Arsip Tag: Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19

UMB Gelar Seminar Internasional Guna Mencari Solusi Penguatan Masyarakat Menjelang Pandemic Covid 19 Berakhir

Jakarta:(Globalnews.id)-
Universitas Mercu Buana akan menggelar Seminar Internasional bertajuk “Society Empowerment amidst the New Normal: Communication, Socio-Cultural, Political, Economic, and Technological Perspectives” yang akan dilaksanakan 2-3 November di Hotel Harris Riverview, Denpasar, Kuta, Bali.

Menurut Heri Budianto, Kaprodi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, bahwa dasar dilaksanakannya seminar ini yakni pandemi Covid-19 akan segera berakhir. Namun, masyarakat harus berhasil beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dan mengadopsi teknologi digital yang dapat memudahkan berbagai aktivitas. Kemajuan teknologi telah menjembatani seluruh aspek kegiatan komunikasi selama dan di era pascapandemi seperti pendidikan, perawatan kesehatan, politik, dan ekonomi dimediasi dan menjadi kumpulan isu kontemporer yang mengeksplorasi bidang-bidang baru, mendefinisikan kembali konsep-konsep sebelumnya, dan mengusulkan wacana atas teori-teori komunikasi di tepi krisis global oleh pandemi Covid-19. “Konferensi ini akan menjadi forum internasional yang sangat baik untuk berbagi pengetahuan dan hasil penelitian bagi semua kalangan” tuturnya

Sementara itu menurut Nur Kholisoh, Ketua Panitia Seminar bahwa konferensi ini bertujuan untuk menyediakan platform yang menarik dan bermanfaat bagi para akademisi untuk berbagi sudut pandang dan pengalaman mereka melalui makalah penelitian dan presentasi lisan yang berkaitan dengan tren ilmu komunikasi saat ini. “Konferensi ini mengedepankan penelitian ilmu komunikasi yang berkaitan dengan kemajuan teknologi digital, transformasi teknologi komunikasi, serta mempertimbangkan perkembangan aspek sosial budaya, ekonomi kreatif dan politik serta lingkungan sosial dalam menghadapi new normal pasca pandemi Covid 19” imbuhnya.

Panitia seminar telah menerima ratusan artikel dari dalam dan luar negeri yang akan dibahas pada seminar tersebut. Artikel-artikel yang terpilih akan diterbitkan diantaranya: Jurnal Komunikasi: Malaysian Journal of Communication dari Universiti Kebangsaan Malaysia, Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), Jurnal Komunika, Komunikator, Bricolage dan Jurnal ASPIKOM serta diterbitkan dalam bentuk prosiding.

Rencananya seminar ini akan dibuka oleh Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekenomian RI dan Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif selaku pembicara kunci (Keynote Speaker). Pembicara Internasional dan nasional yang telah konfirmasi hadir antara lain: Prof. Dr. Oliver Hahn dari Passau University, Germany, Assoc. Prof. Dr. Sabariah M. Saleh dari Universiti Kebangsaan Malaysia, Malaysia, Prof. Rajab Ritonga, M.Si dari Universitas Gunadarma, Indonesia, Prof. Jantima Kheokao dari University of the Thai Chamber of Commerce, Thailand, Dr. Ma Theresa B. Nardo dari Tarlac Agricultural University, Philippines, Rizki Briandana, M.Comm., Ph.D dari Universitas Mercu Buana, Indonesia.

Universitas Mercu Buana menyelenggarakan seminar ini menggandeng sejumlah perguruan tinggi dalam negeri dan lingkup ASEAN, yakni: Universiti Sains Islam Malaysia, Multimedia University Malaysia, International University of Malaya-Wales, STISIPOL Candradimuka-Palembang dan Politeknik Tempo. “Selain seminar akan dilaksanakan juga pelatihan penulisan artikel ilmiah” pungkas Nur Kholisoh.(Jef)

Kominfo dan MUI Mengajak Masyarakat Memaksimalkan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19

JAKARTA:(Globalnews.id)–Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menyelenggarakan webinar dengan tema “Strategi dan Inovasi Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19”.

Acara ini diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan secara live streaming melalui kanal YouTube Ditjen IKP Kominfo, Official TVMUI, dan Facebook Majelis Ulama Indonesia, pada hari Selasa, tanggal 6 November 2021, pukul 08.00 – 11.30 WIB.

