Sesmenkop dan UKM Tinjau Kopkar Muara Tunggal yang Berhasil Perangi Rentenir

SUKABUMI:(GLOBALNEWS.ID)- Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan berkunjung ke Koperasi Karyawan (Kopkar) PT Muara Tunggal di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kebon Randu, Kelurahan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Rully didampingi Asistem Deputi (Asdep) Pendampingan Usaha Kemenkop dan UKM, Rahmadi.

Kedatangan Rully bersama rombongan disambut Ketua Kopkar Muara Tunggal Sudarno bersama jajaran pengurus lainnya. Di sela-sela kunjungan tersebut, Rully meninjau langsung kegiatan usaha garmen oleh karyawan perusahaan tersebut. Rully juga berkesempatan berdialog dengan pengurus Kopkar Muara Tunggal.

“Kami ini komunitas khusus, yang kami perlukan adalah mitra untuk pengembangan usaha baik bermanfaat bagi koperasi, maupun mitranya. Kalau ada mitra saya pikir kegiatan usaha akan cepat dan koperasi pun akan lebih berkembang,” ungkap Sudarno saat berdialog dengan Rully di kantornya, Selasa (6/8/2019).

Kopkar Muara Tunggal berdiri sejak Januari 2008. Per Agustus 2019, kopkar ini memiliki anggota sebanyak 3.572 orang, dengan jumlah aset Rp 2,2 miliar. Jenis usaha antara lain pemenuhan kebutuhan pokok (sembako), pemberian pinjaman uang dengan bunga lunak, serta memfasilitasi kredit perumahan (KPR) bagi anggota.

Keberadaan Kopkar Muara Tunggal sebagai wadah pembedayaan karyawan agar tidak terjebak dalam bisnis para tengkulak yang memberikan pinjaman kepada karyawan dengan bunga tinggi. Untuk lebih berkembang, Sudarno meminta supaya pihaknya menjadi mitra PLUT-KUMKM. Sebab dengan bermitra dengan PLUT pihaknya bisa mendapatkan pendampingan usaha, maupun pelatihan-pelatihan.

“Di PLUT itu tidak mesti menunggu pasien (pelaku KUMKM) datang, alangkah baiknya PLUT juga berkunjung ke wilayah potensi koperasi atau UKM untuk menyambungkan jejaring,” harapnya.

“Sayang juga kalau karyawan meskipun gajinya besar, tapi di lingkup organisasi pekerja sendiri tidak ada organisasi untuk membina ya bisa gaji abis semua, karena sampai ATM sendiri tidak dipegang sama pekerja (praktik rentenir),” tambah Sudarno.

Menanggapi permintaan itu, Rully mengaku siap memfasilitasi Kopkar Muara Tunggal agar menjadi mitra PLUT Sukabumi. Diharapkan ke depan kedua belah pihak bisa menjalin kemitraan strategis dalam membina anggota koperasi. Dengan demikian Kopkar Muara Tunggal bisa lebih berkembang lagi sehingga memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan anggota.

“Kami dari kementerian kalau misalnya ada yang perlu kami bantu, akan kami bantu milsanya koperasinya sudah sehat kita punya pembiayaan, asal sistemnya bisa membuat baik, semuanya aman, mungkin juga ada pelatihan-pelatihan untuk manajemennya, pelatihan koperasinya,” ujar Rully.

“Semoga bisa minjam modal, karena kasihan sekali karyawan kita ini sudah gajinya tidak besar mereka harus menanggung risiko. Semoga ada solusi bagi mereka agar karyawan terbantu kehidupannya sehari-hari,” sambungnya.

Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM merupakan salah satu program unggulan Kemenkop dan UKM yang diharapkan mampu mensinergikan dan mengintegrasikan seluruh potensi sumber daya produktif, yang dimiliki pemerintah pusat dan daerah serta stakeholders terkait dalam rangka penyediaan jasa layanan bagi pengembangan usaha KUMKM.

Program PLUT mulai diluncurkan tahun 2013 dan hingga kini telah terealisasi pembangunan 72 unit PLUT yang tersebar pada 26 Provinsi dan 46 kabupaten/kota. Salah satunya ada di Kabupaten Sukabumi.

“Di Kabupaten Sukabumi ada PLUT di situ fungsinya memberikan layanan pendampingan khususnya bagi koperasi, maupun wirausaha yang ingin mengembangkan usahanya. Ibarat ada rumah sakit ada rumah, ada konsultan pendampingnya, nah konsultan pendampingnya itu ya dokter-dokternya,” papar Rahmadi.

Rahmadi akan mendorong konsultan pendamping yang bertugas di PLUT-KUMKM Sukabumi agar terjun langsung ke lapangan untuk menjaring mitra dari pelaku koperasi dan UKM. Para konsultan akan memberikan layanan pendampingan kepada KUMKM dalam berbagai bidang, antara lain dalam bidang kelembagaan, dan peningkatan kompetensi SDM.

“Fungsi konsultan pendamping harus on the spot ke lapangan. Nanti kami sampaikan ke konsultan pendamping khususnya usulan ini (kunjungan ke mitra) sehingga perlu ditindaklanjuti biar sejalan,” ujar Rahmadi.(jef)

CapCut community

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.