayanan perbankan internasional terutama pada nasabah perseroan.

“Kerjasama dengan BPKM sudah ada sebelumnya, saat ini kami perluas sejalan dengan ekspektasi pemegang saham dengan BNI. Kita mengajak nasabah-nasabah asal Indonesia untuk masuk ke pasar global atau membawa pemain baru dari luar untuk masuk ke Indonesia,” jelasnya.

Dia menambahkan, tujuan kelanjutan kerjasama BNI dengan BKPM ini adalah untuk memfasilitasi investor yang masuk ke dalam negeri. Karena, BNI telah memiliki banyak kantor cabang yang ada di luar negeri.

BNI berperan dalam hal memberikan informasi mengenai peran, fasilitas, dan edukasi terkait dengan peluang penanaman modal. Kemudian, BNI dapat memfasilitasi transaksi para penanam modal melalui layanan jasa perbankan yang dibutuhkan oleh para investor.

“Kita saling melengkapi dengan juga pembukaan cabang di beberapa tempat yang memiliki potensi hubungan dagang besar dengan Indonesia,” tutup Royke.

*Strategi Pacu Kredit*

BNI berkomitmen untuk menyalurkan kredit namun dengan menjalankan prinsip kehati-hatian yang tercermin dari upaya perusahaan untuk menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan-NPL) dalam tingkat yang aman.

“Jadi yang dikhawatirkan memang terkait nasabah yang direstrukturisasi ini. Oleh karena itu, kita pantau terus secara rutin, kita adakan _questionnaire_ melihat kemampuan mereka, sehingga perlahan-lahan kita bagi, yang mana yang high risk, moderat,. dan low risk. Kami kelompokan supaya BNI punya pencadangan yang cukup apabila terjadi NPL,” uja Royke.

Selain itu, pihaknya berharap Pemerintah dapat memberikan jaminan keberlangsungan atas proyek-proyek yang dijalankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Yang harus dijaga bagaimana masyarakat tetap _confidence_ untuk belanja dan melakukan mobilisasi. Pemerintah juga perlu adakan banyak penjaminan proyek-proyek infrastruktur dan korporasi,” tegasnya. (Jef)

Kisah Bahagia Ditengah Pandemi, UKM Masih Tetap Ekspor

JJakarta:(Globalnews.id)- Pandemi tidak selamanya menyisakan cerita duka dan kelam. Ditengah upaya bersama pemerintah dan masyarakat untuk menekan penyebaran Covid – 19, ada cerita bahagia yang melegakan dan datang dari para pejuang ekonomi nasional. Kisahnya berasal dari Supriyadi dan Adi Dharma, keduanya adalah pengusaha tangguh yang berhasil mengekspor meubel dan furniture ke berbagai negara, ditengah awan kelam tengah menggelayut dunia akibat wabah.

Supriyadi, akrab dipanggil Supri, memimpin PT Kharisma Rotan Mandiri dari Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Dari Glatak ini, Supri menduniakan produk – produk anyaman rotan berkualitas tinggi ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa (Jerman, Perancis, Belgia), Uni Emirat Arab dan Tiongkok. Produk – produk yang dihasilkan dari usaha kecilnya ini, 100% dijual ke luar negeri.

Aliran ekspor Supri tidak berhenti selama Pandemi, malah meningkat tajam, sampai separuhnya, alias 50% dari ekspor disaat normal sebelum pandemi sekalipun. Selama wabah, permintaan meubel atau furniture malah meningkat. Ada 300 karyawan yang terhidupi oleh suksesnya Supri ini. Berkat ekspor ini pun, workshop Supri di Glatak tetap bergerak dan bergairah di atas lahan 8.000 meter persegi.

Supri yang kini masih memegang amanah sebagai Ketua DPP Himpunan Industri Meubel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), periode 2020 – 2023, mengatakan tidak akan pernah melupakan semua pihak yang turut membantu usahanya ini. Termasuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. BNI turut membantu Supri disaat usahanya tengah butuh dukungan, yaitu sejak 1998, atau ketika krisis melanda nusantara.

