NUSADUA BALI:(Globalnews.id)-.Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Kamis (22/2) menggelar rangkaian acara puncak selama dua hari, sekaligus penutup kegiatan DRiM (Digital and Risk Managemet in Insurance) 2018 yang baru pertama kali dilaksanakan.
Mengusung konsep seminar internasional dan exhibition, acara ini merupakan lanjutan rangkaian kegiatan perdana guna merespon cepatnya perkembangan teknologi digital serta bagaimana memitigasi risiko yang terdapat di dalamnya. Diikuti lebih dari 500 peserta, seminar dan exhibition, DRiM menandakan wujud nyata komitmen AAJI dalam memajukan industri asuransi jiwa dengan pemanfaatan aplikasi teknologi digital.
Acara puncak kegiatan DRiM dengan format seminar dan exhibition ini dihadiri oleh para insan perasuransian dan dibuka oleh Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Bapak Riswinandi. Hal ini merupakan bentuk dukungan OJK terhadap upaya industri dalam memastikan awareness para pelaku perasuransian dalam mengelola risiko terkait teknologi digital. .
Dari sisi industri sendiri, persiapan dalam penerapan transformasi digital masih perlu ditingkatkan.Hal ini merujuk pada data dari The Microsoft Asia Digital Transformation: Enabling The Intelligent Enterprise yang menyebutkan bahwa sebanyak 90 persen pebisnis di Indonesia menyatakan perlunya melakukan transformasi digital untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. Namun dari jumlah tersebut, hanya 27% di antaranya yang mengaku sudah mempunyai strategi yang menyeluruh guna menyambut transformasi digital.
Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) dan Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim mengatakan, “Kami melanjutkan rangkaian kegiatan DRiM yang telah dibuka di Jakarta pada tanggal 24 Januari 2018 yang lalu dengan menggelar seminar internasional dan exhibition. Acara puncak ini kami selenggarakan dengan menggandeng pembicara berkelas dunia seperti Scott Bales yang akan berbicara mengenai Consumer of The Future 2023, Prof. Rhenald Kasali mengenai Facing The Disruption Era, serta Dr. Antonius Alijoyo mengenai Enterprise Risk Management in Digital Environment, perwakilan pemerintah dan regulator untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman akan penerapan teknologi dan bagaimana memitigasi risiko terkait. Hal ini diyakini akan semakin meningkatkan kemampuan industri dalam menjawab kebutuhan konsumen yang terus berubah, meningkatkan penetrasi asuransi, dan memberikan nilai tambah dalam memajukan pertumbuhan industri asuransi.” katanya.
Dalam kesempatan ini, AAJI juga mengundang beberapa universitas di Bali untuk memperkenalkan industri asuransi melalui perkembangan digital kepada para mahasiswa. Hal ini dimaksudkan agar generasi muda tidak hanya melek digital namun melek keuangan dari sejak dini sehingga berguna untuk kelangsungan dan kesejahteraan masa depannya kelak.
Keterlibatan generasi muda telah dimulai melalui hackathon start-up competition di Jakarta yang diikuti oleh 100 peserta. Dalam acara puncak ini, para pemenang yang terpilih tidak hanya mendapatkan sejumlah penghargaan, namun juga mendapat kesempatan untuk mempresentasikan karyanya serta berbagi dalam format talkshow kepada para pengunjung exhibition, yang terdiri dari mahasiswa, pelaku industri, tenaga pemasar asuransi serta khalayak umum.
Christine Setyabudi selaku Ketua Panitia DRiM menambahkan “Dalam dua hari seminar dan exhibition ini, kami menghimbau berbagai kalangan untuk hadir sehingga acara ini tidak terbatas pada para pelaku industri saja. Dengan fungsi teknologi yang borderless, sudah saatnya hal tersebut mendekatkan kita satu sama lain, terutama para pelaku industri kepada para nasabah dan masyarakat luas”.
“Kami berharap, dari Nusadua Bali ini, semangat peningkatan literasi asuransi nasional akan sampai kepada seluruh masyarakat, dan perkembangan teknologi informasi digital akan turut mempercepat proses pertumbuhan kesadaran berasuransi bagi seluruh masyarakat Indonesia” tutup Christine. (jef)
–