Arsip Tag: Kongres LVRI

LVRI Berharap Pemerintah Alokasikan Dana Kesejahteraan Veteran Melalui APBN dan APBD

Jakarta:(Globalnews.id)- Mengingat kondisi para veteran yang pada umumnya sudah lanjut usia, dengan kondisi ekonomi yang kurang baik, Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) berharap kepada negara untuk memberi perhatian kepada para anggota veteran.

Harapan itu disampaikan Ketua Umum LVRI terpilih, Letjen TNI (Pur) HBL Mantiri di sela-sela penutupan Kongres XII LVRI dan Munas XI Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (PIVERI) Tahun 2022, di Jakarta, Rabu (12/10).

Mantiri juga berharap UU No.15 Tahun 2012 segera dapat direalisasikan dengan mengeluarkan petunjuk pelaksanaan, sehingga LVRI akan dapat secara leluasa melaksanakan misinya antara lain; progra-program sosialisasi jiwa, semangat dan nilai-nilai 45 (JSN 45). “Selain itu, perlu adanya dukungan masyarakat dalam upaya veteran menjaga kehormatan,” ungkap Mantiri.

Dalam hal kesejahteraan kepada veteran, Mantiri berharap pemerintah bisa mengalokasikannya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Begitu juga Pemerintah Daerah bisa mengalokasikan dana untuk kesejahteraan Veteran melalui APBD,” tambah Mantiri.

Mantiri menambahkan, mencermati dan menyikapi kondisi bernegara saat ini yang telah muncul permasalahan yang berpotensi memecah belah bangsa melalui upaya penggantia dasar negara, LVRI berharap perlu segera diambil langkah-langkah kongkri,t baik yang bersifat antisipatif dan korektif untuk mengatasinya.

Kepada seluruh komponen bangsa, LVRI berharap untuk tetap bersatu demi mewujudkan amanah para pendiri bangsa dalam melanjutkan perjuangan mengisi kemerdekaan bagi bangsa, hanya dengan satu kunci yaitu persatuan.
“Persatuan tidak hanya fisik, tetapi persatuan dalam jiwa dan semangat. Untuk itulah, seluruh komponen bangsa harus bersatu membangun negeri dengan berpegang teguh kepada Pancasila,” tegas Mantiri.

Kepada para veteran, Mantiri mengatakan, sebagai anak kandung revolusi yang menjadikan terbentuknya NKRI, veteran harus berbangga diri dengan posisinya yang terhormat di tengah masyarakat, dan yakin veteran adalah Pancasilais sejati sebagai pewaris yang menjiwai dan mengimplementasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. (Jef)

Buka Kongres XII LVRI, Presiden Jokowi Apresiasi Perjuangan Veteran Rebut dan Pertahankan Kemerdekaan

Jakarta:(Globalnews.id)- Presiden RI Joko Widodo secara resmi hadir dan membuka Kongres XII Legium Veteran Republik Indonesia (LVRI) di Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Dalam kesempatan itu Jokowi mengapresiasi peran LVRI dalam mempertahankan kemerdekaan setelah merebutnya pada tahun 1945.

“Melalui perjuangan dan pengorbanan bapak dan ibu, NKRI berdiri tegak. Indonesia terus bergerak maju berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dan terus bekerja keras mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa,” tegas Jokowi.

Jokowi menyampaikan, di tengah mempertahankan kemerdekaan, saat ini banyak negara yang rentan kolaps dan ini menjadi tantangan Indonesia untuk terus berjuang.

“Alhamdulillah pada kuartal II negara kita masih terus tumbuh yakni mencapai 5,54 pertumbuhan ekonominya,” tutur Jokowi.

Sejak tiga tahun lalu tepatnya 2019, kata dia, Indonesia juga dinilai berhasil swasembada beras.

Ketua LVRI Saiful Sulun menanggapi sambutan Jokowi dengan optimistis terkait keberadaan NKRI.

“Tadi beliau bilang terkait upaya Indonesia meningkatkan ekonomi dengan mengurangi ekspor bahan mentah, ini sangat baik dan perlu didukung,” tuturnya.

