Arsip Tag: Deputi bidang kewirausahaan siti Azizah

KemenkopUKM Dorong Entrepreneur Hub Lahirkan Inovasi Kewirausahaan dari Kampus

Jakarta:(Globalnews.id)- Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) Siti Azizah berharap pelaksanaan Entrepreneur Hub yang dijadwalkan sampai Juni 2023 mampu melahirkan inovasi-inovasi kegiatan dalam pengembangan kewirausahaan terutama dari kalangan perguruan tinggi atau kampus.

“Perguruan tinggi diharapkan dapat melakukan hilirisasi riset yang telah dikembangkan, sehingga apa yang telah dihasilkan betul-betul dapat dirasakan manfaatnya bagi wirausaha-wirausaha muda,” kata Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Azizah pada acara Entrepreneur Hub Jakarta 2023 Sesi II di Universitas Agung Podomoro, Jakarta, Jumat (12/5).

Azizah juga berharap kalangan perguruan tinggi dapat membantu para pelaku wirausaha dengan memberikan akses atau fasilitasi pada hal-hal yang krusial dan sangat dibutuhkan. “Entrepreneur Hub mampu menjadi wadah kolaborasi dari berbagai pihak yang memiliki visi dan misi yang sama terkait pengembangan kewirausahaan, dan diharapkan agenda ini terus berjalan dan berkembang,” ujar Azizah.

Azizah pun mengapresiasi Universitas Agung Podomoro yang pada Sesi II ini mengambil inisiatif untuk menjadi host acara. Terutama, saat para dosennya bersedia menjadi bagian dari aktivitas coaching, dengan tema-tema terkait inovasi dan teknologi, keuangan, pemasaran, desain, kuliner, serta hukum dan legalitas.

“Dukungan seperti ini harus terus diperkuat dan diharapkan mampu menjadi pemantik bagi stakeholder lainnya untuk berbuat lebih dari Universitas Agung Podomoro,” ucap Azizah.

Azizah menjelaskan, Entrepreneur Hub dibentuk untuk memfasilitasi para pelaku usaha untuk mampu membangun dan mengembangkan usahanya. Bukan hanya memberikan pelatihan, namun juga membantu para pelaku usaha dengan memberikan mentoring, pendampingan, dan akses pada pembiayaan dan perbankan.

“Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki untuk menciptakan 1 juta wirausaha baru di tahun 2024 menuju negara maju,” kata Azizah.

Menurut Azizah, dengan adanya Entrepreneur Hub ini bisa terus meningkatkan jumlah dan peran pemangku kepentingan dalam pengembangan kewirausahaan. “Yang pada akhirnya akan meningkatkan angka rasio kewirausahaan di Indonesia,” ujar Azizah.

Melalui acara ini, sebanyak 100 orang tengah melakukan proses mentoring bersama masing-masing mentor secara online. “Meskipun dilakukan secara online, program mentoring berlaku sangat intens, terutama saat berdiskusi terkait bagaimana setiap usaha harus melalui tantangan-tantangan eksternal yang selalu datang,” kata Siti Azizah.

Selain itu, para pelaku usaha juga telah menyusun profil singkat usaha yang nantinya akan dibuat dalam sebuah e-katalog untuk memudahkan para investor dan pihak lain melihat profil mereka.

*Program Inovatif*

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Agung Podomoro Bacelius Ruru menekankan bahwa Entrepreneur Hub dilakukan untuk memfasilitasi wirausaha dalam membangun dan mengembangkan usaha. “Program ini menjadi peluang yang sangat baik, utamanya bagi mahasiswa di Prodi Wirausaha. Ini sesuai dengan visi dari Universitas Agung Podomoro,” ucap Ruru.

Bahkan, bagi Ruru, Entrepreneur Hub menjadi program yang inovatif untuk pengembangan kewirausahaan nasional. “Masuknya kolaborasi perguruan tinggi dalam pengembangan kewirausahaan nasional menjadi hal yang positif untuk diapresiasi,” kata Ruru.

Melalui program ini, kata Ruru, mahasiswa juga dapat mengambil peran aktif mengedukasi masyarakat melalui ilmu yang didalami, serta mampu menjadi poros penting penciptaan 1 juta wirausaha baru hingga tahun 2024.

“Era sekarang menjadi pelaku usaha tidak dibatasi usia. Universitas Agung Podomoro terus melengkapi mahasiswa agar siap menjadi wirausaha sejak dini. Hal tersebut sejalan dengan cita-cita Presiden RI menumbuhkan perekonomian melalui pemuda di Indonesia,” ucap Ruru.

Ruru menambahkan, yang terpenting adalah pola pikir yang mendasari tindakan untuk menjalankan nilai-nilai kewirausahaan dalam diri mahasiswa. “Mari kita bersama membangun Indonesia maju melalui ekosistem kewirausaahaan untuk mewujudkan wirausaha mapan, inovatif, dan berkelanjutan,” ujar Ruru.(Jef)

Tumbuhkan Wirausaha, KemenKopUKM Gelar Program Entreprenuer Hub di Universitas Merdeka Malang

Malang:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyelenggarakan program Entrepreneur HUB salah satunya digelar di Universitas Merdeka Malang, Jawa Timur, berupa rangkaian kegiatan pelatihan dan pembukaan akses jejaring usaha dalam upaya menumbuhkan ekosistem kewirausahaan di kalangan mahasiswa.

KemenKopUKM terus melakukan sosialisasi dan sinergi program tersebut ke kampus-kampus salah satunya Entrepreneur Hub di Universitas Merdeka Malang yang dilaksanakan selama 3 hari, yaitu 13-15 Maret 2023. Dan agenda pada hari pertama adalah Workshop Entreprenuer Hub dengan tema “Technopreneurship: Pengembangan Ekosistem Kewirausahaan Dalam Rangka Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Dikalangan Mahasiswa”.

Pada hari kedua, kunjungan lapangan dan coaching forum dengan mengajak 150 mahasiswa mengunjungi UKM di Malang untuk belajar langsung terkait pengembangan usaha.

