JAKARTA: Program Prukades (Produk Unggulan Kawasan Perdesaan) yang kini sedang digencarkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo tak cuma menuai pujian. Puluhan badan usaha swasa dan perbankan bahkan sudah kepincut dengan program yang berbasis potensi ekonomi pedesaan tersebut.
Hal ini disampaikan Eko pada rapat persiapan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kemendes PDTT, Pemerintah Daerah, dan Mitra Usaha di Balai Makarti Muktitama Kemendes PDTT, Jakarta, Rabu (28/2/2018). “Saya senang karena dari daerah yang mengikuti program Prukades ini lebih dari yang kita harapkan. Yang mendaftar hari ini sudah 102 daerah,” ujarnya.
Prukades merupakan salah satu cara agar sumberdaya yang dimiliki Indonesia terfokus pada satu lokus. Dengan begitu, satu lokus yang dikeroyok oleh berbagai stakeholder dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada, akan memberikan hasil yang lebih besar.
Eko mencontohkan, lahan tandus di Kabupaten Sumba Timur berhasil disulap menjadi perkebunan tebu dan sisal melalui program Prukades. “Sumba Timur ini tanahnya tandus, tidak pernah ditanami. Kita bekerjasama dengan satu perusahaan swasta untuk membuat perkebunan tebu, investasinya Rp4 Triliun. Bayangkan kalau tidak digerebek, bagaimana Rp 4 Triliun hanya untuk satu lokasi. Dengan business model ini, masyarakat setempat akan memperoleh pendapatan Rp85 Juta per tahun,” ujarnya.
Kisah sukses Sumba Timur ini membuat Eko yakin bahwa daerah-daerah yang kondisinya tidak seekstrem Sumba Timur akan bisa menerapkannya juga. Karena itu, Mendes mengimbau pemerintah daerah agar memanfaatkan program Prukades tersebut dengan baik, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
Menteri Eko melanjutkan, desa miskin disebabkan oleh tidak fokusnya desa dalam memproduksi satu produk tertentu. Sehingga produk yang dihasilkan hanya dalam skala kecil. Akibatnya, pasar tidak bisa masuk ke desa sehingga masyarakat mengalami kerugian.
“Karena desa tidak fokus, sehingga tidak ada economy of skill, dunia usaha tidak bisa masuk. Dengan model Prukades ini kita ajak pemerintah daerah untuk menentukan fokus produknya tidak lebih dari 3 fokus, supaya benar-benar bisa fokus,” ujar dia.
Untuk diketahui, rapat persiapan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang digelar tersebut adalah langkah awal yang mempertemukan antara pemerintah daerah dan swasta, sebelum dilakukan penandatanganan nota kesepahaman yang akan dilakukan pada Tanggal 8 Maret mendatang.
Pada pertemuan tersebut, pemerintah dan dunia usaha yang akan bekerjasama diminta untuk menentukan fokus produk unggulan yang akan dikerjasamakan dalam program Prukades.(jef)