JAKARTA (Globalnews.id) – Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat terus melakukan upaya dalam meningkatkan aspek keselamatan angkutan orang dan barang guna mengurangi angka kecelakaan lalu lintas melalui kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Amirulloh saat membacakan sambutan Direktur Jenderal Perhubungan Darat pada kegiatan _Focus Group Discussion_ *”Strategi Efektif Dalam Upaya Mencegah Kecelakaan Berulang”* yang digelar di Jakarta, Selasa (20/2).
“Dalam mencegah kecelakaan berulang yang terjadi di jalan dalam beberapa bulan terakhir memerlukan pendekatan yang komprehensif dan strategi yang efektif. Berdasarkan data yang dihimpun Korlantas Polri, selama semester I tahun 2023 terjadi sebanyak 68.579 kecelakaan,” ujar Amirulloh.
Dari jumlah kecelakaan tersebut terdapat jumlah korban meninggal dunia sebanyak 12.661 jiwa. Kecelakaan yang melibatkan bus dan angkutan barang jumlahnya cukup tinggi, yakni 963 kendaraan bus dan 11.292 kendaraan barang.
“Penyebab terjadinya kecelakaan adalah perilaku pengemudi, seperti melampaui batas kecepatan, ceroboh saat berkendara, lalai mengecek kondisi kendaraan, melanggar aturan lalu lintas, kelelahan dan dan yang lainnya,” imbuhnya.
Ada beberapa langkah yang dapat diambil guna meningkatkan keselamatan dan mencegah kecelakaan, antara lain :
1. Sosialisasi mengenai kecelakaan dan faktor-faktor penyebabnya kepada masyarakat;
2. Memperkuat program pelatihan pengemudi dan uji kelayakan pengemudi;
3. Bekerja sama dengan _stakeholders_ untuk mengembangkan & melaksanakan strategi keselamatan jalan yang holistik;
4. Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Soerjanto Tjahjono mengatakan sekitar 80% kecelakaan pada angkutan umum dan barang terjadi akibat adanya kegagalan sistem rem dan kelelahan pengemudi.
“Penting bagi setiap pengemudi untuk melakukan inspeksi harian pada kendaraan sebelum dijalankan demi mencegah adanya kebocoran sistem rem. Di samping itu, tempat wisata diharapkan ikut serta menyediakan tempat istirahat bagi pengemudi untuk menjaga kondisi dan kesehatan,” ungkapnya.
Sementara, Direktur Lalu Lintas Jalan, Ahmad Yani menyampaikan pentingnya setiap perusahaan otobus melaksanakan Sistem Manajamen Keselamatan (SMK) sebagai bentuk manajemen risiko kecelakaan.
“Perusahaan otobus melaksanakan SMK kemudian Ditjen Hubdat yang mengecek apakah sudah sesuai persyaratannya. Dari sisi pengawasan, tidak hanya dari Uji KIR tetapi juga dilakukan di Terminal, ruas jalan dan UPPKB untuk kendaraan barang,” tuturnya.
Lebih lanjut, Kepala Seksi Jianrek Ditkamsel Korlantas Polri, AKBP Sulaeman memaparkan bahwa jumlah kejadian kecelakaan di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2021 sebanyak 103.645 kejadian, tahun 2022 sebanyak 137.851 kejadian, dan di tahun 2023 152.008 kejadian.
“Adapun sekitar 82% korban kecelakaan adalah laki-laki yang merupakan kepala keluarga. Sehingga bisa berpotensi pada peningkatan angka kemiskinan,” katanya.
Kasubdit Manajemen Keselamatan Ditjen Hubdat, Joko Kusnanto mengungkapkan kecelakaan berulang yang terjadi pada kurun waktu November 2023 hingga Januari 2024 dengan melibatkan angkutan umum penumpang dan barang perlu menjadi perhatian bersama maka diselenggarakan kegiatan FGD sehingga kita semua dapat merinci strategi yang tepat dan efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan berulang.
“Pada kegiatan ini dibahas topik-topik strategis seperti Kendaraan yang Berkeselamatan, Pengawasan Pengawasan, Pengendalian dan Perizinan Angkutan Umum dan Barang, Penyebab Kecelakaan, Penegakkan Hukum, serta Perlindungan Dasar Terhadap Risiko Kecelakaan,” pungkasnya.
Setelah kegiatan ini berlangsung diharapkan semua _stakeholders_ dapat mengidentifikasi, menganalisis dan juga mengurangi kejadian kecelakaan berulang sehingga ke depan dapat dibuat perencanaan dan aksi mitigasi yang efektif.
Pada kesempatan ini telah hadir pula narasumber lainnya yaitu Kepala Divisi Asuransi PT. Jasa Raharja, Jahja Joel Lami dan Kasubdit Angkutan Barang Ditjen Hubdat, Handa Lesmana. Selaku penanggap yakni Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno dan Elly Sinaga. Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 85 orang yang merupakan perwakilan dari perusahaan unsur transportasi maupun transporter.
(Jef)