“Acara ini bukan hanya memberikan pelatihan atau workshop terhadap mahasiswa atau pelaku usaha muda, namun juga memberikan mereka akses untuk masuk dalam networking usaha. Harapannya, jika nantinya para mahasiswa memiliki pertanyaan, permasalahan, ataupun mentor untuk membimbing mereka, hal ini dapat dengan mudah didapatkan,” kata Deputi Bidang Kewirausahaan, KemenKopUKM, Siti Azizah secara daring, Senin (13/3).

Kegiatan ini merupakan sebuah program inisiatif yang mementingkan aspek berkelanjutan. Oleh sebab itu, selain melibatkan 150 mahasiswa terpilih, yang sudah memiliki embrio usaha, kegiatan ini juga melibatkan 50 UKM di Malang serta PLUT KUMKM Kota Batu dan PLUT KUMKM Kabupaten Malang. Dengan melibatkan pihak-pihak lain ini, program Entrepreneur Hub diharapkan dapat bertahan bahkan berkembang dengan organik di Malang.

“Para mahasiswa berdiskusi secara aktif dengan para UKM yang telah berhasil mengembangkan usahanya. Hasil diskusi akan mereka tuangkan dalam bentuk laporan untuk melihat bagaimana mereka bisa implementasikan terhadap rencana pengembangan usaha mereka,” kata Azizah.

Azizah mengatakan kampus merupakan ladang penyemaian yang sangat penting dan strategis untuk menumbuhkan kewirausahaan di Indonesia sebab dari kampus telah banyak muncul pelaku-pelaku wirausaha yang tangguh.

Kewirausahaan di kalangan mahasiswa diharapkan akan menjadi kekuatan pembangunan ekonomi dan sebagai agent of change dengan cara menjadi wirausaha dan mampu menciptakan lapangan kerja. Hal ini juga sebagai antisipasi bonus demografi yang akan dihadapi pada tahun 2030.

Wirausaha memiliki posisi strategis untuk mempertahankan agilitas perekonomian negara. Oleh karena itu, Pemerintah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional terus berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kewirausahaan.

“Tingginya tingkat rasio wirausaha di suatu negara menunjukkan bahwa ekonomi negara tersebut lebih kuat. Saat ini, rasio kewirausahaan Indonesia sebesar 3,47 persen dan Pemerintah Indonesia menargetkan setidaknya pada tahun 2024 rasio kewirausahaan kita bisa mencapai 3,95 persen,” kata Azizah. (Jef)

KemenKopUKM: Program Fast Track Digitalisasi (FTD) Sumut Potensial Tingkatkan Jumlah Wirausaha

Medan:(Globalnews.id)-Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mengapresiasi inisiatif program Fast Track Digitalisasi (FTD) dari Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dalam bentuk pendampingan kepada 1.000 pelaku usaha di Sumatera Utara selama tiga bulan ke depan.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu inovasi yang konkret dalam upaya menumbuhkan wirausaha baru di daerah melalui ekosistem kewirausahaan.

“Saya berharap, kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya penumbuhan wirausaha untuk mewujudkan Wirausaha Mapan, Usaha yang Inovatif, dan Berkelanjutan,” katanya secara daring, Kamis (9/3).

Lebih lanjut, Siti Azizah mengatakan pada tahun 2030, Indonesia akan menerima bonus demografi, di mana populasi masyarakat Indonesia akan didominasi dari kalangan usia produktif.

Menurutnya, hal ini akan menjadi beban jika generasi muda tidak produktif maka tidak akan menciptakan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi justru malah menjadi boomerang bagi perekonomian Indonesia, namun sebaliknya jika generasi muda kita produktif, inovatif, dan kreatif dipastikan Indonesia akan menjadi negara besar dan berdaya saing.

“Oleh karena itu, meningkatkan kualitas para individu ini menjadi hal yang sangat penting,” kata Siti Azizah.

Di lain sisi, digitalisasi telah menjadi pemicu berbagai perubahan global termasuk mendorong ekonomi yang kian terintegrasi dan efisien.

Pertumbuhan platform digital yang kian pesat mampu meningkatkan pasar layanan online dunia hampir 50 persen sejak awal pandemi dengan total pendapatan mencapai 466 juta dolar AS pada akhir tahun 2021.

Dia menambahkan, untuk menjadi negara maju, minimum 4 persen dari total populasi penduduk usia produktifnya adalah wirausaha. Sedangkan negara-negara yang masuk kategori negara maju, jumlah rasio wirausahanya mencapai 12 persen dari penduduk.

“Mengingat jumlah rasio wirausaha kita yang terbilang masih rendah, bahkan di level ASEAN. Maka peningkatan rasio kewirausahaan nasional ditargetkan sebesar 3,95 persen pada tahun 2024 dan pertumbuhan wirausaha baru ditargetkan sebesar 4 persen pada tahun 2024,” katanya.

Guna meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia, pihaknya akan memfokuskan pada penumbuhkembangan ekosistem kewirausahaan melalui Entreprenuer Hub.

Entreprenuer Hub sendiri merupakan penumbuhkembangan ekosistem kewirausahaan melalui optimalisasi sumberdaya para pemangku kepentingan untuk bersinergi dan bekerja sama minimal dalam lokasi, tujuan, serta target yang sama sehingga berdampak dalam scalling up pelaku usaha dan mewujudkan wirausaha mapan, usaha yang inovatif, dan berkelanjutan.

“Dalam implementasinya, inisiatif projek ini dapat dari pusat maupun daerah. Namun, kami lebih suka jika ini berasal dari daerah, seperti kegiatan yang kita laksanakan hari ini. Karena, jika berasal dari daerah, kegiatan ini akan terjamin keberlanjutannya. Sehingga pusat bisa menumbuhkembangkan projek penumbuhan ekosistem-ekosistem seperti ini di lokasi lainnya,” kata Siti Azizah.