BNI memberi Supri fasilitas pembiayaan berupa Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja dengan suku bunga yang kompetitif, juga memudahkan penggunaan fasilitas pendukung ekspor seperti Letter Of Credit (LC), Simpanan Valas, fasilitas Trade Finance, sehingga usaha dan ekspornya tetap moncer. Pengelolaan keuangannya pun dibuat semakin mudah dengan adanya beragam solusi digital seperti BNI Direct (Cash Management) dan BNI Mobile Banking. Para pegawai pun menerima manfaat dengan adanya Consumer Product BNI seperti kartu kredit, BNI Griya (KPR), dan BNI Fleksi (kredit multiguna).

“Kami sangat mengapresiasi langkah BNI yang responsif cepat dan tanggap dalam mengakomodasi kebutuhan pelaku UKM yang membutuhkan solusi pembiayaan dan ekspor,” ujar Supri.

Begitu pun dengan Adi Dharma atau Adi, yang berusaha sedari kecil dengan CV RIBKA nya. Produk meubel dan furniture Adi diproduksi di Sentra Industri Mebel dan Kerajinan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Seluruhnya disukai dan 100% dijual ke Amerika Serikat, Taiwan, Jepang, serta China. Bedanya dengan Supri, produk-produk Adi ini berbasiskan kayu jati.

Suksesnya Adi dengan usahanya ini menjadi tempat bergantung 200 karyawannya untuk tetap bertahan hidup di tengah Pandemi. Lokasi produksi yang menempati area seluas 5.000 meter persegi itu tetap bergairah. Dan Adi tidak lupa dengan BNI yang telah menemaninya disaat – saat sulit.

“Saya kaget BNI proaktif mendekati pelaku usaha dan menawatkan solusi dari kesulitan – kesulitan yang dihadapi,” ujar Adi yang kini aktif di Himpunan Industri Meubel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan pernah menjabat sebagai Ketua DPD HIMKI Soloraya.

Berkah yang tidak pernah berhenti disyukuri oleh Supri dan Adi adalah permintaan pasar yang terus melimpah. Terkadang mereka kewalahan memenuhi permintaan tersebut, sehingga harus menambah kapasitas produksi.

Kabar bahagia dari Adi dan Supri itu pun menjadi motivasi tersendiri bagi BNI, seperti yang dipaparkan Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal. Menurut Iqbal, BNI memiliki dua strategi dalam meningkatkan penyaluran kredit kepada UKM, yaitu penyaluran langsung ke pelaku UKM atau penyaluran secara tidak langsung melalui kerja sama strategis dengan lembaga keuangan bank dan non bank. “Langkah yang dilakukan perseroan diharapkan dapat terus mengoptimalkan peluang ekspor produk UKM, sehingga ekspor Indonesia dapat kembali pulih dan tumbuh,” katanya.

Menurut Iqbal, para pelaku UKM binaan perseroan akan memperoleh pembinaan, akses informasi, serta dukungan ekspor dan permodalan dari BNI, sehingga UKM dapat lebih produktif dan terus berkembang. Pengembangan yang diharapkan tidak hanya meliputi skala usaha, melainkan juga memiliki nilai tambah dan berorientasi ekspor.

Disamping pembinaan dan pendampingan bagi UKM, BNI juga terus mendorong geliat UKM melalui dukungan _digitalized loan process_ yang mampu memberdayakan UKM agar dapat naik kelas dan bernilai tambah. “Selaku BUMN, BNI berkomitmen penuh dalam mendukung program pemerintah khususnya sektor ekonomi, pemberdayaan UKM, digitalisasi dan ekspor ,” tuturnya.

BNI juga secara konsisten menjalankan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta mendukung program – program stimulus bagi nasabah yang terdampak Covid-19 untuk merestrukturisasi kredit yang telah diberikan, melakukan pendampingan, digitalisasi solusi perbankan, digitalisasi proses kredit, hingga inisiasi program-program terkait.

