Arsip Tag: Side Event G20

House of Craft, Ketika Perajin Lokal Parade Karya Terbaik di Ajang KTT G20

Bali:(Globalnews.id)-House of Craft yang tampil beda dalam Pameran Future SMEs Village di Bali Collection, Nusa Dua, Bali selama KTT G20 berlangsung, sungguh menarik perhatian.

Sebagai salah satu tenant dalam pameran yang menyemarakkan side event KTT G20 itu, House of Craft laksana panggung pertunjukan karya seni para perajin lokal yang sedang berparade.

Ia tampil juga laksana rumah yang nyaman yang menyergap pengunjungnya untuk terpana dengan beragam karya para perajin lokal mulai dari home decor, pakaian, hingga aksesoris yang diseleksi dari berbagai karya UMKM terbaik seluruh tanah air. Suasananya dirancang dengan sentuhan disain interior yang apik bernuansa rustic namun tetap ramah dan homy.

House of Craft menjadi bentuk kolaborasi antara Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dalam upaya memberdayakan perajin lokal.

Penanggung jawab House of Craft pada Future SMEs Village Ongki Irawan di Bali Collection mengatakan kehadiran House of Craft dalam Future SMEs Village mengangkat dua tema besar yakni green investment dan community development yang mengarah pada ekonomi inklusif.

“Dua tema besar ini kami aplikasikan dalam proses kurasi produk-produk UMKM kerajinan dari seluruh Indonesia dengan mementingkan sustainable product,” kata Ongki.

Ongki menambahkan, dalam menyeleksi produk pihaknya berprinsip pada konsep green investment. Selain itu juga memperhatikan sisi bahan baku hingga pemasaran yang berkelanjutan sebelum kemudian terpilih 20 UMKM terbaik.

House of Craft juga mengangkat brand-brand yang sudah populer seperti Manamu Handwoven, Sheo Homeliving, hingga Etneeq yang bahkan sudah didapuk sebagai official merchandise G20 Indonesia 2022.

Sedangkan dalam mengangkat community investment, House of Craft melibatkan dan memberdayakan komunitas yang bersentuhan langsung dengan pembinaan UMKM. Salah satunya melalui kolaborasi dengan Perempuan Tangguh Indonesia yang memiliki visi dalam membina perajin-perajin disabilitas untuk berkarya dan menciptakan produknya.

“Ini merupakan narasi yang patut kita angkat, karena bagaimanapun UMKM disabilitas perlu kita bantu dan berdayakan, salah satunya dengan membuka akses pasar yang lebih luas untuk membantu kehidupan mereka secara berkelanjutan,” kata Ongki.

House of Craft dilekati ekspektasi yang cukup besar, yakni target konsumen mereka yang mengutamakan pengunjung mancanegara. Hal tersebut sekaligus bermaksud untuk memperkenalkan sebaik-baiknya kualitas produk kerajinan lokal yang tidak kalah jika disandingkan dengan produk luar negeri.

“Selama kami menjadi tenant di sini, selalu mendapatkan apresiasi yang besar dari tamu mancanegara, karena kami mempunyai narasi dalam setiap karya yang kami jual untuk meningkatkan value produk dan memperluas akses pasar dari produk UMKM,” kata Ongki.

Diciptakannya House of Craft dalam Future SMEs Village pada Presidensi G20 Indonesia nyatanya memiliki misi yang cukup besar, salah satunya untuk menunjukkan pada dunia, bahwa produk dalam negeri bukan hanya baik dan bernilai seni tinggi, tetapi juga memiliki kontrol kualitas yang baik sehingga mampu bersaing di pasar global.

“Kami yakin, House of Craft mampu menjadi tempat yang tepat bagi UMKM dan perajin lokal untuk mempromosikan produk-produk dalam negeri di kancah dunia,” kata Ongki (Jef)

The Magnificent Garut Jadi Ajang Promosi Budaya Jabar ke Dunia Lewat Fesyen di Forum G20

Bali:(Globalnews.id)- Menjadi salah satu rangkaian The Future SMEs Village sebagai side event Presidensi G20 Indonesia, fashion show bertajuk “The Magnificent Garut” digelar dengan tujuan memperkenalkan keunikan dan kearifan budaya Garut, Jawa Barat (Jabar), melalui pengaplikasian pada fesyen modern di forum G20, Bali.