Dia juga berharap, masyarakat Indonesia terus sejahtera dan para veteran juga dapat turut menikmatinya.(Jef)

Temu Kangen dan Ziarah ke TMP Kalibata, Awali Rangkaian Kongres ke XII LVRI

Jakarta:(Globalnews.id)-Kongres XII Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) diawali dengan Ziarah di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata pada pukul 15.00 WIB, Senin (10/10/2022) yang diikuti oleh seluruh peserta kongres, DPP LVRI, PIVERI, utusan DPD LVRI DKI Jakarta, PP PPM dan PD PPM DKI Jakarta. Malam harinya digelar acara Temu Kangen bertempat di Aula Puri Agung Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta.

Acara malam temu kangen dibuka dengan penyampaikan ucapan selamat datang oleh Ketua Umum LVRI Mayjen TNI Purn Saiful Sulun kepada jajaran Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LVRI dan PIVERI sebagai peserta Kongres XII LVRI dan Munas XI PIVERI yang rencananya dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 11 Oktober 2022 di Balai Sarbini Gedung Veteran Jakarta.

“Saya ucapkan selamat datang kepada seluruh peserta Kongres XII LVRI di Jakarta dan kali ini merupakan acara temu kangen bersama setelah sekian lama tidak dapat dilakukan karena Pandemi Covid 19,” kata Saiful Sulun.

Pada pelaksanaan Kongres XII LVRI kali ini ada hal yang menarik dengan kehadiran peserta I.G. Bagus Saputra, S.H., Ketua DPD LVRI Bali yang merupakan peserta tertua berusia 92 tahun 10 bulan.

Ketika ditanyakan kepada yang bersangkutan tentang harapan dalam pelaksanaan Kongres XII LVRI, dengan penuh semangat menyampaikan agar Kongres menghasilkan keputusan yang sepenuhnya bagi memperjuangkan kesejahteran Veteran Indonesia.

“Saya berharap agar Kongres kali ini menghasilkan keputusan yang mengarah pada pemenuhan kesejahteran Veteran, mengingat masih banyak Veteran Indonesia yang mengalami nasib kurang beruntung, terutama para Veteran Pejuang Kemerdekaan yang memerlukan perhatian lebih dari pemerintah di semua tingkatan,” ungkapnya.

Terkait alih generasi mengingat makin berkurangnya jumlah Veteran Pejuang Kemerdekaan, Bagus Saputra mengakui perlunya penguatan bagi para penerus yang akan memegang tampuk kepemimpinan LVRI.

“Dari 34 Provinsi di Indonesia, hanya saya Ketua DPD LVRI Bali yang merupakan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI) , yang lain sudah beralih Veteran Pembela,” ujar Bagus Saputra.

Ia juga mengatakan sekiranya sudah tidak ada lagi, maka silahkan diteruskan untuk memperjuangkan kelangsungan LVRI.

“Teruskanlah perjuangan Veteran, utamanya dalam pelaksanaan dari implementasi Jiwa, Semangat, Nilai-nilai Juang 1945 (JSN 45), karena JSN 45 itu keikhlasan untuk berbuat bagi kepentingan bangsa dan negara, “sepi ing pamrih rame ing gawe”, ketika itu kita hanya mengupayakan bagaimana Indonesia Merdeka, Bersatu dan Berdaulat, tinggal adil dan makmurnya saja yang harus ditingkatkan,” tegasnya.

Acara temu kangen diisi juga dengan penjelasan pelaksanaan Kongres XII LVRI dan Munas XI Piveri dari Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana.