Penguatan dunia usaha menjadi salah satu syarat mutlak pemulihan perekonomian Indonesia pada tahun 2021 ini, seperti yang diharapkan pemerintahan Presiden RI Joko Widodo. Pemulihan para pengusaha yang berbasis ekspor menjadi salah satu lokomotif bersama dalam menstabilkan kembali perekonomian nasional. Atas dasar inilah, BNI berkomitmen terus mendukung sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, agar terberdayakan hingga mampu menembus pasar global, meski di tengah pandemi.(Jef)

BNI dan Satgas Covid-19 Sosialisasikan Penanganan Limbah Masker

Caption Foto:
Warga sedang membuang sampah masker di tempat sampah khusus di Jakarta, Minggu (21 Februari 2021). BNI dan Satgas Covid-19 bekerjasama untuk mensosialisasikan cara membuang sampah masker yang benar guna mencegah penularan virus Covid-19 melalui limbah medis. BNI juga akan memperbanyak tempat khusus masker di unit kerja BNI dan lokasi lainnya.

Jakarta:(Globalnews.id)-Sungai dan laut bukanlah tempat sampah raksasa. Begitulah kenyataan yang harus diketahui masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, apalagi limbah masker bekas pakai. 

Berdasarkan data LIPI, setelah pandemi Covid-19 di Indonesia, jumlah timbulan limbah B3 termasuk masker dan alat pelindung diri (APD) mencapai 1.662,75 ton (Maret-September 2020).

Oleh karena itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 dalam mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan limbah masker yang berasal dari rumah tangga. 

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menggugah masyarakat akan pentingnya kehati-hatian dalam pengelolaan limbah medis yang berasal dari masyarakat. 

Corporate Secretary BNI Mucharom mengatakan, kolaborasi dengan Satgas Covid-19 dilakukan agar masyarakat dapat memahami cara menggunakan dan mengelola masker untuk mengurangi risiko infeksi Covid-19 melalui masker bekas pakai dan menjaga lingkungan. 

“BNI memiliki _Business Value Collaboration_, yang kami harapkan dapat menawarkan solusi bersama dalam mendukung pengelolaan sistem limbah masker di masyarakat, melalui kolaborasi lintas sektoral antara BNI dan Satgas Covid-19 ,” ujarnya.

BNI juga menyerahkan tempat sampah khusus masker yang menjadi satu dengan wastafel portable dan media edukasi limbah masker di kawasan rusun Marunda, Jakarta. Acara ini dilaksanakan sebagai peringatan hari Sampah pada Minggu, 21 Februari 2021.

“BNI akan terus melakukan edukasi pengelolaan limbah masker serta memperbanyak tempat sampah khusus masker baik di unit kerja BNI dan lokasi-lokasi lain,” tegas Mucharom.

Mucharom kembali mengingatkan, masyarakat perlu sadar bahwa sampah masker juga berpotensi menularkan virus Corona. Sehingga, dilarang membuang limbah masker di halaman, jalan, apalagi di sungai. 

Adapun melalui kerjasama dengan Satgas Covid-19 ini, BNI Berbagi Bersama Membangun Negeri mengajak masyarakat melakukan 5 cara membuang limbah masker secara tepat untuk masyarakat.

Pertama, lepaskan masker dan semprot dengan cairan hand sanitizer. Kedua, lipat masker pada bagian dalam. Ketiga, rusak masker dengan digunting. Keempat, masukkan kantong masker ke tong sampah. Kelima, cuci tangan setiap setelah melepas dan membuang masker. 

Perlu diketahui, minimnya pengetahuan dan sarana pengelolaan limbah APD dari masyarakat berisiko menyebabkan pencemaran lingkungan, yang akan meningkatkan risiko penularan virus Covid-19. 

“Oleh karena itu, mari kita dukung inisiasi Satgas Covid-19 melalui kegiatan kolaborasi lintas sektoral ini lewat sosialisasi pentingnya pengelolaan limbah masker yang baik di tengah masyarakat untuk mengurangi potensi penularan COVID-19,” tutup Mucharom.(Jef)

Kian Bergairah, Ini Tantangan dan Peluang BNI Garap Pasar Milenial


Nasabah milenial menunjukkan aplikasi BNI Mobile Banking pada smartphone

Jakarta:(Globalnews.id)- Segmen milenial kian menggairahkan dimana proporsi nasabah secara umum PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) masih didominasi oleh kaum muda ini yakni sebanyak 38 persen.

Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan, BNI semakin berkomitmen menggarap pasar milenial sejalan dengan misi perusahaan menyediakan layanan finansial berbasis digital yang praktis, cepat, aman, dan nyaman.

Milenial sebagai ‘Big Potential Market’ akan terus dimanjakan perusahaan dengan layanan transaksional yang serba digital dengan aksesibilitas yang semakin terbaru dan modern, beragam kebutuhan pembayaran kini bisa dikabulkan lewat satu fitur BNI Mobile Banking. 

“User BNI Mobile Banking naik signifikan hingga 60 persen menyentuh 7,8 juta pengguna, behaviour ini yang BNI tangkap untuk melakukan digitalisasi,” tuturnya di Jakarta, akhir pekan ini.

Dia menambahkan, pihaknya memang mengarahkan BNI Mobile Banking menjadi satu-satunya rumah untuk seluruh transaksi yang dibutuhkan nasabah (one-stop-service), mulai dari digital opening account, reward point yang sudah berbasis digital, apply loan berbasis digital hingga signature berbasis digital untuk mengajukan kartu kredit.

Peluang Garap Segmen Milenial

Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, BNI melihat sejumlah peluang yang akan disasar untuk menangkap potensi segmen milenial, baik melalui pasar domestik hingga mancanegara.

BNI melalui produknya yang beragam akan seluruhnya dioptimalkan dengan berbasis digital. Pengembangan produk berbasis digital akan menjawab peluang penggarapan khusus market milenial untuk perusahaan.

“Selain digital opening account, perusahaan memiliki BNI Sonic  (Self Service Opening Account) yang dapat diakses melalui perangkat EDC Android. Kemudian ada pembukaan rekening digital pada e-commerce, dan peningkatan akuisisi BNI Fleksi sebagai produk KTA yang didukung  fleksibilitas channel seperti _channel ATM, Mobile Banking, SMS Banking_ serta pengajuan aplikasi E-Form serta kerjasama dengan pihak ketiga seperti Paylater, Traveloka, Dumi, dan sebagainya,” jelas Corina. 

Corina menambahkan, pihaknya juga akan memperkuat hubungan dengan stakeholder terkait seperti dengan Universitas, Perguruan Tinggi, Kementerian & BUMN untuk penggarapan nasabah milenial. Antara lain dimulai dari  pengenalan fitur-fitur perbankan BNI & Mobile Banking BNI pada saat pembukaan Tabungan Pelajar dan Kartu Mahasiswa. 

Tantangan Menggarap Segmen Milenial

Tantangan pertama yang dihadapi BNI dalam membidik pasar milenial adalah mengkomunikasikan produk konsumer yang kini serba digital melalui channel aplikasi berkembang seperti Youtube, Instagram, Whatsapp, Twitter, dan website berita online. 

Selain itu, pengembangan dan maintenance IT produk perbankan digital juga menjadi perhatian khusus BNI. “Perusahaan harus semakin responsif karena milenial melek dan agile terhadap perkembangan teknologi,” tuturnya. 

Kemudian, berkembangnya kompetitor alternatif pembayaran KTA & KPR seperti fintech lending & multifinance yang lebih mudah dan cepat mendorong BNI untuk selalu inovatif agar tetap eksis dalam penyaluran KTA & KPR di tengah gempuran fintech lending & multifinance.

Adapun tantangan terakhir adalah semakin berkembangnya digital marketing, gencarnya ekspansi startup dan unicorn melalui pemanfaatan big data analysis, artificial intelligence, untuk menjawab kebutuhan market dan konsumen perusahaan saat ini. 

“Startup-startup yang secara teknologi sudah pakai scoring dan online. Jadi kami menjalin kerja sama dengan startup-startup, kami tidak berkompetisi melainkan berkolaborasi,” pungkas Corina.