“Forum G20 menjadi momentum bagi produk-produk UMKM lokal untuk mengakses pasar global, bahkan masuk ke dalam pasar digital,” kata Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam sambutannya pada Fashion Show The Magnificent Garut di Bali Collection, Minggu (13/11).

Menteri Teten menjelaskan, selain dikenal dengan penghasil industri kulit dengan kualitas mendunia, Garut juga memiliki berbagai produk khas yang tidak kalah dengan Eropa, bahkan mampu menghasilkan produk-produk unggulan lain seperti minyak atsiri sebagai produk wellness.

Menurutnya, potensi yang besar tersebut harus didukung melalui berbagai program strategis, baik dalam mengembangkan produk untuk bersaing di pasar nasional maupun internasional.

“Ini merupakan tugas dan peran penting bagi pemerintah untuk terus memberikan pendampingan, pembiayaan, hingga pemasaran pada sektor-sektor potensial agar dapat bertumbuh hingga menjadi unggulan nasional yang go global,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten juga menjelaskan perlunya mendekatkan para pelaku UMKM dengan akses pembiayaan yang mudah dan murah, hal tersebut dikarenakan masih adanya jarak atau kesenjangan yang membuat akses pembiayaan tidak tersalurkan dengan baik.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Garut Rudy Gunawan mengungkapkan, The Magnificent Garut bisa menjadi wadah bagi pengrajin lokal Garut untuk berkarya, sekaligus berkolaborasi dengan pemerintah dan berbagai desainer ternama.

Menurut Rudy, event ini juga mampu menunjukkan potensi besar yang dimiliki Garut, khususnya dalam industri fesyen berkualitas internasional.

“Potensi industri fesyen Garut sudah siap mendunia, salah satunya dibuktikan melalui pameran di Italia yang telah kami ikuti beberapa waktu lalu mampu menghasilkan perjanjian kerja sama produk berbahan kulit untuk jangka waktu 10 tahun,” kata Rudy.

Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Darsono menjelaskan, produk fesyen Garut tidak kalah dengan produk dari brand-brand kenamaan dunia. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas dan keseriusan dalam mengangkat potensi industri fesyen Garut agar mampu bersaing secara global.

Poppy juga memberikan apresiasi kepada KemenKopUKM atas diberikannya ruang bagi para desainer lokal, khususnya Garut dalam mempresentasikan produk-produk fesyen lokal berkualitas internasional.

“Melalui Future SMEs Village ini, kami bisa menampilkan karya kami, sekaligus saya berharap mampu menginpirasi desainer-desainer lokal lainnya untuk berani mengambil peluang membawa produk khas daerahnya di pentas dunia,” kata Poppy.(Jef)

Event KTT G20, BNI Hadir dengan Teknologi Imersif Metaverse


 
Bali: (Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI berkomitmen untuk memberikan solusi perbankan yang imersif dengan cara yang baru.
 
Melalui event KTT G20 yang didalamnya juga terdapat B20 Summit Indonesia 2022 yang bertemakan “Advancing Innovative, Inclusive And Collaborative Growth”, BNI berkesempatan untuk memperkenalkan perbankan digital yang Go Global melalui Metaverse. Adapun, rangkaian B20 Summit Indonesia 2022 diselenggarakan pada tanggal 13-16 November 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center 1, Nusa Dua, Bali. 
 
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyampaikan BNI tidak hanya hadir sebagai bank internasional, tetapi juga bank yang memperkenalkan produk-produk digitalnya melalui showcase Metaverse.  Melalui dunia baru ini, BNI sudah mampu *menjalankan* beberapa program edukasi, promosi, dan marketing untuk memperkenalkan produk unggulan BNI kepada para nasabah.
 
BNI turut memperkenalkan produk-produk unggulan BNI seperti BNI Mobile Banking, BNI Xpora dan BNIDirect, yang dimana ketiga produk ini masuk dalam konten yang dikemas menarik serta informatif di dalam dunia metaverse.
 
Pengunjung pun disuguhkan venue dengan pengalaman baru dan menyenangkan agar pengunjung lebih dekat dengan BNI.  Pengunjung pun dapat merasakan kehadiran 7 Kantor Cabang Luar Negeri BNI di dalam Metaverse yaitu London, New York, Seoul, Tokyo, Singapura, Hong Kong, dan Amsterdam.
 