Diakhir malam temu kangen disampaikan penghargaan kepada pengurus PIVERI yang telah mengabdikan untuk organisasi, yaitu : 1. Ibu Eliza Halim pengabdian selama 40 tahun; 2. Ibu Tati Saroso pengabdian selama 15 tahun; 3. Ibu Femmy Eman Lesar pengabdian selama 30 tahun; 4. Ibu Gerda Budi Suyitno pengabdian selama 30 tahun; 5. Ibu Ratna Maida Ning pengabdian selama 30 tahun; 6. Ibu Ratna Soejoedi pengabdian selama 20 tahun; 7. Ibu Ayu Danu pengabdian selama 15 tahun; 8. Ibu Yetty.(Jef)

Jelang Kongres XII LVRI: Jadikan Veteran Sejahtera dan Terhormat


 
JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) akan mengadakan kongres ke-12 kalinya yang diselenggarakan di Jakarta. Kongres XII LVRI itu akan dilaksanakan pada 11-12 Oktober 2022; serta rencananya dibuka di Balai Sarbini oleh Presiden Joko Widodo dan ditutup di Hotel Grand Sahid Jaya oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Menurut Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat LVRI, Saiful Sulun, kongres merupakan kegiatan untuk mekanisme penyegaran seluruh anggota veteran. Juga untuk menyusun program lima tahun ke depan dan pemilihan ketua baru. “Legiun veteran ini orang-orang pejuang yang didirikan dan diakui berdasarkan undang-undang. Harapannya agar veteran ini tidak bubar. Kita jaga agar jangan sampai habis dan keropos,” katanya dalam jumpa wartawan di Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Stereotipe para veteran sebagai orang-orang tua dan orang-orang yang minta-minta, menurut Saiful, itu sudah bukan zamannya lagi. “Kami ingin para veteran itu mendapat pengakuan serta hidup sejahtera dan terhormat,” tegasnya.

Saiful mengakui kalau untuk menjadikan para veteran memiliki kehidupan yang sejahtera dan terhormat memerlukan dukungan, khususnya dari pemerintah. Para veteran memang sudah selayaknya mendapatkan penghargaan dari pemerintah karena mereka adalah pejuang-penjuang kemerdekaan yang mendirikan republik ini dan para penerusnya.

Pemerintah, kata Saiful, sudah mulai memberikan perhatian dengan memberi dana kesejahteraan bagi para veteran. Namun, kata Saiful, untuk hal itu belum ada payung hukumnya, sehingga belum sepenuhnya ada jaminan.

“Bagi generasi muda, teruskan perjuangan kami. Tolong jaga dan isi hasil perjuangan para veteran sebagai amanah. Artinya, jaga republik ini sebagai NKRI. Jangan sampai hilang dan jangan sampai berubah. NKRI ini bisa hilang dan bisa berubah pula, maka kita harus waspada,” tutur Saiful.

Dijelaskannya pula bahwa LVRI adalah pengawal setia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila. Amanahnya adalah menjaga pemerintah agar selalu dalam koridor perjuangan. “Jika dalam koridor yang benar, kami dukung. Sebaliknya jika salah, kami ingatkan. Sikap kami jelas; kami dukung pemerintahan yang sah secara  konstitusional.”

LVRI memang mengindikasikan bahwa di kalangan masyarakat masih ada keraguan dan kekhhawatiran untuk menjadikan NKRI bukan dengan dasar Pancasila. Kata Saiful, masih ada kerawanan dan rentan terpecah-belah, padahal Republik Indonesia adalah negara hasil kesepakatan seluruh bangsa ini dan didirikan oleh seluruh rakyat, maka harus bersatu.

Siapa saja yang disebut veteran? Saiful mengatakan, ada tiga kategori, yakni pejuang kemerdekaan, pembela yang tergabung dalam kesatuan resmi untuk melawan pihak asing, serta tim perdamaian dalam satuan yang ditugaskan dalam misi PBB. Mereka yang masuk kategori pejuang dan pembela, saat ini sudah lanjut usia antara 70-90 tahun, sementara tim perdamaian berusia 60-70 tahun.

Berdasarkan data LVRI, pada tahun 2014 jumlah veteran ada 116.000 orang dan jumlahnya berkurang menjadi 104.000 pada tahun 2017. Makin berkurang lagi pada tahun 2022 menjadi sekitar 77.000 orang. “Anggota PKRI dari tahun 2017 sampai tahun 2022, dari 71.000 orang tinggal 46.000 orang. Setiap tahun, kami kehilangan 5.400 anggota,” ucap Saiful, yang kini berusia 85 tahun.

