Arsip Tag: Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Dukung ASEAN Summit-43 Indonesia, LPS Siap Menggelar Bloomberg CEO Forum 2023

Jakarta:(Globalnews.id). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bakal menggelar forum pertemuan para investor terkemuka di dunia bertajuk Bloomberg CEO Forum 2023. Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan, forum tersebut digelar sebagai salah satu bentuk dukungan LPS demi suksesnya penyelenggaraan ASEAN Summits ke-43, terlebih Indonesia kembali menjadi tuan rumah dan mengemban tugas kepemimpinan ASEAN Summits Ke-43 tersebut.

“Kami ingin menjadikan forum ini sebagai trade mark, forum ini juga diadakan setiap tahunnya. Nantinya, melalui penyelenggaraan Bloomberg CEO Forum ini kami berharap akan ada dialog-dialog lanjutan yang lebih intens, hingga sampai pada inisiatif-inisiatif nyata,” ujarnya di Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Dikutip dari laman resmi Bloomberg, ASEAN akan menghadapi dinamika politik dan ekonomi, diprediksi akan lebih berkembang di tahun-tahun mendatang. Namun, ASEAN juga berada di jalur yang tepat untuk menjadi negara-negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia pada tahun 2023 mendatang. Sumber daya alam yang melimpah, jumlah penduduk yang besar, dan perbaikan kondisi bisnis dan tata kelola adalah hal-hal yang perlu diperhatikan, sehingga semakin menarik bagi investor.

Bloomberg CEO Forum 2023, dihelat di Jakarta pada 6 September 2023 dan akan menghadirkan pembicara antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS Lana Soelistianingsih dan Pemenang Nobel sekaligus Chief Economist of The Roosevelt Institute Joseph Stiglitz.

Kemudian, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN atau ASEAN Summit ke-43 2023 akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta pada 5-7 September 2023 mendatang. Dijadwalkan akan ada 27 pemimpin negara atau organisasi internasional yang diperkirakan hadir, termasuk 18 pemimpin negara peserta KTT Asia Timur (EAS), pemimpin Pacific Island Forum (PIF) dan Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) dan World Bank.(Jef)

Puji Dasa Darma dan Sistem Merit Badges, LPS Ajak Pramuka Edukasi Masyarakat akan Pentingnya Menabung di Bank

Jakarta:(Globalnews.id)-Ketua Dewan Komisioner LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) Purbaya Yudhi Sadewa mengajk jseluruh Pramuka Indonesia untuk budayakan menabung sekaligus mengedukasi masyarakat akan pentingnya menabung bank.

“Pramuka sebagai agen perubahan di masyarakat memiliki peran penting khususnya dalam mengedukasi masyarakat bahwa menabung di bank aman di jamin LPS. Sehingga nantinya tidak ada lagi kasus-kasus seperti uang celengan dimakan rayap atau tabungan yang hilang karena di simpan di bawah bantal”, ujar Purbaya.

Menabung di bank merupakan salah satu bentuk kegiatan untuk meningkatkan inklusi keuangan nasional. Dengan meningkatnya inklusi keuangan maka akan mendukug pendalaman pasar keuangan dan stabilitas keuangan nasional.

Sambutan tersebut disampaikan pada peringatan Hari Indonesia Menabung tahun 2023 (20/8). LPS bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan puncak peringatan Hari Indonesia Menabung dengan tema kegiatan KEJAR Prestasi dan Bangun Generasi Kita (KREASIBANGKIT). Kegiatan Hari Indonesia Menabung kali melibatkan Pramuka Penegak serta Pramuka Pandega usia 16-25 tahun dari seluruh Indonesia dengan jumlah peserta sekitar 25.000 orang di Bumi Perkemahan Pramuka, Cibubur, Jakarta Timur.

Lebih lanjut Purbaya menjelaskan, Gerakan Pramuka kini sudah sangat dekat dengan dunia perbankan, khususnya mengenai nilai-nilai yang diajarkan atau dilatih kepada para peserta didik.

“Sebut saja Dasa Darma ke-7, Hemat, Cermat dan Bersahaja. Disini sejak dini anggota Pramuka sudah dididik dan dilatih untuk memiliki gaya hidup yang hemat dengan menyisihkan uangnya untuk ditabung,” demikian disampaikan

Menurut Purbaya, sistem Merit Badges yang diterapkan oleh pramuka juga mendukung pembangunan Indonesia dengan adanya Tanda Kecakapan Khusus (TKK) penabung, dimana seorang pramuka dimungkinkan memiliki tanda kecakapan dengan tiga tingkatan PURWA (Beginner), MADYA (Intermediate), dan UTAMA (Advance).

“Saya berharap Sistem Merit Badges ini dapat terus digalakkan dan ditingkatkan. Dalam hal ini saya mendorong semua anggota pramuka di Indonesia untuk menabung dengan menyimpan uang di Bank,” ujarnya.

Dihadapan peserta Raimuna Nasional XXI, Purbaya berpesan untuk menyimpan uangnya di bank, karena menyimpan uang di bank itu yang paling aman, dimana uang tabungan kalian semua dijamin LPS.

“Adik-adik pasti bertanya-tanya kenapa menyimpan uang di bank itu aman, karena di Indonesia ada lembaga yang menjamin tabungan masyarakat yaitu Lembaga Penjamin Simpanan atau lebih sering disebut LPS. Dengan adanya LPS maka simpanan masyarat di bank akan aman dan masyarakat merasa nyaman,” jelasnya.

Purbaya menambahkan, LPS mempunyai fungsi dan tugas untuk menjamin dana nasabah di Bank, dan turut serta dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.

“Bapak Kepanduan Dunia, Baden-Powell mengatakan “A Scout is never take. By surprise, he knows exactly ehat to do when anything unexpected happens,” yang artinya, Seorang pramuka tidak terkejut, dia mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan saat apapun yang tidak terduga terjadi,” tegasnya.