“Kami mau menunjukkan bahwa BNI sebagai bank milik negara dengan mandat sebagai *bank* Internasional, yang juga mampu memamerkan keunggulan solusi perbankan digital melalui Metaverse,” katanya.
 
Okki menyampaikan, ke depannya BNI Metaverse memiliki tujuan untuk dapat menyampaikan pesan ke seluruh masyarakat Indonesia mengenai era perbankan digital yang dapat melampaui batas, tidak terpengaruh oleh jarak, waktu dan juga akses untuk mendapatkan layanan perbankan. 
 
Adanya akses mengenai informasi secara luas, akan membuka peluang perekonomian Indonesia dengan berbagai kolaborasi yang akan tercipta, seperti para pelaku usaha UMKM yang turut berkontribusi dalam pemulihan ekonomi di Indonesia. 
 
“Tentunya, kami juga akan fokus dalam meningkatkan potensi market UMKM yang tidak hanya berskala nasional melainkan juga menembus pasar Internasional dan turut berkolaborasi bersama dengan seluruh negara untuk memajukan perekonomian secara global,” pungkasnya. (Jef)
 
 

MenKopUKM: Pentas Orkestra Semesta Ghurnita Samudra Murti Wujud Penggambaran Narasi Sustainability G20

Bali:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengapresiasi Pentas Seni Orkestra Semesta Ghurnita Samudra Murti yang diselenggarakan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud yang selaras menggambarkan narasi keberlanjutan atau sustainability yang diusung dalam forum G20.

“Acara ini selaras dengan narasi sustainability yang diusung KemenKopUKM dan juga G20. Semoga pertunjukan ini dapat menghadirkan inspirasi bagi kita, mendorong tumbuhnya green economy, atau lebih tepatnya sesuai diksi Bank Dunia, blue economy,” kata MenKopUKM Teten Masduki saat memberikan sambutan dalam acara Pentas Seni Orkestra Semesta Ghurnita Samudra Murti di Gianyar, Bali, Sabtu (12/10) malam.

Menteri Teten mengatakan, blue economy atau ekonomi biru merupakan suatu pemanfaatan sumber daya laut yang berwawasan lingkungan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, mata pencaharian, serta lingkungan laut.

“Salah satu contoh implementasinya, UMKM, dan startup mulai fokus pada pemanfaatan teknologi digital yang melibatkan para nelayan, pembudidaya, maupun sumber daya lainnya yang ada di sektor kelautan dan perikanan sebagai mitra kerja,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten mencontohkan, Aruna, e-fishery, Kalikan, Fishlog, dan Delos sebagai startup mitra pemerintah yang telah membantu mengakselerasi transformasi digital UMKM kelautan sambil menguatkan ekonomi biru.

“Kita punya ikan beragam dan ekosistem laut yang belum dioptimalkan. Selain bekerja sama dengan para mitra kami, dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan juga sedang membenahi nelayan, karena kita ingin ekonomi kita di sektor kelautan dapat dioptimalkan,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten berharap pementasan ini, dapat terus menginspirasi, menghadirkan dampak-dampak positif bagi seluruh yang terlibat, serta upaya keberlanjutan untuk mendorong pelestarian ekosistem laut.

Pada kesempatan yang sama Pemiliki Yayasan Puri Kauhan Ubud AAGN Ari Dwipayana mengatakan, laut sangat penting dalam sistem kehidupan masyarakat Bali.

“Laut punya sumber daya yang dapat menjadi sumber pangan bagi manusia. Ekosistem pesisir dapat menyerap karbon, lebih banyak dibandingkan hutan. Ekosistem pesisir dapat menjadi solusi pengurangan emisi gas rumah kaca,” kata Ari yang juga Koordinator Staf Khusus Presiden RI itu.

Dia menambahkan laut memang menjanjikan dan prospektif tapi selalu menghadapi ancaman kerusakan lingkungan. Orkestra semesta mengangkat pesan bahwa penguasa lautan akan marah dan menebar penderitaan karena manusia telah mengotori laut dengan sampah.

“Pertunjukan ini ingin memberikan pesan untuk menjaga ekosistem laut,” kata Ari.

Pertunjukan digelar secara kolosal penampilan perpaduan budaya klasik dan modern, nyanyian, tarian, instrumen peraga, hingga tata lampu menciptakan suasana syahdu dalam penampilan yang disajikan selama satu jam tersebut.