Dalam upaya menjadi transactional banking saat ini dan di masa mendatang, BNI akan terus senantiasa berinovasi untuk menciptakan  beragam fitur berbasis digital yang memudahkan seluruh nasabahnya terutama kaum milenial yang harapannya menjadikan BNI sebagai lifetime partner dalam finansial & perbankan.(Jef)

Kisah Sukses Agen46 BNI, UMKM Bertransformasi Jadi Pengusaha Digital


 
Jakarta:(Globalnews.id)- Warung kecil dengan tumpukan barang dagangan berserakan, menjuntai dari langit – langit hingga menyebar di lantai, penerangan seadanya, bahkan untuk mencari penjual pun kadang sulit, karena tersembunyi di sudut yang tak terlihat. Itulah keadaan Toko Merah milik Pak Slamet, 16 tahun lalu di Perumahan Pondok Surya Mandala, Bekasi, Jawa Barat. Kondisi warung berukuran 2 x 3 meter itu hampir sama dengan warung – warung pada umumnya saat itu.

Kini, Toko Merah menjelma menjadi sebuah toko modern yang membuat bangga pria kelahiran Karanganyar, Solo, Jawa Tengah ini. Butuh setidaknya 4 tahun bagi Slamet untuk merubah warung kecilnya menjadi sebuah toko. Transformasi warung menjadi toko merupakan buah dari kombinasi sikap positif seorang Slamet dimasa awal usahanya, mulai dari sikap berani keluar dari zona nyaman, terbuka pada perubahan, rajin menggali ilmu baru, dan keinginan kuat untuk maju.

Usaha warung mulai dijalankan Slamet bersama istrinya sejak tahun 2005. Waktu itu modal awalnya adalah Rp 1,5 juta. Pada hari pertama berjualan, omzet jualannya mencapai Rp 200.000. “Itu besar sekali, bandingkan dengan modalnya. Saya sangat bersyukur, baru buka sudah dapat Rp 200.000. Waktu itu, warga di sekitar warung menyebutkan dengan Warung Merah karena dicat merah. Setahun kemudian dari laba yang ada, kami tambah stok barang,” ujarnya dalam acara Webinar Media Virtual Tour 2021, bersama Jakarta Editor Media Forum (JEMF), Kamis (11/2/2021).


 
Saat itu, toko – toko modern tumbuh menjamur sebagai waralaba dimana – mana, termasuk di kawasan sekitar Warung Merah. Namun, Slamet tidak gentar. Bekal berbagai kursus dan bimbingan berbagai pihak yang telah dia dapatkan sebelumnya benar – benar dia terapkan Bersama istri tercinta. Bekal ilmu untuk mengubah warung sederhana dan tradisional menjadi toko modern yang terang benderang, tertata rapi, bersih dan nyaman bagi pembeli telah dia miliki, hingga Slamet berani menambah luas toko nya. Tahun 2009, warung kecil itu berubah menjadi sebuah toko, dan nama pun berubah menjadi Toko Merah.
 
Bertransformasi

Kisah bisnis Slamet selama 16 tahun merupakan potret perjalanan sebuah warung yang bertransformasi dalam menghadapi berbagai tantangan dan kendala. Termasuk pada saat Slamet membutuhkan dukungan dana untuk modal memperbesar warungnya.

Atas dukungan BNI, Warung Merah bertransformasi menjadi Toko Merah setelah bangunannya diperluas dengan dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI senilai Rp 400 juta.  Lalu, tiba – tiba pandemi Covid – 19 pun menyerang, jumlah pembeli yang datang ke toko pun berkurang, transaksi menurun, pendapatan pun kena imbasnya.

Namun, semangat tinggi Slamet tidak kendur. Dia lengkapi semua fasilitas pendukung Protokol Kesehatan, mulai dari alat pencuci tangan, dan hand sanitizer. Selain itu, Slamet menambah 2 pegawai yang bertugas mengantar barang yang dipesan, karena setelah didera Pandemi, Slamet melayani pemesan melalui aplikasi chating, yaitu WhatApps. Kini, daya layanan Slamet pun meningkat dari radius 2 kilometer menjadi 4 kilometer.

“Akibat pandemi, pelanggan yang datang berkurang. Kami berupaya untuk berinisiatif mempertahankan pelanggan dan usaha. Sekarang kami kirim barangnya. Pelanggan cukup WA atau Telpon, kami kirim barangnya. Jadi (penjualan) kami hanya turun sebentar, setelah itu naik lagi. Beruntung juga dengan BNI yang sudah memilih saya Agen46,” ujarnya.

