JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Indonesia sangat beragam dan terdiri dari 17,504 pulau, 2.500 bahasa daerah dan 1.340 suku bangsa serta kondisi beragama yang beragam yakni Islam, Kristen, Katolik, Budha, Konghucu dan lainya.
Namun, tantangan bangsa Indonesia saat ini antara lain kemiskinan, HAM, terorisme, infrastruktur, disintegrasi, kesenjangan, korupsi, budaya, kepemimpinan, pengangguran, narkoba, toleransi, pendidikan, kesehatan dan penegakan hukum.
Ke depan, pembangunan Indonesia akan menggunakan digital dengan memanfaatkan dunia digital sebagai alat pemersatu bangsa.
“Namun, jangan sampai kita malah menjadi objek, sedangkan negara-negara lain telah berinovasi untuk maju,” kata Junico BP Siahaan, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI-P pada Webinar Ngobrol Bareng Legislator Internet Sebagai Alat Pemersatu dan Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat, Sabtu. 23 April 2022.
Untuk memanfaatkan dunia digital dengan baik, diperlukan kemampuan -kemampuan tertentu. Pertama, kemampuan digital atau digital skill yakni mampu membandingkan beragam informasi untuk mendapatkan informasi yang benar dan mampu berinteraksi dan menggunakan beragam perangkat digital.
Kedua, digital ethics yakni tidak berkata kasar di media sosial, tidak mengajak daan menghasut orang lain untuk menyebarkan kebencian serta tidak menyebarkan informasi pribadi orang lain.
Ketiga, digital safety yakni mampu menjaga data pribadi dalam berinteraksi di ranah digital, terbiasa menggunakan password yang aman serta menggunakan anti virus.
Keempat, digital culture yakni mencantumkan sumber bila ingin mengunggah postingan orang lain, memiliki empati dalam berinteraksi di dunia maya serta menghargai adanya perbedaan sebagai sebuah bangsa.
Santi Indra Astuti, Dosen Unisba Bandung mengatakan kecakapan digital tidak hanya berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan gawai, tetapi juga cerdas dan bijak dalam menggunakanya sehingga diperlukan pendekatan strategis yang dapat meningkatkan literasi digital Indonesia.
Sebagai pengguna internet, dia mengingatkan untuk mewaspadai hoax yang cenderung meningkat pada tahun pemilu dimana topik politik akan selalu mendominasi bahkan di saat pandemi sekalipun. “Modus hoaks makin canggih, tapi hoaks sederhana saja sudah cukup bikin rusuh,” katanya.
Disigner Pembina Industri Kreatif Amy Atmanto mengatakan masyarakat harus cerdas digital yakni memiliki kemampuan untuk memanfaatkan internet dalam rangka untuk tetap survive. “Buat masyarakat yang memiliki usaha atau yang bekerja di rumah, penting memanfaatkan internet,” katanya.
Dia menjelaskan saat toko fisik tutup akibat pandemi, merek dan pengecer mendigitalkan pengalaman berbelanja bagi konsumen. “Sosial media banyak kelebihan-kelebihan yang dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,” katanya.(Jef)