JAKARTA :(GLOBALNEWS.ID)- Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury berharap pinjaman dana sindikasi Japan Bank for International Cooperation (JBIC) untuk pembangunan perumahan murah untuk milenial sebesar 1 miliar dolar AS akan cair tahun ini.
“ Ini kan inisiatif dari Meneg BUMN Eric Thohir. Kita harap dana 1 miliar dollar AS itu cair tahun ini, karena dana itu rencananya akan dikembangkan untuk pembiayaan rumah murah kaum millenial dalam kota, yang terintegrasi dengan jalur transportasi umum,” kata Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury, pada cara funwalk Ultah BTN ke 70 di Jakarta, Minggu (9/2).
Menurut Pahala, KPR untuk millenial akan dikemas dengan perumahan sehat dan terjangkau. Di targetkan pembiayaan tahun ini pembangunan untuk KPR millenial sekitar Rp 13- 15 triliun.
“Ini memang salah satu kampanye dan strategi kita Gaeess to Millenial, untuk meningkatkan pembiayaan perumahan,” tegasnya.
Sebenarnya, tambah Pahala, selain KPR mellenial ini salah satu strategi BTN untuk mendapatkan dana murah, BTN juga akan meluncurkan BTN solusi dan mengikatkan digitalisasi.
Untuk BTN solusi, nantinya BTN akan memberikan kemudahan kepada pegawai yang menabung dan gajinya lewat BTN dalam pembelian perumahan. Selain akan BTN akan memberikan tingkat suku bunga hingga 6,99 persen fix selama 2 tahun.
Sedangkan untuk yang digitalisasi, BTN akan mengembangkan ritel funding dan membangun digitalisasi mobile banking. Sehingga akan memudahkan masyarakat yang akan melakukan transaksi secara on line.
Dijelaskan, selama 70 tahun BTN telah menyalurkan pembiayaan kredit untuk perumahan mencapai Rp 595,2 triliun. Serta sekitar 5 juta keluarga yang telah memiliki rumah.
BTN menguasai pangsa pasar KPR subsidi di Indonesia lebih dari 90 persen (data per Desember 2019). Sementara untuk KPR secara nasional BTN menguasai lebih dari 40 persen (data per September 2019).
Selama tahun 2015 hingga akhir 2019 pembangunan program sejuta rumah telah mencapai 4.800.170. Dalam periode yang sama BTN telah menyalurkan KPR baik subsidi maupun non-subsidi sebanyak 3,1 juta unit.
Adapun perinciannya tahun 2015 mencapai 474.099 unit dari target 431.000 unit, tahun 2016 mencapai 595.540 unit dari target 570.000 unit, kemudian pada 2017 realisasinya sebesar 667.321 unit dari target 666.000 unit.
Selanjutnya pada 2018 mencapai 757.159 unit dari target 750.000 unit dan pada tahun 2019 hingga akhir Desember 2019 telah mencapai 800.000 unit atau sesuai dengan target.
“Kami tetap konsisten dalam menggarap sektor perumahan yang memiliki multiplier effect untuk 170 industri dengan rajin berinovasi mengembangkan produk KPR yang sesuai dengan kebutuhan generasi masa kini dan pro aktif dalam meracik skema KPR untuk memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah,”katanya.
Menurut Pahala, BTN akan terus merealisasikan penyaluran kredit perumahan sebagai wujud komitmen perseroan dalam mendukung Program Sejuta Rumah. “Tahun 2020, kami tetap berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam program sejuta rumah dengan membuat model bisnis yang inovatif dengan mengoptimalkan big data analytic sehingga kekuatan BTN di KPR bisa ikut mendorong pertumbuhan dana murah, transaksi, serta fee based income,” jelasnya.
Meski tahun ini pemerintah tidak lagi menganggarkan program subsidi selisih bunga, namun BTN sudah menyikapinya dengan menyiapkan model bisnis untuk menjawab tantangan pasar KPR. “
Kami harus lebih memperkuat porsi KPR non-subsidi dari kalangan milenial dengan inovasi produk layanan perbankan berbasis digital yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” tegas Pahala.
Pahala optimistis, BTN masih dapat menangkap peluang di segmen properti karena masih tingginya permintaan rumah kecil serta makin maraknya sentra pertumbuhan ekonomi baru akibat pembangunan infrastruktur, perkembangan tempat wisata dan akan dibangunnya ibukota baru.
Tahun ini, BTN memilih fokus dalam perbaikan kualitas bisnis dan pengembangan model bisnis baru yang dapat meningkatkan layanan perbankan dan produk BTN agar lebih kompetitif.
Lima focus itu meliputi penerapan budaya perusahaan secara konsisten, peningkatan produktivitas, kualitas portofolio kredit yang sehat serta bisnis model yang kuat atas dasar penerapan risk management, digitalisasi dan otomasi.
“Fokus kita juga adalah memiliki basis dana atau funding yang kuat, partnership atau kemitraan khususnya dengan ekosistem di sektor perumahan sehingga dapat mempermudah, mempercepat pertumbuhan Bank BTN,” tegas Pahala. (jef)