BARITO KUALA:(Globalnews.id)-Kementerian Pertanian Republik Indonesia bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) memperluas cakupan Program Gerakan Mengawal Musim Tanam Oktober 2018 – Maret 2019 (OKMAR 2018/2019) hingga ke Pulau Kalimantan. Gerakan ini ditargetkan akan menyentuh 56 kawasan sentra pangan di Indonesia, dengan melibatkan 25.000 petani.
Kini, program yang sama digelar di Kabupaten Barito Kuala, salah satu lumbung pangan Provinsi Kalimantan Selatan. Keunikan sentra pangan ini adalah jenis tanah di lokasi penanaman padinya, yaitu tanah yang berawa-rawa.
Sebelumnya, BNI dan Kementerian Pertanian telah menggelar Gerakan Mengawal Musim Tanam di 2 kota, yaitu Aceh Besar, Aceh dan Jember, Jawa Timur. Program ini dilaksanakan di daerah-daerah yang telah memasuki masa tanam, dimana dengan adanya Gerakan terpadu ini diharapkan dapat memastikan para petani mampu melakukan proses tanam sesuai jadwal tanamnya.
Pelaksanaan Gerakan Mengawal Musim Tanam (OKMAR 2018/2019) yang ketiga kali ini dilaksanakan di desa Murung Kramat Kecamatan Belawan, Kabupaten Barito Kuala (Batola) Kalimantan Selatan, Rabu (12 Desember 2018).
Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementerian Pertanian RI Pending Dadih Permana, Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian RI Muhrizal Syarwani, Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto, General Manajer Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo, CEO BNI Kanwil Banjarmasin Muhammad Arafat, Sekretaris Daerah Batola Supriyono, serta lebih dari 300 Petani.
Peran kementerian Pertanian & BNI pada gerakan ini adalah memastikan agar para petani mendapatkan akses pembiayaan yang murah, mudah, disertai pendampingan selama musim tanam Oktober – Maret. Pada saat panen pun, petani dipastikan akan mendapatkan pembeli siaga atau Offtaker bagi petani sektor tanaman pangan di berbagai daerah sentra pangan di Indonesia. Program ini dilaksanakan dengan sinergi antar BUMN dan Kementerian Pertanian.
Catur Budi Harto menyatakan, gerakan tersebut merupakan wujud kontribusi BNI dalam mensejahterakan petani, melalui penyediaan akses permodalan yang mudah dan murah di sektor pertanian dan perkebunan. Gerakan ini diharapkan menjadi salah satu penopang program pemerintah dalam upaya meningkatkan produktivitas petani, pemerataan pendapatan, dan pengentasan kemiskinan.
“BNI akan tetap terus menyukseskan pembangunan perekonomian Indonesia dan menyalurkan pembiayaan bagi segenap petani guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera dan mandiri,” ujarnya.
Pending Dadih Permana mengungkapkan bahwa Kementerian Pertanian bersama BNI melakukan gerakan ini sebagai salah satu bentuk sinergi antara BUMN dan pemerintah dalam pendampingan budidaya serta peningkatan hasil produksi dengan dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta percepatan program berupa Corporate Social Responsibility (CSR).
Pada acara ini, BNI memberikan bantuan CSR berupa kegiatan Padat Karya Tunai (PKT) dan 3 (tiga) unit hand traktor. PKT dilakukan antara lain untuk menyediakan berbagai prasarana pendukung kawasan pertanian yang diikutsertakan dalam Gerakan Mengawal Musim Tanam OKMAR 2018/2019) ini. Program PKT yang dilakukan antara lain, Pembersihan saluran Irigasi di Desa Murung Keramat , sepanjang 1.5 Km yang juga melibatkan lebih dari 200 Petani sekitar. Pada kesempatan ini juga dilaksanakan penyerahan Kartu Tani dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Tani.
Bambang Setyatmojo mengungkapkan bahwa dengan makin fokus kepada KUR sektor pertanian dapat meningkatkan penyaluran di Sektor Produksi hingga mencapai lebih dari 50% di akhir tahun 2018. Hingga 30 November 2018, KUR BNI secara Keseluruhan telah disalurkan lebih dari Rp 15,65 triliun dan menyentuh 134.334 penerima KUR di seluruh Indonesia. Proses budidaya pertanian padi yang dibiayai oleh KUR turut didukung oleh asuransi Jasindo dengan Asuransi Pertanian untuk komoditas padi.(jef)