Arsip Tag: UMKM ikan hias

MenkopUKM Optimis Indonesia Bisa Jadi Pusat Ikan Hias Tropik Dunia

Tangerang:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki meyakini Indonesia bisa menjadi pusat ikan hias tropik dunia karena potensi SDM dan ekosistem budidayanya yang besar.

“Saya kira, kita juga perlu menjadikan ikan hias sebagai satu keunggulan ekonomi nasional berbasis keunggulan domestik,” ucap MenKopUKM, Teten Masduki, pada penutupan acara Nusantara Aquatic (Nusatic) 2023: Indonesia Ornamental Fish and Aquatic Plant Show 2023 dengan tema The Aquarium Fish Industry Moving Forward After Covid-19, di ICE BSD, Tangerang, Banten, Minggu sore (16/7).

Menteri Teten mengatakan Indonesia juga banyak memiliki pemijah atau breeder yang ulung dan paham benar cara memijah ikan hias. Bahkan, semua jenis ikan hias di dunia, bisa dipijahkan di Indonesia. “Kita tinggal meningkatkan standardisasi produk, yang akan kita lakukan bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan,” ucapnya.

Dari sisi bisnisnya, Menteri Teten berharap para breeder jangan lagi berbisnis dalam skala usaha kecil dan sendiri-sendiri. “Yang kecil-kecil akan kita konsolidasi dan agregasi, sehingga skala ekonominya membaik dengan memperbaiki standar produknya. Untuk itu, kami akan dorong mereka untuk berkoperasi,” kata MenKopUKM.

Terkait masalah pembiayaan, MenKopUKM menyebutkan ada skema pembiayaan KUR Kluster bagi para breeder hingga mencapai Rp500 juta. Belum lagi, ada perkuatan permodalan dana bergulir dari LPDB-KUMKM. “Dalam posisi seperti ini, Nusatic sebagai ekosistem besarnya. Dan saya yakin itu bisa menghidupkan ekonomi rakyat,” kata Menteri Teten.

Meski begitu, MenKopUKM mengingatkan agar Indonesia jangan hanya menjadi market bagi produk dari luar. “Jangan sampai pasar kita direbut produk dari luar. Kita akan perbaiki dari sisi hulunya, dari sisi para breeder-nya, pemasarannya, hingga menciptakan offtaker,” ucap MenKopUKM.

Menteri Teten juga berharap ajang akbar Nusatic seperti ini harus lebih disiapkan secara lebih matang agar bisa menjadi kalender event dunia. Seperti misalnya festival fesyen di Jember, Jatim, yang bahkan bisa masuk dalam kalender event dunia.

“Event seperti ini juga diharapkan menjadi ekosistem yang baik bagi industri ikan hias nasional,” kata MenKopUKM.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Nusatic Sugiarto Budiono menjelaskan, event yang sudah digelar sejak 2016 ini menjadi pameran dan kontes Ikan hias serta Aquatic Plants yang terbesar di dunia dengan menghadirkan lebih dari 15 ribu ekor ikan hias.

“Dengan digelarnya Nusatic 2023 yang cakupannya internasional, saya berharap ikan-ikan hias khas Indonesia bisa dikenal di seluruh dunia,” kata Sugiarto.

Di samping itu, kata Sugiarto, event yang diikuti 14 komunitas ikan hias seluruh Indonesia ini, juga diikuti peserta dari Jepang, India, Srilanka, Malaysia, dan China.

“Tak hanya itu, ada juga kegiatan kontes ikan hias. Ada delapan jenis ikan hias yang dilombakan, yakni ikan Koi, Koki, Louhan, Arwana, Betta, Discus, Guppy dan Killifish, juga ada kontes aquascape terbaik,” kata Sugiarto.(Jef)

MenKopUKM: Kalikan Expo 2022 Perkuat Ekosistem Usaha UMKM Ikan Hias Air Tawar

Jakarta:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan Kalikan Expo 2022, bukan sekadar expo, tetapi juga memperkuat ekosistem usaha UMKM ikan hias air tawar melalui platform digital.

“Saya mengucapkan selamat dan mengapresiasi inisiatif baik ini,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam sambutannya pada pembukaan Kalikan Expo 2022, yang merupakan pameran ikan hias air tawar terbesar di Indonesia, di JI-Expo Kemayoran Jakarta, Jum’at (14/10/2022).

MenKopUKM menjelaskan, saat ini
permintaan ikan hias dunia terus meningkat. Pada periode 2017-2021 rata-rata tumbuh 4,35 persen per tahun.

Diprediksi, pangsa pasar ikan hias pada tahun 2028 mencapai 8,6 miliar dolar AS atau meningkat 8 persen dibandingkan tahun 2021 sebagaimana data dari The Observatory of Economic Complexity pada 2022.

“Momentum kenaikan nilai pangsa pasar ikan hias dunia ini, harus dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM ikan hias di Indonesia agar skala bisnisnya bertambah, dan menciptakan lapangan kerja dengan bergabung dalam rantai pasok global pasar ikan hias,” kata Menteri Teten.

“Saya berharap, ke depan, share ekspor ikan hias Indonesia di dunia dapat tumbuh menjadi 10 persen atau bahkan 20 persen, dimana saat ini baru 8,65 persen,” kata Menteri Teten.

Lebih lanjut MenKopUKM mengatakan, salah satu cara agar ekonomi Indonesia terus tumbuh pesat adalah dengan memperkuat pemasaran produk melalui digitalisasi.

