Arsip Tag: BNI Investor Daily Summit 2024

Investor Daily Summit 2024: BNI Perkuat Layanan Smart City untuk Tarik Investasi di Daerah

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus memperkuat kolaborasinya dengan Pemerintah Daerah (Pemda) guna mempermudah investor dalam mengakses fasilitas perbankan dan pembiayaan. Salah satu upaya yang diutamakan BNI adalah pengembangan layanan Smart City, yang diharapkan dapat mendorong investasi daerah melalui transformasi digital dalam tata kelola pemerintahan.

Direktur Enterprise and Commercial Banking BNI I Made Sukajaya menyampaikan, BNI memiliki peran strategis sebagai mitra pilihan (Partner of Choice) bagi Pemda dalam menjalankan transformasi digital. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan publik, tetapi juga mampu menarik minat investor dengan memberikan akses yang lebih mudah ke fasilitas perbankan.

“Melalui layanan integrasi digital, kami mampu mempercepat proses pemberian kredit, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan investasi di daerah,” ujar Made dalam diskusi “Investing in the Future: How Regional Can Attract Foreign Direct Investment” pada acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center, Rabu (10/10/2024).

Made menekankan, kolaborasi perbankan dengan Pemda dalam hal pinjaman modal dapat berjalan lebih optimal dengan dukungan perizinan yang efisien, seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yang memberikan nilai tambah bagi calon investor. “Bangunan yang memiliki IMB tentu memiliki value lebih, sehingga lebih mudah mendapatkan fasilitas kredit dari perbankan,” tambahnya.

Selain perizinan, Made menekankan pentingnya laporan keuangan yang baik bagi pelaku usaha, terutama UMKM. Dengan data keuangan yang tercatat dengan baik, perbankan dapat dengan mudah melakukan penilaian terhadap kelayakan debitur. “Penilaian calon debitur, terutama UMKM, sangat bergantung pada data keuangan mereka. Jika data-data tersebut sudah tersedia, proses assessment menjadi lebih mudah,” jelasnya.

BNI juga memperluas kerja sama dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk menjangkau UMKM di daerah-daerah. Inisiatif ini memungkinkan BNI untuk menyalurkan kredit dengan lebih optimal ke sektor UMKM, yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional.

“Kami melihat pertumbuhan kredit di semua sektor. Di Bali, sektor pariwisata yang sempat terdampak pandemi kini menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Di Surabaya, sektor perdagangan juga memberikan peluang besar untuk pertumbuhan. UMKM terus berkembang dan menjadi kontributor utama bagi perekonomian nasional,” kata Made.

Program Smart City yang dikembangkan BNI tidak hanya berfokus pada digitalisasi daerah tujuan investasi, tetapi juga mendukung berbagai program digitalisasi di kabupaten dan kota lainnya. BNI menyediakan solusi pembayaran seperti Internet Banking Corporate atau BNIDirect, SP2D Online, dan Virtual Account Debit, serta layanan penerimaan seperti e-PBB, e-PDAM, e-PAD, e-Samsat, dan e-Retribusi.

Selain itu, BNI juga mendukung program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan memanfaatkan platform BNI Marketplace untuk mempromosikan pariwisata daerah serta produk-produk UMKM secara daring melalui program BNI Xpora yang memungkinkan UMKM menembus pasar internasional.

Dalam rangka menciptakan masyarakat yang semakin cashless, BNI juga menyediakan ekosistem uang elektronik melalui BNI TapCash dan QRIS, yang dapat digunakan oleh masyarakat dan pemerintah daerah. “Melalui program Smart City, kami yakin bahwa daerah-daerah potensial akan semakin menarik bagi investor,” pungkas Made. (jef)

BNI Investor Daily Summit 2024: Direktur BNI Bagi-bagi Tips Memilih Investasi Sesuai Profil Risiko

Jakarta:(Globalnews.id)- Dalam dunia investasi, pemilihan instrumen yang tepat tidak hanya bergantung pada tujuan keuangan di masa depan, tetapi juga harus disesuaikan dengan profil risiko masing-masing individu. Hal ini disampaikan oleh Direktur Retail Banking PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Corina Leyla Karnalies, dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu (9/10/2024).