Pramuka merupakan orang-orang yang sudah terlatih menghadapi krisis. Lihat saja saat pandemi Covid-19 yang lalu, kwartir nasional beserta seluruh jajaran ditingkat daerah, cabang hingga ranting melalui Satgas pramuka peduli Covid-19 telah nyata membantu pemerintah dan masyarakat Indonesia menghadapi pandemi yang dialami seluruh dunia.

“Dengan demikian pramuka telah sanggup membuktikan diri untuk bisa bertahan di masa krisis,” pungkas Purbaya.(Jef)

Meski Pertumbuhan Ekonomi 2023 Diperkirakan Melamban, Namun Inflasi di Negara Maju Mulai Menunjukkan Tren Penurunan

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID) – Di tahun 2022 lalu, tren inflasi yang tinggi di berbagai negara, menjadi penyebab bank-bank sentral global menaikkan suku bunga acuan. Pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 yang cukup cepat disertai oleh disrupsi rantai pasok dan krisis energi akibat konflik geopolitik, menjadi penyebab inflasi mengalami kenaikan cukup tinggi di berbagai negara pada tahun 2022 lalu.

“Akan tetapi, secara gradual inflasi kini telah mengalami penurunan. Inflasi AS yang dulu sempat menyentuh level 9 persen, kini mulai menurun ke level 6,4 persen. Demikian pula inflasi di Kawasan Euro yang sempat menyentuh double-digit kini juga mulai mengalami penurunan,” kata Anggota Dewan Komisioner LPS, Didik Madiyono, saat membuka diskusi pada LPS-FORWADA Discussion Series dengan tema Momentum Pertumbuhan Ekonomi di Tahun Penuh Tantangan di Jakarta, 9 Maret 2023.

Meskipun inflasi telah mengalami penurunan, kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh bank sentral global masih belum berakhir. The Fed masih terus melanjutkan kenaikan suku bunga acuan dengan suku bunga acuan terakhir berada di level 4,75 persen. “Stance Gubernur The Fed masih cukup hawkish dan diperkirakan masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga untuk menurunkan inflasi. Demikian pula dengan European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE) yang juga diperkirakan masih melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga,” jelas Didik.

Lebih lanjut dia jelaskan bahwa di tahun 2023, ekonomi global diperkirakan akan melambat meskipun tidak separah yang diperkirakan sebelumnya. Bahkan, kita sebenarnya bisa melihat bahwa ekonomi global di tahun 2023 ini masih akan tumbuh positif berdasarkan prediksi berbagai lembaga internasional.

Menurut Didik, secara tren, aktivitas ekonomi global memang diperkirakan akan mengalami perlambatan apabila dibandingkan tahun 2022. Pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 sesuai laporan IMF diperkirakan sebesar 3,4 persen. Di tahun 2023 ini, ekonomi global diprediksi akan mengalami pelemahan dengan tumbuh pada kisaran 1,7 persen sampai dengan 2,9 persen.

Pelemahan ini dipicu oleh pertumbuhan ekonomi negara-negara besar yang mengalami perlambatan. “Sebagai contoh, ekonomi Amerika Serikat pada 2022 mampu tumbuh 2,1 persen, namun sesuai prediksi berbagai lembaga internasional, di tahun 2023 hanya akan tumbuh pada kisaran 0,5 persen sampai dengan 1,4 persen. Begitu pula dengan beberapa negara di Kawasan Eropa, China, dan Jepang,” tuturnya.

Melihat berbagai ketidakpastian yang masih tinggi di tingkat global, satu kabar baiknya, ekonomi Indonesia cukup resilien dalam menghadapi berbagai ketidakpastian tersebut. Menurut Didik, kita dapat melihat bahwa tahun 2022 yang lalu, ekonomi kita mampu tumbuh 5,31 persen. “Pencapaian ini merupakan salah satu yang terbaik di antara negara-negara anggota G20. Di tahun 2023 ini, momentum pemulihan ekonomi kita diperkirakan juga masih akan berlanjut. Berbagai lembaga internasional masih memperkirakan ekonomi kita akan tumbuh mendekati 5 persen,” kata Anggota Dewan Komisioner LPS ini.

Dia tambahkan, kunci dari resiliensi ekonomi domestik kita terhadap berbagai guncangan eksternal adalah porsi konsumsi kita yang sangat besar dan porsi ekspor yang relatif kecil jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita. Konsumsi swasta di Indonesia mencakup 52,81 persen dari PDB kuartal IV/2022, sedangkan porsi ekspor di waktu yang sama sebesar 24,72 persen.

Kondisi seperti ini menyebabkan guncangan yang terjadi di tingkat global dapat diredam oleh solidnya ekonomi domestik. “Contoh lain yang menunjukkan kuatnya daya tahan ekonomi Indonesia adalah ketika terjadi krisis keuangan global di tahun 2008–2009. Kala itu pada tahun 2009, ketika ekonomi dunia tumbuh -0,1 persen, ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh 4,7 persen,” jelas Didik.

Konsumsi Domestik dan Investasi Jadi Kunci

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Group Riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Herman Saherudin mengatakan, momentum perekonomian Indonesia saat ini mulai membaik. Namun guna menjaganya, perlu sinergi semua pihak terutama dalam menjaga dan meningkatkan konsumsi domestik yang menjadi pemacu utama.

Herman mengungkapkan, dari lima faktor pendorong pertumbuhan ekonomi, komponen yang paling besar prosentasinya adalah konsumsi domestik.

Upaya menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di tahun penuh tantangan ini adalah dengan meningkatkan konsumsi masyarakat.
“Artinya, kita bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi jika konsumsinya cukup,” ujar Herman.

