Jakarta:(Globalnews.id)- Human factor menjadi hal utama dalam kecelakaan dan keselamatan pelayaran. Realitasnya, masalah krusial ini belum ditangani secara baik oleh operator, sehingga kecelakaan kapan di perairan Indonwsia masih saja terjadi. Demikian diungkapkan Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono disela-sela Safemode Symposium di Jakarta, Senin (24/10).
Simposium bertajuk Human Factors in Maritime Safety menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri, antara lain Atiel Nurwahyudi dari KNKT, Alif Hastono, Indepwndent Marine Survayor, Setyo Nigroho dari ITS, Maria Carrera dari Wirld Maritime University, Sweden, Rafael Emek Kurt dari University of Strathdyde, UK, dan dua pembicara kunci yaitu Osman Turan dari University of Strathdyde, UK serta Eko Budi Djatmiko dari ITS Surabaya.
Upaya untuk mendapatkan informasi penting terkait keselamatan pelayaran ini, kata Soerjanto, KNKT selain menghadirkan pembicara dari ITS Surabaya juga mendatangkan akademisi dari Inggris. “Kita ingin mendapatkan informasi dan mengadopsi bagaimana implementasi human faktor di Inggris bisa dilaksanakan di dunia pelayanan Indonesia,” kata Soerjanto.
Jika mengamati paparan yang disampaikan plpembicara luar negeri itu, Soerjanto menegaskan, banyak yang perlu diperhatikan oleh operator pelayaran untuk meningkatkan keselamatan di laut. “Implementasi human favtors di Inggria sudah aedemikian jauh, dan ini yang perlu kita adopsi untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dalam negeri,” paparnya.
Soerjanto mengatakan, kecelakaan laut selama ini banyak disebabkan oleh hal-hal sepele yang disebabkan human factor itu. Ia mencontohkan bagaimana mekanisme komunikasi yang tidak efektif antara satu dengan lainnya di satu pelayaran. Seharusnya, kata Soerjanto, pada moment-moment tertentu mereka (kru kapal-red) harus saling mengongatkan, misalnyaa jangan main handphone ketika mau saandar, dan sebagainya.
Ia mencontohkan kecelakaan kapal di Balikpapan yang terjadi akibat tidak adanya hubungan yang baik antara kapten kapal dengan anak buahnya, dan pada moment tertentu tidak saling mengingatkan, akibatnya terjadilah kecelakaan itu. “Masalah komunikasi ini begitu penting dalam meningkatkan keselamatan pelayaran,” tegas Soerjanto.
Ia berharap, unsur regulator yang terlibat dalam kegiatan ini dapat mengadopsi berbagai masukan, sehingga hal-hal krusial dalam dunia pelayaran dapat diimplementasikan untuk meningkatkan keselamatan pelayaran di Tanah Air. (Jef)