Pada diskusi bertajuk Financial Independence: Ensuring Financial Literacy Across Indonesia, Corina menekankan pentingnya memahami profil risiko sebelum memutuskan alokasi dana ke berbagai produk investasi. “Profil risiko menjadi panduan dasar untuk menentukan keseimbangan antara toleransi risiko dan imbal hasil yang diharapkan,” ujar Corina.

Selain profil risiko, faktor lain yang tidak boleh diabaikan dalam investasi adalah cash flow atau aliran kas. “Aliran kas penting untuk mengetahui besarnya pemasukan dan pengeluaran rutin, sehingga alokasi dana untuk setiap pos investasi dapat ditentukan dengan tepat,” jelas Corina.

Pengetahuan mengenai jenis instrumen investasi juga menjadi kunci. Corina menyarankan agar investor terlebih dahulu memastikan besarnya dana yang dianggarkan sebelum menentukan jenis produk yang sesuai. Setelah semua faktor tersebut teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih produk investasi berdasarkan kebutuhan dana dan profil risiko masing-masing.

Pada kesempatan itu Corina memberikan panduan untuk memilih produk investasi sesuai jangka waktu dan tujuan finansial. Bagi kebutuhan dana kurang dari satu tahun, produk seperti tabungan, deposito, forex trading, dan reksa dana pasar uang menjadi pilihan yang tepat. Untuk jangka waktu satu hingga tiga tahun, instrumen seperti obligasi ritel negara, reksa dana campuran, dan reksa dana terproteksi direkomendasikan.

Sedangkan bagi mereka yang memiliki horizon investasi tiga hingga lima tahun, reksa dana saham dan emas menjadi opsi yang dapat dipertimbangkan. Untuk investasi jangka panjang di atas lima tahun, properti, tanah, obligasi, serta saham dapat menjadi pilihan yang menguntungkan.

Dia juga memaparkan panduan alokasi dana berdasarkan profil risiko investor. Bagi investor dengan profil konservatif, Corina menyarankan alokasi 10% untuk asuransi murni, 30% untuk kas atau deposito, 30% pada reksa dana pasar uang, dan 30% di reksa dana pendapatan tetap untuk investasi jangka pendek kurang dari tiga tahun.

Untuk investor dengan profil risiko moderat, alokasi bisa dilakukan dengan membagi dana ke dalam asuransi murni 10%, kas/deposito 20%, reksa dana pasar uang 20%, reksa dana pendapatan tetap 20%, dan saham 20% untuk investasi jangka menengah antara tiga hingga lima tahun.

Sementara itu, bagi mereka yang memiliki profil risiko agresif, alokasi yang disarankan adalah 10% untuk asuransi murni, 10% untuk kas/deposito, 20% di reksa dana pendapatan tetap, dan 60% di reksa dana saham atau saham langsung untuk investasi dalam jangka tiga hingga lima tahun.

“Setiap investasi memiliki risiko. Oleh karena itu, penting bagi setiap investor untuk menyesuaikan pilihan instrumen investasi dengan profil risiko masing-masing,” tutup Corina. (jef)

Investor Daily Summit 2024: Lo Kheng Hong Ungkap 6 Kriteria Ideal Saham Layak Beli, BNI Masuk List

Jakarta:(Globalnews.id)-Investor kawakan, Lo Kheng Hong, mengungkapkan enam kriteria ideal yang harus dipenuhi oleh perusahaan sebelum dia memutuskan untuk berinvestasi saham. Dalam BNI Investor Daily Summit 2024, Lo menjelaskan, kriteria tersebut menjadi pedomannya dalam membangun portofolio saham yang solid.

Adapun PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI masuk dalam kriteria perusahaan yang dia sebut sebagai “wonderful company,”.

“Ketika saya membeli saham, yang pertama saya perhatikan adalah kejujuran pengendali, direksi, dan komisaris perusahaan. Jika mereka tidak jujur, saya tidak akan membeli saham perusahaan tersebut,” ungkap Lo Kheng Hong dalam diskusi Special Session 2: Identifying New Investment Opportunities & Strategies, di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (8/10/2024).

Kriteria kedua yang ditekankan Lo adalah bidang usaha perusahaan. Menurutnya, tidak semua bidang usaha layak untuk diinvestasikan. “Saya hanya membeli saham perusahaan yang memiliki bidang usaha yang kuat dan prospektif,” tegasnya.