Herman mengatakan, saat ini konsumsi masyarakat pasca PPKM sudah pulih, tanpa melihat grafik, hal tersebut secara kasat mata bisa dilihat dari keseharian masyarakat dimana saat inipendemi bisa dikatakan sudah jadi endemi, meski belum ada pengumuman resmi WHO.

“Aktivitas ekonomi sudah pulih, mall, bioskop, traveling, artinya konsumsi masyarakat telah pulih. Simpanan masyarakat perseorangan growthnya sudah mulai ternomalisasi, dimana porsi konsumsi dan porsi simpanan/tabungan masyaakat itu balance,” jelas Herman.

Dia menyebut selain konsumsi domestik yang menyumbang 50 persen dari pertumbuhan ekonomi harus didukung oleh dunia usaha. Dunia usaha harus didorong untuk meningkatkan investasi mereka.

Mengutip pernyataan Ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa, struktur perekonomian Indonesia memungkinkan Indonesia menyelamatkan dirinya sendiri. Karenanya, bagi dunia usaha, jika memang struktur fundamental perekonomian Indonesia kuat, maka seharusnya dunia usaha tidak perlu ragu-ragu lagi untuk terus mendorong investasinya kedepan.

“Karena, pada saat orang sudah mulai konsumsi, uangnya kan masuk di dunia usaha. Nah, jika mereka kemudian investasi lagi misalnya dalam bentuk hp baru, iphone baru kan meningkatkan lapangan kerja, maka konsumsi akan meningkat lagi, ini multiplayer-nya meningkat, ini yang perlu kita dorong,” jelasnya.

Hanya saja, dunia usaha saat ini masih bersikap hati-hati terkait dengan kondisi global. Herman menjelaskan, meski tidak separah yang diperkirakan, perekonomian global dengan berbagai masalah seperti perang Rusia-Ukraina tetap harus diwaspadai.

“Jadi artinya melihat perkembangan kuartal satu ini meskipun belum akhir maret belum selesai, kita lihat sepertinya dampak resiko global itu memang perlu kita waspadai namun tidak separah yang diperkirakan sebelumnya,” ujar Herman.

Sementara pengamat ekonomi dari Segara Reseach Institute, Piter Abdullah mengatakan bahwa masyarakat Indonesia termasuk didalamnya dunia usaha tidak perlu khawatir akan ancaman resesi. “Kita nggak perlu khawatir di tahun 2023 ini, artinya, tidak akan ada resesi ditahun 2023,” ujar Piter.

Ia mennyebut bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 4,8%, sementara dirinya pribadi memperkirakan 4,75% sampai 5,25%. Artinya, kata Piter tahun 2023 ini perekonomian Indonesia akan tumbuh baik, karena ekonomi Indonesia tidak tergantung kepada global.

“Global boleh saja resesi, tapi Indonesia tidak akan resesi,kenapa karena pertumbuhan kita lebih ditentukan oleh domestic demand,” tegasnya.

Herman menambahkan, Indonesia bisa masuk resesi jika domestik demand-nya terpengaruh, seperti saat Indonesia mengalami pandemi. Dimana pergerakan masyarakat terhenri akibat kebijakan PPKM. (Jef)

LPS Banking Award 2022 Bentuk Apresiasi pada Industri Perbankan

Foto: Antara

Jakarta:(Globalnews.id)-Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk pertama kalinya menggelar LPS Banking Award 2022. Ini merupakan bentuk apresiasi kepada industri perbankan yang turut mendukung dan berperan aktif dalam memajukan industri keuangan untuk mendorong perekonomian nasional.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, kondisi perbankan yang sangat baik ini tidak terlepas dari peran serta para pelaku industri perbankan yang menjalankan bisnis dengan baik dan prudent.

Secara umum, perbankan nasional saat ini dalam kondisi yang sangat baik. Itu salah satunya tercermin dari permodalan perbankan nasional yang tebal. Per Oktober 2022, CAR berada pada level 25,09%. “Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada industri perbankan,” ujarnya pada malam penghargaan LPS Banking Award 2022 di Jakarta Selasa (29/11)

Menurut Purbaya, pertumbuhan kredit dan DPK menunjukkan dana dari sektor perbankan secara perlahan telah kembali mengalir ke sektor riil untuk menggerakkan perekonomian.

Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksaan dan Statistik LPS Priyanto Budi Nugroho menjelaskan, LPS Banking Award 2022 telah dimulai sejak tahap pengumpulan data pada bulan Oktober 2022 silam, tahap penjurian ini adalah penjurian untuk kategori, Bank Teraktif Dalam CSR, Bank Teraktif Dalam Literasi Keuangan masyarakat dan yang terakhir adalah Bank Teraktif dalam praktik Green Banking. Kemudian, untuk 2 kategori lainnya ditentukan oleh Bank Terbaik Dalam Kepatuhan SCV dan Bank Teraktif Dalam Inisiatif Sosialisasi LPS.

Dewan Juri LPS Banking Award 2022 terdiri dari, Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksaan dan Statistik (LPS) Priyanto Budi Nugroho, Direktur Utama Infobank Eko B. Supriyanto, Ketua Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat, Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto, Sekjen Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) Anika Faisal dan Akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Telisa Aulia Felanti.

Pada LPS Banking Award edisi perdana ini didapat para pemenang dari 5 kategori lomba yakni :

1. Bank Teraktif Dalam Kegiatan CSR.
– Kelompok Bank BUMN, PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
– Kelompok Bank Swasta, PT Bank Central Asia, Tbk.
– Kelompok BPD, PT BPD Jawa Barat dan Banten
– Kelompok Bank Syariah, PT Bank Syariah Indonesia, Tbk.