Omzet 40%
 
Omzet Toko Merah dapat bertahan berkat berbagai transaksi elektronis sebagai Agen46. Toko Merah difasilitasi mesin EDC oleh BNI, sehingga bisa melayani transfer atau kirim uang. Pelanggan tidak perlu kemana-mana, cukup ke Toko Merah saja. Banyak pelanggan yang mengirim uang lewat BNI di Toko Merah. Selain itu, Slamet juga melayani jual pulsa, membayar tagihan listrik, membayar tagihan telepon , PDAM, hingga token listrik.

“Bukan itu saja, BNI juga mempercayai kami untuk ikut kegiatan sosial, yaitu turut menyalurkan Bantuan Sosial. Pada era Covid – 19 ini, BNI bermanfaat besar dan membantu kami dalam menghadapi pandemi ini. Saya coba berhitung, transaksi elektronik bisa mencapai 40% dari omzet keseluruhan. Terimakasih BNI, semoga bisa terus membantu UMKM seperti kami. Belum pernah saya bayangkan sebelumnya. Dengan edukasi oleh BNI, caranya, wawasan saya jadi tambah luas, dan bersemangat,” ungkapnya.
       
     Slamet bahkan optimis, ke depan dapat mencetak omzet digital yang dilakukan melalui mesin EDC BNI Rp 50 juta dalam sebulan. “Saya optimis karena prospeknya bagus sekali,” tutupnya.


       
     Slamet adalah 1 dari 170.158 Agen46 yang dikembangkan BNI dan tersebar di seluruh Indonesia hingga akhir tahun 2020 lalu. Agen46 merupakan mitra BNI (perorangan maupun badan hukum yang telah bekerjasama dengan BNI) untuk menyediakan layanan perbankan kepada masyarakat (Layanan Laku Pandai, Layanan LKD dan Layanan e-Payment). Dengan Agen46 ini, BNI berupaya mendekatkan pelayanan perbankan pada masyarakat, sekaligus menambah daya jangkau jasa keuangan yang selama ini sangat terfokus pada kantor – kantor cabang.

Ikhsan Ingratubun, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (AKUMINDO) mengatakan, UMKM dipastikan akan bisa bertahan apabila mampu bertrasformasi. Transformasi dimaksuda adalah: pertama, berbisnis secara digital. Kedua, bertransformasi dalam hal model bisnis yaitu tidak hanya memperdagangkan barang melainkan juga jasa, contohnya Pak Slamet yang tidak hanya menjadi pedagang Toko Klontong tetapi juga menjadi Agen46.

“Apa yang dilakukan BNI sangat tepat karena tidak hanya menyalurkan pembiayaan, tetapi menambah nilai bagi debiturnya, dalam hal ini melalui program kredit yang dilengkapi oleh Agen46,” ujarnya.

Sementara itu, Zakir Mahmud, PhD, Ketua UKM Center Universitas Indonesia, menegaskan apa yang dilakukan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sudah sesuai jalurnya, membantu pembiayaan UMKM melalui berbagai program kredit.

“Sedangkan kami, UKM Center UI yang telah memiliki ribuan UMKM binaan, membuka peluang kerjasama dengan perbankan untuk melakukan pendampingan agar kapasitas dan kapabilitas pelaku usaha mikro kecil lebih tahan menghadapi berbagai situasi dan kondisi termasuk saat pandemi seperti sekarang ini,” pungkasnya.(Jef)
           

Plasma BUMN untuk Indonesia Diluncurkan, Direksi BNI Ikutan Donor


(Ki-ka) Menteri BUMN RI Erick Thohir, Direktur Layanan & Jaringan BNI Ronny Venir, dan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla pada penyelenggaraan Program Plasma BUMN di Jakarta, Senin (8 Februari 2021). Sebagai bagian dari BUMN, pegawai BNI _survivor covid_ di seluruh Indonesia juga berkomitmen untuk menjadi pendonor plasma konvalesen dalam program Plasma BUMN Untuk Indonesia.