Saat ini KemenKopUKM berfokus pada beberapa program, salah satunya adalah pengembangan kewirausahaan melalui penumbukan ekosistem wirausaha di daerah-daerah. Dengan dukungan dari 28 Kementerian/Lembaga, para Perguruan Tinggi di Indonesia, serta para mitra terkait lainnya baik dari sektor swasta, komunitas, serta para pihak lainnya, diharapkan target-target wirausaha di tahun 2023 dapat tercapai.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatra Utara Suherman mengatakan, inisiatif program FTD merupakan upaya penumbuhan wirausaha melalui pengembangan ekosistem wirausaha dengan memberikan pendampingan dan pelatihan berjenjang, serta digitalisasi kepada 1.000 pelaku usaha di Sumatera Utara yang melibatkan perguruan tinggi, private sector, komunitas, dan lembaga lainnya dan mendapatkan dukungan penuh KemenKopUKM dan menjaid bagian dari program Entreprenuer Hub.

“Rangkaian kegiatan utama pada fast track digitalisasi 2023 akan dilangsungkan opening pada 7 maret 2023 hingga pelaksanaan wisuda pada 27 juni 2023,” kata Suherman.(Jef)

EFF 2022 Sukses Pertemukan 12 Startup dengan 42 Venture Capital Partners

Jakarta:(Globalnews.id)- Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) 2022 yang diinisiasi Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) sejak Juni 2022 sukses mempertemukan 12 founder startup dengan 42 venture capital partners dalam 115 matchmaking.

“Matchmaking yang telah dilaksanakan diharapkan dapat membantu startup untuk membuka akses pendanaan yang dibutuhkan serta relasi bagi para founder untuk berbagi pengalaman berbisnis,” ucap Deputi Bidang Kewirausahaan, KemenKopUKM, Siti Azizah dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (25/11).

EFF 2022 menjadi solusi alternatif bagi Startup Inovasi Teknologi untuk mendapatkan akses pendanaan dan pengembangan bisnis yang terbagi pada sesi Matchmaking bersama venture capital partners dan Coaching dengan para ahli.

Ajang ini digelar Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) pada Juni 2022 dan dalam proses pelaksanaannya, EFF 2022 mampu menjaring 1.026 wirausaha. Dari jumlah itu didapatkan 10 Startup Inovasi Teknologi terpilih berdasarkan hasil kurasi oleh para narasumber ahli, mereka juga berkesempatan memaparkan produk pitchnya kepada Venture Capital Partners dalam rangkaian kegiatan Startup Showcase yang dilaksanakan.

Deputi Azizah menambahkan, Program Matchmaking EFF 2022 menjadi salah satu agenda dalam mendukung pemulihan transformatif sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional.

“Salah satunya mendorong pembiayaan UMKM bergeser dari sektor perdagangan ke sektor riil,” ucapnya.

Lebih lanjut, EFF 2022 memberikan peluang besar bagi para startup di tahap Validated Business Model dengan traction yang baik pada early stage untuk mendapatkan jejaring venture capital.

Selain itu, para founder startup juga mendapatkan pelatihan intensif untuk memperbaiki proposal bisnisnya sebagai upaya dalam menarik investor agar mau memberikan pendanaan.

Pada kesempatan yang sama Founder Inspigo Tyo Guritno mengatakan program EFF 2022 memberikan banyak insight dan hasil coaching yang diberikan dapat membantu saat proses pitching dibandingkan dengan program lain.

“Materi diberikan oleh para ahli dan business analyst yang disesuaikan dengan bagaimana cara venture capital melihat bisnis startup,” ucap Tyo.

Pelatihan yang dilaksanakan terbagi dalam empat sesi yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para founder untuk memetakan business model, mempresentasikan produk saat pitching, hingga membuat analisis Cohort yang dibutuhkan oleh founder untuk menjelaskan traction. “Salah satu poin penting dari startup, mereka bisa mengakses venture capital partners,” katanya.

Menurut Founders Bangbeli Detha Fajri, program Matchmaking EFF 2022 merupakan program yang guidelinenya sangat sesuai dan on the track. “Penjadwalan program tertata dengan baik dibandingkan program lainnya yang pernah saya ikuti,” ucap Detha.

Natasha Gunawan dari Monk’s Hill Ventures turut memaparkan bahwa tim EFF 2022 bekerja dengan sangat baik dan Monk’s Hill Ventures bersedia mengikuti kegiatan EFF selanjutnya.

Kurasi yang dilakukan terhadap venture capital partners dilakukan secara masif dan terbuka, terlebih lagi para ahli juga menghubungkan venture capital dengan startup berdasarkan venture capital (VC) thesis, sehingga matchmaking yang dilaksanakan sesuai dengan keinginan.

Program EFF berlangsung selama 6 bulan dengan 7 tahapan yang dilakukan oleh 10 Startup terpilih. Penjadwalan yang diberikan tidak hanya terkait pelatihan melainkan juga matchmaking dengan venture capital partners yang difasilitasi oleh tim EFF.

Hal tersebut diupayakan sedemikian mungkin mengingat tujuannya adalah membuka akses pendanaan bagi startup pada tahap early stage untuk meningkatkan skala bisnis bagi para pelaku usaha inovasi teknologi.

Diharapkan nantinya, startup mendapatkan akses pendanaan dari venture capital partners yang telah bergabung dalam Program EFF 2022 dan juga dapat bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM untuk meningkatkan pengembangan bisnis UMKM sebagai satu ekosistem.(Jef)

KemenkopUKM Susun Peta Jalan Percepatan Transformasi Digital UMKM

Jakarta:(Globalnews.id)– Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) sedang mempersiapkan peta jalan Percepatan Transformasi Digital UMKM sebagai bagian dari tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai target 30 juta UMKM go online pada 2024.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menegaskan percepatan transformasi digital merupakan suatu perjuangan untuk memastikan potensi ekonomi digital sebesar Rp4.531 triliun di tahun 2030 dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh para pelaku KUMKM dan masyarakat Indonesia

“Untuk memasifkan tercapainya target 30 juta UMKM go online pada 2024, dilakukan gerakan masif #berubahdigital dengan 41 stakeholder dalam 109 program,” kata Deputi Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah saat memberikan keterangan pers secara virtual di Jakarta, Kamis (27/10/2022)

Untuk itu, KemenkopUKM telah membentuk Project Management Officer (PMO) Transformasi Digital UMKM. PMO akan melaksanakan Penyusunan Road map; Rencana Integrasi Digitalisasi Internal/External; Dashboard Integrasi Dengan SIDT; dan Pengembangan UMKM Berbasis Digitalisasi Teknologi Web 3.0.