Biola, drum, menyatu dengan gamelan Bali salah satunya menampilkan lagu berjudul Melati Suci ciptaan Guruh Sukarnoputra dengan latar musik dan gerakan tari dari puluhan pementas dengan penjiwaan tinggi berlatar visual tata lampu 3 dimensi.

Acara itu digelar di ruang pertemuan dalam kompleks Pura Ketewel Gianyar Bali yang terletak di tepi Pantai Ketewel yang masih alami dan sangat indah.

Hadir dalam pertemuan tersebut Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani, perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, perwakilan dari Kementerian Perhubungan, pemangku adat Bali, dan sejumlah tamu undangan.(Jef)

MenKopUKM Dukung HIPPINDO Serap 1 Juta Motor Listrik Lokal untuk Karyawan Ritel

Bali:(Globalnews.id)– Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mendukung dan mengapresiasi penuh kerja sama antara Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) dengan PT Marco Indokarya melalui Marco Green Solutions Program, dengan mewujudkan program Satu Juta Motor Listrik bagi para karyawan ritel dan ekosistemnya di tahun 2023.

MenKopUKM Teten Masduki mengatakan kerja sama tersebut dalam rangka mendukung program pemerintah mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) menuju Net Zero Carbon Emission. Hal ini juga sejalan dengan program Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dalam menjalankan strategi pengembangan ekonomi hijau.

“Dengan hadirnya motor listrik lokal ini setidaknya kita bisa mengalahkan produk luar. Saya senang jika produk UMKM bisa menyaingi produk China. Saya mengapresiasi HIPPINDO bisa menyerap sejuta motor listrik, kita harus semangat karena kuartal III tahun 2022 tumbuh 5,7 persen yang ditopang oleh belanja domestik, salah satunya produk lokal,” kata MenKopUKM Teten dalam sambutannya usai menyaksikan Penandatangan Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding/MoU) HIPPINDO dan PT Marco Indokarya di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Jumat (11/11).

Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum HIPPINDO Budihardjo Iduansjah, Malaysia-Indonesia Business Council (MIBC) Senator Jaziri Alkaf A Suffian, Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Ferry Kwartati, serta Deputi UKM KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman.

MenKopUKM mengungkapkan, tahun depan, ekonomi Indonesia dan dunia akan menghadapi kondisi global yang tak mudah. Apalagi sampai saat ini baru 15 persen UMKM di Tanah Air yang mampu memperkuat daya beli masyarakat dan mencoba kuat menghadapi situasi global.

Untuk itu praktik usaha ramah lingkungan atau ekonomi hijau ke depannya, kata Menteri Teten, menjadi salah satu dari agenda pemulihan transformatif ke depan dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang berat.

Saat ini, sekitar 70 persen dari prioritas program KemenKopUKM akan menyasar langsung pelaku UMKM dan koperasi anak muda, perempuan, serta fokus untuk mendukung pengembangan usaha ramah lingkungan. Hal ini sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencapai target penurunan emisi maupun Net Zero Emission (netralitas karbon) di tahun 2060 atau lebih awal.

“Kita perlu belajar dari negara lain dengan pesat bergerak menuju pertumbuhan ekonomi hijau, menetapkan kebijakan pro lingkungan dengan target ambisius. Contohnya di Uni Eropa, mereka menetapkan carbon border tax, dengan memonitor besi, baja, semen, pupuk, aluminium, dan pembangkit listrik. Dan di Inggris telah menerapkan due diligence atau uji tuntas sebagai syarat masuk sejumlah produk luar negeri,” katanya.

KemenKopUKM, kata Teten, berupaya terus dalam menyusun strategi pengembangan UMKM hijau melalui beberapa program. Di antaranya, kemitraan usaha seperti Green Value Chains di Al Ittifaq serta sertifikasi organik (sayur mayur dan buah buahan).

Kemudian akses pasar seperti e-commerce green-product, pameran skala internasional tematik ekonomi hijau. Inkubasi Wirausaha meliputi pengembangan wirausaha sosial, khususnya dengan telah diterbitkannya Perpres Nomor 2 tahun 2021 tentang kewirausahaan yang memberikan kemudahan. Terakhir, digitalisasi UMKM, di mana saat ini sudah ada 20,2 juta UMKM telah terhubung dengan ekosistem digital.

