Jakarta:(Globalnews.id)- Meski ditengah pandemi Covid-19, namun PT Angkasa Pura I (AP I) tetap melakukan investasi sesuai RKAP 2020 namun dilakukan secara selektif disesuaikan dengan kebutuhan..Hal itu juga sekaligus menjaga cashflow perusahaan tetap terjaga dengan baik dan pelayanan ke masyarakat dan dunia usaha tetap optimal.
“Dari RKAP tahun 2020 direncanakan investasi AP I sebesar Rp10,4 triliun. Namun karena kondisi covid-19 dan masih kecilnya penerbangan dan penumpang udara, maka diturunkan menjadi sekitar Rp6 triliun,” kata Dirut AP I Faik Fahmi dalam webinar bersama Forwahub, Kamis (1/10/2020).
Dari semula direncanakan AP I akan investasi di 10 bandara, maka diturunkan menjadi 7 bandara saja. Dari jumlah itu, menurut Faik, prioritasnya adalah Lombok Praya, NTB sekaligus menyiapkan pelaksanaan Motor GP. Kemudian Bandara Sam Ratulangi, Manado untuk mendukung pembangunan Bali Baru, serta Sultan Hassanudin Makassar, Sulawesi Selatan.
Sedang bandara lainnya sudah dilakukan pengembangan kapasitas, termasuk Bandara Kulonprogo atau Bandara Yogyakarta Internationnal Airport, Bandara Ahmad Yani Semarang, dan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Kalmantan Selatan.
Prinsipnya, menurut Faik, untuk proyek-proye lama khususnya penambahan kapasitas bandara akan tetap dilaksanakan. Meski realisasinya di lapangan disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan keuangan di AP I.
Lebih lanjut menurut Faik, realisasi penerbangan di AP I sampai September 2020 mulai membaik. “Dari sisi penerbangan, sudah naik menjadi 46% dari kondisi normal. Tapi jumlah penumpang baru sekitar 26%. Oleh karenanya, kita terus berusaha untuk meningkatkan dan membangun kepercayaan publik untuk kembali terbang,” jelas Faik.
Jaminan Rasa Aman
Sementara, Direktur Marketing AP 1 Devi Surjadi menambahkan pihaknya bersama instansi terkait terus melakukan kampanye terbang itu aman dan selamat. AP I bersama semua mitra kerja menjalankan protokol kesehatan secara optimal.
“Kini kondisi di bandara dan di dalam pesawat sangat aman dari Covid-19. Kami operator bandara memberikan jaminan aman dan kesehatan itu ke masyarakat pengguna jasa,” kata Devi.
Para tenan atau pihak lain yang berhubungan dengan bandara AP I, menurut Devi juga menerapkan protokol kesehatan ekstra ketat. “Sebagai contoh, kalau menjaga jarak aman (social distancing) hanya 1 meter, maka Pak Faik (Dirut AP I) minta jarak aman di bandara minimal 1.5 meter,” jelas Devi.
Dia menambahkan, hampir semu Bandara AP I yang melayani rapid test kini biayanya hanya Rp85 ribu per orang. Kecuali Bandara Eltari Kupang, dan Bandara Frans Kaisiepo Papua harga masih bereda.
“Secara prinsip, biaya rapid test sudah turun. Disarankan, calon penumpang terutama yang belum rapid test untuk datang paling tidak 1 jam lebih awal dibandingkan biasanya. Hal itu untuk mengantisipasi kalau proses rapid test harus antre karena banyak peminatnya,” tandas Devi.(Jef)