Semarang:(Globalnews.id)- Tahun ini, Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan terwujudkan koperasi modern sebanyak 100 koperasi. Untuk itu, seluruh lintas pelaku terkait diminta bersinergi, tak terkecuali Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) di garda paling depan.
“Artinya, PPKL harus menjadi corong KemenkopUKM untuk memetakan (mapping), serta mendampingi koperasi yang dapat dijadikan role model koperasi modern,” kata Asdep Pengembangan SDM dan Jabatan Fungsional KemenkopUKM Nasrun Siagian, pada acara pembekalan PPKL di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/4).
Lebih dari itu, lanjut Nasrun, disamping tugasnya melakukan pendampingan, penyuluhan, dan pendataan koperasi di daerah, PPKL juga diminta membuat profiling koperasi sektor riil yang akan disentuh menjadi koperasi modern.
“PPKL harus menjadi motor penggerak, dan menjadi agen perubahan (agent of change) dan berperan aktif mengajak masyarakat pelaku UMKM menjadi anggota koperasi,” tandas Nasrun.
Tujuannya, agar usaha mikro dan kecil (UMK) menjadi kuat dalam menghadapi kesulitan ekonomi, lebih-lebih pada saat pandemi seperti ini.
“Menjadi anggota koperasi sangat banyak manfaatnya. Karena, koperasi dapat hadir menjadi agregator terhadap produk-produk UMK anggota koperasi dan menghubungkannya kepada pembeli atau offtaker,” ujar Nasrun.
Di samping itu, dalam bulan Ramadan dan Lebaran, biasanya masyarakat sudah mulai putar otak untuk modal bisnis dan untuk keperluan Lebaran. “Bagi anggota koperasi, hal itu mungkin tidak terjadi, karena koperasi siap memberikan pinjaman kepada anggotanya dalam menghadapi Hari Raya Lebaran. Itulah salah satu contoh kecil manfaat berkoperasi,” ungkap Nasrun.
Oleh karena itu, Nasrun menekankan bahwa PPKL harus memberikan literasi kepada masyarakat manfaat yang didapatkan menjadi anggota koperasi.
“Saat ini, kami dari Deputi Perkoperasian mengarahkan sebagian besar sumber daya untuk pengembangan koperasi sektor riil, terutama sektor pangan seperti pertanian, perikanan, peternakan dan perhutanan,” kata Nasrun.
Pasalnya, sektor pangan ini sangat strategis dalam upaya menjaga ketahanan pangan. Di samping itu, sektor ini relatif lebih stabil dan eksis dan mampu bertahan (survival) dalam situasi seperti saat ini. “Sehingga, bakal terbentuk sentra-sentra kekuatan ekonomi baru,” tegas Nasrun.
Nasrun mengingatkan kembali bahwa PPKL diangkat dalam upaya pendampingan kepada koperasi, pendataan koperasi, menghubungkan koperasi kepada offtaker dan sebagai mitra Dinas di daerah, dalam pengembangan koperasi ke arah yang lebih maju dan moderen.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah Ema Rahmawati menyambut baik acara pelatihan PPKL ini. “Hanya saja, kuotanya sangat terbatas belum bisa mengcover seluruh PPKL di Provinsi Jawa Tengah yang jumlahnya 116 orang,” pungkas Ema.(Jef)