Jakarta:(Globalnews.id)- BNI Syariah berkomitmen mendukung pengembangan ekosistem ekonomi halal, demi mewujudkan Indonesia sebagai produsen produk-produk halal dan tuan rumah di negeri sendiri. Untuk itu BNI Syariah menggelar media workshop mengenai literasi dan inklusi keuangan perbankan syariah secara daring dengan tema “Bank Syariah dan Tren Halal Lifestyle di Indonesia, Selasa (29/9).
Hadir dalam acara ini Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat; Head of Tokopedia Salam, Garri Juanda; Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo; Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto; dan Pemimpin Divisi Kartu Pembiayaan BNI Syariah, Rima Dwi Permatasari.
Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo mengatakan industri halal diperkirakan menjadi new business dan new brand dengan potensi bisnis global mencapai Rp30 ribu triliun. Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar mempunyai potensi ekonomi halal mencapai Rp3 ribu triliun per tahun. Namun potensi yang besar tersebut masih dinikmati negara lain dan Indonesia masih menjadi konsumen.
“Oleh karena itu, perbankan syariah bersama stakeholder lain harus berperan aktif menangkap peluang, agar tidak hanya sebagai konsumen namun menjadi produsen serta menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” kata Abdullah Firman Wibowo dalam sambutannya, Selasa (29/9).
Lebih lanjut, Abdullah Firman Wibowo mengungkapkan ada tiga hal yang dapat menjadi pendorong pertumbuhan perbankan syariah di era new normal. Pertama adalah meningkatnya awareness masyarakat terhadap halal lifestyle ditunjukkan dengan beberapa hal seperti adanya komunitas hijrah, halal food, halal healthcare, halal cosmetics, islamic fashion, dan islamic education.
Kedua adalah adanya dukungan pemerintah diantaranya pembentukan KNEKS untuk mencapai visi Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia. Komitmen pemerintah juga ditunjukkan dengan pembentukan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk pengelolaan dana haji; pembentukan halal park untuk pembentukan ekosistem halal; pembentukan kawasan industri halal untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produk halal; dan regulasi jaminan produk halal untuk menjamin hak-hak muslim dalam mendapatkan makanan yang halal.
Faktor pendorong bank syariah ketiga adalah adanya perkembangan teknologi digital ditunjukkan dengan munculnya sosial media influencer satunya berupa konten dakwah; fintech payment; peer to peer lending; trend belanja e-commerce; tren transaksi cashless; dan trend open banking yang memungkinkan sistem bank untuk terkoneksi dengan pihak ketiga.
Faktor-faktor tersebut tentunya sekaligus menjadi peluang yang harus dioptimalkan oleh pelaku industri perbankan syariah.” Oleh karena itu diperlukan kolaborasi seluruh stakeholder, utamanya melalui peningkatan literasi keuangan syariah yang saat ini masih di bawah 10%,” kata Abdullah Firman Wibowo.
*Perbankan Syariah Menopang Industri Halal*
Perbankan syariah harus kuat dan kontributif, terhadap pembangunan masyarakat yang madani dan sejahtera. Pasalnya, di tengah pandemi COVID-19 saat ini, perbankan syariah mampu menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan dengan perbankan konvensional.
Mengacu data terkini statistik perbankan Indonesia dan statistik perbankan syariah yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan, aset perbankan syariah masih tumbuh sebesar 9,22%, lebih tinggi dari perbankan konvensional yang tumbuh 4,98%. Dengan postur aset tersebut, perbankan syariah memiliki market share sebesar 6,13%.
“Kita harus mampu beradaptasi ekonomi yang ada untuk mencari dan mengoptimalkan peluang-peluang baru, terutama pada ekosistem ekonomi halal (halal economic system industry),” ujar Abdullah Firman Wibowo.
Sementara itu, Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat menjelaskan komitmen pemerintah untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang terus meningkat dari tahun ke tahun. “Untuk menopang industri halal perlu lembaga keuangan syariah yang kuat, termasuk di dalamnya perbankan syariah yang menopang industri produk halal sehingga tercipta halal value chain,” papar Sutan Emir Hidayat.
