Arsip Tag: pasar milenial

Tahun 2023 Bisnis Pembiayaan Rumah Diprediksi Tumbuh Positif, BTN Bidik 5,8 Juta Generasi Milenial

JAKARTA:(GLOBALNEWS ID) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menilai generasi millenial yang mendominasi populasi masyarakat Indonesia saat ini sebagai salah satu captive market pengembangan properti di Indonesia. BTN mencatat ada sebanyak 5,8 juta generasi millenial (mengacu pada populasi berusia 21-40 tahun) di Indonesia yang belum memiliki rumah.

Hal tersebut menjadi salah satu potensi bisnis perumahan yang sangat menjanjikan di Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terjadi saat ini.

“Backlog perumahan saat ini sebesar 12,75 juta yang termasuk didalamnya generasi millenial yang mendominasi populasi masyarakat Indonesia saat ini yang diperkirakan sebanyak 47% belum
memiliki rumah merupakan potensi yang sangat besar dan menjadi salah satu captive market pengembangan properti di Indonesia,” kata Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo, saat membuka acara Seminar Economic and Property Outlook Bank BTN Tahun 2023 dengan tema “Tantangan Penyediaan Perumahan Rakyat Ditengah Ketidakpastian Ekonomi
Global”, di Jakarta, Rabu (7/12/2022).

Haru menambahkan, selain diuntungkan dengan bonus demografi tersebut, prospek sektor properti di Indonesia ke depan juga masih bagus jika dilihat dari total penyaluran KPR yang terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. “Sektor perumahan merupakan salah satu sektor yang terbukti mampu bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan tetap tumbuh positifnya KPR di tengah turunnya ekonomi nasional dan mampu tumbuh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit selama pandemi,” imbuhnya.

Seperti diketahui, Pertumbuhan KPR Nasional hingga triwulan III 2022 tumbuh sebesar7,70% yoy, meningkat dibandingkan triwulan II 2022 yang sebesar 6,81%. Bank BTN sendiri masih menjadi penyalur KPR Subsidi atau FLPP terbesar, mendominasi 71% dari seluruh total penyaluran FLPP 3 tahun terakhir.

Berdasarkan survey dari Bank Indonesia pada Q3 2022, 74.53% responden yang menyatakan masih bergantung pada KPR untuk bisa memiliki rumah. “Oleh karena itu Bank BTN akan terus menjadi bank yang fokus memberikan KPR karena top of mind masyarakat bahwa KPR Pasti BTN,” kata Haru.

Senada dengan Haru, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter Bank Indonesia (BI) Solikin M. Juhro juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan KPR terus menunjukkan perbaikan dengan risiko yang secara umum relatif terjaga. “Selaras dengan hal tersebut, kinerja sektor properti tetap kuat, antara lain tercermin dari perkembangan proyek properti residensial dan apartemen yang tetap baik,” ujarnya.

BI sendiri, lanjut Solikin, telah memutuskan untuk melanjutkan kebijakan relaksasi rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit atau pembiayaan properti maksimal 100 persen. Kebijakan ini memungkinkan para calon pembeli properti membayar uang muka alias down payment (DP) 0 persen, alias tak perlu bayar uang muka ketika memanfaatkan fasilitas kredit pemilikan rumah atau apartemen (KPR/KPA). Kebijakan relaksasi ini berlaku efektif mulai 1 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023. “Perpanjangan pelonggaran kebijakan LTV/FTV KPR hingga 31 Desember 2023 akan mendorong berlanjutnya perbaikan kinerja KPR,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya menyelesaikan backlog perumahan melalui program-program bantuan perumahan yang tidak hanya affordable, namun juga equitable serta mendukung sustainabilitas bagi pihak yang terlibat dalam penyaluran bantuan subisidi perumahan.

Herry menyebut ada lima usulan pengembangan KPR Subsidi yang akan dijalankan pemerintah yakni dengan optimalisasi KPR FLPP, memperluas jangkauan KPR ASN/TNI/Polri, Rent to Own (RTO) untuk MBR Informal, KPR dengan Skema Staircasing Shared Ownership (SS0), serta pemberian KPR Mikro.