Lo juga sangat memperhatikan laba perusahaan. Kriteria ketiga ini menjadi faktor kunci dalam memilih saham. “Saya tidak mau membeli saham perusahaan yang labanya kecil. Saya hanya membeli saham perusahaan yang labanya besar,” ujarnya.

Kemudian kriteria keempat adalah pertumbuhannya. Pak Lo, sapaan akrab investor kawakan tersebut melihat apakah laba perusahaan yang diinvestasikan itu bertumbuh atau tidak. Kriteria kelima, Lo menyatakan bahwa valuasi saham juga harus diperhatikan.

“Perusahaan bagus sekalipun, jika valuasinya terlalu mahal, saya tidak akan membelinya. Saya hanya bersedia membeli perusahaan bagus di harga wajar, atau jika bisa, saat harga diskon,” tambahnya.

Kriteria terakhir yang tidak kalah penting adalah dividend yield. Menurut Lo, dividend yield yang tinggi sangat menarik karena memberikan keuntungan pasif bagi investor. “Jika dividend yield-nya besar, tentu saya sangat tertarik. Dividen besar setiap tahun sangat menguntungkan bagi para investor,” kata Lo.

Oleh karena itu, Lo Kheng Hong menekankan pentingnya berinvestasi di perusahaan pemilik kriteria-kriteria tersebut yang dinamakan sebagai “‘wonderful company’. Lo Kheng Hong menyebutkan contoh wonderful company tentu saja perbankan yang besar, termasuk BNI.

“BNI adalah contoh wonderful company. Laba perusahaan ini besar, dan setiap tahun terus bertumbuh semakin besar,” ungkapnya.

Dorong Likuiditas Pasar Modal

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Wholesale and International Banking BNI Agung Prabowo menekankan pentingnya keberadaan perusahaan besar yang sehat, seperti BNI, dalam mendukung likuiditas pasar modal di Indonesia. Menurutnya, perusahaan yang sehat menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi melalui pasar modal yang likuid.

“Peran pasar modal dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat krusial. Kita perlu memperkuat likuiditas pasar modal, dan BNI berkomitmen untuk terus memberikan kinerja yang baik bagi para pemangku kepentingan,” jelas Agung.

Selain itu, BNI aktif mengedukasi masyarakat, termasuk generasi muda, tentang pentingnya investasi melalui berbagai inisiatif, salah satunya program investment games yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Program ini memberikan pemahaman praktis tentang siklus investasi dengan simulasi investasi senilai Rp100 juta dalam kurun waktu 10 tahun.

Agung juga optimistis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan terus bertumbuh seiring dengan peningkatan jumlah emiten dan investor. “Jika semua berjalan sesuai rencana, IHSG 8.000 pada akhir tahun 2024 bukanlah hal yang mustahil,” pungkasnya. (jef)

BNI Investor Daily Summit 2024: BNI dan Kenangan Emosional Prabowo: Warisan Keluarga yang Terus Berlanjut

Jakarta:(Globalnews.id)-Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto berbagi kenangan pribadi tentang hubungan keluarganya dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk atau BNI dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Rabu (9/10/2024). Dalam pidato penutupannya, Prabowo mengenang jejak keluarganya dalam sejarah berdirinya BNI, yang mempertegas ikatan emosionalnya dengan bank milik negara ini.

Dia mengaku bersedia hadir setelah menerima undangan langsung dari Enggartiasto Lukita, Executive Chairman B-Universe, yang juga mantan Menteri Perdagangan. Keputusan Prabowo tersebut didorong oleh ikatan emosionalnya dengan BNI, yang memiliki makna besar bagi keluarganya.

“Saya merasa berat untuk tidak hadir di acara BNI. Ada hubungan emosional yang mendalam antara BNI dan keluarga saya, karena kakek saya, Pak Margono Djojohadikoesoemo, yang mendirikan BNI atas perintah Bung Karno dan Bung Hatta,” kata Prabowo.

BNI memang tidak hanya bank biasa bagi Prabowo, melainkan juga bagian penting dari sejarah keluarganya. Margono Djojohadikoesoemo, kakek Prabowo, adalah sosok yang menerima mandat dari para pendiri bangsa untuk mendirikan BNI, yang menjadi bank milik rakyat pertama di Indonesia.

