Jakarta:(Globalnews id)- PT Angkasa Pura I (Persero) senantiasa memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dalam setiap aspek operasionalnya. Salah satunya adalah dengan melakukan upaya konservasi sumber daya air di Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang melalui pembangunan sistem pengelolaan air atau _water management system_.
Sistem pengelolaan air Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan air yang efisien sehingga dapat meminimalkan dampak kerusakan terhadap lingkungan. Hal ini sesuai dengan konsep pembangunan Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang yang mengusung konsep _eco-airport_ dan _floating airport_.
“Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang dibangun dengan mengadopsi konsep _eco-airport_ yang ramah lingkungan dan dapat berkontribusi positif terhadap lingkungan hidup. Salah satu komponen dan pemantauan lingkungan hidup terkait _eco-airport_ yaitu pengelolaan air. Selain itu, kondisi terminal bandara yang dibangun di atas lahan lunak rawa dan sebagian besar berair ini _(floating airport)_, memerlukan dibangunnya sistem pengelolaan air secara khusus,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi.
Sistem pengelolaan air ini dilakukan dengan menghubungkan beberapa _lagoon_ atau _ponding_ (kolam) untuk menjaga tingkat ketinggian muka air payau sesuai debit yang dibutuhkan guna mendukung operasional bandara. Sistem pengelolaan air ini juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan ekosistem area rawa sekitar bandara dan pelestarian lingkungan dengan penanaman pohon bakau atau mangrove untuk menjaga abrasi dan erosi. Hingga 1 Agustus 2021 lalu, progress pembangunan sistem pengelolaan air Bandara ini mencapai 50,2 persen.
“Diharapkan ketika pembangunan sistem pengelolaan air Bandara Jenderal Ahmad Yani ini selesai nantinya, selain penggunaan air yang lebih efisien, juga dapat menjaga ketinggian air di sekitar bandara sehingga tidak mengakibatkan banjir saat musin hujan dan tidak kering saat musim kemarau,” ujar Faik Fahmi.
Terminal baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang yang mengadopsi konsep _eco-airport_ dan _floating airport_ ini resmi beroperasi sejak Juni 2018. Terminal Baru Bandara Ahmad Yani memiliki luas area 58.652 meter persegi, atau hampir sembilan kali lebih besar dibanding luasan terminal bandara lama yang hanya 6.708 meter persegi, dapat menampung sebanyak 7 juta penumpang per tahun atau 19 ribu penumpang setiap harinya. Sedangkan kapasitas terminal lama hanya 800 ribu penumpang per tahun. Selain terdapat 30 unit counter check in untuk mempercepat pelayanan kepada penumpang maskapai, Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani juga dilengkapi tiga unit garbarata. Luasan apron baru mencapai 72.522 meter persegi yang dapat menampung 13 pesawat berbadan ramping (narrow body) atau konfigurasi sepuluh pesawat narrow body dan dua pesawat berbadan lebar _(wide body)_ kargo.(Jef)