JAKARTA:(Globalnews.id)- Tahun 2018 diprediksi akan menjadi tahun yang lebih baik bagi industri pelayaran nasional, adanya Peraturan Kementerian Perdagangan (Permendag) Nomor 82 Tahun 2017 tentang “Ketentuan Penggunaan Angkutan Laut dan Asuransi Nasional untuk Ekspor dan Impor Barang Tertentu” akan menjadi pendorong industri pelayaran nasional.
“Peraturan ini akan berlaku pada april mendatang, salah satu aturannya yang mewajibkan menggunakan kapal yang dikuasai oleh pelayaran nasional ini memberikan semacam “ekstra joss” energi tambahan untuk pelayaran nasional, karena selama ini dilakukan oleh pelayaran asing yg sama sekali tidak membayar pajak,” demikian diungkapkan Pengusaha pelayaran dan galangan kapal Johnson W. Sutjipto di Jakarta, Senin (29/1/2018).
Menururt Johnson, Permendag tersebut sangat signifikan dalam mendorong gairah pelayaran nasional. “karena penggunaan angkutan laut dan asuransi nasional untuk ekspor dan Impor barang tertentu mewajibkan untuk kapal yg dikuasai oleh pelayaran niaga nasional,”katanya
” selama ini dikuasai dan di dominasi asing pangsa pasar angkutan laut expor n impor sebesar kurang lebih 600 juta ton per tahun, dan dengan peraturan ini 320 juta ton akan kembali ke nasional, dan penerimaan negara melalui pajak bisa bertambah, karena selama ini pelayaran asing sama sekali tidak membayar pajak,” jelas Johnson.
Johnson menambahkan, terkait akan pelaksanaan Permendag No 82/2017, pihaknya juga telah memberikan masukan kepada pemerintah. “Kami mengusulkan salah satunya ya soal pajak, perlunya revisi dan modifikasi agar peraturan sukses dilaksanakan, jika tidak ada perbaikan maka sulit akan dilaksanakan, yang pasti kami menyambut baik Permendag ini.” Tutur Johnson.
Johnson menjelaskan, selain itu optimisme perbaikan-perbaikan industri pelayaran pada tahun 2018 ini adalah hampir 100 kapal ygdibuat dan dipesan oleh Kemenhub akan diserahkan pada bulan April.
“kapal-kapal yang dipesan Kemenhub sejak dua tahun lalu akan menjadi angkutan perintis, kami percaya masyarakat terpencil dan terluar akan merasakan kelancaran angkutan di perbatasan dan daerah terluar Indonesia.” Tegas Johnson.
Johnson yang juga Ketua Umum INSA menegaskan, bahwa INSA akan terus aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiata berskala nasional maupun maupun intenasional diberbagai negara, seperti taiwan jepang, Hongkong.
“Kami akan menghadiri dalam rapat terkait berbagai isu dan agenda yang ada kaitannya dgn asuransi, pelaut, ship recycling, navigasi, ekonomi kelautan, juga beberapa kegiatan yang harus dilakukan terkait isu-isu pelayaran di asia tenggara dan Asia ,” pungkas Johnson. (jef)