Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI proaktif berkolaborasi dengan para UMKM untuk menyemarakkan berbagai kegiatan pameran serta program capacity buliding untuk terus mencari ceruk pertumbuhan bisnis go global.
Kali ini BNI mengisi gelaran Pameran Kerajinan Nusantara (Kriyanusa) 2023, sebuah pameran tahunan inisiatif Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), dengan special Talkshow yang secara khusus mengangkat tema Memulai Bisnis Ekspor Anti Ribet dan Aman bagi UMKM yang diisi oleh praktisi dan mentor ekspor Indonesia, Dewi Harlas. Talkshow ini, juga dihadiri langsung oleh Elizabeth Thohir dan Irin Tiko.
Pada ajang Talkshow ini, BNI secara khusus mengangkat tema Memulai Bisnis Ekspor Anti Ribet dan Aman bagi UMKM yang diisi oleh praktisi dan mentor ekspor Indonesia, Dewi Harlas.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan special talkshow ini digelar sebagai upaya perseroan memberikan sarana edukasi serta mendukung peningkatan kapasitas UMKM untuk bisa menembus pasar global.
“BNI sebagai bank internasional memiliki tugas membantu UMKM Indonesia untuk dapat go global. Salah satu upaya awal yang dapat ditempuh adalah dengan memberikan edukasi lengkap mengenai kemudahan ekspor anti ribet. Semoga lewat talkshow ini, para UMKM mendapat banyak insight,” ujarnya.
Okki menyampaikan dukungan perseroan untuk UMKM yang diberikan melalui program BNI Xpora. Perseroan hadir untuk memenuhi kebutuhan UMKM berdasarkan tiga fokus strategis pengembangan.
Pertama adalah Go Productive, di mana BNI menyediakan fitur untuk meningkatkan kapabilitas melalui program inkubasi UMKM yang mencakup program edukasi, pendampingan, dan pengembangan bisnis secara berkelanjutan.
Kedua adalah Go Digital, di mana BNI menyajikan fitur akses solusi yang terintegrasi untuk memfasilitasi ekspor melalui Platform Digital Xpora.
Ketiga adalah Go Global, BNI menyediakan akses ke pasar global yang luas bagi pelaku UMKM dan berbagai fitur Go Global lainnya yang mendukung kegiatan ekspor.
Menurut Okki, Xpora merupakan pengatur ekosistem UMKM yang menghubungkan penjual dan pembeli, termasuk Diaspora dan pembeli global. Xpora juga menghubungkan berbagai fasilitator ekspor yang holistik dari lebih dari 15 kementerian/lembaga.
Okki menjelaskan, eksportir di Xpora terdiri dari eksportir mapan, eksportir baru, dan eksportir tidak langsung.
Sementara itu, diaspora dan pembeli global yang terlibat meliputi WNI yang tinggal di luar negeri, baik yang masih memegang paspor Indonesia secara sah atau sudah menjadi WNA (naturalisasi), WNA yang memiliki keturunan Indonesia, dan Global Buyer yang tertarik dengan produk Indonesia.
“Dengan skema dan ekosistem yang terbangun, kami berharap dapat melahirkan lebih banyak UMKM yang mampu bersaing di kancah global,” katanya. (Jef)