“Kami juga terus mendorong start-up anak muda yang bergerak di bidang ramah lingkungan. Seperti Bell Society pemenang kompetisi bisnis model Korea-Asean 2020 yang mengolah limbah pertanian (kulit buah) menggantikan kulit sintetis yang tidak ramah lingkungan,” kata MenKopUKM.

Selain itu juga ada Octopus, model bisnis sirkular dalam mengelola sampah plastik yang berhasil meningkatkan pendapatan pelestari hingga tiga kali lipat, dimana mayoritas pelestari adalah perempuan.

Serta beberapa start-up tech ramah lingkungan lainnya seperti green peer to peer lending (Arconesia), mall sampah (komerse.id), teknologi water management system (SIAB Indonesia), dan lainnya.

“Yang menarik ditemukan bahwa UMKM yang dimiliki perempuan cenderung lebih mendukung praktik ramah lingkungan dan inklusif dibandingkan dengan UMKM yang dimiliki laki-laki,” kata Menteri Teten.

Ia berharap, dengan kerja sama HIPPINDO dan Marco Indokarya dapat meningkatkan hubungan bisnis yang ramah lingkungan, serta mewujudkan netralitas karbon lebih cepat dan ekonomi yang berkelanjutan.(Jef)

Semarakkan G20 di Bali, Future SMEs Village Promosikan Budaya dan SDA Masa Depan Indonesia

Bali:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM ) berkolaborasi dengan lebih dari 40 stakeholder mencakup kementerian/lembaga, BUMN, asosiasi, swasta, serta melibatkan lebih dari 300 pelaku UMKM menggelar acara Future SMEs Village: Local Wisdom For Global Sustainability untuk memperkenalkan beragam warisan budaya dan kekayaan alam sebagai masa depan Indonesia kepada delegasi G20 yang telah hadir di Bali.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, Future SMEs Village menjadi momentum bagi koperasi dan UMKM agar dapat beradaptasi dengan isu-isu strategis saat ini.

“Selain itu, Presidensi G20 Indonesia juga dapat dijadikan sebagai momentum bersama dalam mendorong UMKM memperluas akses pasar dan masuk ke rantai pasok global khususnya bagi pelaku UMKM di Provinsi Bali yang selama ini sangat terdampak oleh pandemi,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam Opening Ceremony side event G20 bertajuk Future SMEs Village: Local Wisdom For Global Sustainability di Bali Collection, Nusa Dua, Bali, Jumat (11/11).

Lebih lanjut, Menteri Teten menambahkan isu pengembangan UMKM saat ini telah menjadi hal yang sangat strategis baik dalam lingkup regional maupun internasional.

“Dalam forum G20, UMKM menjadi salah satu _crosscutting issue_ yang sangat strategis dan dibahas di berbagai working group serta engagement group,” kata Menteri Teten.

Future SME Village ini diharapkan dapat menjadi katalis dan pendorong bagi keberlanjutan pertumbuhan UMKM Indonesia serta peningkatan investasi pada UMKM dalam negeri, mengingat saat ini 80 persen investor global berasal dari negara-negara G20.

“Ke depan, saya berharap UMKM Indonesia dapat terus menggerakkan ekonomi lokal dan nasional serta menciptakan pemulihan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan,” katanya.

Future SME Village didedikasikan untuk delegasi dan masyarakat agar dapat menikmati Future SMEs atau UMKM Masa Depan yang terbagi dalam 5 kategori yaitu Future Mobility, Future Craft, Future Fashion, Future Food, dan Future Wellness.

Dalam acara ini, KemenKopUKM berkolaborasi dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menghadirkan _house of craft_ yang merupakan rumah bagi produk-produk kerajinan tangan lokal, mulai dari produk perabotan rumah tangga, aksesori, hingga fesyen.

Selain itu, pengunjung juga dapat menyaksikan berbagai pertunjukan seni tradisional dan kontemporer serta arsitektur berbahan bambu selama pelaksanaan Future SMEs Village.

Para pengunjung juga dapat menikmati aneka makanan tradisional dan rempah-rempah Indonesia, yang menjadi bagian dari warisan budaya bangsa, yang dikemas menarik dan otentik untuk memberikan _original experience_ kepada para pengunjung.

