Bali(globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menegaskan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan ASEAN Inclusive Business (IB) Summit 2023 di Nusa Dua, Bali, memberikan beberapa usulan terkait komitmen para pemimpin negara-negara ASEAN dalam menciptakan Komunitas Ekonomi ASEAN yang tangguh, inklusif, dan terintegrasi dengan ekonomi global.
Salah satunya usulannya yakni agar menjadikan Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (LLP-KUKM) atau Smesco Indonesia sebagai ASEAN IB Center yang akan berfungsi sebagai platform pelayanan UMKM dari hulu ke hilir bagi seluruh UMKM di negara ASEAN.
“Smesco saat ini sudah menjadi ekosistem start-up hub entrepreneur, sehingga akan ditawarkan itu sebagai hub bisnis inklusif di kawasan ASEAN,” kata MenKopUKM dalam keterangannya, Bali, Kamis (24/8).
SMESCO Indonesia akan memberikan layanan promosi dan pemasaran bagi UMKM Indonesia dan negara-negara ASEAN. Termasuk sebagai platform informasi pasar, mendukung promosi dan distribusi produk, konsultasi dan inkubasi usaha.
Selain mengusulkan Smesco sebagai ASEAN IB Center, pihaknya juga mengusulkan pembentukan ASEAN Micro and Small Enterprises Financing Institution (AMSEF) untuk meningkatkan aksesibilitas keuangan UMKM antara negara ASEAN.
Sebagai satu model, Indonesia merupakan negara besar di kawasan ASEAN, sehingga aksi Indonesia sebagai leadership di kawasan ASEAN sangat ditunggu-tunggu oleh negara-negara di Asia Tenggara.
“Karena saat ini salah satu yang menjadi strategi dagang maupun ekonomi konsep pengembangannya berada di kawasan atau regional. Jadi tidak bisa satu per satu, maka dalam remark saya mengingatkan kepada negara-negara ASEAN, bahwa ASEAN dari sisi market global pangsanya besar sekali yakni sekitar 8 persen. Bahkan bisa dikatakan, ekonomi bergerak ke wilayah Asia,” tutur MenKopUKM.
Dirinya juga meyakini, sudah sepatutnya UMKM di kawasan ASEAN masuk ke pasar global sehingga ASEAN harus memiliki platform bisnis bersama. “Jadi bukan hanya kita dimanfaatkan sebagai market yang besar, tetapi kita juga memanfaatkan segala sumber daya ekonomi yang luar biasa. Kita ingin ASEAN menjadi pusat produksi dunia,” kata Teten.
Tak hanya itu, pihaknya juga memberikan warning mengenai digital ekonomi ASEAN jika tidak memiliki produk unggul, maka market digital terancam akan diserbu dari luar ASEAN, baik legal maupun ilegal, dan itu akan membunuh pelan-pelan UMKM di kawasan ASEAN.
“Ini yang kami tawarkan lagi, selain itu perlunya kita kerja sama ASEAN untuk mempromosikan financial institution for SME, karena isu besar UMKM di ASEAN itu sama, yakni ada problem akses ke pembiayaan,” ujarnya.
Sementara di dunia sudah banyak penyediaan pembiayaan murah. Namun tak sedikit UMKM di kawasan ASEAN yang masih membutuhkan kemudahan pembiayaan, sehingga perlu membangun jembatan melalui konsep yang Indonesia tawarkan.
“Hal ini juga yang kami tawarkan dari ASEAN untuk juga dihadirkan di event G20 tahun depan di India sebagai tuan rumah, dan selanjutnya Brazil kemudian di Asia Tenggara. Sehingga hal ini menjadi momentum beberapa tahun ke depan dalam mempromosikan agenda bisnis inklusif di negara-negara ASEAN dan membawa hasil ini ke G20 forum,” ucap MenKopUKM.(Jef)