Memang waktu tak bisa disangkal. Pada Kongres I di Hotel Deca Park, Jakarta, pada 22-30 Desember 1956 dilanjutkan 2 Januari 1957, hadir 2.500 orang dari utusan 133 laskar pejuang kemerdekaan seluruh tanah air. Pada saat itu, laskar-laskar sebagai wadah para bekas kawan panggul senjata (brothers in arms) sepakat meleburkannya menjadi satu organisasi LVRI. Pada saat ini, anggotanya lebih dari sejuta orang veteran.

Sekarang ini, walau dengan anggota veteran yang kian berkurang, tak mengurangi aktivitasnya untuk menjaga NKRI. Salah satunya berupa kampanye di daerah-daerah dalam hal bela negara. Untuk di sekolah-sekolah, LVRI bekerja sama dengan para guru dalam menyampaikannya kepada para siswa.
“Kami juga melakukan MoU (nota kesepahaman) dengan Kementerian Pertahanan, juga dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupa Pendidikan Merdeka dengan Pancasila sebagai sumber,” ungkap Saiful, seraya kembali menegaskan bahwa menjaga NKRI itu sebagai tugas dan kewajiban kita bersama sebagai bangsa yang berdaulat.(Jef)

Kongres LVRI ke – XII, 11-13 Oktober 2022: Rencana Dibuka Presiden Jokowi, Ditutup Menhan Prabowo

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID) – Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) – satu-satunya organisasi penghimpun massa veteran di masa kemerdekaan Indonesia sebagaimana Keputusan Presiden tahun 1957. Sedangkan LVRI diatur secara khusus dalam UU Veteran – , akan menyelenggarakan Kongres ke XII pada 11-13 Oktober 2022. Agendanya, penyusunan program lima tahun ke depan, dan oemilihan pengurus baru.

” Rencananya, Presiden RI Joko Widodo yang akan membuka Kongres di gedung Balai Sarbini, dan ditutup oleh Menhan Prabowo Subianto di Grand Sahid Jaya Jakarta. Adapun agendanya selain menyusun program lima tahunan, juga pemilihan kepengurusan. Saya sendiri menginginkan ada penyegaran pengurus,” kata Ketua Umum LVRI 2017-2022 Mayjen TNI (purn) Saiful Sulun di Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Dalam kaitan itu Saiful Sulun menyampaikan pesan penting yaitu menjadikan LVRI organisasi yang terhormat dan sejahtera.
“Kami yang merupakan kumpulan veteran berharap agar organisasi ini tetap eksis dengan tetap bersama-sama menjaga kedaulatan,” tegasnya.

Sementara untuk generasi penerus, Saiful menyampaikan dua pesan, pertahankan NKRI yang dengan susah payah menjadi negara Merdeka pada 17 Agustus 1945. Setelah itu, isi kemerdekaan dengan kegiatan yang positif untuk kesejahteraan bangsa. “Jangan sampai ada keraguan dan gangguan bagi NKRI yang berdasarkan Pancasila ini,” tegasnya.

Saiful juga ingin LVRI tidak keropos dan habis, apalagi jumlah anggota yang juga semakin menyusut. Jika dalam pencatatan, pada 2014 anggota LVRI masih sebanyak 116.000, kini tinggal 77.000 anggota.

Dia juga berpesan kepada penerus pengurus LVRI mendatang agar menjaga keberadaan LVRI dengan sebaik mungkin. LVRI juga memiliki anak organisasi yakni Pemuda Panca Marga yang diharapkan dapat meneruskan perjuangan para pejuang dalam merebut kemerdekaan.

Di LVRI terbagi tiga keanggotaan yakni pertama pejuang kemerdekaan yang rata-rata usianya sudah mencapai 90-an. Selanjutnya kedua Pembela negara seperti mereka yang terjun dalam Trikora, Dwikora, Seroja yang rata-rata usianya kini sudah 80-90 tahun. “Terakhir eks pasukan Perdamaian, mereka yang bertugas mewujudkan perdamaianan, rata-rata lebih muda baik masih aktif maupun purnawirawan di usia 65 tahunan,” ujar mantan Pangdam Brawijaya tersebut.