Pengalaman lain yang bisa didapat dalam kegiatan ini adalah kendaraan listrik untuk mendukung transisi global ke energi terbarukan, sekaligus mempromosikan dan menyosialisasikan program masa depan yang berkelanjutan Indonesia kepada para delegasi dan masyarakat umum. Future mobility ini merupakan upaya kolaborasi bersama Kementerian Perhubungan.

KemenKopUKM juga bekerja sama dengan Yayasan Bambu Lestari dalam memperkenalkan kekayaan karya cipta budaya nusantara, melalui prinsip-prinsip kelestarian lingkungan dan penguatan masyarakat desa.

Hal ini bertujuan untuk mendukung pengembangan bambu berbasis desa, pembangunan rendah karbon, _circular and restoration economy_, _green mobility_, dan _green investment_.

Hal menarik lainnya, melalui kerja sama dengan Indonesia Wellness Institute dan para pelaku usaha wellness, KemenKopUKM mendeklarasikan Indonesia Wellness, sebagai bentuk dukungan dan gerakan gaya hidup sehat, sekaligus memaksimalkan potensi Indonesia pada pasar industri wellness dunia.(Jef)

Apresiasi W20 Indonesia 2022 UMKM Expo, MenKopUKM Dorong UMKM Perempuan Go Digital

Bandung:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki memberikan apresiasi pada Komite W20 dan enam Ikatan Alumni Universitas, mulai dari UNPAD, UNPAR, ITB, IPB, UPI, dan UI yang menggelar W20 Indonesia UMKM Expo di Bandung, Minggu (6/11).

“Untuk menjawab tantangan bagi UMKM perempuan dibutuhkan sinergi yang kuat antar pilar pembangunan, baik dari sektor pemerintahan, dunia usaha dan profesi, media, lembaga masyarakat, akademisi, serta seluruh rakyat Indonesia,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Destry Anna Sari.

W20 Indonesia 2022 UMKM Expo itu diikuti 200 UMKM yang sudah dikurasi dan diseleksi dari 700 lebih pendaftar.

MenKopUKM mengatakan, sampai saat ini UMKM perempuan merupakan penggerak strategis dalam pembangunan ekonomi nasional karena merupakan mayoritas dari jenis usaha di Indonesia. Tercatat sebagian besar pelaku UMKM didominasi oleh kaum perempuan dengan persentase sebesar 64,5 persen.

“Besarnya dominasi perempuan sebagai pelaku UMKM, dan besarnya semangat perempuan berhimpun dalam wadah koperasi menunjukkan bahwa perempuan mampu sejajar dengan kaum laki-laki untuk turut serta memajukan perekonomian bangsa dan negara,” kata MenKopUKM Teten Masduki.

Menteri Teten menambahkan, W20 dan Sisternet XL Axiata telah bersama-sama bersinergi dengan KemenPPPA untuk melaksanakan Program Inkubasi Bisnis dalam rangka meningkatkan kapasitas perempuan pelaku usaha terkait pemahaman kewirausahaan berperspektif gender, scaling up business, pemasaran dan branding, literasi keuangan, dan juga promosi melalui digital marketing.

Program W20 Sispreneur memberikan pemahaman perspektif kesetaraan gender, serta program peningkatan literasi digital, pendampingan bisnis dari global expert, penyediaan akses permodalan, dan membuka peluang memperluas bisnis ke dunia global. Hampir 80 persen peserta Program W20 Sispreneur telah berhasil go digital.

“Program kelas inkubasi ini juga menjadi sangat relevan diselenggarakan agar dapat membantu di dua sisi sekaligus, yaitu sisi perempuan sebagai penggerak ekonomi keluarga dan UMKM yang dikelolanya agar bisa menopang ekonomi keluarga dan menggerakkan ekonomi di lingkungan sekitarnya,” kata Menteri Teten.

Saat ini, sebanyak 20,24 juta UMKM sudah go digital menurut idEA (Indonesia E-Commerce Association) pada Agustus 2022. Sementara data KemenKopUKM mencatat sudah 67,4 persen dari target pemerintah yaitu 30 juta UMKM masuk ekosistem digital pada tahun 2024.

Tidak hanya onboarding, UMKM perlu dibimbing untuk bisa meningkatkan kapasitasnya dan menggapai pasar lebih luas,” kata MenKopUKM.