2. Bank Teraktif dalam Meningkatkan Literasi Keuangan Masyarakat.
– Kelompok Bank BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
– Kelompok Bank Swasta, PT Bank Central Asia, Tbk.
– Kelompok BPD, PT BPD Jawa Barat dan Banten
– Kelompok Bank Syariah, PT Bank Syariah Indonesia, Tbk.
– Kelompok BPR, PT BPR Lestari Bali.

3. Bank Teraktif dalam Praktik Green Banking.
– Kelompok Bank BUMN, PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
– Kelompok Bank Swasta , PT Bank HSBC Indonesia.
– Kelompok Bank Syariah, PT Bank Syariah Indonesia, Tbk.

4. Bank Terbaik dalam Kepatuhan Pelaporan SCV (Single Customer View).
– Kelompok KBMI I, PT Bank China Construction Bank Indonesia, Tbk
– Kelompok KBMI II, PT Bank Jago, Tbk.
– Kelompok KBMI III, PT Bank CIMB Niaga, Tbk.
– Kelompok KBMI IV, PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.

5. Bank Terbaik dalam Menyampaikan Informasi Mengenai Program Penjaminan Simpanan.
– Kelompok Bank BUMN, PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
– Kelompok Bank Swasta, PT Bank BTPN, Tbk.
– Kelompok BPD, PT BPD Lampung.
– Kelompok Bank Syariah, PT BPD NTB Syariah.
– Kelompok BPR, PT BPR Sukawati Pancakanti, Bali.

LPS Banking Award 2022 ini turut dihadiri oleh Anggota Dewan Komisioner merangkap Kepala Eksekutif LPS, Lana Soelistianingsih, Anggota Dewan Komisioner LPS, Didik Madiyono, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, dan para Direktur Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat serta asosiasi perbankan.(jef)

LPS Gugat Mantan Pengurus dan/atau Pemegang Saham Penyebab Bank Gagal, Satu Diantaranya Menjabat Rektor UGM

Jakarta:(Globalnews.id)- Sebagai bagian dari upaya untuk memperoleh pengembalian (recovery) aset bank gagal akibat adanya fraud, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan kewenangan dan mandat yang dimilikinya telah melakukan tindakan hukum berupa pengajuan gugatan kepada mantan pengurus dan/atau pemegang saham, yang menyebabkan bank gagal dan dicabut izin usahanya.

“Upaya pengajuan gugatan dilakukan atas dasar adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan mantan pengurus ataupun pemegang saham bank gagal sehingga mengakibatkan kerugian bagi LPS akibat tidak optimalnya biaya penjaminan simpanan yang telah dibayarkan oleh LPS,” ujar Direktur Eksekutif Hukum LPS Ary Zulfikar melalui keterangan resminya pada hari ini, Rabu (2/11/2022).

Adapun, gugatan yang telah diajukan LPS antara lain terhadap mantan pengurus PT BPR Tripanca Setiadana di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, mantan pengurus dan pemegang saham BPR Citraloka Danamandiri di Pengadilan Negeri Bandung, mantan pengurus dan pemegang saham BPR Tripilar Arthajaya serta pihak terkait di Pengadilan Negeri Yogyakarta, mantan pengurus BPR Multi Artha Mas Sejahtera di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, mantan pengurus BPR Kudamas Sentosa di Pengadilan Negeri Surabaya, mantan pengurus BPRS Al Hidayah di Pengadilan Agama Bangil, serta mantan pengurus BPR Efita di Pengadilan Negeri Depok.

“Kemudian, terkait dengan perkara-perkara yang diajukan, terdapat beberapa perkara yang putusannya telah berkekuatan hukum tetap dan dilanjutkan dengan pengajuan eksekusi putusan yakni perkara BPR Tripanca Setiadana, BPR Citraloka Danamandiri, BPR Tripilar Arthajaya, BPR Kudamas Sentosa, BPRS Al-Hidayah dan BPR Efita,” jelasnya.

Sebelumnya, pada tahun 2022 dengan dibantu oleh tim Jaksa Pengacara Negara (JPN) pada Kejaksaan Agung Republik Indonesia, telah melaksanakan tindakan hukum tegas dengan mempailitkan mantan pengurus BPR Citraloka Dana Mandiri (BPR CDM).

Selain mengajukan gugatan, LPS juga telah mengajukan permohonan eksekusi ke Pengadilan Negeri Yogyakarta terhadap mantan pengurus dan pemegang saham PT BPR Tripilar Arthajaya (BPR Tripilar Yogyakarta) yaitu Bambang Wahyudi, Djungtjik Arsan, dan Ova Emilia yang ketiganya merupakan mantan direktur, komisaris dan pemegang saham pengendali BPR Tripilar serta Abdul Nasir alias Jang Keun Won selaku pihak terkait. Para Tergugat terbukti telah melakukan perbuatan melawan hukum yang menyebabkan kerugian bagi LPS dan untuk itu Para Tergugat dihukum untuk membayar kerugian kepada LPS secara tanggung renteng sebesar Rp29.137.542.200,00.

Atas permohonan eksekusi tersebut, Pengadilan Negeri Yogyakarta akan melaksanakan sidang aanmaning (teguran) terhadap mantan Pengurus dan Pemegang Saham BPR Tripilar serta pihak terkait yang dihukum membayar ganti rugi kepada LPS untuk diberikan peringatan agar dapat melaksanakan isi putusan secara sukarela. Dalam hal pihak-pihak dimaksud tidak bersikap kooperatif untuk memenuhi kewajibannya maka LPS akan segera mengajukan permohonan sita eksekusi atas aset-aset milik pihak-pihak yang menyebabkan bank gagal tersebut.