Siti Azizah mengatakan dalam waktu dekat akan dilakukan pendataan by name by address UMKM yang melakukan digitalisasi dengan 41 stakeholder tersebut. Selain itu, akan dilakukan koneksi antara 21 juta data pelaku UMKM dengan 7 kelompok dan 7 aspek digital.

Siti Azizah mengakui masih ada kesenjangan dari sisi sinkronisasi dan integrasi dalam database KemenKopUKM yang disebabkan karena kurangnya engagement dalam data (masih agregat) dan data yang masih tersebar dalam bentuk sistem dan paper-based.

“Tahun ini kami akan melakukan penyelesaian terhadap sejumlah target, terutama dalam pengintegrasian data antar stakeholder. Pada 2023, ditargetkan 24 juta UMKM telah melakukan transformasi digital di mana 60 persen dari target tersebut disumbang oleh daerah dan 40 persen oleh Kementerian,” kata Siti Azizah.

Siti Azizah menegaskan di tengah dunia yang telah berubah, transformasi digitalisasi merupakan keniscayaan yang tidak bisa diabaikan oleh UMKM. Dengan UMKM go online akan mempercepat juga UMKM go global.(Jef)

Rangkaian PKN Ditutup di Surabaya, KemenKopUKM Optimistis Capai Target Rasio Kewirausahaan

Surabaya:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bertempat di Surabaya sebagai lokasi terakhir acara, secara resmi menutup rangkaian workshop Pengembangan Kewirausahaan Nasional (PKN) yang digelar di berbagai wilayah termasuk tiga kota sebelumnya yakni, Medan, Aceh dan Kepulauan Bangka Belitung.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah secara daring dalam acara Workshop PKN di Surabaya, Jatim, Kamis (6/10) mengatakan, rangkaian kegiatan PKN ini merupakan aksi nyata sinergi Kementerian/Lembaga (K/L), dunia usaha, dunia industri, dan dunia pendidikan untuk mendukung terciptanya lebih banyak wirausaha baru.

Workshop PKN melalui PLUT Educational Center ini, merupakan implementasi Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional 2021-2024. Kegiatan yang digelar pada Kamis (6/10) di Provinsi Jawa Timur (Jatim) itu merupakan penutup atas serangkaian kampanye serupa yang sebelumnya sudah digelar di sejumlah kota.

“Workshop PKN bertujuan untuk mengajak masyarakat umum, calon wirausaha, wirausaha pemula, dan wirausaha mapan untuk bersama-sama mengembangkan kewirausahaan nasional,” ucap Azizah.

Azizah menyebut, rasio kewirausahaan Indonesia saat ini masih relatif rendah yaitu 3,47 persen, jika dibandingkan negara tetangga. Sehingga perlu penambahan wirausaha di Indonesia yang lebih banyak lagi. Dalam mewujudkan hal itu, perlu upaya untuk mewujudkan ekosistem kewirausahaan yang kondusif. Di antaranya melalui sinergi lintas sektor, integrasi program di tingkat pusat dan daerah, fasilitasi sertifikasi, standardisasi, peningkatan kapasitas SDM, berbagai kemudahan, insentif, serta proses bisnis dalam ekosistem kewirausahaan.

Selanjutnya kata Azizah, pemberdayaan UMKM dan pengembangan kewirausahaan, dilakukan oleh tidak kurang dari 29 K/L.

Dengan terbitnya Perpres 2/2022, maka ada pedoman pengembangan kewirausahaan nasional yang akan mengorkestrasi seluruh stakeholder dalam pengembangan kewirausahaan nasional. Terutama dengan target rasio kewirausahaan yang lebih tinggi dan pertumbuhan wirausaha 4 persen di tahun 2024 sebagaimana amanat RPJMN 2020-2024.

Menurut Azizah, kebijakan afirmatif ini merupakan peluang besar bagi UMKM, namun tentu saja perlu dibarengi dengan kemampuan digital UMKM. “Upaya peningkatan literasi digital bagi UMKM menjadi sebuah keniscayaan, karena selain pengadaan barang/jasa pemerintah telah dilakukan secara digital, juga lebih jauh untuk mempersiapkan UMKM menghadapi perubahan yang sedemikian cepat dan dinamis,” ucapnya.

Tak hanya itu, Azizah menambahkan, digelarnya rangkaian workshop PKN ini juga menjadi salah satu strategi mempercepat UMKM naik kelas sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggunakan produk dalam negeri.

“Saya berpesan, mari kita berjuang bersama. Jadilah bagian dari perubahan untuk Indonesia yang lebih baik dengan menciptakan wirausaha unggulan dan berdaya saing dengan usaha yang inovatif dan berkelanjutan,” ucap Azizah.

Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim Andromeda Qomariah mengapresiasi dan berterima kasih kepada para pelaku UMKM, dan peserta workshop PKN yang telah meluangkan waktu untuk hadir dalam kegiatan tersebut.

Peserta merupakan pelaku UMKM binaan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim, Komunitas Tangan Di Atas (TDA), mahasiswa Universitas Ciputra yang telah dikurasi. Dalam hal ini Universitas Ciputra akan memberikan pendampingan peserta sebagai tindak lanjut kegiatan ini.

“Ini momentum yang baik karena situasi saat ini dunia tengah mengalami krisis pangan, energi, dan ekonomi maka workshop PKN ini menjadi salah satu alternatif solusi,” ucap Andromeda.

Lebih lanjut Ia mengungkapkan, per Februari 2022, tingkat pengangguran terbuka di Jatim berdasarkan Sakernas sebesar 4,81 persen, lebih rendah dari rata-rata nasional sebesar 5,83 persen.