“BNI adalah kebanggaan keluarga kami. Pak Margono yang menerima perintah dari Bung Karno untuk mendirikan bank pertama milik rakyat Indonesia, yaitu BNI. Itu adalah sejarah besar bagi kami,” tambah Prabowo.

BNI sendiri didirikan pada 5 Juli 1946 sebagai bank sentral dan bank umum oleh Pemerintah Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946.

Bank ini kemudian diresmikan di Yogyakarta pada tanggal 17 Agustus 1946 dengan Margono Djojohadikoesoemo yang merupakan kakek dari Prabowo Subianto ditunjuk sebagai direktur utamanya.

Pada tahun 1949, sesuai hasil Konferensi Meja Bundar, status BNI sebagai bank sentral dicabut dan diserahkan kepada De Javasche Bank. Namun, peran BNI sebagai bank yang diberi mandat untuk memperbaiki ekonomi rakyat dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional tidak berhenti sampai disitu.

Dikukuhkan oleh UU No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. BNI kemudian terus tumbuh menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian nasional hingga saat ini.

Prabowo juga menceritakan bagaimana kakeknya pernah ditangkap oleh Belanda di kantor BNI di Yogyakarta pada tahun 1948 saat terjadi agresi militer Belanda. Hal ini semakin mempertegas betapa besar peran BNI dan keluarga Margono dalam sejarah perjuangan bangsa.

Sebagai lembaga keuangan yang terus berinovasi, BNI tidak hanya bangga dengan sejarahnya, tetapi juga dengan kontribusi berkelanjutannya terhadap pembangunan ekonomi nasional. Kehadiran Prabowo di acara tersebut menjadi simbol bahwa hubungan emosional dan kontribusi BNI bagi bangsa tetap terjalin kuat hingga hari ini.

BNI, yang lahir dari semangat perjuangan bangsa, pun terus berkomitmen untuk menjadi bank terdepan yang mendukung kemajuan ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat Indonesia. (jef)

BNI Investor Daily Summit 2024: BNI Dorong Daya Saing Bisnis dengan Transformasi Digital Berbasis AI dan Cloud

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus memperkuat transformasi digital untuk menjaga daya saing di industri perbankan nasional. Melalui penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan layanan berbasis cloud, BNI berupaya meningkatkan efisiensi operasional serta memberikan layanan yang lebih inovatif dan adaptif kepada nasabah.

Direktur Technology and Operations BNI Toto Prasetio mengatakan, AI dan cloud adalah elemen kunci dalam upaya transformasi digital yang mencakup berbagai segmen bisnis, mulai dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hingga korporasi besar. Teknologi ini diyakini mampu mempercepat adaptasi digital di seluruh sektor, yang pada akhirnya mendongkrak daya saing.

“Teknologi AI pada industri perbankan sudah bukan hal baru lagi. Beberapa aktivitas seperti conversational banking, hyper personalization hingga AI Based Fraud Detection sudah mulai diimplementasikan di beberapa bank di Indonesia, termasuk BNI,” ujar Toto dalam diskusi di BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center, Selasa (8/10/2024).

Menurut Toto, layanan berbasis cloud memungkinkan penghematan waktu dan meningkatkan efisiensi di seluruh proses bisnis. Di sisi lain, AI membantu karyawan fokus pada tugas yang memerlukan kreativitas dan penyelesaian masalah, sehingga meningkatkan produktivitas.

Laporan dari Amazon Web Services (AWS) mengungkapkan, adopsi cloud dan AI oleh UMKM di Indonesia berpotensi menghasilkan nilai ekonomi sebesar Rp79,6 triliun setiap tahunnya pada 2030. Saat ini, hanya sekitar 29% UMKM yang memanfaatkan teknologi cloud, menandakan potensi pertumbuhan yang masih sangat besar.

Untuk itu, Toto mendorong kolaborasi antara pemerintah dan pemangku kepentingan guna mempercepat transformasi digital UMKM melalui teknologi seperti cloud, AI, dan machine learning.

Associate Market Analyst dari IDC Indonesia memproyeksikan cloud di Indonesia akan mencapai US$1,3 miliar pada tahun 2025, seiring dengan masifnya adopsi teknologi digital di berbagai sektor. Hal ini membuka peluang besar bagi perbankan, termasuk BNI, untuk terus berinovasi dalam layanan digital.