Jakarta:(Globalnews.id)- Berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan tingkat kematian pada penderita Covid – 19. Salah satu cara yang terus digemakan oleh pemerintah saat ini adalah mengajak para penyintas Covid – 19 untuk melakukan Donor Plasma Konvalesen. Untuk itulah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI meluncurkan Program Plasma BUMN untuk Indonesia di Jakarta, Senin (8 Februari 2021).

Program Plasma BUMN untuk Indonesia tersebut merupakan wujud dukungan Kementerian BUMN untuk program Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen yang dicetuskan oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin. Transfusi plasma konvalesen merupakan salah satu terapi tambahan untuk mengobati pasien Covid-19 sebagai upaya meningkatkan angka kesembuhan dan menekan angka kematian.

Dalam sambutannya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan program ini merupakan konsistensi dari Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN dalam melawan Covid-19. “Potensi dan sumber daya BUMN sangat besar. Tersebar merata di seluruh provinsi di Indonesia dan harus menjadi garda terdepan dalam tiap kesempatan. Maka dari itu, bekerja sama dengan PMI, program ini diluncurkan untuk mendorong karyawan dan keluarga BUMN yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 untuk menyelamatkan pasien Covid-19. Saya berharap, nantinya semua yang sudah terinfeksi dan sesuai dengan persyaratan tentunya, mau mendonorkan plasmanya untuk sesama. Kami dari BUMN akan selalu siap membantu dengan semua sumber daya yang kami miliki,” ujar Erick Thohir.

Staff Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, yang juga adalah inisiator program Plasma BUMN Untuk Indonesia mengatakan, program ini tidak hanya berjalan pada hari ini saja, melainkan akan tetap berlangsung dan difasilitasi oleh Satuan Tugas (Satgas) BUMN dengan bekerja sama dengan PMI dan Rumah Sakit di setiap provinsi.

“Dari 1,1 juta kasus sejak awal pandemi, sekitar 900 ribu terkonfirmasi sembuh, termasuk karyawan dan keluarga BUMN didalamnya. Para penyintas ini menjadi potensi pendonor yang tentunya dapat kita gerakkan agar turut menyukseskan program donor plasma dan membantu menyelamatkan nyawa para pasien. Kementerian BUMN siap menjadi pelopor donor plasma nasional untuk mendukung program Indonesia Sehat bersama Menteri BUMN,” ujar Arya.

Hingga Kamis (4/2), terdapat 175 ribu kasus aktif Covid-19 di Indonesia. Angka kesembuhan kasus dapat ditingkatkan salah satunya dengan donor plasma konvalesen dari para penyintas Covid-19. Angka ini secara konsisten juga terus menunjukan tren peningkatan kasus. Hal ini kemudian menjadi salah satu landasan dasar ide Program Plasma BUMN untuk Indonesia, untuk berkontribusi bersama menyembuhkan Indonesia.

Untuk itu, salah satu direksi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, yaitu Direktur Layanan dan Jaringan Ronny Venir, turut mendonorkan plasmanya demi membantu para penderita Covid – 19, terutama penderita yang parah.

Ronny menjadi salah satu direksi BUMN yang paling awal mendonorkan plasmanya diantara pendonor lain di 15 provinsi di seluruh Indonesia secara serentak. Plasma BUMN untuk Indonesia diinisiasi oleh Kementerian BUMN, bekerjasama dengan PMI, dan dilaksanakan oleh Satgas BUMN yang ada di semua provinsi di Indonesia.

Ronny menuturkan, donor plasma tersebut merupakan upayanya untuk ikut membantu penderita Covid – 19 agar sembuh lebih cepat. “Saya pernah terkena Covid – 19, dan rasanya tidak nyaman. Saya sangat beruntung dapat segera pulih. Saya ingin berbagi agar orang lain yang sedang sakit dapat terbantu dan sembuh sesegera mungkin,” ujarnya.

Ronny menambahkan, pegawai BNI _survivor covid_ di seluruh Indonesia juga berkomitmen untuk menjadi pendonor plasma konvalesen dalam program Plasma BUMN Untuk Indonesia.(Jef)