Dilupakan Jangan

Pernahkah Anda melihat seorang lanjut usia berseragam batik, berpeci kuning tua dengan lencana bintang dilingkupi padi dan kapas? Mereka adalah anggota Legiun Veteran Republik Indonesia atau LVRI. Orang-orang yang sangat berjasa mengangkat senjata untuk membela negara.

LVRI merupakan satu-satunya organisasi penghimpun massa veteran di masa kemerdekaan Indonesia sebagaimana Keputusan Presiden tahun 1957. Sedangkan LVRI diatur secara khusus dalam UU Veteran.

Setiap orang yang mendapatkan penghargaan gelar kehormatan sebagai veteran tergabung dalam suatu organisasi LVRI. LVRI adalah warga negara yang pernah berjuang dalam kesatuan bersenjata resmi atau kelaskaran dalam mempertahankan dan membela Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

Akan halnya UU Nomor 15 tahun 2012 Tentang Legiun Veteran, menjelaskan bahwa mereka aktif dalam pasukan internasional di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB untuk melaksanakan misi perdamaian dunia. Mereka memiliki watak revolusioner yang berkewajiban untuk mengamalkan apapun yang berhubungan dengan Pancasila dan menentang segala isme yang bertentangan dengan kemerdekaan.

LVRI telah melaksanakan sepuluh kongres sejak tahun 1956 hingga Oktober 2012. Kongres pertamanya diselenggarakan pada 22 Desember 1956 – 2 Januari 1957 di Decca Park, Jakarta. Saat itu, Gedung dipenuhi oleh 2300 Veteran dari seluruh Indonesia.

Kongres ini menyepakati bahwa LVRI merupakan satu-satunya badan yang mewakili kelompok Veteran yang dimulai pada 1 Januari 1957, serta terhubung dengan berbagai instansi Pemerintah dan organisasi Veteran Internasional. Setelahnya LVRI tetap aktif melakukan kongres-kongres lainnya yang dihadiri oleh para veteran lokal dan luar Indonesia.

Kongres terbaru diselenggarakan pada 7 – 11 Oktober 2012 di Jakarta. Hasil kongres ini menetapkan Letjen TNI (Purn) Rais Abin sebagai ketua umum DPP LVRI periode 2012-2017.

Pada kepengurusan 2017-2022, Presiden Joko Widodo melantik Mayjen TNI (Purn) Saiful Sulun sebagai Ketua Umum LVRI. Letjen TNI (Purn.) H. Soekarto juga ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Pusat LVRI dan Marsda TNI (Purn) F.X. Soejitno yang masing-masing dilantik sebagai Wakil Ketua Umum.

Syarat Veteran

Saat ini, LVRI menaungi banyak anggota Veteran. Meskipun banyak yang mengaku sebagai seorang Veteran, namun menurut undang-undang, ada lima persyaratan seseorang berhak mendapatkan gelar dan tanda pengenal sebagai veteran. Yaitu:

1. Warga Negara Republik Indonesia yang aktif berjuang dalam kesatuan bersenjata resmi atau kelaskaran pada revolusi fisik 17 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949.

2. Warga Negara Republik Indonesia yang tergabung dalam perjuangan pembebasan Irian Barat melakukan Trikora sejak 10 Desember 1961 sampai dengan 1 Mei 1963.

3. Warga Negara Republik Indonesia yang secara aktif melakukan tugas dwikomando rakyat (Dwikora) di berbagai operasi dan pertempuran kesatuan bersenjata.

4. Warga Negara Republik Indonesia yang menurut salah satu cara ikut secara aktif dalam sesuatu peperangan membela Kemerdekaan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia menghadapi negara lain.

5. Warga Negara Republik Indonesia yang langsung aktif dalam pertempuran dalam kesatuan-kesatuan bersenjata melaksanakan Komando dalam menghadapi pihak atau negara lain.(Jef)