Lebih lanjut dikatakan Menteri Teten, pembangunan ekosistem dari hulu ke hilir dimulai dari riset dan pengembangan untuk mencari target pasar dan ketersediaan bahan baku.

Di sisi proses ada factory sharing dan pembiayaan, sampai akses pasar di hilir baik dalam negeri maupun akses ekspor.

Akhirnya, muncul peran ‘baru’ yaitu agregator transformasi digital UMKM. Para startup ini proses bisnis utamanya menghadirkan aktivitas UMKM ke ranah digital, contohnya, Wahyoo (warung makan tradisional), Krealogi by Duanyam (kriya tradisional), Titipku (pedagang pasar), Siren.id (platform reseller dan dropshipper), Imajin (Inovasi Produk), dan Biteship (Logistik).

Sejumlah event pendukung seperti Pahlawan Digital yang digagas KemenKopUKM bersama Staf Khusus Presiden RI Putri Tanjung juga diarahkan untuk mencetak inovator dan agregator yang bertransformasi digital. Para pemenang Pahlawan Digital 2020 setidaknya telah sukses mentransformasi lebih dari 700.000 UMKM ke ranah digital.

“Dengan masuk ke ranah digital, UMKM tentu lebih mudah dan lebih cepat naik kelas, pasar lebih luas dan lebih mudah dalam bertransaksi. UMKM tinggal menjaga kualitas yang konsistensi, terus berinovasi dengan produk baru dan menemukan target pasar yang pas” ujar Menteri Teten.

Side Event Resmi G20

Sementara itu Ketua Komite W20 Indonesia 2022 Hadriani Uli Silalahi mengatakan kegiatan W20 UMKM Expo ini merupakan kegiatan penutup sebelum memasuki acara puncak G20 di Kuta Bali pada 13-14 November 2022.

“Kegiatan yang mendapatkan respons luar biasa dari UMKM perempuan khususnya di Jawa Barat ini merupakan side event resmi yang akan kami laporkan dalam pertemuan G20 di Bali,” kata Uli.

Selanjutnya, nanti juga diadakan prosesi hand-over kepada tuan rumah G20 tahun selanjutnya yaitu di India.

“Satu hal yang bisa kami infokan, kami juga akan mengirimkan 20 UMKM perempuan terpilih dari UMKM Expo dalam kegiatan W20 di India, juga pameran di South Africa,” ujar Uli.

Uli menambahkan, Jawa Barat melalui UMKM industri kulit di Garut, juga telah berhasil menarik minat dari delegasi W20 Italia, dimana nantinya akan melakukan ekspor kulit ke Firenze, yang merupakan pusat industri kulit Italia.

Turut hadir dalam acara tersebut, Walikota Bandung Yana Mulyana, Ketua Dekranasda Jabar Athalia Prarartya Ridwan Kamil, Ketua Dekranasda Bandung Yunimar Mulyana, Rektor UNPAD Retno Indiasruti, dan Ketua IKA UNPAD Irawati Hermawan.(Jef)

Spice and Rice Festival, Side Event G20 Mengusung Kearifan Lokal untuk Keberlanjutan Global

Jakarta:(Globalnews.id)- Dalam rangka pengajuan “Jalur Rempah” sebagai warisan dunia _(world heritage)_ ke UNESCO, Yayasan Negeri Rempah bersama Yayasan Taut Seni menyelenggarakan *Spice & Rice Festival pada 11-16 November 2022 di Bali Collection, ITDC, Nusa Dua, Bali*. Festival ini merupakan bagian dari _side event_ forum pertemuan antar Kepala Negara G20 di Nusa Dua, Bali, yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM).

Selaras dengan tema side event G20 yaitu “Local Wisdom for Global Sustainability”, _Spice and Rice Festival_ akan mempromosikan kekayaan rempah dan beras Nusantara di dalam rangka mendorong bergeraknya komunitas masyarakat dan pelaku usaha kecil Indonesia untuk meningkatkan peluang kemajuan ekonomi rakyat.

Indonesia adalah negeri kepulauan yang terletak di khatulistiwa beriklim tropis memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia (baik di darat dan laut) yang menjadikan Nusantara surga pangan yang tiada habisnya. Salah satunya adalah beras, sumber pangan yang telah dibudidayakan manusia Nusantara sejak zaman Neolitikum. Setidaknya 8.000 jenis padi tumbuh di Nusantara (Rigg, 2002).