Narasumber yang hadir secara virtual untuk memberikan paparannya antara lain, Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, K. H. Abdullah Jaidi, Sekretaris Jenderal MUI, Dr. H. Amirsyah Tambunan M. A., Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI, Prof. Dr. H. Armai Arief M. A., Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI, K.H Wahfiudin Sakam, MM, serta Ketua Umum MUI Sumatera Barat, H. Gusrizal Gazahar, Lc, M.Ag.

Pembelajaran tatap muka terbatas di masa pandemi menimbulkan beberapa kekhawatiran bagi beberapa pihak. Namun, tujuan pendidikan yaitu adanya perubahan yang baik tidak boleh berhenti, walaupun di masa pandemi.

Hal tersebut disampaikan oleh Gusrizal Gazahar dalam sambutannya, bahwa kegiatan belajar mengajar selama pandemi terdapat beberapa kendala. Oleh karena itu, baik tenaga pendidik, maupun orang tua harus mencari solusi dalam keadaan sulit ini. Harapannya, generasi mendatang tetap bisa menuai kebaikannya.

Gusrizal menyatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat ditunggu oleh masyarakat sekarang ini. Kegiatan belajar secara daring diharapkan dapat mengatasi dampak-dampak negatif dari situasi pandemi dalam bidang pendidikan. Selain itu, juga agar bisa melanjutkan perjuangan dalam mendidik generasi mendatang.

Sesi selanjutnya diskusi yang dimoderatori oleh Dr. Kartini, S. Ag, M. Pd dimulai dengan Abdullah Jaidi yang menyatakan bahwa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) telah dilakukan secara bersamaan, dengan bergantian. Oleh karena itu, tenaga pendidik dan juga orang tua harus bisa memberikan perhatian lebih kepada keduanya.

Menurut Abdullah walaupun kegiatan PTM telah dilakukan, masyarakat tetap harus berhati-hati dan memberikan perhatian khusus, sehingga tidak menimbulkan klaster baru. Hal ini harus menjadi perhatian khusus bagi pihak Sekolah untuk mengawasi anak didiknya ekstra ketat selama proses PTM berlangsung.

Selanjutnya, Amirsyah Tambunan mengatakan bahwa ada enam fatwa yang telah dirilis MUI terkait dengan pendidikan di masa pandemi COVID-19. Salah satu poin yang perlu dipahami dalam fatwa ini, bahwa setiap orang wajib menjaga diri dan juga melakukan isolasi mandiri bila terkena COVID-19.

“Bagi orang yang sudah pasti terkena penyakit COVID-19 ini dan memaksakan dirinya untuk tetap hadir dalam pembelajaran tatap muka, maka hal tersebut sudah melanggar diktum fatwa yang ada” tegasnya, seraya mengingatkan bahwa setiap individu bertanggung jawab akan dirinya dan orang lain disekitarnya.

Sesi diskusi selanjutnya yang dimoderatori oleh Sykuri Rahmatullah, S. HI diawali oleh Armai Arief yang menjelaskan bahwa pendidikan tidak boleh berhenti untuk memajukan SDM yang unggul. Armai menegaskan, strategi pembelajaran di masa COVID-19 dimulai dengan mindset yang positif dari pribadi masing-masing. Lalu harus ada keinginan untuk beranjak dari zona nyaman, hingga upaya pendidik yang diharuskan kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran, terutama PJJ. Hal ini menjadi upaya agar anak didik tidak merasa bosan.

“Pembelajaran harus bisa membuat anak didik tertuju dengan materi yang diberikan, dengan adanya gambar ataupun video. Anak-anak tidak terasa berapa lama belajarnya, karena ada daya tarik belajar yang ditampilkan oleh guru”, tambahnya.

Sesi diskusi ditutup K.H Wahfiudin Sakam, yang memaparkan mengenai pendidikan setelah pasca COVID-19. Kyai Wahfiudin menjelaskan, langkah paling mendasar dalam pendidikan setelah COVID-19 yang terkait dengan teknologi adalah pembelajaran dalam kemampuan bahasa komputer atau coding. Strategi ini agar anak tidak tertinggal kemampuannya untuk 5-10 tahun ke depan.

“Pada dasarnya, hal yang paling menentukan dari pendidikan untuk persiapan masa depan adalah pembentukan karakter; kompetensi atau keahlian; kontribusi yaitu kemampuan untuk menghasilkan hal-hal yang produktif; kemampuan komunikasi atau silaturahim; dan kemampuan dalam kolaborasi atau kerjasama”, tuturnya, seraya menutup paparannya. (Jef)