Disamping itu LPS juga telah mengajukan permohonan eksekusi putusan perkara terhadap mantan pengurus BPR Kudamas Sentosa ke Pengadilan Negeri Surabaya, mantan pengurus BPRS Al-Hidayah ke Pengadilan Agama Bangil dan mantan pengurus BPR Efita ke Pengadilan Negeri Depok, sebagai bentuk keseriusan dan ketegasan upaya hukum yang dilakukan oleh LPS dalam rangka melaksanakan pengejaran terhadap aset pengurus dan pemegang saham penyebab bank gagal.

“LPS tidak segan untuk melakukan tindakan hukum yang tegas terhadap pengurus bank dan pemegang saham yang nakal. Kami minta agar pengurus dan pemegang saham dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus memenuhi prinsip kehati-hatian atau prudential banking dan melaksanakan tata kelola yang baik,” pungkas Ary.(Jef)

LPS : Generasi Milenial Mulai Melek Investasi Namun Harus Tetap Waspada

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID) – Investor ritel dan para milenials dapat berperan sebagai penopang peran pembiayaan dalam menggerakkan perekonomian nasional. Selama ini pergerakan ekonomi di tanah air masih bertumpu pada aktivitas penyaluran kredit perbankan.

Hal itu terungkap pada acara LPS-FORWADA Discussion Series 2022, yang digelar Forum Wartawan Daerah (FORWADA), bekerjasama dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Opatan Komunika Sejahtera (OK’S Consultant), Rabu (6/72022), di D’Kampoeng Resto, Gunung Putri, Bogor.

Dalam acara tersebut, Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksaan, dan Statistik Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Priyanto Budi Nugroho menyatakan, saat ini berat buat Indonesia tetap dapat menjaga pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen bahkan lebih tinggi.

“Mengingat, kondisi sosial politik di tingkat global hingga kini masih berdampak bersar terhadap laju pertumbuhan ekonomi domestik. Karena itu, peran investor ritel maupun milenial menjadi sangat penting dalam meredam tekanan global tersebut,” ujarnya.

Menurut Priyanto Budi, kondisi kurs rupiah yang sudah sangat tertekan pada angka psikologis menedekati Rp15 ribu per dolar Amerika, kemudian imbal hasil obligasi 10 tahun diatas 7,6%, perlu diimbangi dengan pasar keuangan nonbank seperti pasar modal. “Peran investor ritel maupun milenial akan menjadi penting disaat seperti sekarang ini,” imbuhnya.

Sesuai data LPS per Mei 2022, lanjut dia, investor pasar modal Indonesia secara demografi didominasi kelompok umur dibawah 30 tahun – generasi milenial dan generasi setelahnya – yang hampir 60% atau tepatnya 59,8% dari total penduduk di tanah air.
“Investor kelompok ini terbilang cukup besar, meski dana yang diinvestasikan relatif masih kecil, yaitu sekitar Rp53,77 triliun.
Sementara, jumlah invesatasi yang berasal dari invesotor dengan rentang usia 60 tahun yang mencapai 27,5% atau sebesar Rp553 triliun,” papar Priyanto Budi.

Priyanto Budi mengingatkan, meski banyaknya investor di usia muda ini menunjukan generasi milenial di Indonesia mulai melek investasi, namun harus tetap waspada. Keinginan berinvestasi juga harus dibarengi dengan pemahaman terhadap karakteristik produk, agar pemilihan produk keuangan bisa lebih tepat. “Kita harus melihat siapa penyelenggara investasi, berizin atau tidak, minimal itu. Sehingga para milenial bisa terhindar dari investasi bodong,” ujar Priyanto.

Dalam kesempatan tersebut, Priyanto Budi juga memberikan beberapa tips menabung dan berinvestasi yang tepat. Pertama, pangkas pengeluaran yang tidak perlu. Kedua, sisihkan untuk menabung di awal bulan dan ketiga, sebisa mungkin pisahkan rekening sesuai kebutuhan. “Tetapi disitu juga para melenial harus bisa disiplin mengelola, paling tidak dua rekening tadi,” jelasnya.

Sedangkan tips berinvestasi, Priyanto menuturkan, pertama para milenial harus mengenali kebutuhan dan kemampuan. Kedua, kenali produk dan jasa keuangan. Ketiga, kenali manfaat dan resiko. Keempat, kenali hak dan kewajiban.

Pada kesempatan yang sama, Prita Hapsari Ghozie, pakar perencana keuangan mengungkapkan bebarapa kesalahan mindset kaum milenial atau Gen Z tentang investasi. Menurutnya, investasi tidak se-instan yang digambarkan di media sosial.

Pertama, sesorang baru melakukan financial planning setelah dia kaya. “Kita tidak perlu menuggu kaya untuk melakukan perencanaan keuangan, malahan kalau kita belum kaya itulah maka kita butuh perencanaan agar saat kita dapat uang kita bisa betul-betul pergunakan untuk hal-hal yang kita butuhkan,” ujarnya.
Kedua, dengan melakukan perencanaan keuangan itu tidak menjadikan kita auto kaya atau kaya mendadak. “Ini banyak banget salah kaprahnya. Karena paparan media sosial melihat ada orang berusia muda sudah punya ini, itu dan membuat kita ingin meniru. Jadi investasi supaya kita kaya,” terangnya.

Prita mengingatkan, investasi perlu ada modal dan harus dikelola dengan baik. Terakhir adalah bila penghasilan kita bertambah, pastikan gaya hidup anda terkendali. Karena biasanya mindset millenial jika penghasilan bertambah gaya hidup kita juga tidak terkendali. “Intinya jika penghasilan bertambah harus bisa mengendalikan diri,” jelas dia.

Sementara itu Setiawan Loekman, Head of Marketing Esta Kapital Fintek menbeberkan 4 tips dalam berinvestasi bagi para milenial, pertama mulailah investasi dengan yang mudah, kedua mulailah investasi sekarang, dan ketiga ber- enterpreneurship. “Banyak millenal menunda moment untuk berinvestasi dengan berbagai alasan, dalam investasi ada kata-kata bijak, don’t wait for the perfect moment,” ungkapnya.