Rasio kewirausahaan Jatim dari data BPS yang diolah kembali oleh Kementerian PPN/Bappenas tahun 2022 mencapai 3,52 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang menandakan kondisi ekonomi Jatim telah mulai bangkit.

Provinsi Jatim, kata Andromeda, memiliki program Milenial Job Center (MJC) yang merupakan program pengembangan kompetensi pemuda yang menekankan pada konsep on the job learning melalui partisipasi dan kesempatan bekerja temporer berbayar, dari fasilitasi pada koperasi dan UMKM dalam menghasilkan disain logo dan kemasan.

Selain itu juga ada pula program e-SMILE (Entrepreneur for School Milenial Era) yang dalam implementasinya dilakukan melalui pembinaan lanjutan dari Dinas KUKM Provinsi Jatim melalui fasilitasi pendampingan penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB). “Kami berharap, semoga program ini sustain sehingga terjadi akselerasi dalam melahirkan wirausaha muda bertalenta di Jatim,” ucap Andromeda.

Analis Kebijakan Ahli Madya Selaku Koordinator Substansi Koperasi, UKM dan Penanaman Modal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Ala Baster menambahkan, pihaknya mendukung penuh berbagai upaya penumbuhan wirausaha baru. Dukungan Kemendagri antara lain Ditjen Bina Pembangunan Daerah telah melakukan Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Pendataan UMKM dan Kewirausahaan khususnya kelompok sasaran Masyarakat Umum dan Calon Wirausaha.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga menjadi Wakil Ketua III Komite PKN yang berinteraksi intensif dengan kelompok sasaran masyarakat umum dan calon wirausaha.

Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Saleh menyampaikan penumbuhkembangan kewirausahaan tidak hanya menjadi tugas dari pemerintah pusat tetapi juga pemerintah daerah dan stakeholder lainnya.

“Hal ini penting agar daya saing Indonesia meningkat minimal mencapai 4% pada tahun 2024. Kemenko Perekonomian sebagai pengarah siap mendukung dan mengarahkan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam perpres,” ucap Chairul.

Dalam acara ini turut hadir perwakilan UKPBJ Provinsi Jatim, Grab, Google dan Padi UMKM untuk membantu para peserta yang telah terkurasi tergabung dalam pasar digital.(Jef)

KemenKopUKM Masifkan Workshop Kewirausahaan di Babel Cetak Wirausaha Baru

Bangka Belitung:(Globalnews.id) – Rangkaian kegiatan Workshop Pengembangan Kewirausahaan Nasional (PKN) yang digagas oleh Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) semakin dimasifkan untuk mencetak lebih banyak wirausaha baru di tanah air dan kali ini digelar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah dalam acara Workshop Pengembangan Kewirausahaan Nasional (PKN) di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (28/9) mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk melahirkan wirausaha muda yang diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja sekaligus menjadi penopang ekonomi. Kegiatan itu digelar di berbagai daerah salah satunya dengan mengikutsertakan mahasiswa dari Universitas Bangka Belitung yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan jumlah wirausaha baru di Kota Pangkal Pinang.

“Dengan mengikuti Workshop PKN ini diharapkan pelaku usaha mikro akan naik kelas melalui pendampingan dan konsultasi. Ini juga akan mempercepat UMKM masuk ke dalam ekosistem digital,” katanya.

Meskipun juga menurutnya, peluang UMKM untuk masuk ke pasar digital bergantung pada diri mereka sendiri.

“Berdagang sudah tidak bisa lagi secara konvensional, tidak bisa berdagang di toko, dapat kita lihat pada saat pandemi kemarin, oleh karena itu para UMKM ini kita ajak untuk go digital, sehingga bisa berjualan untuk sampai seluruh Indonesia, masuk pasar digital supaya pemasarannya tidak hanya di toko rumahan saja tetapi bisa masuk marketplace,” kata Siti Azizah.

Dia berharap, para pelaku UMKM di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini bisa menjadi bagian dari perubahan untuk Indonesia yang lebih baik dengan semakin banyaknya tercipta wirausaha unggul dan berdaya saing melalui usaha yang inovatif dan berkelanjutan.

“Untuk adik-adik mahasiswa Universitas Bangka Belitung jangan takut memulai usaha, jangan takut untuk menjadi wirausaha,” katanya.

Untuk mendukung penciptaan wirausaha baru, pihaknya juga akan mendesain ulang Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) yang saat ini sudah terdapat di 74 kabupaten/kota di seluruh Indonesia dan akan bertambah lagi 13 PLUT di tahun 2022 ini.

“PLUT-KUMKM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini salah satu prioritas yang akan dikembangkan ke depan,” kata Siti.

Dukungan Lain

Di tempat yang sama, Analis Kebijakan Ahli Madya Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Ghifarini menambahkan pihaknya memiliki peran pada kelompok sasaran masyarakat umum dan calon wirausaha.

“Dalam hal ini, dukungan Kemendagri melalui Ditjen Bina Pembangunan Daerah telah melakukan Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Pendataan UMKM dan Kewirausahaan khususnya kelompok sasaran Masyarakat Umum dan Calon Wirausaha, pada 5-7 September 2022, yang diikuti oleh Dinas Koperasi UKM Provinsi seluruh Indonesia,” kata Ghifarini.

“Kami juga sudah menerbitkan Surat Nomor 510/10748/Bangda tanggal 20 September 2022 kepada Gubernur Seluruh Indonesia, tentang Percepatan Pendataan Kewirausahaan Kelompok Sasaran Masyarakat Umum dan Calon Wirausaha Tahun 2022,” katanya.

CEO Walan.id Tommy menceritakan pengalamannya dalam membangun perusahaan rintisan (startup) pertama di Kepulauan Bangka Belitung yang menyediakan jasa pemesanan makanan dan jasa kurir pengiriman barang lokal maupun antar kota di wilayah Kota Pangkal Pinang, Kabupatan Bangka (Sungaliat), dan Kabupaten Bangka Barat (Muntok). Usahanya menyasar khususnya pelaku usaha kuliner yang kesulitan mendapatkan jasa pengiriman yang murah.