Sementara itu, Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip mengungkapkan untuk mendorong pasar pembiayaan perumahan lebih kompetitif, dibutuhkan penguatan dari sisi supply salah satunya dengan meningkatkan penyaluran KPR oleh perbankan. “Pemerintah melalui BUMN perlu meningkatkan kapasitas penyaluran KPR dengan memberikan tambahan PMN kepada BTN Tahun 2023,” ujarnya.(Jef)

Jaring Kaum Milenial, KemenKopUKM Gelar Pendampingan Calon Wirausaha di Kota Serang

Serang:(Globalnews.id) – Sebagai upaya menumbuhkan minat berwirausaha dan meningkatkan rasio kewirausahaan, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melalui Deputi Bidang Kewirausahaan menyelenggarakan kegiatan Pra Pendampingan Calon Wirausaha di Kota Serang, Banten.

Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan, KemenKopUKM, Destry Anna Sari di Banten, Sabtu (22/10) menyampaikan generasi muda diharapkan menjadi wirausaha yang bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun juga menciptakan lapangan kerja.

“Peningkatan rasio kewirausahaan suatu negara diperlukan agar negara dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan mengurangi ketergantungan impor. Suatu negara disebut maju apabila rasio kewirausahaannya semakin tinggi,” ucapnya.

Kegiatan itu dibuka oleh Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Serang dengan Tim UKM Indonesia sebagai narasumber. Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang Gen Z yang merupakan calon wirausaha yang berasal dari Universitas Islam Negeri “SMH” Banten dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Lebih lanjut, KemenKopUKM berkolaborasi dengan ukmindonesia.id, UNDP, dan berbagai stakeholder mengaplikasikan modul pengembangan bisnis lestari, yang juga dapat diakses melalui edukukm.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Serang Wasis Dewanto menyampaikan pihaknya sangat mendukung kegiatan ini dalam rangka menciptakan lebih banyak wirausaha muda di Kota Serang.

“Diharapkan dengan bertumbuhkembangnya wirausaha muda di Kota Serang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Serang dan sekitarnya,” ucap Wasis.

Dalam kegiatan ini, para peserta diberikan pengetahuan dasar sebagai fondasi untuk berwirausaha, seperti Business Model Canvas, cara menghitung modal, dan harga pokok penjualan.

Kegiatan Pra Pendampingan Calon Wirausaha difokuskan untuk mempersiapkan para calon wirausaha untuk dapat mengikuti program pendampingan selanjutnya. Para peserta diharapkan mampu mengembangkan ide bisnis yang telah dimiliki dan mengembangkan usaha yang dirintis selama ini. (Jef)

MenKopUKM: Petani Bisa Dapat Nilai Tambah dan Produktivitas Lebih Baik Lewat Koperasi

MEDAN:(GLOBAlNEWS.ID)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya bagi para petani untuk mengonsolidasikan diri dalam skala ekonomi bisnis melalui koperasi karena bisa mendapatkan nilai tambah yang besar dan produktivitas menjadi lebih baik.

“Jadi para petani ini jangan berusaha perorangan dan saling bersaing, tapi harus ada desain model untuk bisnis mereka dan hal ini dapat diwujudkan melalui koperasi,” kata MenKopUKM Teten Masduki saat melakukan dialog dengan Komunitas Petani Muda, Koperasi, Wirausaha dan UMKM Medan di Kedai Minum Kopi Medan, Sumatera Utara, Kamis (9/6) malam.

Lebih lanjut, Menteri Teten mencontohkan produktivitas kopi Indonesia yang masih kurang berkembang jika dibandingkan negara lainnya. Padahal, 96% kopi di Indonesia diproduksi di kebun petani.

Selain itu, kopi Indonesia juga memiliki ragam varietas di berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua. Hal ini pun menjadikan kopi Indonesia paling lengkap di dunia.

“Kita hanya memiliki masalah di bagian produktivitas dan pengolahannya. Ada yang dijemur di pinggir jalan kena debu, ada juga yang dikirimnya dicampur dengan produk lain seperti terasi. Kita harus selesaikan hal ini,” kata Menteri Teten.