Itulah sebabnya, pemerintah melalui PP Nomor 7 Tahun 2021 Pasal 71(f) telah mengamanatkan agar para pelaku UMKM melakukan perdagangan dan pemasaran produk secara elektronik.

Karena itu Menteri Teten sangat mengapresiasi platform Kalikan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah membuat platform marketplace untuk mempertemukan ekosistem usaha ikan hias air tawar dari hulu hingga hilir secara digital dan membuka peluang pengiriman internasional.

Kementerian Koperasi dan UKM juga terus mendorong keberlangsungan dan penguatan UMKM, melalui kemudahan akses pembiayaan.

KemenKopUKM juga terus memperkuat kemitraan Usaha Besar, termasuk BUMN dan perguruan tinggi dengan UMKM.

“Misalnya, dalam kaitannya untuk memperkuat logistik pengiriman ikan hias kita dapat optimalkan fulfillment center ataupun Smeco Hub Timur di SMESCO; swasta, atau dengan Garuda. Pemerintah telah menyiapkan insentif bagi swasta yang mau menyiapkan kemitraan yang baik kepada UMKM,” ucap Menteri Teten.

Tidak hanya itu KemenKopUKM juga terus memperluas konsolidasi usaha mikro atau perorangan ke dalam koperasi. “Ini penting dilakukan. Sejumlah inisiatif sedang kami lakukan, baik itu dengan nelayan, petani, maupun peternak,” kata Menteri Teten.

KemenKopUKM juga mengembangkan layanan UKM terkurasi melalui Smesta.id untuk memudahkan UKM yang siap go global terhubung ke dalam ekosistem pembiayaan, pelatihan, logistik, dan kemitraan dimana dalam hal ini sudah ada 1500 lebih UKM terkurasi.

“Kita dapat mencontoh Singapura sebagai negara eksportir kedua ikan hias air tawar di dunia. Pelaku UMKM ikan hias air tawar Singapura bekerja sama dengan peneliti dari universitas dan organisasi petani internasional untuk budidaya diversifikasi ikan, teknologi tangki dan fertilisasi di lahan terbatas, pasar ekspor, dan peneliti serta pengembangan,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten berharap kegiatan ini berjalan lancar dan membawa manfaat untuk kemajuan dunia ikan hias Indonesia dan kesejahteraan dari seluruh pelakunya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, ekonomi dunia diperkirakan menuju penurunan pada tahun depan, namun Indonesia diperkirakan relatif mampu tumbuh stabil antara lain karena sumbangan dari sektor konsumsi, dimana UMKM termasuk UMKM ikan hias air tawar yang memberikan kontribusi cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Karena itu, semua pihak harus memperkuat UMKM, saya berdiskusi dengan Kang Teten, bagaimana kita bisa membuat Kawasan Ekonomi Khusus berbasis UMKM yang sangat luas dan besar potensinya, dan pemerintah hadir mempersiapkan dan memfasilitasi UMKM termasuk UMKM ikan hias air tawar ini,” kata Menteri Trenggono.

Menurut Menteri Trenggono, ekspor ikan hias air tawar Indonesia saat ini cukup besar yatu mencapai 34,5 juta dolar AS pada 2021 atau tumbuh 6 persen dibanding tahun sebelumnya.

Meski demikian, UMKM ikan hias air tawar Indonesia masih banyak yang harus dibenahi, untuk menjadi eksportir ikan hias yang diperhitungkan di dunia.

“Kita harus belajar dari Jepang ada yang memiliki ikan koi sebagai champion baik dari bentuk maupun warnanya, juga Thailand yang konon ikan cupangnya lebih bagus dari Indonesia. Kita juga harus punya champion, misalnya ikan arwana kita jadikan champion ikan hias dari Indonesia, karena kita punya keunggulan bisa mengembangkan spesies ikan dari seluruh dunia,” kata Menteri Trenggono.

Menteri Trenggono juga berharap, platfrom Kalikan.id bisa menjadi platform digital ekonomi yang mampu mengayomi dan menjadi hub bagi UMKM ikan hias air tawar seluruh Indonesia.

CEO Kalikan.id Dian Rachmawan dalam laporannya mengatakan, Indonesia dikaruniai kekayaan ikan hias air tawar yang luar biasa, karena itu potensi ini harus digarap seoptimal mungkin. “Digelarnya Kalikan Expo ini terinspirasi dari konsep ekonomi biru yang biasanya domainnya di ikan konsumsi atau air laut, namun diperluas di air tawar, mengingat potensinya yang sangat besar,” ucap Dian.

Dua tahun selama pandemi membuat ada kebiasaan baru dimana banyak rumah tangga yang memelihara ikan hias. “Jadi salah besar bila ada anggapan industri ikan hias adalah kecil. Faktanya industri akuarium sedang booming. Jika di Amerika Serikat, satu dari 9 rumah memiliki akuarium, di Indonesia diperkirakan ada 8 juta rumah memelihara ikan hias, yang menjadikannya sebagai industri UMKM yang cukup besar,” kata Dian.

Apalagi, ekonomi ikan hias adalah ekonomi kerakyatan, dimana turunannya cukup banyak, misalnya UMKM pakan ulat, pelet jangkrik aquaspace, maupun tanaman hias akuarium.

Dian menambahkan, platfrom Kalikan.id juga akan menjadi rumah digital bagi UMKM ikan hias air tawar yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Kami menyediakan platfrom dari hulu sampai hilir untuk UMKM ikan hias air tawar, mulai dari pembibitan sampai bisa melakukan ekspor ke mancanegara,” kata Dian.(Jef)