“Sudah ada 400 mitra yang tergabung di walan.id. Awalnya kita merekrut driver yang terkena PHK pada saat pandemi dan saat ini para driver sudah menjadi karyawan tetap dengan mendapatkan BPJS dan tunjangan lainnya,” ujar Tomy.

Sementara itu, CEO Tanahwari, Yang Finalia bercerita perusahaan rintisan miliknya bergerak di bidang fesyen dengan sentuhan lokal. Ia menuangkan sejarah dan budaya Kepulauan Bangka Belitung pada fesyen yang diproduksinya, selain juga selalu mengangkat cerita sejarah nasional Indonesia dalam rancangan karyanya.

Produk yang dikeluarkan mulai dari penentuan tema, desain, hingga produksi betul-betul dikemas dengan sebaik-baiknya. Ia juga terlebih dulu melakukan riset agar dalam setiap desain aksesori fesyen memiliki makna dan cerita yang menggambarkan setiap detail misalnya saat membuat karya berlatar bangunan Pesanggrahan Menumbing sebuah bangunan bersejarah yang terletak di Kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat.

“Kami mengeluarkan 1 produk setiap seri produknya hanya terdiri dari 6 pieces, jadi limited edition,” kata Yang Finalia.

Perwakilan Direktorat Advokasi Pemerintah Daerah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Deasy Rachamawati menambahkan, pihaknya selalu mendampingi seluruh peserta pelatihan UMKM untuk onboarding produk ke e-kataloga LKPP. Hal itu dilakukan untuk mendorong percepatan penayangan produk UMK pada Katalog Elektronik Sektoral dan Katalog Elektronik Lokal.

“Ini adalah momentum bagi pengusaha lokal untuk masuk. LKPP sudah membuka ruang seluas-luasnya bagi UMK untuk masuk ke dalam katalog elektronik,” ujar Deasy.

Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengatakan jumlah pelaku UMKM di Kepulauan Bangka Belitung mencapai 183 ribu. Saat ini, para pelaku UMKM tersebut mengalami berbagai masalah seperti logistik dan akses pendanaan.

Meskipun demikian, dia menegaskan pemerintah daerah selalu melakukan pembinan dan pendampingan secara masif dan berkelanjutan mulai dari perizinan dan legalitas usaha, inovasi proses produksi dan peningkatan kualitas produk, pengembangan SDM, dan entrepreneurship. Selain itu juga terkait akses pembiayaan dan manajemen usaha, memperluas kemitraan, pemasaran yang berbasis online dan offline, hingga pemanfaatan teknologi informasi dalam mengembangkan usahanya.

Ridwan juga mengapresiasi dukungan dari KemenKopUKM yang mengupayakan para pelaku UMKM melek digitalisasi seiring dengan penumbuhan wirausaha baru.

“Kita harus menjaga agar workshop ini sustain dan jangan sampai berhenti di tengah jalan. Selain itu kita juga melakukan sosialisasi Gerakan Bersama untuk Kewirausahaan Nasional hingga ke kampung-kampung agar masyarakat tergerak memulai usaha,” ujar Ridwan.

Melalui kegiatan ini, dia berharap pelaku UMKM Kepulauan Bangka Belitung dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, sehingga usaha yang dijalankan dapat lebih berkembang, bisa naik kelas dan go global.(Jef)

KemenKopUKM Bangun Ekosistem Wirausaha untuk Ciptakan Struktur Ekonomi Lebih Tangguh

Aceh:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) terus mempercepat pembangunan ekosistem bagi wirausaha yang lebih baik untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih tangguh dengan semakin banyaknya pelaku UMKM yang naik kelas ke skala usaha yang lebih tinggi.

“Kita terus mengupayakan penumbuhan wirausaha berbasis IDE (Innovation Driven Enterprises), bukan lagi Small Business Owner yang muncul karena kebutuhan atau terpaksa oleh keadaan (necessity entrepreneur) yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan,” kata Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah, saat memberikan sambutan secara virtual pada Workshop Pengembangan Kewirausahaan Nasional, yang diselenggarakan di Aceh, Selasa (27/09).

Kegiatan yang mengangkat tema “Wirausaha Tumbuh, Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat” itu diikuti oleh 100 pelaku UMKM yang dikurasi PLUT KUMKM Provinsi Aceh dan Universitas Syiah Kuala Aceh.

Saat ini, kata Siti Azizah, Pemerintah terus memberikan perhatian yang serius dalam mengembangkan kewirausahaan dengan dikeluarkannya Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024.

Hal ini bertujuan untuk memanfaatkan banyak potensi yang ada saat ini, seperti pembelian produk dalam negeri melalui pemerintah sebesar Rp1.481 triliun dan BUMN sebesar Rp420 triliun, dan pemanfaatan potensi nilai ekonomi digital di Indonesia yang mencapai Rp4.531 triliun pada tahun 2030.

“Melalui workshop kali ini, akan diberikan edukasi tentang kewirausahaan dan program atau kegiatan yang mendukung berkembangnya wirausaha di daerah, selain itu akan diberikan pula afirmasi pengalokasian anggaran onboarding pada e-katalog sebesar 40 persen untuk pengadaan barang dan jasa yang diarahkan pada produk KUMKM,” kata Azizah.

Siti Azizah menambahkan, berdasarkan data yang dilansir dari LKPP per 13 September 2022, untuk E-Katalog Provinsi Aceh telah terdaftar sebanyak 914 penyedia dengan 4.490 produk yang onboarding. Sedangkan transaksi yang terjadi sebesar Rp725,63 miliar yang merupakan tertinggi nomor 2 dari 34 provinsi setelah DKI Jakarta.

“Saya mengapresiasi Pemerintah Provinsi Aceh karena dengan tingginya transaksi tersebut menunjukan keberpihakan Pemerintah terhadap UMKM,” kata Azizah.

Azizah menegaskan dengan ekosistem kewirausahaan yang kondusif berlandaskan kebijakan yang mendukung kemudahan berusaha, serta adanya berbagai fasilitasi dan insentif, maka saat ini menjadi entrepreneur adalah suatu hal yang sangat mudah.