Tidak hanya meningkatkan industri halal, menurut Sultan penting untuk mengembangkan dan memperluas kegiatan usaha syariah yang memunculkan UMKM yang berorientasi ekspor. “Perlu disiapkan infrastruktur, baik itu berupa kawasan industri halal, laboratorium industri halal, pelabuhan halal untuk memunculkan produk-produk yang inovatif, yang tidak hanya berorientasi domestik tetapi juga global,” kata Sutan Emir Hidayat.
Dalam kesempatan ini, Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto mengatakan dalam situasi dan kondisi krisis akibat pandemi saat ini, pelaku industri memiliki kesempatan untuk melakukan review atas produk, cara mendeliver produk dan berkomunikasi dengan konsumen. “‘Seiring digitalisasi, tren halal industri juga terkena dampaknya dan harus melakukan perubahan, untuk itu diperlukan adanya kolaborasi,” kata Wahyu.
Untuk itu, lanjut Wahyu Avianto, bank syariah perlu menjadi kolaborator yang menghubungkan stakeholder industri halal dan Halal Ecosystem. Bank syariah juga perlu meningkatkan peran intermediary untuk mendukung produsen industri halal melalui akses permodalan.
*Kolaborasi Digital*
Dalam acara ini juga dilakukan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) secara virtual antara BNI Syariah yang diwakili oleh Pemimpin Divisi Kartu Pembiayaan BNI Syariah, Rima Dwi Permatasari dengan Tokopedia yang diwakili oleh Head of Tokopedia Salam, Garri Juanda. Menurut Abdullah Firman Wibowo penandatanganan MoU dengan Tokopedia Salam ini sebagai bagian dukungan BNI Syariah terhadap pengembangan ekosistem halal.
Head of Tokopedia Salam, Garri Juanda mengatakan sebagai perusahaan teknologi Indonesia, Tokopedia percaya bahwa platform digital dapat berperan sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia. “Melalui Tokopedia Salam, kami berkolaborasi dengan berbagai mitra strategis, termasuk BNI Syariah untuk bersama-sama mendorong pemerataan ekonomi syariah di Indonesia secara digital,” kata Garri Juanda. Hal ini dilakukan dengan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bertransaksi menggunakan produk/layanan keuangan syariah.
Kerjasama ini terkait dengan penjajakan kerjasama produk BNI Syariah dan Tokopedia Salam. Beberapa poin kerjasama yang dilakukan BNI Syariah dengan Tokopedia Salam ini adalah terkait program pembiayaan untuk merchant Tokopedia Salam; pembuatan program pembiayaan untuk customer; branding BNI Syariah dan Tokopedia Salam; sosialisasi produk BNI Syariah; dan potensi kerjasama di acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF).
*Program dan Promo BNI Syariah dan Tokopedia Salam*
Terkait kerjasama dengan Tokopedia Salam, BNI Syariah mempunyai beberapa program dan promo diantaranya adalah diskon belanja dalam rangka peringatan maulid nabi; Harbolnas 11.11; Harbolnas 12.12; dan xtra free ongkir setiap Jum’at bagi yang melakukan transaksi dengan menggunakan Hasanah Card.
Selain itu, Tokopedia Salam dan BNI Syariah juga bekerja sama dalam menyelenggarakan literasi keuangan syariah diantaranya adalah zoominar pembiayaan untuk merchant; webinar/IG Live : “Solusi punya rumah di era new normal”; Webinar ayo haji muda; dan Webinar haji khusus bni syariah.
BNI Syariah juga melakukan tactical program donasi di Laziz yang ada di Tokopedia Salam; program pembiayaan Griya iB Hasanah (KPR Syariah); dan hadiah untuk nasabah pembiayaan KUR iB Hasanah untuk merchant dari Tokopedia Salam yang mengajukan pembiayaan pembiayaan KUR iB Hasanah.
Kerjasama lainnya untuk kegiatan haji dan umroh seperti pembukaan Tabungan BNI Baitullah iB Hasanah; pemasaran bersama paket haji khusus; dan pemasaran bersama paket umroh. (Jef)