Sementara M. Gali Ade Nofrans, CEO Epic Property menyoroti minat milenial dalam memilih investasi dibidang properti. Diakui, investasi properti memang bisa jadi bukan pilihan utama namun sangat bagi masa depan mereka. “Investasi di properti harus dimulai dari sekarang, karena harga properti akan terus naik, jika anda menunda katakan sampai 5 tahun kedepan, propert tidak akan terbeli,” pungkasnya.(Jef)

LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan

Jakarta:(Globalnews.id)- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) pada hari Rabu, 25 Mei 2022, menetapkan untuk mempertahankan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP), masing-masing sebesar 3,50 persen untuk simpanan dalam bentuk Rupiah di Bank Umum, dan 0,25 persen untuk simpanan dalam bentuk valuta asing di Bank Umum, serta 6,00 persen untuk simpanan dalam bentuk Rupiah di BPR. TBP tersebut berlaku sejak tanggal 28 Mei 2022 sampai dengan 30 September 2022.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan ada beberapa pertimbangan yang mendasari keputusan tersebut. Pertimbangannya antara lain, laju penurunan suku bunga simpanan perbankan yang semakin lambat dan terbatas, kondisi dan prospek likuiditas yang relatif stabil, serta perkembangan terkini dari kondisi stabilitas sistem keuangan dan penguatan sinergi kebijakan lintas otoritas untuk mendukung pemulihan perekonomian.

Kebijakan tersebut juga mempertimbangkan, perkembangan suku bunga simpanan, dinamika faktor-faktor risiko ekonomi global dan domestik, kondisi stabilitas sistem keuangan serta prospek likuiditas perbankan kedepan.

“LPS secara berkelanjutan akan melakukan asesmen terhadap perkembangan kondisi perekonomian dan perbankan yang signifikan serta dampaknya pada kebijakan Tingkat Bunga Penjaminan,” ujarnya dalam Konferensi Pers TBP yang digelar pada Rabu (25/05/2022)

Sesuai dengan peraturan yang berlaku, bank wajib memberitahukan kepada nasabah penyimpan mengenai tingkat bunga penjaminan simpanan yang berlaku dengan menempatkan informasi dimaksud pada tempat yang mudah diketahui oleh nasabah penyimpan. Apabila nasabah penyimpan menerima hasil bunga melebihi Tingkat Bunga Penjaminan LPS, maka simpanan nasabah tidak memenuhi kriteria penjaminan LPS.

Terkait kondisi perbankan secara umum di 2022, ia menyatakan bahwa kondisi likuiditas perbankan masih relatif kuat dengan ditopang oleh pertumbuhan DPK yang stabil, sementara tingkat permodalan serta fungsi intermediasi perbankan yang juga menunjukkan pemulihan.

“Kinerja pertumbuhan kredit bank umum melanjutkan tren pemulihan. Pada April 2022 kredit perbankan tumbuh sebesar 9,3 persen yoy, pertumbuhan DPK pun tetap berada di level yang lebih tinggi sebesar 10,1 persen,” jelasnya.

Fundamental kondisi perbankan yang relatif kuat juga ditunjukkan dengan rasio permodalan (CAR) industri yang berada di level 24,03 persen dan rasio alat likuid (AL/NCD) di kisaran 131,53 persen.

Kemudian, apakah Bank Digital juga masuk dalam program penjaminan LPS? Kepala Eksekutif LPS Lana Soelistianingsih menambahkan , selama Bank Digital memberikan bunga deposito di bawah TBP LPS, maka itu akan tetap dijamin oleh LPS.

“Nasabah pun harus proaktif dalam mencari informasi terkait hal itu, karena itu adalah hak nasabah untuk mendapatkan informasi yang utuh dan lengkap terkait suku bunga yang ditetapkan oleh bank,” ujar Lana.

Menurutnya LPS akan terus memonitor bank mana saja yang memberikan bunga simpanan yang melebihi TBP, LPS pun akan meminta bank-bank tersebut untuk menginformasikan kepada para nasabahnya terkait syarat-syarat penjaminan simpanan.

Adapun, untuk mendapatkan informasi yang utuh dan lengkap terkait tingkat bunga penjaminan yang berlaku dapat mengakses website LPS di www.lps.go.id.(Jef)

LPS Punya Peran Fundamental Jaga Stabilitas Sistem Keuangan Semasa Covid-19

Jakarta:(Globalnews.id)- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memiliki peran yang fundamental dalam menjaga stabilitas sistem keuangan Tanah Air dan dinilai mampu melewati krisis pandemi Covid-19.

Demikian yang mengemuka dalam diskusi “FORWADA ONLINE MEDIA WORKSHOP 2021 – Menelisik Peran LPS dalam Memantik Pertumbuhan Kredit Perbankan”, Jum’at, (24/12/2021).

Direktur Group Riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Herman Saheruddin mengatakan, LPS merupakan bagian dari empat pilar Komite Stabilitas Sistem Keuangan Nasional (KSSK) yang berfungsi menjamin simpanan nasabah bank dan turut aktif dalam menjaga stabilitas sistem perbankan.

“Sebagai otoritas penjamin simpanan dan resolusi bank, LPS berkomitmen penuh untuk terus menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan nasional dalam upaya untuk membangun NKRI melalui perekonomian yang kuat dan stabil,” ujar Herman.

Dijelaskan, selama periode tahun Jan 2020 – Des 2021, LPS telah memangkas Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) rupiah sebesar 275 bps dan 150 bps untuk valuta asing. TBP pada bank umum dan BPR saat ini masing-masing 3,50% dan 6,00% serta untuk valuta asing 0,25%.