“Jadilah bagian perubahan untuk Indonesia yang lebih baik dengan menciptakan wirausaha unggul dan berdaya saing dengan usaha yang inovatif dan berkelanjutan. Jangan takut memulai berusaha karena kita harus pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat dengan berwirausaha,” ucap Azizah.

Di tempat yang sama, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Samsul Widodo menambahkan desa harus bisa menjadi pusat penumbuhan ekonomi.

“Penumbuhan ekonomi di desa dapat terwujud dengan menciptakan ekosistem kewirausahaan desa yang meliputi sinergi pemerintah daerah, PLUT, BUMDES, dan tokoh masyarakat,” kata Samsul.

Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Aceh Saiful Bahri juga mengatakan, melalui workshop ini diharapkan akan tercipta UMKM yang lebih inovatif khususnya dalam memasarkan produknya.

“Kita sudah harus mengikuti perkembangan zaman dengan memasarkan produk via digital supaya lebih cepat meningkatkan aset yang otomatis akan memulihkan ekonomi dan menyerap tenaga kerja lebih banyak,” kata Saiful.

Dalam pelaksanaan workshop Pengembangan Kewirausahaan Nasional turut hadir Biro Pengadaan Barang dan Jasa Pemprov Aceh yang menjelaskan tentang perlunya UMKM masuk ke dalam 18 etalase e-Katalog Pemprov Aceh, Gojek yang membagikan tips dan trik di bidang digital marketing dan kisah sukses menjalankan usaha oleh UKM Mak Rah Pireng Aceh.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Kampanye Pengembangan Kewirausahaan Nasional yang diinisiasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM dan ini sebagai wujud aksi nyata sinergi Kementerian/Lembaga yang tergabung dalam Komite Pengembangan Kewirausahaan Nasional untuk mendukung pengembangan kewirausahaan nasional.(Jef)

Ajang Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri Digelar untuk Percepat Peningkatan Rasio Kewirausahaan

Solo:(Globalnews.id)– Setelah menjaring lebih dari 6.000 pendaftar, ajang Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri telah resmi digelar sebagai salah satu upaya Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dalam mempercepat penumbuhan dan peningkatan rasio kewirausahaan di Indonesia.

Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Siti Azizah saat memberikan sambutan dalam Kick off Program Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri, di Solo, Minggu (25/09) mengatakan, program tersebut merupakan implementasi Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang pengembangan kewirausahaan nasional dengan tujuan meningkatkan rasio kewirausahaan 3,95 persen di tahun 2024.

“Kami percaya bahwa program ini dapat melahirkan _agent of change_ di antara generasi muda yang memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, inovatif, memiliki keinginan untuk tumbuh secara berkelanjutan, dan mampu menciptakan lapangan kerja,” kata Siti Azizah.

Siti Azizah menjelaskan, saat ini pelaku usaha di Indonesia didominasi oleh usaha mikro sebesar 99 persen, sedangkan rasio kewirausahaan Indonesia saat ini berkisar di angka 3,47 persen.

Rasio kewirausahaan Indonesia itu masih di bawah beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand melampaui 4 persen, bahkan Singapura telah mencapai 8 persen.

“Pemerintah berupaya menambah jumlah wirausaha dan menaikkan skala pelaku usaha kecil ke usaha menengah agar struktur ekonomi menjadi lebih kuat. Diperlukan penambahan sekitar 1 juta wirausaha sampai tahun 2024,” ucap Siti Azizah.

Penambahan jumlah tersebut, kata Siti Azizah, untuk tujuan menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu dibutuhkan wirausaha yang berkualitas serta produktif terutama dari kalangan generasi muda atau millenial hingga mereka dari kalangan berpendidikan tinggi yang juga memiliki potensi tersebut.

Melalui program Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri akan diberikan sesi konsultasi kepada para calon wirausaha sesuai dengan kebutuhan masing-masing, mulai dari aspek pengembangan proses bisnis, penentuan target pasar, pemasaran digital, dan akses keuangan.

Azizah menerangkan hal itu tak lepas dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan KemenkopUKM sebelumnya, bahwa pelatihan atau workshop kerap tak berdampak besar karena tak sesuai dengan kebutuhan para calon wirausaha. Oleh karena itu, kali ini pelatihan benar-benar difokuskan pada apa yang dibutuhkan oleh peserta.

“Selain itu, program ini juga akan fokus pada wirausaha pemuda, wirausaha perempuan, dan wirausaha desa,” kata Siti Azizah.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah Ema Rachmawati mengatakan program pelatihan yang digelar semestinya beriringan dengan keinginan para pelaku UMKM untuk berubah dan berkembang menjadi lebih baik.

Menurutnya, pelaku UMKM harus mengubah pola pikir mereka dari upaya memenuhi kebutuhan rumah tangga menjadi pengusaha sejati. Dengan menjadi pengusaha, mereka juga akan membuka lapangan kerja lebih luas lagi dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian.

“Kami harapkan teman-teman UMKM bercita-cita untuk jadi pengusaha. Jika cita-citanya pengusaha, mereka pasti mau memperbaiki ketika mendapat pendampingan,” kata Ema.

Tak sampai situ, ia juga meminta agar jangan hanya pelaku UKM yang didampingi, tetapi tim konsultan juga wajib mendapat pendampingan. Dengan begitu, tim pendamping akan memahami betul soal regulasi kewirausahaan dan bisa mengaplikasikannya dalam proses pendampingan UMKM.

“Jadi, acara ini sekaligus memberikan pengetahuan bagi teman-teman pendamping atau konsultan karena mereka ada di garda terdepan. Pascapelatihan, mereka juga harus terus dipasok dengan pengetahuan agar bisa mengikuti tren usaha yang berkembang saat ini,” ucap Ema.

Program Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri menghadirkan kegiatan seperti konsultasi bisnis dan pendampingan usaha secara hybrid yang tersebar di seluruh Indonesia.

