Jakartaa:(globalnews.id)-Sebanyak 10 negara peserta ASEAN Inclusive Business (IB) Summit 2023 di Indonesia menyepakati Plan of Action sebagai tindak lanjut hasil dari pertemuan tahunan yang menjadi usulan yang disampaikan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan IB Summit tahun ini.
Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Siti Azizah menyampaikan, dari 10 negara peserta ASEAN IB Summit 2023, seluruhnya menyatakan dukungannya dan sepakat mengenai adanya Plan of Action yang terdiri dari Policy Action Advisory, IB Development, access to finance, dan pembangunan IB Hub.
“Acara dimulai dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan High Level Ministerial Meeting serta Plenary Discussion. Dari 10 negara itu mereka support. Kita semua menyepakati adanya Plan of Action setelah pertemuan ini selesai,” ucap Siti Azizah dalam keterangannya, Bali, Jum’at (25/8).
Dalam agenda Closing Remaks Sixth ASEAN Inclusive Business Summit, juga dilakukan penyampaian beberapa program oleh seluruh negara perwakilan yang hadir. Hal ini yang akan menjadi materi pembahasan dalam mengambil rencana aksi berikutnya. Dalam rangkaian sehari sebelumnya juga dilakukan beberapa pertemuan bilateral, yakni dengan Pemerintah Cambodia, UNESCAP dan Pemerintah Timor Leste.
“Semua supportif dengan Inklusif Bisnis Development dan memang kita saatnya sudah harus mempromosikannya ke level global, bahwa ASEAN yang memiliki jumlah penduduk yang banyak, bukan hanya sebagai market tapi juga produsen bagi kebutuhan dunia,” katanya.
Dikatakan Siti Azizah, tantangan ke depan adalah untuk menyamakan visi terkait beberapa hal. Seperti akses ke sumber pembiayaan yang masih menjadi tantangan yang dialami oleh UMKM di hampir seluruh negara ASEAN.
“Untuk itu, usulan dari kita adalah dengan membentuk ASEAN Micro and Small Enterprise Financing Institution (AMSEF). Sebagai tindak lanjut dan jalan keluar mengenai pembukaan akses pembiayaan ke UMKM,” ujarnya.
Ia berharap, apa yang menjadi kesepakatan hari ini dalam pertemuan ASEAN IB Summit di Indonesia akan diteruskan ke pertemuan IB Summit selanjutnya di Laos. “Sejak awal sejak kita mendisain summit ini disampaikan ke semua kolaborator, bahwa acara jangan hanya sebagai seremonial semata tapi juga menjadi komitmen dari semua negara untuk memajukan IB,” ucapnya.
Menurut Siti Azizah, perwakilan negara-negara ASEAN melihat bahwa Indonesia ditunggu kiprahnya sebagai leader atau ketua dalam pertemuan ASEAN.
“Kami memulai arahnya dengan menunjukkan Plan of Action yang harus dijalankan dan sudah disepakati bersama. Semua negara pasti sudah memiliki IB tapi belum tentu mereka menjalankannya dengan sistematis,” ujar Siti Azizah.
Siti Azizah juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkolaborasi seperti, UNESCAP, OECD, World Benchmarking Alliance, hingga pemerintah daerah yang sangat membantu dan mendukung penyelenggaraan acara tersebut.(Jef)