BOGOR:(GLOBALNEWS.ID)-Tidak ada yang mengetahui nama Heri Kiswanto di lingkungan rumah nya di bilangan Bogor, Jawa Barat. Tetangga dan masyarakat sekitar hanya mengenalnya dengan nama Mas Toge.
Sesuai nama panggilannya, Heri adalah seorang petani toge. Uniknya, dia dapat bertani di lantai 1 rumahnya dengan metode khasnya yang tidak membutuhkan lahan yang luas.
“Tanaman toge tidak dapat terkena matahari secara langsung. Jadi saya dapat menanamnya di lantai 1 rumah saya yang lahannya tidak begitu luas. Tanaman toge hanya perlu kebersihan air dan tangan dari yang mengelolanya,” ujar Heri.
Pada awalnya, Heri yang mengandalkan pembiayaan pribadi (self-financing) dapat memproduksi 1 kuintal toge per hari. Setelah mendapatkan permodalan murah dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) melalui produk KUR (Kredit Usaha Rakyat), Heri dapat menghasilkan 2 kuintal toge per hari.
“Pelayanan BNI sangat ramah dan sistem digitalnya memudahkan saya untuk membayarkan cicilan per bulannya,” ujar Heri.
Heri mengaku bahwa dirinya memasarkan sendiri toge hasil panennya di 21 lapak yang tersebar di Pasar Bogor, Pasar Seketeng, Pasar Sukasari, Pasar Merdeka, Pasar Presiden, dan Pasar Jambu Dua di daerah Bogor.
Boleh jadi, lancarnya bisnis toge menjadi berkah bagi 3 pegawai Heri. Tidak itu saja, pedagang kacang hijau pun ikut menikmatinya. Heri perlu 1 kilogram kacang hijau untuk menghasilkan 8 kilogram toge. Bayangkan jika yang diproduksi mencapai 2 kuintal atau 200 kilogram kacang hijau.
Proses penanaman toge terbaik menurut Heri adalah pada tengah malam, agar hasilnya bisa optimal. Hasil kerjakeras sehari-hari ini berbuah manis karena harga toge masih cukup tinggi.
Peningkatan usaha Toge Heri menjadi bagian dari penyaluran KUR BNI yang di periode Januari 2020 telah tersalurkan sebesar Rp1,6Triliun, atau meningkat 20% dibandingkan penyaluran Januari 2019. (jef)