Untuk konsultasi bisnis diikuti oleh 700 wirausaha, dibagi dalam 17 kelompok yang melibatkan 17 konsultan atau pakar di bidangnya. Kegiatan ini terdiri dari sesi konsultasi wirausaha dengan para pakar sesuai dengan masalah bisnis yang dihadapi melalui kegiatan konsultasi online, open consultation (ask me anything), dan juga konsultasi offline.

Sedangkan kegiatan pendampingan usaha diikuti oleh 2.400 wirausaha di 12 lokasi dengan fokus kepada wirausaha perempuan, pemuda, dan desa, serta melibatkan 90 pendamping usaha. Kegiatan ini terdiri dari sesi inspirasi usaha, pendampingan intensif secara hybrid, hingga kunjungan tempat usaha.

Program itu diawali dengan Open Call pada Februari 2022, assessment jiwa kewirausahaan yang meliputi motif, sikap, perilaku, pengetahuan dan keterampilan. Tahapan ini berhasil menjaring 3.100 peserta yang akan mengikuti kegiatan konsultasi bisnis dan pendampingan usaha selama 2 bulan.(Jef)

KemenKopUKM Gelar Workshop PKN di Medan Ciptakan Lebih Banyak Wirausaha Baru

Medan:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) kembali melanjutkan rangkaian Workshop Pengembangan Kewirausahaan Nasional (PKN) di Medan, Sumatera Utara, setelah sukses melaksanakannya di Kabupaten Sukabumi, Kota Serang, dan Kota Kendari pada pekan lalu dalam upaya menciptakan lebih banyak wirausaha baru di tanah air.

Deputi Bidang Kewirausahaan, KemenKopUKM, Siti Azizah mengatakan Program Pengembangan Kewirausahaan Nasional akan dilaksanakan secara masif dan bertahap melalui “Campaign Movement Manager” yang dimulai dari Agustus sampai dengan Desember 2022.

“Kegiatan ini merupakan implementasi dari Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional tahun 2021-2024 dengan tujuan utama mempercepat pencapaian target RPJMN 2020-2024 berupa rasio kewirausahaan 3,95 persen dan penumbuhan wirausaha sebesar 4 persen pada tahun 2024,” kata Azizah ketika membuka acara Workshop Pengembangan Kewirausahaan Nasional secara virtual yang dilaksanakan di Medan, Sumatera Utara, Kamis (22/9).

Kegiatan ini diikuti oleh 100 pelaku UMKM binaan PLUT KUMKM, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara, Dinas KUKM Kota Medan, Dinas KUKM Kabupaten Deli Serdang, Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan, dan Komunitas Tangan Di Atas (TDA).

“Hal ini hanya dapat terwujud jika ada ekosistem kewirausahaan yang didukung oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan yang di dalamnya termasuk dunia pendidikan, dunia industri, dan komunitas wirausaha,” kata Siti Azizah.

Lebih lanjut, menurutnya salah satu upaya untuk mengakselerasi kewirausahaan yakni dengan percepatan UMKM masuk dalam ekosistem digital, termasuk diantaranya percepatan UMKM onboarding pada e-katalog dengan target 40 persen pengadaan barang dan jasa pemerintah yang diprioritaskan untuk produk-produk dalam negeri dan usaha mikro dan kecil.

Siti Azizah menegaskan pelaku UMKM harus memanfaatkan kesempatan ini. Sebab dengan mengikuti workshop, mereka dapat memperbaiki kualitas produk dan meningkatkan kapasitas usaha mereka.

“Pelaku usaha harus mampu memanfaatkan kesempatan ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas dan kapasitas produk, serta memperbaiki tata kelola usaha termasuk di dalamnya adalah meningkatkan kualitas SDM agar memiliki daya saing,” katanya.

Senada disampaikan Direktorat Advokasi Pemerintah Daerah, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Hengky Rizky yang menuturkan workshop ini merupakan langkah nyata untuk percepatan UMKM masuk ekosistem digital dengan cara onboarding di E-Katalog lokal dan nasional.

Di tempat yang sama, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan, Aset, dan SDA Provinsi Sumatera Utara, Agus Tripriyono menambahkan, jumlah UMKM di Provinsi Sumatera Utara telah mencapai 2,8 juta unit.

Dia mengatakan dengan adanya workshop ini bisa menjadi bukti perhatian pemerintah dan dukungan dalam upaya peningkatan kualitas dan produktivitas pelaku UMKM.

“Harapannya dengan workshop ini, UMKM di Sumatera Utara dapat memperoleh inspirasi untuk memanfaatkan peluang bisnis yang ada dan dapat memberi semangat dan motivasi dalam meningkatkan kesuksesan, kualitas, mampu mengatasi permasalahan UMKM, serta memajukan ekonomi kerakyatan,” ucap Agus.

Dalam kesempatan ini, hadir pula Founder dan CEO KEPUL Abdul Latif Wahid Nasution yang memberikan inspirasi pengembangan usaha. KEPUL merupakan startup di Kota Medan yang melakukan inovasi dalam upaya optimalisasi jual beli sampah yang dapat didaur ulang.

“KEPUL merupakan aplikasi yang dapat digunakan oleh masyarakat yang ingin menjual sampah kepada para pengepul. Mereka yang bermata pencaharian dengan membeli sampah dari masyarakat untuk kemudian dijual kembali kepada pengepul besar, ataupun pabrik daur ulang sampah. Di KEPUL, masyarakat bisa menjual lebih dari 60 jenis sampah sampah organik dan non-organik,” ujar Abdul.

KEPUL berhasil memberdayakan masyarakat Medan. Saat ini KEPUL memiliki 50 karyawan yang terdiri dari driver yang berasal dari profesi pengepul sampah.

Sementara itu, Merchant Operations Ast Manager Grab Sumatera Utara Maulidya Novi Sucita memberikan tips dan trik untuk meningkatkan volume penjualan melalui strategi branding dan konten digital.

Dia membagikan pengetahuan dan pengalamannya kepada para peserta dengan menghadirkan foto produk yang menarik agar bisa onboarding di platform Grab sehingga dapat bersaing di pasar yang lebih luas.(Jef)