Jakarta:(Globalnews.id)-Hilirisasi komoditas pertanian menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi dari komoditas unggulan daerah.
Seperti di Kabupaten Cirebon yang terkenal dengan komoditas unggulan daerah yakni mangga gedong gincu menjadi daya tarik sendiri karena dari sisi rasa maupun aroma mangga gedong gincu memiliki karakteristik yang berbeda dari varian mangga lainnya.
Melalui Koperasi Makmur Mandiri,
Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) memberikan dukungan penyaluran dana bergulir kepada koperasi yang kemudian disalurkan kepada anggota koperasi maupun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Salah satu contoh suksesnya adalah kisah Hendrik Nurwanto, anggota Koperasi Makmur Mandiri yang berhasil mengembangkan konsep hilirisasi produk unggulan daerah, yakni mangga gedong gincu menjadi beberapa varian produk turunannya mulai dari kopi, es krim, dan juga jus mangga, serta pengembangan kawasan agrowisata mangga gendong gincu.
“Kami ingin menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata edukasi, di mana pengunjung bisa belajar tentang proses budidaya mangga gincu sekaligus menikmati keindahan alam,” imbuhnya.
Hendrik, yang telah berkecimpung dalam usaha perkebunan mangga gedong gincu sejak tahun 2000, melihat potensi besar dalam mengembangkan produk olahan dari buah mangga gincu.
Dengan dukungan permodalan dari Koperasi Makmur Mandiri melalui program dana bergulir LPDB-KUMKM, ia berhasil membangun sebuah coffee shop yang menyajikan berbagai menu berbahan dasar mangga gincu.
“Awalnya, kami hanya fokus pada produksi buah mangga gedong gincu. Namun, dengan adanya dukungan permodalan dari koperasi, kami dapat mengembangkan usaha lebih lanjut. Kami membangun restoran, kolam renang, dan menjadikan kebun mangga sebagai tempat wisata edukasi,” ujar Hendrik.
Menanggapi keberhasilan Hendrik, Direktur Utama LPDB-KUMKM, Supomo, menyatakan pihaknya mengapresiasi keberhasilan Hendrik dalam mengembangkan usahanya.
Menurut Supomo, hal ini membuktikan bahwa dana bergulir yang disalurkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh anggota koperasi untuk tumbuh dan berkembang.
“Kedepan, kami akan terus fokus dalam menyalurkan dana bergulir kepada koperasi di Indonesia, terutama untuk sektor-sektor produktif yang memiliki potensi besar,” kata Supomo.
*Dana Bergulir, Solusi Permodalan Koperasi*
Selain itu, lanjut Supomo dana bergulir merupakan instrumen perkuatan modal koperasi yang disediakan pemerintah.
“Dana ini sangat penting bagi koperasi dalam memberikan permodalan kepada UMKM, seperti yang dilakukan oleh Koperasi Makmur Mandiri terhadap Hendrik. Melalui dana bergulir, UMKM dapat mengembangkan usahanya, meningkatkan produktivitas, dan membuka lapangan kerja baru,” tambahnya.
*Hilirisasi, Kunci Peningkatan Nilai Ekonomi*
Sementara itu, keberhasilan Hendrik dalam mengembangkan konsep hilirisasi produk mangga gincu membuktikan bahwa hilirisasi merupakan kunci untuk meningkatkan nilai ekonomi suatu produk.
“Dengan mengolah mangga gincu menjadi berbagai produk olahan, seperti minuman, makanan ringan, dan produk kecantikan, nilai jual produk menjadi lebih tinggi. Selain itu, hilirisasi juga dapat memperpanjang rantai pasok dan membuka peluang pasar yang lebih luas,” jelas Supomo.
Supomo berharap penyaluran dana bergulir melalui LPDB-KUMKM dapat semakin optimal dan tepat sasaran. Dengan demikian, dana yang disalurkan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi koperasi-koperasi yang membutuhkan.
“Kami juga optimis bahwa dengan dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah saat ini, koperasi-koperasi di Indonesia akan tumbuh semakin kuat dan mandiri,” pungkasnya. (jef)