“Kebijakan TBP diharapkan dapat mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional. Dengan TBP yang rendah saat ini maka perbankan akan lebih memiliki fleksibilitas dalam mendorong penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih rendah,” ungkapnya.

Herman menambahkan, LPS akan terus mencermati respon perkembangan suku bunga simpanan antar kelompok bank yang cenderung bervariasi serta dampaknya pada agregat suku bunga pasar dan intensitas kompetisi.

LPS, lanjut Herman, akan terus melakukan pemantauan dan evaluasi atas Tingkat Bunga Penjaminan sesuai perkembangan data dan informasi terkini yang tersedia dengan tetap memperhatikan progress pemulihan ekonomi, likuiditas perbankan, dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Bank BCA Syariah, Pranata Nazamudin mengungkapkan, proyeksi pertumbuhan perbankan tahun 2022 depan dari sisi kredit perbankan cukup positif. Hal ini karena perbankan saat ini memiliki modal yang cukup kuat yakni tingkat suku bunga acuan yang stabil.

“Dari sisi kredit perbankan tahun depan sangat positif, karena kita punya modal yang kuat yakni pertama tingkat suku bunga acuan yang stabil, bukan rendah atau tinggi, tatapi stabil yang akan membuat nyaman pelaku usaha,” ujarnya.

Selain modal cukup kuat likuiditas perbankan yang cukup longgar, Perbankan juga punya beban cost of fund yang semakin turun. Hal ini juga tentu akan menjadi modal perbankan agar menyalurkan kredit, pembiayan dengan margin yang cukup rendah.

“Tentu saja ini menjadi menarik bagi pelaku usaha ataupun konsumen untuk bisa lebih berhemat, misalnya yang ingin mengambil rumah atau pembiayaan mobil bisa dengan margin tentunya ini akan menjadi menarik,” jelasnya.

Terkait suku bunga penjamin simpanan LPS sebesar 3,5%, Pranata mengatakan, suku bunga penjamin simpanan LPS terkait dengan dana pihak ketiga dimana cost of fund bagi bank adalah modal bank. Semakin rendah bunga penjamin simpanan maka semakin baik buat bank karena dapat dengan semakin murah menjual produknya kepada konsumen.

Pranata menuturkan, komposisi nasabah BCA Syariah saat ini 60% diataranya adalah nasabah deposito, 40% sisanya nasabah giro dan tabungan. Karenanya jika terjadi perubahan tingkat suku bunga ke tingkat yang lebih tinggi, biasanya nasabah deposito akan meminta return yang naik pula.

“Dengan komposisi produk depositor yang tinggi, BCA Syariah akan membuat cost of fund naik, sementara dari penjualan atau penyaluran kredit, kita tidak bisa instan. Dari sisi pendapatan kita belum bisa menyesuaikan, tetapi dari sisi biaya kita sudah langsung cepat, karena harapannya para nasabah deposito yang price sensitive,” jelasnya.

Dia berharap, LPS bisa memberikan suku bunga acuan yang stabil selama satu tahun. “Kami sangat dekat dengan nasabah, mereka pelaku usaha mereka membutuhkan suku bunga yang stabil selama satu tahun,” katanya.

Sementara, ekonom Ryan Kiryanto menyoroti ketidakpastian ekonomi global yang belum mereda dengan hadirnya varian baru Covid-19, Omcron, Meski ada yang menyebut tidak seganas varian Delta, namun Omicron tetaplah virus yang harus diwaspadai karena bisa berdampak pada ekonomi global.

“Munculnya varian Omicron yang berasal dari Afrika Selatan ini membatasi pergerakan masyarakat dengan adanya lock down dan mengguncang pasar dunia,” ujarnya.

Ryan juga menyoroti sektor yang menjadi akselerator pada tahun 2022 mendatang. Menurutnya sektor tersebut antara lain telekomiunikasi, kesehatan pertanian dan pariwisata serta turunannya.

Dia menuturkan, saat ini saham-saham tehnologi komunikasi terus memimpin pertumbuhan indeks saham gabungan di seluruh bursa di dunia. Sementara pada sektor Kesehatan dan turunanya seperti obat, vitamin dan alkes, menjadi akselerator ekonomi karena semenjak pademi melanda, masyarakat dunia makin peduli akan kesehatannya.

Hal serupa juga terjadi pada sektor pertanian dalam arti luas, tahun lalu walaupun rendah, sektor pertanian tetap tumbuh positif.

“Sektor pariwisata adalah sektor yang sedang tidur dan akan menjadi akselerator kebangkitan ekonomi di tahun 2022. Karenanya, mulai hari ini sektor pariwisata harus menyiapkan infrastruktur pendukung dengan baik, maintenance harus dilakukan, serta menyiapkan SDM yang baik,” pungkasnya.(Jef)

LPS Siapkan Program Edukasi Untuk Investor Pemula

q

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Tingkat literasi keuangan di Tanah Air masih rendah. Dibutuhkan kerja sama berbagai pihak untuk melakukan edukasi agar masyarakat semakin paham mengenai produk dan jasa keuangan.

Edukasi keuangan semakin penting digalakkan mengingat tingkat literasi masih jauh lebih rendah dibandingkan tingkat inklusi. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2019 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks literasi keuangan pada 2019 sebesar 76,19 persen. Sedangkan indeks literasi keuangan masih berada di angka 38,03 persen.

Berkaca pada data tersebut, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bertekad menggencarkan program literasi keuangan. Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, lebih tingginya tingkat inklusi keuangan dibandingkan tingkat literasi perlu dicermati bersama. “Nilai inklusi keuangan yang lebih tinggi dibandingkan literasi menandakan bahwa peningkatan akses terhadap produk keuangan belum diikuti sepenuhnya oleh pemahaman terhadap risiko-risikonya,” kata Purbaya dalam diskusi bertajuk “Kala Gairah Investasi tak Dibandingi Literasi” yang digelar Klub Jurnalis Ekonomi Jakarta (KJEJ), di Jakarta, Rabu (2/12).