Begitu pula dengan rempah. Dari 400-500 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai rempah dalam skala dunia, setidaknya 275 jenis rempah merupakan endemik Nusantara (Prosea, 1999). Rempah bukan sekadar bumbu penambah cita rasa makanan; juga merupakan bahan utama obat-obatan. Tak pelak, beras dan rempah menjadi komoditas penting yang menjadi mata perdagangan Nusantara dari masa ke masa.

Berkah pangan inilah yang senantiasa disyukuri dan dirayakan oleh seluruh masyarakat Nusantara, dalam berbagai tradisi dan wujudnya. Rempah dan beras hampir selalu ada dalam berbagai ritus kehidupan: kelahiran, perkawinan, kematian, sebagai penolak bala bahkan penyucian diri.

Tradisi masyarakat Nusantara tak bisa dilepaskan dari pangan karena bagaimana mereka menjaga dan mengolah pangan merupakan seni kehidupan _(art of life)_ itu sendiri. Seiring dengan jaman yang berubah, pandemi global Covid-19 menjadi momentum yang menyadarkan kita bahwa ada rantai pengetahuan yang harus dijaga keberlanjutannya, salah satunya adalah kekayaan kosa rasa pangan yang kita miliki.

Untuk menghormati dua warisan alam dan budaya Indonesia yaitu rempah dan beras yang telah diakui dunia, Spice and Rice Festival ini hadir di tengah perhelatan G20.

“Kami ingin menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang layak dikontribusikan bagi dunia untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik, serta mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan yang inklusif, berkesetaraan dan berkeadilan bagi semua,” ujar Kumoratih Kushardjanto, ketua Yayasan Negeri Rempah.

Andar Manik dari Yayasan Taut Seni menambahkan nilai-nilai yang direpresentasikan melalui produk-produk pilihan yang dipamerkan dalam kegiatan ini tidak terbatas pada pangan saja, tetapi juga beragam ekspresi budaya seperti kesenian yang lahir dari tradisi daerah-daerah penghasil beras dan rempah, baik dari pesisir maupun pedalaman.

Selama enam hari ke depan, _Spice and Rice Festival_ akan menyelenggarakan *‘Jamuan Negeri Rempah’* (tradisi makan bersama khas Indonesia) dan *‘Hidangan Rempah’* (tradisi kuliner daerah-daerah penghasil rempah dan beras). Jamuan makan yang menghadirkan sensasi tradisi makan bersama dari beberapa daerah di Indonesia diisi dengan _megibung_ (Bali), _bajamba_ (Minangkabau), _bedulang_ (Belitung), _botram_ (Jawa Barat), _tumpengan_ (Jawa), _rimo-rimo_ (Maluku Utara), serta tradisi makan bersama dari Bone (Sulawesi Selatan).

Selain jamuan makan bersama khas Indonesia, akan hadir pula hidangan rempah asal India dan Timur Tengah yang menunjukkan jejak keterhubungan budaya yang terbentuk dari jalur rempah dari masa ke masa.

Festival ini juga akan menghadirkan *‘Warung Jamu’*, *‘Pasar Makanan’* (food fair), serta kedai *‘Lisoi’* yang mengangkat aneka minuman fermentasi lokal seperti tuak dan arak, serta produk fermentasi lainnya termasuk kretek. Jaringan komunitas pelaku UKM turut pula menghangatkan suasana secara gotong-royong melalui *‘Pasarempah Tumpah’* (pasar produk pangan/non-pangan dan makanan/minuman siap saji yang berkaitan dengan tradisi/budaya dari daerah penghasil beras dan rempah), *‘Toko Kelontong’* (toko aneka produk titipan para pelaku usaha kecil yang berasal dari luar Bali), hingga workshop singkat yang memperkenalkan beragam produk budaya dari rempah dan beras.

Pameran Mini akan menampilkan peta Jalur Rempah dan peta sebaran rempah yang dapat memberikan gambaran singkat tentang jejak perdagangan rempah Nusantara. Tak ketinggalan, pelaku seni tradisi dari beberapa daerah di Indonesia turut tampil meramaikan festival. “Kami ingin menghadirkan kembali spirit kebersamaan yang melekat pada tradisi Nusantara melalui pangannya,” ucap Kumoratih.(Jef)