Dengan hadirnya koperasi, dia yakin permasalahan seperti ini dapat teratasi. Fungsi koperasi juga dapat dijadikan offtaker dari hasil panen petani. Tentu hal ini akan membuat petani tidak lagi kebingungan akan diserap ke mana hasil panennya.

“Koperasi juga harus tampil sebagai offtaker, jadi mereka beli hasil panen petani secara tunai. Petani jadi enggak akan pusing produknya dijual kemana. Petani hanya fokus pelihara pertaniannya saja,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Ketua Dewan Pengurus Wilayah Serikat Petani Indonesia (DPW SPI) Zubaidah mengatakan bahwa dengan berkoperasi, para petani tidak akan lagi bergantung kepada perusahaan besar. Dia mencontohkan para petani sawit jika berkoperasi akan mendapatkan nilai lebih dari TBS (Tandan Buah Segar) sawit mereka.

“Ketika kita memiliki koperasi, harga TBS tidak akan lagi bergantung ke industri. Terlebih ada rencana dari pemerintah untuk membuat pabrik minyak makan merah oleh koperasi. Ini saat yang tepat dan harus kita manfaatkan pengembangan minyak makan merah ini melalui koperasi,” ujar Zubaidah.

Sementara itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution menambahkan bahwa sosialisasi tentang manfaat mendirikan koperasi harus terus dilakukan kepada masyarakat secara masif. Pasalnya, masyarakat dikatakan masih belum memahami secara utuh memahami koperasi itu seperti apa.

“Masih banyak masyarakat yang menganggap koperasi itu tidak memiliki manfaat bagi mereka. Jadi harus disosialisasikan koperasi lebih masif lagi. Karena jangan kita lupakan dasar dari koperasi, sehingga masyarakat memahami pentingnya koperasi dibandingkan industri,” kata Bobby.(Jef)

Sinergi K/L Hingga Platform Digital, Menteri Teten : E-Commerce Harus Dibanjiri Produk UMKM

Jakarta:(Globalnews.id)-Berbagai lintas Kementerian/Lembaga (K/L) meliputi Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Perdagangan (Kemendag), dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemanparefkraf) bersama para CEO platform marketplace berkomitmen mendorong UMKM masuk dalam platform digital, serta pendataan lengkap Koperasi dan UMKM (KUMKM).

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), agar percepatan transformasi digital KUMKM harus segera dilakukan. Di mana tahun ini ditargetkan menembus 20 juta UMKM dan 30 juta UMKM onboarding digital di tahun 2023.

“Koperasi dan UMKM harus menjadi pemain utama dalam perdagangan digital. Produk KUMKM harus membanjiri e-commerce dalam negeri. Di mana hal ini juga perlu komitmen dari e-commerce nya. Karena semua diuntungkan, tak ada yang dirugikan,” ucap Menteri Teten dalam acara Rapat Forum Ekonomi Digital Kominfo IV dengan tema ‘e-Commerce’ yang diselenggarakan Kominfo, di Grand Hyatt Jakarta, Senin (4/4).

Dalam forum tersebut Menteri Teten didampingi Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah. Selain itu hadir pula, Menkominfo Jhonny G Plate, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, secara virtual Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dan Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga, serta perwakilan platform e-commerce lainnya.

MenKopUKM melanjutkan, dalam mempercepat target UMK Go Digital, juga dibutuhkan peningkatan kualitas, kompetitif, akses rantai pasok produk dan akses modal dengan pendekatan inovasi serta teknologi untuk Koperasi dan UMKM. Kemudian juga harus ada peningkatan kualitas SDM KUMKM, dalam upaya pertumbuhan wirausaha muda dan baru yang produktif, kreatif dan siap bersaing di pasar global.

Ia menyebut, di antaranya beberapa komitmen yang berhasil ditelurkan pada rakornas tersebut oleh para pemangku kepentingan dalam ekosistem ekonomi digital. Pertama, terdapat 7 sektor kelompok strategis/prioritas untuk disasar dalam upaya percepatan transformasi digital KUMKM. Yaitu, makanan/minuman, fesyen, petani, pedagang kaki lima, nelayan, warung dan pesantren.

