Hari Pertama Underwater Recovery Exercise, Tekankan Triangulasi dan Penggunaan Hydrohone

KEPULAUAN SERIBU:(Globalnews.id)- Hari pertama Latihan Pencarian di Bawah Air diisi oleh program Triangulasi dan penggunaan Hydrophone.Pelatihan Underwater Recovery Exercise, (Latihan Pencarian Bawah Air) di Jakarta dan Kepulauan Seribu akan berlangsung hingga Kamis,6 Juni di lokasi yang sama.
Latihan dilakukan di tengah lautan diantara Kepulauan Seribu.

Dalam pelatihan 2 program tersebut peserta dibagi 6 regu masing2 menyelam dikedalaman 20 meter selama lebih kurang 30 menit. Pertama,latihan dimulai dengan program Triangulasi dimana Triangulasi yang dimaksud adalah menyelam titik dimana Black Box itu berada.Masing2 regu menyelam selama 30 menit.

Program latihan kedua adalah melakukan deteksi atau.mencari Black Box dengan menggunakan Hydrophone sebuah alat canggih yang berfungsi untuk menyisir kotak hitam di laut dalam. Pelatihan dipimpin oleh Investigator KNKT Nurtjahjo dan Onny Suryo serta investigator dari beberapa negara peserta. Ikut mengawasi pelatihan,Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono.

Sebagaimana dikatakan, pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan kerjasama antar negara ,berbagi pengalaman, saling membantu dalam penanganan kecelakaan pesawat di laut. Termasuk koordinasi penggunaan fasilitas peralatan pencarian Black Box , KNKT (Komite Nasional Keselamatan Tranportasi), Basarnas dan sejumlah negara yang tergabung dalam Asia SASI (Asia Society of Air Safety Investigators

Kegiatan diikuti peserta anggota AsiaSASI,yakni Australia, Kesultanan Oman, Papua Nugini, Filipina dan Singapura. Adapun Arab Saudi walau bukan anggota ,merupakan negara yang selalu kerjasama dengan AsiaSASI.
Pelatihan diawali denfan keberangkatan ke tengah laut dengan menggunakan Kapal Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta yang dilanjutkan pindah ke kapal Milik Basarnas yang lebih canggih dan modern. Di tengah lautan,untuk menghindari kebisingan suara,peserta pindah lagi ke kapal karet untuk kembali bergerak ke lautan lepas.
Menurut Ketua KNKT,Soerjanto Tjahjono, latihan itu antara lain dengan cara meraba-raba dasar laut di lokasi jatuhnya pesawat dengan bantuan underwater locator beacon. ‘Dalam latihan tersebut kita sampaikan pengalaman kita misalnya dalam kasus jatuhnya Sriwijaya Air tahun 2021 lalu di mana pencarian memory unit CVR dilanjutkan tanpa bantuan underwater locator beacon, jadi kita mencarinya dengan meraba-raba di dasar laut. Nah ini merupakan juga suatu kesulitan tersendiri yang pernah dihadapi,” kata Soerjanto.
Walaupun kata dia,kadang setiap kecelakaan pesawat maupun kapal laut itu tidak sama pemecahannya.

Di Indonesia, rumitnya pencarian kotak hitam di bawah laut pernah dilakukan maskapai Adam Air saat pesawatnya jatuh di perairan Majene, Sulawesi Selatan, pada 2007 lalu.

Bedanya dengan MAS MH370, puing-puing pesawat Adam Air KI 574 yang jatuh pada 1 Januari 2007 ditemukan sekitar sepekan lebih setelahnya. Temuan pertama berupa sayap pesawat, kemudian pelampung dan serpihannya.

Saat itu ada beberapa kapal yang diandalkan di antaranya KRI Fatahillah dan USNS Mary Sears, kapal riset milik AS. KRI Fatahillah yang dilengkapi sonar mendeteksi benda logam di perairan Mamuju, Sulbar, di kedalaman 1.500 meter pada 8 Januari 2007 lalu. USNS Mary Sears juga mendeteksi logam besar yang diduga bangkai Adam Air di perairan Majene dengan kedalaman 1.800-2.000 di bawah permukaan laut pada 24 Januari 2007.
Saat itu dikaji mengangkat benda logam diduga badan pesawat Adam Air. Namun menurut Ketua KNKT saat itu Setio Rahardjo, dibutuhkan alat canggih dan biaya besar untuk mengangkatnya, minimal dibutuhkan dana 1,1 juta dolar AS atau setara Rp 9,9 miliar. Padahal saat itu untuk operasi SAR saja pemerintah mengeluarkan sekitar Rp 1,7 miliar – Rp 1,8 miliar per hari yang diambil dari APBN.

Untuk kali ini, KNKT Arab Saudi memilik alat canggih,kemudian Australia me.punyai SDM yang cukup berpengalaman,” Hari ini kita berbagi pengalaman di laut. Jadi inilah manfaatnya latihan bersama,”papar Ketua KNKT.
Latihan hari pertama berjalan mulai pk 10:00 hingga pk 15:00 diawali dengan briefing di atas Kapal Basarnas.(jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.