Sebagai langkah nyata, BNI telah meluncurkan Aplikasi Contact Center Digital yang menggunakan teknologi AI terintegrasi dengan machine learning dan Natural Language Processing (NLP). Aplikasi ini memungkinkan nasabah berinteraksi secara lebih mudah dan cepat dengan contact center BNI, menjadikannya yang pertama di Indonesia.

Di samping itu, BNI juga merilis aplikasi perbankan terbaru wondr by BNI pada Juli 2024, yang menawarkan layanan keuangan dalam tiga dimensi—Insight, Transaksi, dan Growth—yang menggambarkan perjalanan keuangan nasabah dari masa lalu, masa kini, hingga masa depan.

Inovasi terbaru lainnya yaitu New Integrated Digital Platform, yang secara khusus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah bisnis.

Sejalan dengan hal tersebut, sebagai bank milik negara yang diberi mandat sebagai bank global, BNI juga telah melakukan transformasi digital secara bertahap melalui penyesuaian format outlet BNI berbasis digital yang disesuaikan dengan lokasi dan karakteristik outlet tersebut.

Komitmen BNI dalam menjangkau nasabah di daerah-daerah terpencil juga diwujudkan melalui BNI Agen46, yang hadir di wilayah Terdepan, Tertinggal, dan Terluar (3T), memastikan akses layanan perbankan yang merata di seluruh Indonesia.

Toto juga menambahkan, transformasi BNI tidak hanya fokus pada teknologi, tetapi juga pada tata kelola perusahaan yang berkelanjutan. Melalui prinsip Good Corporate Governance (GCG), BNI berupaya mewujudkan pertumbuhan bisnis yang solid dan berkelanjutan di masa depan.

“Dengan transformasi digital yang terus dilakukan, BNI optimis mampu meningkatkan kualitas layanan untuk nasabah serta memperkuat posisi sebagai salah satu bank terdepan di Indonesia,” pungkas Toto. (*)

BNI Investor Daily Summit 2024:Optimisme di Tengah Berbagai Tantangan Global

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui partisipasinya dalam BNI Investor Daily Summit 2024 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), 8 – 9 Oktober 2024.

Partisipasi ini merupakan tahun ketiga dukungan BNI sebagai sponsor utama di salah satu forum ekonomi dan investasi terbesar di Indonesia tersebut.

Mengusung tema “Accelerating Resilient Growth”, BNI Investor Daily Summit 2024 menggaungkan optimisme di tengah berbagai tantangan global melalui kolaborasi lintas sektor seperti kementerian, institusi, lembaga keuangan, pengusaha, hingga investor.

Adapun acara ini dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Hadir juga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Erick Thohir, Menkominfo Budi Arie Setiadi, Menteri Investasi Indonesia merangkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Roslan Roeslani, jajaran Direksi dan Komisaris BNI, jajaran Direksi dan Komisaris B Universe, serta sejumlah tokoh ekonomi nasional dan internasional.

Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya menjaga optimisme di tengah tantangan perlambatan ekonomi global, meningkatnya tensi geopolitik, dan dampak perubahan iklim yang harus dihadapi ke depan.

“Ketidakpastian ekonomi dunia semakin terasa. Oleh karena itu, optimisme sangat penting. Jangan sampai kita terjebak dalam rasa pesimisme akibat ketidakpastian global, tensi geopolitik, dan faktor lainnya,” ujar Presiden Joko Widodo.

Menurut Presiden, Indonesia memiliki modal besar dengan pertumbuhan ekonomi yang terus terjaga di atas 5%, inflasi yang terkendali, serta keyakinan konsumen yang tetap berada di tingkat optimis, didukung tren peningkatan spending index.

Presiden juga menyoroti potensi Indonesia sebagai salah satu dari tiga negara Asia yang diproyeksikan akan menjadi kekuatan super ekonomi dunia bersama India dan China. Oleh karena itu, dia menegaskan, Indonesia harus berani menempuh jalan sendiri, jangan sekadar mengikuti tren global yang kadang membawa Indonesia masuk ke kompetisi yang sulit.