Purbaya mengatakan, ada berbagai program yang sedang disiapkan untuk dijalankan pada tahun depan, mulai dari menggelar webinar hingga forum khusus. Menurut Purbaya, pihaknya juga terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam melakukan edukasi mengenai literasi keuangan, termasuk dengan komunitas wartawan seperti Klub Jurnalis Ekonomi Jakarta.

Purbaya menjelaskan, fokus pertama pihaknya dalam menjalankan program literasi keuangan adalah menyosialisasikan fungsi LPS. Dia meyakini, dengan banyaknya masyarakat yang paham mengenai adanya penjaminan atas simpanan di bank, dapat semakin meningkatkan minat dan keyakinan masyarakat untuk berinvestasi di produk simpanan.

Purbaya mengakui, saat ini peran dan fungsi LPS belum diketahui masyarakat luas. Padahal, peran LPS sangat penting dalam menjaga stabilitas keuangan di Tanah Air.

Purbaya menjelaskan, ada beberapa syarat simpanan yang dijamin oleh LPS. Pertama, jumlah simpanan yang dijamin oleh LPS maksimal sebesar Rp 2 miliar. “Jumlah Rp 2 miliar itu untuk per nasabah per bank. Saat ini, simpanan yang dijamin LPS mencapai 99,92 persen,” katanya.

Persyaratan lainnya mengenai ketentuan layak bayar. Simpanan yang dijamin adalah simpanan yang tercatat dalam pembukuan bank. Terkait hal ini, Purbaya mengingatkan nasabah agar setiap uang yang disimpan harus tercatat dalam pembukuan bank.

Syarat layak bayar selanjutnya adalah tingkat bunga yang diperoleh tidak melebihi bunga yang ditentukan LPS. Bunga penjaminan yang ditetapkan oleh LPS saat ini sebesar 3,5 persen. Persyaratan selanjutnya adalah nasabah tidak ikut menyebabkan bank menjadi gagal, seperti memiliki kredit macet di bank.

Berdasarkan syarat-syarat tersebut, Purbaya mengingatkan masyarakat untuk melakukan sejumlah hal. “Nasabah harus rutin memeriksa saldo tabungan di bank dengan cara mencetak buku tabungan secara periodik,” katanya.

Menurut Purbaya, hal tersebut bermanfaat untuk mengurangi kemungkinan ketidakcocokan catatan kita dengan bank. Hal lain yang perlu dilakukan nasabah adalah dengan mengecek tingkat bunga di website LPS dan di bank dan selanjutnya minta ke bank agar bunga yang diberikan tidak melebihi bunga penjaminan LPS. “Terakhir, lunasi kredit tepat waktu agar tidak menjadi kredit macet,” kata Purbaya.

Terkait program literasi, LPS juga tak menutup kemungkinan untuk membuat forum khusus bagi nasabah milenial untuk mempelajari segala hal mengenai investasi, seperti investasi di pasar modal. Purbaya menilai, peningkatan literasi pasar modal penting dilakukan karena jumlah investor pasar modal telah meningkat signifikan di masa pandemi.

Purbaya memerinci, jumlah investor pasar modal pada 2018 mencapai 1,6 juta investor. Sedangkan pada Oktober 2021 meningkat drastis menjadi sebanyak 6,75 juta investor.

Dari sisi demografi, investor pasar modal di Indonesia didominasi kelompok umur di bawah 30 tahun dengan persentase mencapai 59,50 persen dan aset sebesar Rp 40,56 triliun.

Adapun dari sisi jenjang pendidikan, mayoritas berlatar belakang sekolah menengah atas (SMA). Persentasenya mencapai 56,75 persen dengan total aset sebesar Rp 169,44 triliun.

“Kita bisa saja nanti membuat program khusus dengan membuat forum reguler untuk literasi terkait investasi. Kita punya instrumen technical analysis yang kami kembangkan dan itu bisa saja digunakan untuk investor pemula,” kata Purbaya.

KIAT INVESTASI
Secara umum, ujar Purbaya, ada empat hal yang harus diperhatikan masyarakat dalam berinvestasi. Pertama adalah dengan mengenali kebutuhan dan kemampuan. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak mengutang untuk berinvestasi.

“Apalagi sampai mengambil pinjaman di pinjol (pinjaman online). Sederhananya, kalau punya uang lebih kita investasi. Kita harus sadar dengan kemampuan keuangan kita. Lalu, jangan seluruh penghasilan kita investasikan,” katanya.

Kiat kedua adalah mengenali produk dan jasa keuangan. Purbaya menekankan, hal ini perlu dilakukan masyarakat jika ingin berinvestasi. Jangan sampai, kata Purbaya, masyarakat berinvestasi hanya karena mengikuti teman yang lebih dulu berinvestasi di suatu instrumen tanpa terlebih dahulu mempelajarinya

Kiat selanjutnya yaitu mengenali manfaat dan risiko. “Prinsip sederhana investasi itu, high risk high return yaitu imbal hasil yang tinggi memiliki risiko yang tinggi. Tentu kita inginnya low risk high return atau risiko rendah tapi return besar, tapi itu tidak ada,” ujarnya.

Hal terakhir adalah mengenali hak dan kewajiban sebagai investor. Hal ini bisa dilakukan dengan membaca setiap ketentuan yang ada saat ingin membuka sebuah rekening investasi.

“Langkah awal adalah dengan memulai investasi dengan jumlah kecil. Lalu, kalau ada yang tidak jelas, kita bisa tanyakan kepada perusahaan atau manajer investasi yang bersangkutan. Usahakan pilih perusahaan yang responsnya bagus terhadap kita.”pungkasnya.(Jef)