JAKARTA:(Globalnews.id)-Prospek cerah sektor pariwisata menjadi kesempatan bagi Indonesia dalam mengejar ketertinggalan dengan negara tetangga seperti Thailand, Malaysia dan Singapura. Era digital telah mengubah cara wisatawan yang akan melakukan perjalanan, mulai dari mencari dan melihat informasi (look), memesan paket wisata yang diminati (book) hingga membayar secara online (pay).
“Gaya hidup masyarakat yang bergerak cepat dan bersentuhan langsung dengan internet, menyebabkan model promosi digital kini sangat relevan diaplikasikan demi menumbuhkan citra yang baik.” Demikian diungkapkan Menteri Pariwisata Arief Yahya saat menjadi Keynote Speaker dalam Seminar Nasional Pariwisata : Go Digital Wonderful Indonesia Tingkatkan Daya Saing Pariwisata dengan Teknologi Broadband di Jakarta, Senin (13/11/2017).
Menurut Arief, dengan dukungan teknologi broadband, berbagai sektor industri dapat berkembang lebih baik lagi, termasuk pariwisata yang ditargetkan menjadi andalan pertumbuhan ekonomi Indonesia, “mulai tahun ini sektor pariwisata berada di peringkat keempat dalam sektor unggulan strategis pemerintah, setelah sektor energi dan maritim.” Jelas Arief.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menambahkan, Presiden Joko Widodo telah menetapkan target pariwisata dalam lima tahun ke depan atau 2019 harus naik dua kali lipat, yakni, kontribusi PDB nasional 8 persen, perolehan devisa Rp 240 triliun, menciptakan lapangan kerja 13 juta orang, jumlah kunjungan wisman 20 juta dan pergerakan wisnus 275 juta, serta indeks daya saing pariwisata di ranking 30 dunia.
Dalam menunjang ekosistem broadband yang dapat dimanfaatkan oleh indstri pariwisata, Telkomsel telah membangun 152 ribu BTS dimana 103 ribu BTS merupakan BTS 3G/4G. selain itu, 753BTS diantaranya adalah BTS di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), dan Perbatasan.
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah, mengatakan bahwa layanan 4G Telkomsel dapat dinikmati di 12 destinasi wisata yang diprioritaskan oleh pemerintah yakni di Candi Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Bunaken (Sulawesi Utara), Raja Ampat (Papua Barat).
Laporan ITU tahun 2013, menyebutkan dekade mendatang teknologi broadband akan menjadi key driver dari layanan maupun aplikasi yang semakin banyak tersedia, semakin beragam dan relevan serta terjangkau oleh masyarakat.
Studi yang dilakukan oleh Bank Dunia pada 2009 menunjukkan negara-negara berkembang yang meningkatkan penetrasi broadband sebesar 10% mampu mempengaruhi PDB negara tersebut sebesar 1,21%.(jef)