“Kita memiliki core competence dan kekuatan sendiri. Jika kita fokus pada perencanaan dan strategi taktis yang matang, saya yakin Abad Asia dan Indonesia sebagai super power ekonomi benar-benar dapat terwujud,” tegas Presiden Joko Widodo.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, partisipasi dalam acara ini meneguhkan peran strategis BNI dalam membantu merumuskan strategi ekonomi yang tangguh.

“BNI Investor Daily Summit 2024 menjadi ajang penting bagi berbagai pemangku kepentingan untuk bersama-sama menghadapi tantangan ekonomi global. Kami berharap acara ini menghasilkan solusi konkret yang dapat mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Royke.

Royke menjelaskan, meskipun pandemi telah berakhir dan tingkat suku bunga tinggi telah berlalu, perekonomian global masih menghadapi tantangan *VUCA* (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity). Konflik di beberapa wilayah seperti Rusia-Ukraina dan Timur Tengah turut mempengaruhi kondisi ekonomi dunia.

Meski demikian, BNI tetap optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus menguat karena memiliki fondasi ekonomi yang kuat, didukung oleh stabilitas politik yang baik.

“Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di antara negara-negara G-20 setelah India, dan hal ini merupakan cerminan dari kebijakan fiskal yang disiplin serta koordinasi kebijakan yang baik,” ungkap Royke.

Dia pun percaya tantangan struktural yang harus dihadapi untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia, reformasi pendidikan, serta optimalisasi sektor industri manufaktur akan dapat diatasi melalui kolaborasi lintas sektor.

“Melalui *BNI Investor Daily Summit 2024*, kami berharap acara ini dapat menjadi wadah bagi para investor dan pelaku usaha untuk melihat lebih jelas arah pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Kami juga siap untuk terus mendukung program pemerintah dalam mewujudkan transformasi ekonomi,” kata Royke.

Royke juga berharap, acara ini dapat menciptakan sinergi baru antara berbagai pemangku kepentingan guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan, serta membantu Indonesia keluar dari jebakan *middle income* pada tahun 2045.

“Dengan semangat optimisme, BNI akan terus proaktif dalam menghadapi tantangan global dan memastikan kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi yang lebih inklusif di Indonesia,” tutup Royke. (jef)

BNI Investor Daily Summit 2024: Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Masa Transisi

JAKARTA:(Globalnews.id)- BNI Investor Daily Summit kembali hadir tahun ini dengan mengusung tema “Accelerating Resilient Growth.” Acara yang akan digelar pada 8-9 Oktober 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) ini menjadi ajang penting bagi berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, pelaku bisnis, hingga investor, untuk bersama-sama merumuskan strategi menghadapi tantangan ekonomi global dan nasional.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Royke Tumilaar menjelaskan, BNI Investor Daily Summit 2024 memiliki peran strategis dalam mempercepat transformasi ekonomi Indonesia.

“Acara ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mudah beradaptasi, terutama di lingkungan yang penuh tantangan. Dengan kolaborasi lintas sektor, kami berharap BNI Investor Daily Summit 2024 dapat menjadi platform yang mempertemukan berbagai solusi untuk tantangan nasional maupun global,” ujar Royke pada konferensi pers yang diadakan di Jakarta, Senin (30/9/2024)

Selain itu, Royke juga menekankan pentingnya transformasi digital dalam pelayanan keuangan, khususnya bagi BNI yang terus berinovasi untuk memberikan nilai tambah kepada nasabah.

“BNI terus berbenah diri memberikan pelayanan terbaik dengan menyediakan berbagai solusi keuangan yang aman dan nyaman, mulai dari UMKM hingga korporasi. Kami siap memperkenalkan New Integrated Digital Platform yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan nasabah korporasi dan komersial,” tambahnya.

Enggartiasto Lukita Executive Chairman B-Universe menyampaikan, kolaborasi dengan BNI, akan menjadi barometer dan kiblat bagi industri untuk mendapatkan pengetahuan dan keadaan ekonomi Indonesia dan dunia.

“Kami berharap kolaborasi BNI dan B Universe yang akan menghadirkan BNI Investor Daily Summit 2024 dapat menjadi barometer dan kiblat bagi industri dan pelaku pasar untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan akan keadaan ekonomi tidak hanya Indonesia tapi juga dunia”, ujar Enggar.(jef)