Sedangkan 7 prioritas aspek pengembangan transformasi digitalisasi KUMKM yaitu, digitalisasi akses pasar, digitalisasi pemantauan kualitas produksi, digitalisasi keuangan dan akses pembiayaan, digitalisasi manajemen organisasi, digitalisasi untuk peningkatan kapasitas produksi, digitalisasi untuk akses supplier/pasokan, dan digitalisasi distribusi.

“Hari ini, setidaknya 17,59 juta UMKM hadir dalam platform lokapasar digital atau e-commerce. Angka tersebut merupakan 27 persen dari total populasi UMKM, 58 persen dari target 30 juta UMKM onboard ekosistem digital,” tegas Menteri Teten.

Ia mengatakan, transformasi digital bukan semata menghadirkan KUMKM dalam platform digital. Transformasi digital KUMKM adalah sebuah ikhtiar holistik, tidak hanya di aspek pemasaran saja, melainkan juga membangun ekosistem yang meliputi proses bisnis dari hulu ke hilir.

“Pembangunan ekosistem digital bagi KUMKM meliputi proses bisnis hulu ke hilir menjadi variable memastikan potensi ekonomi digital sebesar Rp4.531 triliun di tahun 2030, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh para pelaku KUMKM dan masyarakat Indonesia,” imbuhnya.

Menteri Teten menekankan, e-commerce bisa menjadi pintu gerbang transformasi digital yang utuh. Karena kebanyakan e-commerce sudah menjadi super-apps yang sudah memiliki beragam layanan digital dalam satu platform. “Ini membuka peluang e-commerce juga turut hadir sebagai aggregator, sekaligus lokomotif transformasi digital UMKM Indonesia,” ungkapnya.

Kunci dari keberhasilan transformasi digital KUMKM tegas Menteri Teten, adalah kolaborasi lintas stakeholder. Mulai dari pembinaan SDM, pembiayaan, perbaikan proses bisnis, produksi, hingga pemasaran dan distribusi.

Di kesempatan yang sama, Menkominfo Johnny G Plate mengatakan, pihaknya mengajak K/L dan e-commerce secara khusus bagaimana dukungan paltform digital atas produk dalam negeri. Mengawal agar produk dalam negeri, sesuai arahan Presiden Jokowi untuk mengambil langkah afirmatif belanja negara Rp400 triliun produk UMKM, dari potensi Rp1.000 triliun.

“Juga memberikan dorongan kepada masyarakat, tak hanya pemerintah untuk belanja produk dalam negeri. Kami juga mengawasi jika masih ada platform digital yang tidak melaksanakan fungsi sebagaimana aturannya, tentu akan ada tindakan tegas baik di bawah payung hukum Kemendag maupun Kominfo,” ucap Johnny.

Sementara Wakil Mendag Jerry Sambuaga mengatakan kewajiban produk lokal hadir di e-commerce memang harus ada kebijakan afirmatif. Bersama memantau e-commerce memberikan ruang dan kesempatan bagi produk Indonesia. “Jika menyalahi tentu harus ada evaluasi.Karena Presiden Jokowi memberi arahan support UMKM. Kami siap memfasilitasi hal itu,” ujar Jerry.

Ketua idEA Bima Laga menambahkan, produk UMKM yang ada dalam Bangga Buatan Indonesia (BBI) dalam platform di bawah naungan ideA terdapat 9,9 juta UMKM baru yang masuk dalam platform digital, dalam kurun waktu Mei 2020-Februari 2022. “Sejalan dengan arahan Pak Teten dan Presiden Jokowi, kita punya target 30 juta UMKM baru di 2023. Saat ini kurang lebih sudah ada 19 juta UMKM, dan masih ada sisa 11 juta UMKM yang harus go digital. Optimis bisa tercapai,” yakinnya.(Jef)

Kian Bergairah, Ini Tantangan dan Peluang BNI Garap Pasar Milenial


Nasabah milenial menunjukkan aplikasi BNI Mobile Banking pada smartphone

Jakarta:(Globalnews.id)- Segmen milenial kian menggairahkan dimana proporsi nasabah secara umum PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) masih didominasi oleh kaum muda ini yakni sebanyak 38 persen.

Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan, BNI semakin berkomitmen menggarap pasar milenial sejalan dengan misi perusahaan menyediakan layanan finansial berbasis digital yang praktis, cepat, aman, dan nyaman.

Milenial sebagai ‘Big Potential Market’ akan terus dimanjakan perusahaan dengan layanan transaksional yang serba digital dengan aksesibilitas yang semakin terbaru dan modern, beragam kebutuhan pembayaran kini bisa dikabulkan lewat satu fitur BNI Mobile Banking. 

“User BNI Mobile Banking naik signifikan hingga 60 persen menyentuh 7,8 juta pengguna, behaviour ini yang BNI tangkap untuk melakukan digitalisasi,” tuturnya di Jakarta, akhir pekan ini.

Dia menambahkan, pihaknya memang mengarahkan BNI Mobile Banking menjadi satu-satunya rumah untuk seluruh transaksi yang dibutuhkan nasabah (one-stop-service), mulai dari digital opening account, reward point yang sudah berbasis digital, apply loan berbasis digital hingga signature berbasis digital untuk mengajukan kartu kredit.

Peluang Garap Segmen Milenial

Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, BNI melihat sejumlah peluang yang akan disasar untuk menangkap potensi segmen milenial, baik melalui pasar domestik hingga mancanegara.

BNI melalui produknya yang beragam akan seluruhnya dioptimalkan dengan berbasis digital. Pengembangan produk berbasis digital akan menjawab peluang penggarapan khusus market milenial untuk perusahaan.

“Selain digital opening account, perusahaan memiliki BNI Sonic  (Self Service Opening Account) yang dapat diakses melalui perangkat EDC Android. Kemudian ada pembukaan rekening digital pada e-commerce, dan peningkatan akuisisi BNI Fleksi sebagai produk KTA yang didukung  fleksibilitas channel seperti _channel ATM, Mobile Banking, SMS Banking_ serta pengajuan aplikasi E-Form serta kerjasama dengan pihak ketiga seperti Paylater, Traveloka, Dumi, dan sebagainya,” jelas Corina. 

Corina menambahkan, pihaknya juga akan memperkuat hubungan dengan stakeholder terkait seperti dengan Universitas, Perguruan Tinggi, Kementerian & BUMN untuk penggarapan nasabah milenial. Antara lain dimulai dari  pengenalan fitur-fitur perbankan BNI & Mobile Banking BNI pada saat pembukaan Tabungan Pelajar dan Kartu Mahasiswa. 

Tantangan Menggarap Segmen Milenial

Tantangan pertama yang dihadapi BNI dalam membidik pasar milenial adalah mengkomunikasikan produk konsumer yang kini serba digital melalui channel aplikasi berkembang seperti Youtube, Instagram, Whatsapp, Twitter, dan website berita online. 

Selain itu, pengembangan dan maintenance IT produk perbankan digital juga menjadi perhatian khusus BNI. “Perusahaan harus semakin responsif karena milenial melek dan agile terhadap perkembangan teknologi,” tuturnya. 

Kemudian, berkembangnya kompetitor alternatif pembayaran KTA & KPR seperti fintech lending & multifinance yang lebih mudah dan cepat mendorong BNI untuk selalu inovatif agar tetap eksis dalam penyaluran KTA & KPR di tengah gempuran fintech lending & multifinance.

Adapun tantangan terakhir adalah semakin berkembangnya digital marketing, gencarnya ekspansi startup dan unicorn melalui pemanfaatan big data analysis, artificial intelligence, untuk menjawab kebutuhan market dan konsumen perusahaan saat ini. 

“Startup-startup yang secara teknologi sudah pakai scoring dan online. Jadi kami menjalin kerja sama dengan startup-startup, kami tidak berkompetisi melainkan berkolaborasi,” pungkas Corina.

Dalam upaya menjadi transactional banking saat ini dan di masa mendatang, BNI akan terus senantiasa berinovasi untuk menciptakan  beragam fitur berbasis digital yang memudahkan seluruh nasabahnya terutama kaum milenial yang harapannya menjadikan BNI sebagai lifetime partner dalam finansial & perbankan.(Jef)